Sebuah Pesan

Alsa berjalan sendiri menuju dimana perpustakaan berada. Rambut yang tergerai membuatnya berterbangan ketika ada angin di sekitarnya. Dengan telaten Alsa segera merapihkan rambutnya. Tetapi karena tetap disapi oleh angin membuatnya kesal dan memilih untuk mengikat rambutnya saja.

Sebuah senyuman terukir dari wajah cowok tampan yang sedari tadi memperhatikan kegiatannya. Alsa sangat terlihat menarik menurutnya. Terlebih ketika sedang mengikat rambutnya seperti sekarang. Perlahan langkah kakinya maju ke depan dimana Alsa berada.

"Hai teman," sapanya membuat Alsa menoleh.

Ada helaasn nafas kecil dari diri Alsa melihat siapa yang datang. Alsa tersenyum sekilas. "Duluan ya?" pamitnya berniat pergi.

"Wait!" Viko mempercepat langkahnya agar sejejar dengan langkah Alsa.

"Mau ke perpus kan?" tanyanya basa-basi. Dan dijawab Alsa dengan anggukan kepala.

"Sekalian saja bareng, gue juga mau ke sana," jelasnya dengan senyum.

Alsa sempat terdiam untuk beberapa detik. Sebelum akhirnya mengangguk setuju. Karena memang tidak ada alasan untuk menolak. Mau Viko tulus atau tidak Alsa tidak akan peduli, selama sikapnya tidak menyebalkan seperti biasanya.

Alsa mengambil buku yang berkaitan dengan biologi. Sementara Viko mengambil buku sembarang, karena tujuannya memang untuk dekat dengan Alsa.

Lembar demi lembar mulai Alsa buka dan baca dengan teliti. Sementara Viko sengaja duduk di depannya. Bukan buku yang Viko lihat, tetapi wajah serius Alsa ketika sedang membaca.

Sadar akan tatapan Viko membuat Alsa melirik. Dan sukses hal itu membuat Viko sedikit gelagap langsung menatap ke arah buku di depannya.

Kening Alsa mengernyit melihat buku yang Viko baca. "Viko, sejak kapan lo baca buku dengan mode terbalik?"

Shit umpat Viko dalam hati. Dengan malu Viko membalikkan bukunya.

"Gue lagi belajar baca terbalik kayak yang dilakukan keponakan gue Al," alibi Viko.

"Susah juga ternyata," lanjutnya lagi membuat Alsa menggeleng. Lalu kembali membaca buku yang tadi diambilnya.

"Aneh, anak kecil ditiru," suara seseorang yang juga ikut bergabung bersama mereka membuat Alsa dan Viko menoleh.

Deg

Alsa terkejut melihat kedatangan Gerald yang langsung duduk di sebelahnya. Sementara Viko mengepalkan tangannya kesal dengan kedatangan Gerald. Jelas saja menurut Viko datangnya cowok yang kini duduk tepat di sebelah Alsa itu sangat menganggu waktu berduanya dengan Alsa.

"Lo anak baru itu kan?" tanya Viko dengan nada suara yang sudah berbeda.

Gerald tidak menanggapi. Dia malah menatap Alsa yang kembali membaca buku. Senyum tipisnya terukir membuat Viko yang melihat semakin dibuat kesal oleh Gerald.

"Gue lagi ngomong sama lo!" ucap Viko masih pelan tetapi begitu menekan.

Gerald menatap Viko remeh. "Ini tempat bukan buat mengobrol tapi buat baca, kalau mau ngobrol lo bisa milih tempat lain," jelas Gerald membuat Viko semakin bertambah kesal.

"Lo-" Viko menunjuk Gerald. Tetapi karena ada Alsa dia berusaha untuk menahan emosi.

Terdengar helaan nafas dari Alsa. Buku yang sedang dibacanya sengaja dia tutup. Lalu menatap kedua cowok di depannya secara bergantian.

"Gue mau ke kelas," ucapnya beranjak dari duduknya. Lalu berlalu pergi.

Melihat kepergian Alsa membuat Viko menatal Gerald tajam. Lalu segera pergi untuk menyusul Alsa.

Masih di tempat itu, Gerald tersenyum. Tangannya mengetik pesan yang sengaja dia kirimkan untuk Alsa.

"Let's play," gumamnya menyandarkan kepala di kursi.

Tetapi baru beberapa detik kepergian Alsa dan Viko saja kursi disekitarnya sudah penuh dengan mahasiswi-mahasiswi yang sengaja ingin melihatnya. Gerald menghela napas. Membaca buku yang tadi sempat diambil olehnya.

Langkah kaki Alsa terhenti mendengar dering pesan di ponselnya.

