Coklat Racun

Di lorong toilet Alsa sedang merutuki dirinya yang tadi secara tidak langsung menjatuhkan harga dirinya di depan Gerald. Harusnya Alsa tidak usah bersikap demikian. Atau tidak usah mengiyakan saran aneh dari Icha. Sekarang malah membuatnya malu sendiri jadinya.

"Sialan...," umpatnya seraya merapihkan rambutnya.

Alsa sudah berganti baju yang sesuai menurutnya. Dan kini dia lebih percaya diri lagi dari pada yang tadi.

Setelah selesai Alsa memutuskan untuk menemui Kia dan Icha yang sudah lebih dulu ke kantin. Tadi dirinya memang sempat menunggu pesanan bajunya lewat online. Dan beruntung baju itu kini sudah bisa dikenakan olehnya.

"Alsa gue mau ngomong sama lo!" Ninda datang menghadang Alsa.

Sebelum menjawab. Alsa kembali menghela napas. Dia sudah tahu kedatangan Gerald pasti akan membuat Ninda penasaran dengan dirinya. Dan Alsa sebenarnya capek harus terus berurusan dengan Ninda dari SMA dan bahkan sampai kuliah.

"Apa?" Alsa bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Lo tahu Gerald mau pindah ke sini?" tanya Ninda selidik.

Benar dugaan Alsa. Pasti ada kaitannya dengan Gerald.

"Bukan urusan lo!" Alsa berniat berlalu pergi.

"Atau...lo sudah putus sama dia karena ditinggal ke luar?" Ninda masih berusaha untuk mencari tahu tentang hubungan Alsa dan Gerald.

Alsa kembali menghadap ke arah Ninda. Menatap Ninda dengan remeh tetapi juga kesal. "Denger ya Nind, mau gue udah putus apa tidak itu nggak ada urusannya sama lo. Jadi stop gangguin hidup gue. Lo nggak capek terus cari perhatian sama gue? biar apa coba? biar gue takut sama lo? nggak!" jelas Alsa lalu pergi meninggalkan Ninda.

"It's okay Alsa. Gue punya kejutan buat lo..tunggu aja sampai lo nggak bisa apa-apa lagi," gumam Ninda dengan seringai di bibirnya.

Jika ada Gerald. Maka perjuanga Ninda untuk mendapatkan Viko telah usai. Gerald cinta pertamanya dari SMA.

Alsa duduk di sebelah Kia dan Icha. Wajahnya terlihat tidak bersahabat.

"Kenapa sih?" Kia bertanya seraya menyodorkan minum untuk Alsa.

"Al. Sorry deh kalah lo masih bete karena baju dari gue," Icha merasa tidak enak hati dengan kejadian tadi.

"Ninda langsung kepo," jelas Alsa membuat keduanya terkejut.

"Seriusan?" tanya Kia dan dijawab Alsa dengan anggukan kepala.

"Apa gue bilang. Pasti tuh si lampir bakal nanyain lo. Kenapa nggak bilang aja sih kalah kalian udah nikah," saran Icha membuat Alsa menatap Icha kesal.

"Bege, gue sama Gerald kayak nggak saling kenal aja dia udah labrak gue. Gimana kalau tahu udah nikah. Yang ada gue makin di tindas," Alsa menghela napas.

"Lo kan nggak takut sama Ninda Al," jelas Icha.

Alsa menatap keduanya secara bergantian. Ada yang berbeda dari tatapan Alsa sekarang. "Gue nggak pernah takut sama siapa aja Cha. Tapi gue capek selalu jadi incaran mereka. Dan Ninda, lo bayangin aja udah dari SMA dia selalu cari gara-gara sama gue," jelas Alsa membuat Kia dan Icha mengelus punggung tangan Alsa dan mengangguk setuju.

Mereka juga belum tentu kuat jika menjadi Alsa. Selalu menjadi sasaran seniornya setiap kali ada kesempatan.

