Deg........... Zain sangat kaget saat mengetahui ternyata tamu yang mencarinya adalah istrinya sendiri
Kakinya terasa kaku dan lemas, Zain merasa tidak bisa melangkahkan kakinya lagi, hatinya semakin hancur, dan mungkin sama hancurnya dengan apa yang Jihan rasakan saat ini,
Zain masih berdiri di tempat, tanpa kata dan terus memandangi wajah Jihan yang masih duduk cantik di sofa keluarga Rani
" Siapa sayang?" tanya Rani sok romantis dengan sebutan yang sangat menjijikan di telinga Zain
Zain tidak menjawab, dan masih terdiam kaku di tempatnya, Jihan yang mendengar langsung menoleh dan melihat tingkah kaku suaminya
Jihan pun menatap Zain dengan tersenyum penuh makna, sakit... Hanya sakit di dalam dada yang dia rasa,
Tapi Jihan harus kembali bertahan dengan main cantik di hadapan keluarga Rani, Jihan gak mau buat masalah di sana, Jihan hanya ingin Zain akan menjelaskan saat di rumah nanti
" Eh Pak Zain.... Assalamualaikum.." ucap Jihan pura pura Ceria
Jihan kemudian berdiri dan menghampiri Zain serta bersalaman dengan mencium tangan Zain, Zain menerimanya tapi pandangannya tidak lepas dari sosok istri di hadapannya
Hal ini gak pernah Zain harapkan, Zain yang akan mengakui, akan berterus terang pada Jihan, tapi Jihan sendiri yang malam memergokinya, Jihan tau dari mata kepalanya sendiri, bukan langsung dari suaminya sendiri
" Apa kabar pak Zain? Sehat kan pak? sudah lama kita tidak berjumpa" ucap Jihan terus berusaha biasa saja, walau jeroannya hancur
Zain tidak menjawab, dia masih takut masih belum kuasa menjelaskan semuanya, Zain masih belum sanggup berbicara saat ini
Rani yang berada di belakangnya, hatinya bersorak gembira, melihat kedatangan Jihan yang memergoki suaminya di rumah wanita lain
Dia bersorak akan kemenangan yang tinggal sedikit lagi dia dapatkan, Rani juga ikut diam dan siap menanggapi amukan yang mungkin akan dia dapat dari Jihan
" Oh ya pak Zain, ini ada oleh oleh sedikit untuk bapak, tolong di terima ya" ucap Jihan lagi Zain masih diam tanpa menerima barang dari Jihan
Jihan kemudian meletakkannya di bawah sebelah Zain, Jihan sudah tidak sanggup lagi untuk disana, dia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sesek di dadanya
" Oh ya pak, Alhamdulillah kita bisa bertemu kembali ya pak, saya bisa melihat keadaan bapak, Sehat kan ya pak, jaga kesehatan terus ya pak, jaga diri baik baik" ucap Jihan dengan menepuk lengan Zain
" Dan saya tidak bisa lama lama di sini, karena tadi anak saya tinggalkan sama kang santri di jalan, jadi saya langsung permisi aja ya pak, " tambah Jihan untuk pamit
" Salam buat keluarga di rumah, Assalamualaikum.." ucap Jihan akhirnya undur diri
" Mari pak.." ucap Jihan menyapa bapak Rani tanpa pedul9 dengan keberadaan Rani di samping suaminya
Jihan enggan menyapa bahkan tidak sudi menyapa ataupun keluar 1 kata, bahkan 1 huruf untuk wanita yang mengganggu rumah tangganya, wanita yang gak pernah dia kenal, tapi sering kali menjadikan Jihan sebagai korban darinya
Jihan langsung keluar dan menaiki mobilnya dengan perasaan hancur, di siang bolong seperti ini, hati Jihan terkena sambaran petir, sakit perih dan sesak
Ucapan Ibu Rani, serta panggilan Raninter hadap Zain menambah bumbu sebagai cabe bubuk dalam masakannya, panas dan juga pedas
Air mata yang dia tahan sedari tadi lolos menerobos dinding pertahanannya, dan membasahi pipinya,
" Begini sakitnya mencintai seseorang yang memiliki masa lalu, begini sakitnya menjadi istri yang di hianati suami? " batin Jihan dengan sesak dan tangis yang makin menjadi