"Gerald," gumamnya seraya membuka pesan yang Gerald kirimkan.

Matanya melotot setelah membaca pesan dari Gerald.

Hubby

Dekat dengan satu cowok berati sepuluh kali ciuman

Alsa menggeleng membaca pesan yang dikirimkan oleh Gerald. Belum sempat membalas, Gerald sudah kembali mengirimkannya pesan.

Hubby

Lo bisa bayar nanti di rumah atau di kampus sepertinya akan lebih menantang

Alsa melotot membaca pesan terakhir Gerald. "Gila," gumamnya seraya menggeleng. Menurut Alsa Gerald mulai mengikuti budaya orang luar sekarang. Meski masih ada batasan. Tetapi tindakan Gerald terkadang membuat Alsa tidak habis pikir.

Alsa lebih memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya untuk menghampiri kedua sahabatnya. Biarkan saja Gerald sekarang sedang kesal menunggu balasan darinya.

Ting

Sebuah pesan kembali masuk. Alsa mengira jika itu pesan dari Gerald lagi. Tetapi dugaannya salah besar. Nama si pengirim pesan seketika membuat Alsa kaku di tempatnya.

Untuk yang pertama kalinya, setelah kurang lebih 2 tahun. Mami Eva menghubunginya. Ada perasaan lain dalam diri Alsa saat ini. Dan itu efek karena mendapat pesan dari orang yang sebenarnya sangat berharga bagi Alsa, tetapi tidak berperan sebagai mana mestinya.

Mami

Bagaimana kabarmu sayang?

Pesan yang dikirimkan Mami Eva terkesan sangat aneh untuk Alsa. Mana mungkin Alsa baik-baik saja ditinggal pergi tanpa alasan yang jelas tanpa pamit begitu saja.

"Masih ingat ternyata," gumamnya tersenyum getir. Tidak ingin mengambil pusing. Alsa langsung menaruh ponselnya tanpa berniat untuk membalas.

Semakin dia melihat nama Maminya yang tertera. Semakin terasa sesak di dadanya.

"Alsa!" Viko menyusul Alsa yang mulai melangkah.

Alsa menoleh sekilas. "Gue duluan ya Vik," pamitnya tanpa minat, dan sukses membuat Viko terhenti. Menatap Alsa yang mulai melangkah jauh darinya.

"Brengs*k, pasti karena tuh cowok!" umpat Viko kesal.

Kedatangan Alsa dengan wajah ditekuknya membuat kedua sahabatnya, Icha dan Kia mengernyit bingung. Kini mereka sedang duduk di taman kampus. Tadi Alsa memang berniat menghampiri kedua sahabtanya setelah dari perpus.

"Kenapa nih dari perpus wajahnya jadi ditekuk gitu?" tanya Kia mengamati wajah Alsa.

Alsa menghela napas. Lalu kepalanya dia sandarkan di pundak Kia. "Ki."

"Hmmm, apa?" jawab Kia melirik wajah Alsa yang berada di pundaknya.

"Ki," sekali lagi Alsa memanggil Kia dengan nada tanpa minat.

"Hmm... Apa sih Al? jangan bikin gue kesel deh," jelas Kia membuat Alsa tersenyum.

Sorot matanya menatap ke atas. Dimana siang ini sedang terik-teriknya. Ada beberapa burung yang tidak sengaja dia lihat. Mereka sedang terbang bebas di ataa sana.

Melihat Alsa yang tidak seperti biasanya membuat Kia curiga. "Al are you okay?" Kia mulai menormalkan posisi Alsa.

Alsa menatap Kia diam. Lalu mengangguk pelan, sebelum akhirnya air matanya berhasil lolos di wajah cantiknya. Dia ingin menahan, tetapi untuk saat ini tidaklah bisa.

Maminya hanya mengirim sebuah pesan singkat setelah beberapa tahun tanpa kabar. Tetapi itu malah membuat Alsa semakin sakit. Luka yang terkadang bisa dia kubur kembali terbuka hanya karena sebuah pesan singkat.

"Alsa, lo kenapa?" Icha yang tadi sibuk dengan ponselnya duduk di sebelah Alsa.

Alsa menggeleng, tetapi air matanya tetap saja lolos tanpa henti. Melihat Alsa seperti itu membuat Kia kembali menarik Alsa ke dalam peluknya. Mengusap lembut punggung Alsa.

"Jangan pernah pikirin sesuatu yang bisa bikin lo sakit hati Al." Kia mencoba menenangkan Alsa.

Begitu juga dengan Icha yang ikut memeluk Alsa dari belakang. "Cerita sama kita."

Alsa mengangguk. Melepaskan pelukan di antara mereka.