Beruntung sikap Alsa kini makin dewasa. Alsa malas untuk meladeni. Alsa ingin masa bodoh dan cuek. Tetapi mereka semakin ingin mencari masalah dengannya.

"Jadi dewasa itu nggak mudah. Harua bisa nahan emosi dan hasrat kita buat ngelawan," lanjutnya lagi.

Kali ini, baik Icha atau pun Kia benar-benar tidak tega dengan Alsa. Wajah cantiknya bukan hanya mendatangkan keberuntungan, tetapi juga mala petaka karena tidak bisa hidup dengan tenang.

"Alsa...sorry and i know you are strong Al," ucap Icha membuat Alsa mengangguk dengan senyum.

Alsa dan Icha berjalan menuju ke parkiran. Abim hari ini tidak masuk. Dan Icha yang memang paling jarang membawa mobil sendiri akhirnya menumpang Icha untuk pulang. Sementara Kia masih ada kelas tambahan. Kia memang paling sibuk di antara mereka sekarang. Karena Kia memilih jurusan yang berbeda.

"Abim kenapa sih Cha?" Alsa bertanya seraya memainkan kunci mobilnya.

"Gantiin Abangnya rapat," jawab Icha seraya mengetik pesan kepada Kia.

Mereka pamit untuk pulang terlebih dahulu.

"Wih...calon CEO nih Bimbim," puji Alsa yang dijawab Icha dengan anggukan kepala dan senyum manis.

Sampai akhirnya langkah keduanya terhenti. Viko datang berniat untuk bertemu dengan Alsa.

"Kak Viko Al," lirih Icha seraya menyenggol lengan Alsa.

Alsa menatap Icha malas. Dia juga sudah tahu kalau cowok di depannya itu Viko.

"Sorry," kata itu yang keluar dari bibir Viko.

Alsa masih diam. Sementara Icha penasaran ingin mendengarkan apa yang akan Viko katakan lagi.

"Sorry selama ini udah bikin lo kesal karena sikap gue. Sikap menyebalkan gue yang seakan-akan ngemis cinta sama lo Alsa." Viko menjeda kalimatnya.

Sementara Icha menyenggol lengan Alsa yang masih berdiri diam di tempatnya.

"Kalau gue berhenti buat ngedapetin lo. apa lo mau jadi teman gue? nggak muluk untuk jadi sahabat Al, gue tahu gimana gue, cukup teman saja itu udah lebih dari cukup, dan bikin gue lega setidaknya rasa benci lo ke gue berkurang," jelas Viko membuat Alsa mengernyit.

"Lo sadar sama apa yang lo omongin?" Alsa menatap Viko selidik.

Viko mengangguk mantab. "Berubah lebih baik bukan suatu kesalahan kan?"

"OMG...Alsa beruntung banget kalau kayak gini," gumam Icha berasa ingin menjawab untuk mewakili Alsa.

Alsa mengangguk pelan. "Oke teman," jawabnya lalu menarik tangan Icha untuk kembali berjalan.

Tetapi Viko tidak mau tinggal diam. Dia mengambil beberapa batang coklat yang sengaja sudah dia sediakan untuk ini.

"Alsava!" Viko mengejar Alsa yang kembali menoleh.

Setelah berhenti di depannya. Viko menyodorkan 3 batang coklat yang cukup besar untuk Alsa. "Tanda sebagai teman. Sengaja gue kasih 3 karena yang 2 buat best friend lo, lo sama Kia," jelas Viko lagi.

Kali ini mulut Icha sudah terbuka lebar. Icha ikut senang mendapat coklat dari Viko.

"Nggak us-"

"Makasih kak Viko. Ini kita terima sebagai tanda pertemanan kita sekarang, ingat jangan bikin Alsa kesal lagi ya Kak?" Icha mengingatkan Viko yang langsung mendapat angguka kepala dari Viko.

