Polemik Cinta

Pagi ini Alsa sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Gerald sudah pulang ke rumah dengan membuat kejutan kepada kedua orang tuanya.

Matanya menatap lekat pantulan dirinya di depan cermin. Kepalanya menggeleng melihat beberapa tanda kissmark yang Gerald berikan tadi malam. Mereka main bukan hanya di hotel saja, tetapi ketika sampai di rumah Gerald kembali melanjutkan aksinya.

"Udah kayak bentol-bentol aja leher gue," gumamnya seraya memoleskan pondation di lehernya.

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di ceruk leher Alsa. Tangannya melingkar di pinggang ramping milik Alsa. Membuat Alsa menghentikan aktifitasnya ketika Gerald dengan sengaja mengendus-endus sekitar lehernya.

"Rald...gue mau ke kampus." Alsa mencoba untuk mencegah Gerald.

Tidak akan lucu jika Alsa harus kembali mandi karena ulah Gerald yang seakan tidak ada lelahnya.

Gerald menghentikan aksinya. Menatap Alsa dari pantulan cermin besar di depan mereka.

"Cantik," komentar Gerald melihat pantulan Alsa dari balik cermin.

Alsa menyunggingkan senyumnya. "Cewek," singkatnya membuat Gerald tertawa seraya mengacak rambut Alsa pelan.

Gerald mencoba berdiri dengan normal. "Gue yang antar ya?" tawarnya membuat Alsa membalikkan tubuhnya menghadap Gerald.

"Nggak istirahat aja?" tanya balik Alsa dan dijawab Gerald dengan gelengan kepalanya.

"Sekalian mau ngecek cafe," jelasnya dan diangguki oleh Alsa.

Padahal jika mau Gerald juga harus mengecek hotel dan bisnis Ayah Hendy. Tetapi sampai saat ini Gerald masih enggan untuk melanjutkan bisnis orang tuanya. Dia lebih suka mengelola bisnis kecil yang dia dirikan sendiri ketika masih remaja dulu.

Alsa terdiam ketika tangan Gerald dengan lembut memakaikan kalung berbentuk hati. Tidak dengan cara yang romantis tetapi cukup membuat Alsa terkejut.

"Rald..." panggil Alsa kembali membalikkan badannya menghadap Gerald.

"Hmmm," singkatnya dengan sorot mata lekat menatap Alsa.

Alsa berhambur masuk ke dalam dekapan Gerald. "Dengan lo pulang udah lebih dari cukup buat gue," ucapnya di sela pelukan mereka.

"Nggak seberapa, semoga lo suka," jawab Gerald dan diangguki oleh Alsa.

Mobil Gerald berhenti tepat di depan gerbang kampus. Alsa menatap Gerald sebelum keluar dari kampusnya.

Sial, Gerald selalu terlihat tampan meski dalam keadaan apapun termasuk saat ini. Gerald yang hanya memakai kaos biasa warna hitam. Tapi tidak membuat pesona Gerald berkurang sedikitpun di mata Alsa.

"Gue masuk ya," pamit Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Wait!" seru Gerald membuat Alsa menoleh.

Cup

Gerald kembali mengecup bibir Alsa pelan. "Morning kiss," ucapnya dengan senyum tampan yang hampir saja membuat Alsa meleleh di tempat.

Siapa sih gadis yang tidak suka di perlakukan oleh cowok. Apa lagi setampan dan seromantis Gerald.

Alsa keluar dari mobil Gerald. Sebelum benar-benar pergi Alsa kembali menoleh ke arah Gerald.

"Telpon gue kalau pulang," jelas Gerald dan diangguki oleh Alsa.

Gerald romantis. Tetapi sikap cuekanya masih melekat pada dirinya. Setidaknya dengan sikap cuek Gerald membuat gadis-gadis yang nantinya sudah melihat penampakan Gerald sekarang tidak dipedulikan olehnya. Itu bisa membuat Alsa merasa sedikit tenang.

Setelah mobil Gerald meninggalkan kampus. Alsa masuk ke dalam. Pipinya masih bersemu mengingat dirinya yang diperlakukan begitu manis oleh Gerald.

Kepalanya menggeleng. "Sial, nggak ada orangnya masih bisa bikin gue salting," gumam Alsa meraba kalung yang Alsa pakai dari Gerald.

Setengah perjalanan. Alsa kembali menghela napas melihat sosok laki-laki yang kini sudah berdiri di depannya. Viko datang dan memang sengaja menghadangnya.