" Dan ini yang Abang lakukan saat Adek pergi, hingga Abang sendiri tidak sempat untuk menjenguk anak kita sendiri" tambah Jihan makin murka, karena Zain telah melupakan anaknya
Jihan terus mengendarai mobilnya dengan DERAI AIR MATA yang terus mengalir membanjiri pipinya,
Jihan bertujuan untuk menjemput baby Al dirumah Umi Zahra, untuk segera di kembalikan dan di titipkan kembali kepada Om dan tantenya
Disisi lain, setelah kepergian Jihan, Zain juga langsung keluar tanpa pamit kepada keluarga Rani, perasaan Zain sangat kacau juga saat ini, merasa di pergoki oleh istri sendiri
Zain langsung melesat mengikuti arah mobil Jihan pergi, dan terus kejar kejaran dengan mobil Jihan yang berkecepatan tinggi,
Jangan lupakan skil Jihan dalam berkemudi ya, bisa saja melebihi kemampuan Zain, kalau Jihan saat sedang emosi
Jihan memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga Al Musthofa , sebelumnya dia menetralkan keadaannya, mengusap serta membersihkan air matanya, supaya Umi Zahra tidak curiga
Setelah semua terlihat rapi, dan lumayan tenang, Jihan turun dari mobil dan berjalan masuk kerumah Umi Zahra
" Assalamualaikum...." ucap Jihan saat masuk
Didalam Umi Zahra sedang bermain dengan baby Al, bagitu juga dengan Abah Hasan, mereka yang cukup kangen dengan cucunya yang sudah 3 minggu tidak berjumpa itu
" Waalaikumsalam.... Eh Uminya datang " ucap Umi Zahra dengan menunjuk pada Jihan
Jihan bersalaman pada Abah Hasan, dan lanjut ke Umi Zahra dan cipika cipiki
" Umi, Abah sehat?" tanya Jihan sopan untuk basa basi
" Alhamdulillah sehat nak, kamu gimana? sehat lancar tugasnya?" tanya balik Umi Zahra dan Jihan tersenyum ceria walau hati terluka
" Baby Yok kita pulang, Umi udah harus balik lagi nih, " ucap Jihan pada baby Al
" Lho kok buru buru nak, istirahat dulu baru sampai lho" ucap Umi Zahra gek setuju
" Iya Umi maaf banget sebelumnya, yang mana tadi Jihan kurang sopan menitipkan Al sama kang santri, dan sekarang juga Jihan gak bisa lama lama di sini, karena barusan Jihan di telfon harus segera kembali, " jawab Jihan sopan tetap berlaku tenang di hadapan mertuanya
Karena Jihan tidak mau kalau kedua mertuanya tau tentang apa yang di lakukan anak mereka terhadap dirinya, intinya ini masalah keluarga Jihan, tidak boleh ada yang tau tentang permasalahan ini
Tiba tiba Zain datang dengan tergesa gesa, dan langsung menghampiri Jihan, tanpa peduli dengan orang tuanya,
Karena Saat ini yang Zain khawatirkan hanyalah istrinya , yang saat ini sedang merasakan kepedihan atas perbuatannya
" Sayang... Plis dengarkan Abang dulu, ini gak seperti apa yang Adek lihat" ucap Zain tergesa gesa
Jihan tidak menjawab dan hanya tersenyum pada Umi Zahra dan Abah Hasan yang sedang bingung melihat kedatangan putranya
" Ya udah Umi, Abah, Jihan pamit ya, " Ucap Jihan segera menggendong baby Al dan bersalaman kepada kedua mertuanya
" Sayang... Tunggu dulu Abang mau jelaskan" ucap Zain terus menahan Jihan,
Jihan tidak menanggapi, dan hanya tersenyum tanpa peduli dengan ucapan suaminya
" Tunggu tunggu ini ada apa Zain? kalian punya masalah? Ada apa sebenarnya?" tanya Umi Zahra mulai curiga
Jihan dan Zain tidak menjawab, Zain masih kekeh menahan Jihan yang akan pergi dan keluar dengan menggendong anaknya
" Sini nak, Al biar sama Umi, kalian selesaikan masalah kalian dulu, Umi gak izinkan kamu bawa Al pergi sebelum masalahmu selesai" ucap Umi Zahra mengambil kembali baby Al dari gendongan Jihan