"Promise," setelah mengatakan itu Viko pergi.

Dan kini Alsa sedang menggeleng dengan sikap Icha yang mudah sekali percaya dengan orang lain. Apa lagi orang seperti Viko.

"Al udah deh nggak usah dipikirin, niat Ka Viko kan baik."

"Gue bukan mikirin dia bege! tapi lo!" kesal Alsa membuat mata Icha terbelalak.

"Gue? ngapain mikirin gue yang jelas-jelas di sebelah lo, aneh," Icha sedang mengambil gambar coklat yang diberikan Viko. Dan dengan bangganya Icha kirimkan kepada Abim.

"Peka by peka!" komentar Icha setelah berhasil mengirimkan gambar coklat kepada Abim.

"Al. Kak Gerald mana ya?" tiba-tiba Icha teringat dengan Gerald yang sudah satu kampus dengan mereka.

"Tahu!" jawab Alsa malas.

Alsa kesal karena Gerald belum juga mengirimnya pesan setelah kejadian tadi. Apa Gerald benar-benar memandang Alsa dengan rendah karena itu?

"Orang pintar sama ganteng emang beda posisinya. Kuliah aja misterius gini, nggak liat kan tadi di kantin?" cerocos Icha yang hanya dijawab Alsa dengan gelengan kepala.

Alsa mulai menyalakan mesin mobilnya. Tetapi suara pesan singkat dari ponselnya membuat Alsa mengurungkan niatnya.

Melihat nomor Viko yang mengirimkan pesan membuat Alsa menghela napas tidak semangat.

+2222233888

Teman :)

Tanpa berniat membalas Alsa memilih untuk melajukan mobilnya. Tetapi lagi-lagi sebuah pesan masuk ke ponselnya.

"Astaga.. apa lagi sih," gumam Alsa kesal.

Alsa mengira jika Viko kembali mengirimkan pesan untuknya.Tetapi melihat nama yang tertera di layar ponselnya membuat Alsa gugup.

Sial memang. Gerald mengirimkan pesan saja bisa membuat Alsa gugup. Gimana nanti bertemu dengan orangnya secara langsung ketika di rumah? Berpisah dengan waktu yang cukup lama membuat Alsa merasa lain.

Hubby

Jangan dimakan, itu coklat ada racunnya

Alsa terbengong. Dari mana Gerald bisa tahu kalau dia dapat coklat dari Viko? Alsa keluar dari mobil melihat ke sekeliling. Tidak adanya Gerald di sana. Lalu kembali masuk ke dalan mobil. Menatap Icha yang sedang cekikikan dengan ponselnya.

"Cha lo ngapain?" selidik Alsa.

"Balas pesan sama Abim," jawab Icha tanpa menoleh.

Ting

Pesan singkat kembali masuk. Gerald kembali mengirim pesan untuknya.

Hubby

Nanti gue beliin yang lebih

Alsa masih terbengong. Sebelum akhirnya memutuskan untuk melajukan mobilnya meninggalkan kampus.

"Cha," panggil Alsa.

"Hmm." Icha masih sibuk dengan ponselnya.

"Bener kata lo, orang pintar itu misterius," jawab Alsa lirih, yang lebih terdengar seperti gumaman bagi Icha.

Sementara Gerald menggeleng melihat mobil Alsa yang mulai menjauh. Satu tangannya berada di dalam saku. Sementara yang satunya menyisir rambutnya dengan jemarinya.

"Good girl,"

Terpopuler

Comments

Coco

Coco

kok tau sih Gerald?