Jangan lupakan di tangan Viko sudah ada beberapa batang coklat yang Alsa tahu pasti dari fans Viko di kampus. Tidak tahu saja mereka siapa Viko sebenarnya, lelaki gila yang sangat ingin Alsa hindari.

Tetapi gilanya Viko memang hanya dengan Alsa. Terbukti dari Viko yang selalu menolak ajakan mahasiswi lain di kampusnya.

"Minggir!" Alsa menatap tajam Viko yang sedang menyeringai menatapnya.

Tidak ada pergerakan dari Viko membuat Alsa berniat untuk menerobos Viko saja. Tetapi sayang tangan Viko sudah lebih cepat mencekal Alsa.

Alsa semakin tajam menatap Viko. "Lepasin nggak?"

Viko menggeleng. Membuat Alsa memejamkan matanya dan langsung berusaha untuk melepaskan diri dari Viko.

"Viko!" bentak Alsa tetapi tidak membuat cekalan tangan Viko merenggang.

"Gue nggak akan pernah lepasin lo sebelum lo katakan iya," jelasnya membuat Alsa mengernyit.

"Lo gila!" hardik Alsa lagi.

"Iya karena lo," jawab Viko enteng membuat Alsa tidak habis pikir.

"Gue tahu apa yang lo lakuin Al, gue bukan cowok bodoh yang-"

"Viko..!" teriak Ninda membuat Viko tidak melanjutkan lagi ucapannya.

Baik Alsa dan Viko menatap Ninda yang sedang berlari ke arah mereka. Alsa tersenyum sinis, sementara Viko tampak menghela napas sedikit kesal.

Ninda melirik ke arah tangan Viko yang masih menggenggam tangan Alsa. Membuat Viko mau tidak mau akhirnya melepaskan genggaman tangannya dari tangan Alsa.

"Alsa...jangan kasih harapan kalau lo nggak suka sama Viko," ucap Ninda seakan-akan tidak tahu kebenarannya.

Padahal niat Ninda hanya untuk mendapatkan Viko saja.

Alsa menyunggingkan senyumnya. Lalu menatap Viko remeh. "Denger, jangan ngejar sesuatu yang nggak pasti buat lo!" sarkas Alsa sengaja.

"Dan lo...selamat berjuang!" lanjut Alsa ditujukan kepada Ninda.

Setelahnya Alsa berniat untuk pergi dari kedua mahluk yang seakan tidak ada hentinya mencari gara-gara dengannya.

Tetapi baru beberapa langkah. Lagi-lagi suara Viko sudah menghentikannya.

"Hotel Ivander!" seru Viko membuat Alsa terdiam.

Alsa masih tetap pada posisinya. Membelakangi Viko dan juga Ninda, tetapi langkahnya sudah berhenti di tempat itu.

Tidak jauh beda dari Alsa yang terkejut. Ninda juga sama terkejutnya dengan Alsa. Ivander nama yang tidak asing untuknya. Apa lagi menyangkut Alsa.

Viko berjalan pelan menghampiri Alsa yang masih terdiam di tempatnya. Lalu menatap Alsa dengan tatapan licik.

"Kemarin pukul 5 sore di hotel Ivander," lanjut Viko menatap Alsa begitu lekat.

"Jangan macam-macam apa lagi sampai berani nolak gue," bisik Viko tersenyum tampan. Setelahnya pergi meninggalkan Alsa yang masih berdiri mematung di tempatnya.

Tangannya terkepal dengan hebat. Dia lupa jika kemarin disaat Gerald kembali meminta haknya, Alsa melupakan jika Viko masih menghubunginya.

"Shit," umpat Alsa yang tahu arah pikiran Viko.

"Alsa...!" panggil Ninda seraya mendorong pelan pundak Alsa.

"Apa?" tanya Alsa seraya mengusap pundaknya bekas dorongan dari tangan Ninda.

Ninda menatap Alsa curiga. "Maksud Viko apa tadi?" tanya Ninda membuat Alsa tersenyum meremehkan.

"Tanya aja sama orangnya," jawab Alsa berniat untuk pergi, tetapi Ninda tidak tinggal diam. Dia dengan cepat mencekal tangan Alsa.

"Lo sama Viko ke hotel?" tanya Ninda penuh curiga.

Alsa menaikkan sebelah alisnya. Menatap heran dengan pikiran yang masuk di otak Ninda tentang dirinya dan Viko.

Alsa menghela napas. Menatap Ninda malas. "Lucu, dengar ya Ninda Ayumi! Viko bukan selera gue," jelas Alsa tersenyum miring.