" Kami gak ada apa apa kok Umi, Sini biar Al sama Jihan aja, Jihan harus segera kembali ke lokasi" ucap Jihan yang sudah tidak bisa menahan iar matanya lagi
" Enggak sayang, sana kalian selesaikan masalah kalian dulu" jawab Umi Zahra dan membawa baby Al naik ke lantai atas
Abah Hasan juga ikut' menyusul Umi Zahra, tapi sebelumnya tatapan tajam beliau berikan kepada Zain, karena Abah Hasan tau Zain kembali berulah lagi
" Sayang dengarkan Abang dulu" ucap Zain lagi
Tapi Jihan seger keluar dan pergi, tanpa menanggapi ucapan Zain tadi
Zain segera berlari mengejar Jihan yang sudah membuka pintu mobilnya, Zain segera ikut masuk kedalam mobil milik Jihan
Tanpa peduli keberadaan Zain, Jihan langsung melesatkan mobilnya keluar dari halaman rumah keluarga Al Musthofa
Jangan tanya ya gimana Jihan bawa mobilnya, sudah seperti orang kesetanan, tanpa peduli ucapan dan penjelasan yang terus Zain ucapkan kepadanya
Tangisan dan tetesan air mata terus mengakis membasahi pipinya di sepanjang jalan, Jihan perang dengan perasaannya sendiri, dengan terus fokus kejalanan yang dia lewati
" Sayang.... Kami gak ada apa apa, Abang tadi cuman silatur rahim aja, Dan gak seperti yang Adek kira" ucap Zain terus menjelaskan
" Tolong dengarkan Abang, Abang akan jelaskan semuanya, tapi plis hentikan mobil ini, kita bicara baik baik sayang..." ucap Zain terus berusaha menenangkan Jihan
Jihan masih terdiam dengan tangisannya, tidak ada tanggapan apa apa darinya, padaha mobil yang mereka tumpangi melesat jauh dari rumah Abah Hasan
" Adek Plis... Ayo berhenti dulu, sayang..." teriak Zian yang masih ketakutan dengan cara Jihan mengemudi yang cukup ugal ugalan
Hingga akhirnya Jihan berhenti dengan rem yang cukup mendadak tepat di depan mini marker
Jihan segera turun, karena saat ini dia gak mau dengar penjelasan Zain yang sudah dia lihat dengan mata kepalanya sendiri, dia butuh pelampiasan saat ini
Jihan masuk kedalam minimarket untuk membeli pelampiasannya, Zain cukup lega dan tau apa yang akan istrinya lakukan selanjutnya
Setelah 10 Menit Zain menunggu dengan perasaan kacau dan ketar ketir akhirnya Jihan kembali, dan membuka pintu mobil di sebelah Zain
" Turun" ucap Jihan datar
" Enggak.... Abang mau menyelesaikan masalah kita sayang, Adek sudah salah faham" ucap Zain kekeh
" Turun" tambah Jihan lagi dan Zain masih menggeleng
"Enggak..."
" Turun, bayarkan belajaanku " tambah Jihan datar dan berjalan masuk kembali kemini market
" Huh..... " Zain bernafas lega, karena dia ternyata tidak diusir oleh Jihan, dan malah meminta untuk di bayakan belanjaannya
Jihan gak mungkin bikin perkara dan marah marah di tempat umum seperti ini, walau hati dan mulutnya udah pengen ngomel dan nangis serta memukuli Zain, tapi ini aib, yang gak di sembarang tempat harus di ucapkan
Zain kemudian keluar dan menyusul Jihan masuk kedalam mini market,
" Beliau yang bayar mbak" jawab Jihan ramah saat Zain sudah di sebelahnya
" Adek duluan" ucap Jihan pada Zain dan Zain tersenyum mengangguk
Jihan segera keluar dan memasukkan belanjaannya kedalam mobil dan kabur meninggalkan Zain di mini market
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Rizkinati Hadi
dasar si rani gak tau malu, pingin tak uyek uyek tu orang kayak adonan
2022-04-04
0
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
dag dig dug gini bacanya, campur aduk
2021-07-16
1
Nurbaiti
thor aku deg-degan
2021-06-30
1