Zain dengan sekuat tenaga membalas tatapan Jihan, tanpa menjawab, Zain meraih wajah cantik istrinya yang penuh air mata itu dengan lembut
Zain menyatukan keningnya dan juga kening Jihan, serta kedua hidung mancung mereka, mereka sama sama menangis hingga bersatu DERAI AIR MATA keduanya yang makin banjir
Air mata mereka terus mengalir bersamaan, bahkan bisa di katakan air mata mereka sudah menyatu dan menyampur
Kemudian Zain membawa Jihan kedalam pelukannya, Zain memeluk Jihan dengan cukup erat, Jihan sudah tidak mempunyai tenaga untuk memberontak, hati dan badannya sudah sangat capek, sangat rapuh tak berdaya
setelah lama mereka saling berpelukan, Jihan kemudian melepas pelukan itu dan bangkit dari duduknya, Jihan berdiri dan melepas mukenanya serta berjalan keluar dari musholla pribadinya
Zain kaget dengan perlakuan Jihan yang tanpa suara itu, Zain segera mengejar dengan terus memanggil nama Jihan
Hingga Zain berhenti karena melihat Jihan yang sedang mengambil air wudhu, Zain baru tersadar kalau ini udah masuk waktu sholat isya'
Zain akhirnya ikut sekalian mengambil air wudhu, dan menyusul Jihan yang sudah balik terlebih dahulu,
Jihan tetap diam tanpa kata, tapi gerak geriknya mengisyaratkan bahwa dia mempersilahkan Zain sebagai imam sholat nya
Zain faham dan langsung memulai sholat isya' berjamaah dengan Jihan, entah apa yang membuat keduanya sama sama kembali menangis saat melaksanakan sholat
Setelah sholat dzikir dan berdoa, Jihan buru buru melepas mukenanya dan langsung ingin kembali naik ke kamarnya untuk mempersiapkan keperluan untuk menyambi kuliahnya di lokasi KKN
Karena Jihan yang merasa Zain tidak bisa menjawab, dan memang itu mungkin murni dan disengaja oleh suaminya, jadi Jihan memutuskan untuk menunggalkan kembali Zain
Tapi segera mengejar dan menyekal tangan Jihan, serta membawa Jihan kembali kedalam pelukannya,
Zain memeluk erat tubuh Jihan, Jihan diam memetung tanpa kata, hati Jihan sudah sangat terluka, Jihan sudah tidak menangis lagi, air matanya cukup habis karena sedari siang sudah membasahi wajahnya
Jihan yang capek berdiri, akhirnya duduk di swbuah sofa yang dekat darinya dengan Zain yang masih memeluknya erat
" Heh.... Udah ya Bang, tolong lepas tangan Abang dari Adek" ucap Jihan datar
" Enggak..." jawab Zain masih belum kuasa bicara
" Enggak kenapa ? Abang gak bisa jawab kan?" ucap Jihan kembali
" Abang gak mau, jauh dari Adek lagi, Abang gak mau kehilangan Adek" ucap Zain kembali menangis
Jihan lagi lagi tertawa dan tersenyum kecut menanggapi ucapan Zain yang sangat menggelikan telinganya
" Heh.... Gimana gak mau Adek tinggal,? Orang Abang aja menghianati Adek kok, Abang membuat luka Bang, luka kembali dalam hati Adek, " jawab Jihan kembali menangis
" Adek salah Faham... Adek salah faham sama Abang sayang" ucap Zain mulai menjelaskan
" Salah faham apa nya? Adek melihat dengan mata kepala Adek sendiri Bang, Adek udah mendengar dari penjelasan Ibu tadi, dan Gimana kekasihmu mengundangmu dengan sebutan yang cukup membuat hati Adek semakin panas, apa lagi yang salah Faham, ?" ucap Jihan kembali emosi
" Abang bisa jelaskan sayang"
" Jelaskan apanya? Semua udah jelas ? Abang mau menjelaskan dengan tipu daya Abang? iya dengan alasan khilaf dan lainnya iya? sama seperti alasan dan ucapan yang terus Abang buat alasan sejak dulu, iya kan? Abang mau berkata gitu ?" ucap Jihan seolah tidak bisa lagi mendengar alasan yang Zain berikan
" Cukup sayang.... Dengarkan Abang dulu, Abang mau ungkapkan sesuatu, Abang sebenarnya pagi nanti mau nyusul Adek ke lokasi, tapi Adek udah keburu datang, dan Adek jadi salah faham seperti ini, ini hal yang sangat Abang takutkan sejak kemaren sayang, Abang takut dengan kesalah fahaman ini" ucap Zain menghentikan amarah Jihan