"Satu lagi, kalaupun gue ke hotel Ivander, gue ke sana sama laki-laki yang bermarga sama kayak nama hotelnya," jelas Alsa secara tidak langsung menunjukkan jika dia pergi bersama dengan Gerald. Anak semata wayang dari keluarga Ivander.

"Bermarga Ivander?" gumam Ninda pelan. Sebelum akhirnya mata Ninda membulat menyadari akan sesuatu hal.

"OMG..nggak mungkin." Ninda menggeleng tidak

percaya.

______

Dan kini. Alsa dengan kedua sahabatnya bertambah Abim sedang makan di kantin. Sedari tadi tatapan Abim berbeda menatap Alsa, bahkan sampai membuat Icha yang sadar sedikit kesal.

"By, biasa aja napa lihat Alsanya," sindir Icha membuat Alsa menatap Icha dan langsung melempar cemilan milik Kia ke arah Abim.

"Masih mau sembunyi-sembunyi Al?" tanya Abim dejavu.

Kia dan Icha menatap Alsa dan Abim bergantian. "Wahh....ada apaan nih?" tanya Kia penasaran.

"By...!" kesal Icha membuat Abim nyengir.

"Ngeselin!" lanjut Icha membelakangi Abim.

"Abim apaan sih lo? kesannya gue kayak ada api sama lo!" jelas Alsa membuat Abim tertawa.

Sebelum akhirnya ponsel Abim bergetar. Mata Abim melotot melihat id yang tertera.

"Wah....mimpi apa gue nih anak telepon," ucap Abim seraya mengangkat sambungan teleponnya.

Abim

Tumben..tumben..tumben!

(..)

Siap, sampai nanti bro..

Tut

"Siapa sih Bim? excited banget?" tanya Kia yang dijawab Abim dengan muka songongnya.

"Verrel minta ketemu di cafe Gerald, reuni sahabat dong" jawab Abim membuat mata Alsa dan kedua sahabatnya melotot.

"Verrel pulang?" tanya Kia dan diangguki oleh Abim.

"Napa? nunggu kan lo?" goda Abim membuat wajah Kia bersemu.

"Paan sih?" elak Kia tersenyum malu.

Selama ini Verrel juga melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Meski tidak satu kampus dengan Gerald, karena memang berbeda negara.

"So..for you baby Icha, jangan ngambek. Karena yang gue maksud sembunyi-sembunyi itu kepulangan mantan ketua osis kita dulu," jelas Abim membuat Icha terdiam sejenak, sebelum akhirnya melotot sadar akan apa yang Abim katakan.

Brak...

"Daebak!! Kak Gerald balik?" tanya Icha tidak kalah antusiasnya.

Abim mengangguk membenarkan apa yang ditanyakan oleh kekasihnya.

"Wah...parah lo Al, diem-diem bae!" kesal Icha membuat Alsa menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Sorry," jawab Alsa singkat.

"Seganteng apa sekarang doi Al?" tanya Kia tidak kalah penasaran dengan Icha.

Alsa menyipitkan matanya ke arah Kia. "Paan sih Ki?" elak Alsa tetapi pikiran Alsa dengan tidak tahu malunya teringat dimana wajah tampan Gerald dan dada bidang Gerald yang semakin terlihat menggoda sekarang.

"Dih malah bengong, lagi mikirin tadi malam nih pasti," goda Kia membuat mereka tertawa.

Tidak lama Viko dan teman-temannya datang. Berita tentang Viko dan Alsa masih menghangat meski foto yang Viko unggah sudah dihapus Abim. Sebagai gantinya, hubungan di antara Abim dan Viko kini merenggang.

"Kak Viko tuh Al," lirih Icha membuat Alsa tidak menanggapinya.

"Viko emang tampan, tapi kalau sama sahabat gue kalah jauh dia."

Abim yang menjawab ucapan Icha. Memang Gerald dari kaca mata seorang cowok saja tampan, apa lagi cewek yang melihat.

"Eh itu Kak Viko, denger-denger udah putus deh sama Alsa," ucap seorang gadis yang duduk tidak jauh dari meja Alsa dan teman-temannya.

"Padahal mereka berdua cocok banget lho."

"Ih..paan sih? Kak Viko cuma buat gue."

"Mimpi, selera Kak Viko ya kayak si Alsa."

Beberapa mahasiswi yang melihat kedatangan Viko ke kantin. Tetapi tidak satu meja atau menghampiri Alsa yang sepeti biasanya. Mereka menyimpulkan jika hubungan keduanya sudah berakhir, terlebih ketika foto Alsa hilang dengan tiba-tiba.

Alsa cukup panas mendengar namanya disebutkan, apa lagi disandingkan dengan Viko.