"*It's okay guys, i'm fi*ne." Alsa mencob tersenyum. Tidak mau larut dalam kesedihan yang dicipatakan oleh orang tuanya sendiri.

Hidup Alsa memang aneh. Dia beruntung mendapatkan suami yang bagi Alsa nyaris sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Gerald.

Tetapi, dia juga tidak seberuntung teman-temannya yang lain. Hidup dalam keluarga yang tidak pernah peduli akan dirinya. Itu menyedihkan, dan juga sangat menyakitkan.

Terpopuler

Comments

Coco

Coco

Gerald nih pasti

2023-05-15

0

pristiana

pristiana

🙏🏻🙏🏻🙏🏻😍😍😍

2022-11-13

0

sheera sheepayung

sheera sheepayung

Kok ga makan kue buatan alsa sih....

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Yang Baru
2 Sebentar Lagi
3 Obat Penawar Rindu
4 Lamunan Terasa Nyata
5 Klien Misterius
6 Ada Yang Beda
7 Kembali Merasakan
8 Polemik Cinta
9 Bertemu Mantan
10 Reuni Mantan Osis
11 What The F*ck!!!
12 Mulai Posesif
13 Ada Sesuatu
14 Baku Hantam
15 Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16 Coklat Racun
17 Bulepotan
18 Sebuah Pesan
19 Ada Yang Aneh
20 Cireng Oh Cireng
21 Dia Punya Gue (Gerald)
22 Viko Kabur
23 Ngidam Aneh
24 Alsa VS Ninda Done
25 Fakta yang Menyakitkan
26 Asal Kau Bahagia
27 Ini Sakit
28 Sesal Mendalam
29 Ada-Ada Saja
30 Aku-Kamu
31 Aku Pemiliknya
32 Bucin (Bumbu Cinta)
33 Ada Aku
34 Sederhana Tapi Bahagia
35 Kesal Tapi Suka
36 Selama Ada Kamu
37 Segelas Susu
38 Benar Dia
39 Baik Tapi Jahat
40 Moment Langka
41 Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42 Gagal
43 Cemburu
44 Morning Sweet
45 Tidak Ada Tempat
46 Kali Kedua
47 Malu Tapi Mau
48 Tidak Tepat
49 Obat Spesial
50 Selalu Ada Cara
51 Ajaib
52 Persiapan Persalinan
53 Welcome Baby El
54 Bayi Besar
55 Siapa?
56 Best Friend
57 Terbuka Hati
58 Senekat Itu?
59 Sandiwara
60 Sesal Datang Terlambat
61 Membaik
62 Bahagia Itu Sederhana
63 Datang Terlambat?
64 Hot Daddy
65 Tangis El
66 Pesta Panas
67 Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68 Itu Kita
69 Peluk Yang Dirindukan
70 Titik Bahagia
71 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Yang Baru
2
Sebentar Lagi
3
Obat Penawar Rindu
4
Lamunan Terasa Nyata
5
Klien Misterius
6
Ada Yang Beda
7
Kembali Merasakan
8
Polemik Cinta
9
Bertemu Mantan
10
Reuni Mantan Osis
11
What The F*ck!!!
12
Mulai Posesif
13
Ada Sesuatu
14
Baku Hantam
15
Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16
Coklat Racun
17
Bulepotan
18
Sebuah Pesan
19
Ada Yang Aneh
20
Cireng Oh Cireng
21
Dia Punya Gue (Gerald)
22
Viko Kabur
23
Ngidam Aneh
24
Alsa VS Ninda Done
25
Fakta yang Menyakitkan
26
Asal Kau Bahagia
27
Ini Sakit
28
Sesal Mendalam
29
Ada-Ada Saja
30
Aku-Kamu
31
Aku Pemiliknya
32
Bucin (Bumbu Cinta)
33
Ada Aku
34
Sederhana Tapi Bahagia
35
Kesal Tapi Suka
36
Selama Ada Kamu
37
Segelas Susu
38
Benar Dia
39
Baik Tapi Jahat
40
Moment Langka
41
Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42
Gagal
43
Cemburu
44
Morning Sweet
45
Tidak Ada Tempat
46
Kali Kedua
47
Malu Tapi Mau
48
Tidak Tepat
49
Obat Spesial
50
Selalu Ada Cara
51
Ajaib
52
Persiapan Persalinan
53
Welcome Baby El
54
Bayi Besar
55
Siapa?
56
Best Friend
57
Terbuka Hati
58
Senekat Itu?
59
Sandiwara
60
Sesal Datang Terlambat
61
Membaik
62
Bahagia Itu Sederhana
63
Datang Terlambat?
64
Hot Daddy
65
Tangis El
66
Pesta Panas
67
Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68
Itu Kita
69
Peluk Yang Dirindukan
70
Titik Bahagia
71
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!