Jihan terdiam dan mencoba mendengarkan penjelasan dari Zain yang cukup serius kelihatannya
Kemudian Zain menjelaskan semuanya, mulai dari jebakan dan ancaman dari Rani, bahkan dia juga menceritakan tentang jalan buntu yang berusaha dia lalui
Jihan kembali menangis dan malah kini dia merasa bersalah, karena waktu itu Jihan yang meminta Zai untuk kembali menemui teman temannya, dan akhirnya kejadian seperti itu
Jihan kini berhambur kepelukan Zain, Jihan sangat merasa bersalah karena sudah suudzun kepada suaminya, karena pokok permasalahan berawal darinya sendiri ternyata
" Maafkan Adek Bang, ini semua gara gara Adek, kalau pun Adek tidak meminta Abang untuk kembali, mungkin keadaan kita gak seperti ini" ucap Jihan dengan tangisan lagi
Zain membalas pelukan Jihan, bahkan makin mengeratkan pelukannya, mereka kembali menangis bersama dengan menangisi keadaan rumah tangganya saat ini
" Adek percaya kan sama Abang?" tanya Zain dan Jihan mengangguk semangat
" Tapi kenapa dia bisa berbuat seperti itu Bang? Apa dia lagi masa perpisahan dengan suaminya dan mencari pengganti untuk menghidupi, kehidupan mewahnya nanti?" tanya Jihan curiga
" Abang gak tau sayang? pikiran Abang hanya pada Adek waktu itu, Abang hanya mikirkan perasaan Adek jika tau hal ini, Abang mati matian mencari bukti kelicikannya dan Abang gagal tanpa bisa mendapatkannya, Apa lagi saat ini bukti yang dia punya semua menjurus pada Abang, dalam arti bila Abang pake jalur hukum sudah di pastikan Abang akan kalah, " jawab Zain kembali bercerita
" Jangan jangan sampai kita pake jalur hukum, ini Aib Bang, kalau udah pake jalur hukum urusan makin panjang, dan makin banya orang yang tau, " ucap Jihan tidak setuju
" Adek minta agar ini menjadi rahasia kita, jangan sampai ada orang lain yang tau, termasuk Abah serta Umi, karena pikiran orang lain beda beda Bang, kalau dia tau siapa Abang pasti juga tau dan mengerti keadaan Abang, tapi kalau tidak,? justeu malah akan membuat mereka berfikiran negatif" tambah Jihan
" Kita hadapi sama sama bencana dalam rumah tangga kita ya Bang, Adek akan bantu Abang dengan sebisa Adek, Adek juga akan berjuang agar kita selalu bersama" ucap Jihan memberi semangat pada Zain
" Dan Adek juga minta ridho Abang, Agar Adek bisa secepatnya menyelesaikan kuliah Adek, karena musuh yang kita hadapi bukan orang biasa, dia orang yang sudah biasa mengumbar aibnya, sangat bertolak belakang dengan kita yang sebisanya menutup rapat rapat sekecil apapun aib kita, pokoknya kita sama sama mencari kebenaran, " ucap Jihan lagi membuat Zain sangat lega akhirnya istrinya percaya dengannya
" Ingat komitmen kita, Dan Adek percaya dengan Abang" ucap Jihan dengan tersenyum
" Terimakasih sayang...." ucap Zain kembali memeluk Jihan, Jihan tersenyum menanggapinya
" Adek juga minta izin, Adek pagi nanti akan kembali kelokasi" ucap Jihan kembali melepas pelukannya
" Abang ikut" jawab Zain cepat membuat Jihan menaikkan alisnya heran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Rizkinati Hadi
saat baru unduh aplikasi ini yg pertama ku baca adalah jodoh dalam istiharah, tapi sayang bgt ndak aku lanjutin sampai season 2 nya, baru kemarin lihat karya yg lain ternyata ada lanjutannya yg gak kalah keren. semangat thor aku suka bgt ksryanya dari awal
2022-04-04
0
Miah Restiana
semoga semua masalah rumah tangga jihan dan zain istiqomah trus yah thor....
2021-07-23
0
indriani ayu kartikasari
lanjut
2021-06-09
1