2023-05-15

0

sherly

sherly

punya sahabat kayak Icha aduh ampun deh

2023-02-27

0

Alvika cahyawati

Alvika cahyawati

dasar grald bilang sj cemburu

2023-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Yang Baru
2 Sebentar Lagi
3 Obat Penawar Rindu
4 Lamunan Terasa Nyata
5 Klien Misterius
6 Ada Yang Beda
7 Kembali Merasakan
8 Polemik Cinta
9 Bertemu Mantan
10 Reuni Mantan Osis
11 What The F*ck!!!
12 Mulai Posesif
13 Ada Sesuatu
14 Baku Hantam
15 Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16 Coklat Racun
17 Bulepotan
18 Sebuah Pesan
19 Ada Yang Aneh
20 Cireng Oh Cireng
21 Dia Punya Gue (Gerald)
22 Viko Kabur
23 Ngidam Aneh
24 Alsa VS Ninda Done
25 Fakta yang Menyakitkan
26 Asal Kau Bahagia
27 Ini Sakit
28 Sesal Mendalam
29 Ada-Ada Saja
30 Aku-Kamu
31 Aku Pemiliknya
32 Bucin (Bumbu Cinta)
33 Ada Aku
34 Sederhana Tapi Bahagia
35 Kesal Tapi Suka
36 Selama Ada Kamu
37 Segelas Susu
38 Benar Dia
39 Baik Tapi Jahat
40 Moment Langka
41 Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42 Gagal
43 Cemburu
44 Morning Sweet
45 Tidak Ada Tempat
46 Kali Kedua
47 Malu Tapi Mau
48 Tidak Tepat
49 Obat Spesial
50 Selalu Ada Cara
51 Ajaib
52 Persiapan Persalinan
53 Welcome Baby El
54 Bayi Besar
55 Siapa?
56 Best Friend
57 Terbuka Hati
58 Senekat Itu?
59 Sandiwara
60 Sesal Datang Terlambat
61 Membaik
62 Bahagia Itu Sederhana
63 Datang Terlambat?
64 Hot Daddy
65 Tangis El
66 Pesta Panas
67 Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68 Itu Kita
69 Peluk Yang Dirindukan
70 Titik Bahagia
71 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Yang Baru
2
Sebentar Lagi
3
Obat Penawar Rindu
4
Lamunan Terasa Nyata
5
Klien Misterius
6
Ada Yang Beda
7
Kembali Merasakan
8
Polemik Cinta
9
Bertemu Mantan
10
Reuni Mantan Osis
11
What The F*ck!!!
12
Mulai Posesif
13
Ada Sesuatu
14
Baku Hantam
15
Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16
Coklat Racun
17
Bulepotan
18
Sebuah Pesan
19
Ada Yang Aneh
20
Cireng Oh Cireng
21
Dia Punya Gue (Gerald)
22
Viko Kabur
23
Ngidam Aneh
24
Alsa VS Ninda Done
25
Fakta yang Menyakitkan
26
Asal Kau Bahagia
27
Ini Sakit
28
Sesal Mendalam
29
Ada-Ada Saja
30
Aku-Kamu
31
Aku Pemiliknya
32
Bucin (Bumbu Cinta)
33
Ada Aku
34
Sederhana Tapi Bahagia
35
Kesal Tapi Suka
36
Selama Ada Kamu
37
Segelas Susu
38
Benar Dia
39
Baik Tapi Jahat
40
Moment Langka
41
Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42
Gagal
43
Cemburu
44
Morning Sweet
45
Tidak Ada Tempat
46
Kali Kedua
47
Malu Tapi Mau
48
Tidak Tepat
49
Obat Spesial
50
Selalu Ada Cara
51
Ajaib
52
Persiapan Persalinan
53
Welcome Baby El
54
Bayi Besar
55
Siapa?
56
Best Friend
57
Terbuka Hati
58
Senekat Itu?
59
Sandiwara
60
Sesal Datang Terlambat
61
Membaik
62
Bahagia Itu Sederhana
63
Datang Terlambat?
64
Hot Daddy
65
Tangis El
66
Pesta Panas
67
Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68
Itu Kita
69
Peluk Yang Dirindukan
70
Titik Bahagia
71
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!