Tangannya mengetik sesuatu di layar ponselnya. Dan dikirimkan ke nomor yang dia beri nama hubby.

Terpopuler

Comments

15_01 RD

15_01 RD

di season 1 aku pernah nyaranin Verrel sm Naya aja sebelum kejadian Kia yg dikhianatin sm Roni,, tapi sekarang aku setuju bangettt kalau Verrel sama Kia 👏👏

2023-08-18

1

Arsyad 2020

Arsyad 2020

hubby ❤❤❤

2022-11-04

0

Bang Adit👻ᴸᴷ

Bang Adit👻ᴸᴷ

morning Kiss 😘😘

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Yang Baru
2 Sebentar Lagi
3 Obat Penawar Rindu
4 Lamunan Terasa Nyata
5 Klien Misterius
6 Ada Yang Beda
7 Kembali Merasakan
8 Polemik Cinta
9 Bertemu Mantan
10 Reuni Mantan Osis
11 What The F*ck!!!
12 Mulai Posesif
13 Ada Sesuatu
14 Baku Hantam
15 Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16 Coklat Racun
17 Bulepotan
18 Sebuah Pesan
19 Ada Yang Aneh
20 Cireng Oh Cireng
21 Dia Punya Gue (Gerald)
22 Viko Kabur
23 Ngidam Aneh
24 Alsa VS Ninda Done
25 Fakta yang Menyakitkan
26 Asal Kau Bahagia
27 Ini Sakit
28 Sesal Mendalam
29 Ada-Ada Saja
30 Aku-Kamu
31 Aku Pemiliknya
32 Bucin (Bumbu Cinta)
33 Ada Aku
34 Sederhana Tapi Bahagia
35 Kesal Tapi Suka
36 Selama Ada Kamu
37 Segelas Susu
38 Benar Dia
39 Baik Tapi Jahat
40 Moment Langka
41 Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42 Gagal
43 Cemburu
44 Morning Sweet
45 Tidak Ada Tempat
46 Kali Kedua
47 Malu Tapi Mau
48 Tidak Tepat
49 Obat Spesial
50 Selalu Ada Cara
51 Ajaib
52 Persiapan Persalinan
53 Welcome Baby El
54 Bayi Besar
55 Siapa?
56 Best Friend
57 Terbuka Hati
58 Senekat Itu?
59 Sandiwara
60 Sesal Datang Terlambat
61 Membaik
62 Bahagia Itu Sederhana
63 Datang Terlambat?
64 Hot Daddy
65 Tangis El
66 Pesta Panas
67 Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68 Itu Kita
69 Peluk Yang Dirindukan
70 Titik Bahagia
71 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Yang Baru
2
Sebentar Lagi
3
Obat Penawar Rindu
4
Lamunan Terasa Nyata
5
Klien Misterius
6
Ada Yang Beda
7
Kembali Merasakan
8
Polemik Cinta
9
Bertemu Mantan
10
Reuni Mantan Osis
11
What The F*ck!!!
12
Mulai Posesif
13
Ada Sesuatu
14
Baku Hantam
15
Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16
Coklat Racun
17
Bulepotan
18
Sebuah Pesan
19
Ada Yang Aneh
20
Cireng Oh Cireng
21
Dia Punya Gue (Gerald)
22
Viko Kabur
23
Ngidam Aneh
24
Alsa VS Ninda Done
25
Fakta yang Menyakitkan
26
Asal Kau Bahagia
27
Ini Sakit
28
Sesal Mendalam
29
Ada-Ada Saja
30
Aku-Kamu
31
Aku Pemiliknya
32
Bucin (Bumbu Cinta)
33
Ada Aku
34
Sederhana Tapi Bahagia
35
Kesal Tapi Suka
36
Selama Ada Kamu
37
Segelas Susu
38
Benar Dia
39
Baik Tapi Jahat
40
Moment Langka
41
Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42
Gagal
43
Cemburu
44
Morning Sweet
45
Tidak Ada Tempat
46
Kali Kedua
47
Malu Tapi Mau
48
Tidak Tepat
49
Obat Spesial
50
Selalu Ada Cara
51
Ajaib
52
Persiapan Persalinan
53
Welcome Baby El
54
Bayi Besar
55
Siapa?
56
Best Friend
57
Terbuka Hati
58
Senekat Itu?
59
Sandiwara
60
Sesal Datang Terlambat
61
Membaik
62
Bahagia Itu Sederhana
63
Datang Terlambat?
64
Hot Daddy
65
Tangis El
66
Pesta Panas
67
Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68
Itu Kita
69
Peluk Yang Dirindukan
70
Titik Bahagia
71
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!