Ada Yang Aneh

Di balkon kamarnya. Alsa sedang mengamati suasana di sekelilingnya. Jika sore hari sekitar rumahnya sangatlah indah. Apa lagi Bunda Nimas yang memang suka dengan tanaman-tanaman. Alsa bisa melihat itu dari balkon kamarnya. Dan bisa membuatnya tenang. Bukan hanya orang-orang di rumah Ivander saja yang bisa membuatnya nyaman, tetapi suasana di sekitar rumah.

Ingatannya kembali tentang pesan yang dikirimkan oleh Maminya. Bahkan meski dengan sengaja Alsa tidak membalas mami Eva seakan membiarkan begitu saja. Tidak mencoba untuk menghubunginya atau mengirim pesan lagi untuknya.

Bodoh, jika Alsa berharap demikian. Karena pada dasarnya kedua orang tuanya memang tidak mempedulikannya.

"I'm fine," gumamnya untuk menenangkan hatinya.

Dadanya terasa sesak. Tetapi Alsa bisa apa? kedua orang tuanya tidak ada niatan untuk membuatnya menjadi anak yang berharga bagi mereka.

Kepalanya menggeleng dengan seulas senyum tipis, Alsa sudah tidak akan berharap banyak dengan kedua orang tuanya. Memiliki keluarga dari suaminya yang begitu menyayangi Alsa juga sudah membuatnya begitu bersyukur.

Ceklek

Gerald yang baru pulang dari kantor mendapati Alsa yang sedang berdiri membelakanginya di balkon kamar. Dengan senyum tipis, langkahnya maju dimana Alsa berada.

"Gerald?" Alsa terkejut ketika tangan kekar Gerald melingkar di perutnya.

"Hmmm, kenapa di sini?" tanya Gerald yang dijawab Alsa dengan senyum.

"Lagi pengen aja. Udara di sini sejuk," jawab Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Iya...seperti lo yang selalu menyejukan untuk hati gue," Jelas Gerald membuat Alsa menoleh.

"Gombal terus," cibir Alsa membuat Gerald terkekeh.

Cup

Sebuah kecupa singkat di pundak Alsa. Gerald paling suka mencium pundak Alsa sekarang.

"Udah mau makan? biar gue siapin," tawar Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Gue mandi dulu ya, lo bisa bayar hutang lo di kampus nanti," bisik Gerald membuat Alsa menggeleng.

Gerald masih ingat saja dengan ancaman gilanya di pesan tadi.

Alsa mulai menyiapkan makan malam untuk mereka. Karena memang Bunda Nimas dan juga Ayah Hendy sedang keluar kota tadi sore. Maka dari itu setelah pulang kuliah Gerald langsung menuju ke kantor. Sementara Alsa sudah terbiasa untuk menyiapkan makan malam.

Tap

tap

tap

Gerald turun dari anak tangga satu persatu. Melihat Alsa yang begitu cekatan menyiapkan makan malam untuknya membuat senyum Gerald terukir dengan indah.

Dengan sigap Gerald kembali memeluk Alsa dari arah belakang. Dan hal itu sukses membuat Alsa terkejut.

"Rald.." lirih Alsa merasa tidak enak. Pasalnya ada salah satu asisten rumah tangga yang tidak sengaja melihat tindakan Gerald. Beliau sedang membantu Alsa menyiapkan makan malam tadi.

Tanpa menjawab ucapan Alsa. Gerald melirik ke arah asisten rumah tangga itu. Seakan menyuruhnya untuk pergi dari meja makan. Tahu akan maksud Gerald, asisten rumah tangga itu langsung pamit untuk ke belakang.

"Makan dulu Rald." Alsa mencoba melepaskan pelykan Gerald. Tetapi seakan tidak dihiraukan oleh Gerald. Dengan sengaja Gerald malah mengecup bagian leher Alsa yang terekpos.

"Nyicil hutang lo," bisik Gerald seraya melepaskan pelukannya.

Alsa menatap Gerald dengan gelengan kepala. "Kalau gitu caranya, gue bakal banyak hutang sama lo." Alsa menaruh piring yang sudah berisi nasi ke depan Gerald.

Sementara Gerald menaikan sebelah alisnya. "Why?"

"Karena gu-"

Ting

tong

ting

tong.

Ucapan Alsa terjeda. Karena bel pintu sudah lebih dulu berbunyi. Terlihat salah satu asisten rumah tangganya yang berniat untuk membuka pintu.

"Tolong ya bi," pinta Alsa dan diangguki oleh asisten rumah tangga tersebut.

Alsa dan Gerald kembali untuk makan. Tidak lama asisten rumah tangga itu kembali dan menemui keduanya di meja makan.

"Siapa by?" tanya Alsa sopan.

"Tukang paket Non, katanya ini buat den Gerald," jelas asisten rumah tangga tersebut seraya menyerahkan map sedang untuk Gerald.

"Makasih bi," ucap Gerald dan diangguki oleh asisten rumah tangga tersebut.

Selesai dengan makan malam. Alsa duduk di pangkuan Gerald yang sedang bermain game online di ponselnya.

"Rald.." panggil Alsa.

"Apa sayang?" jawab Gerald mengecup sekilas bibir Alsa. Lalu kembali pada ponselnya.

"Tadi siang..." Alsa menjeda kalimatnya. Sementara Gerald mempaus game yang sedang dimainkannya.

"Mami nanyain kabar gue, lewat chat," lanjut Alsa menjelaskan.

Gerald menghela napas pelan. Ada raut khawatir pada wajah Gerald sekarang, apa lagi melihat raut kecewa pada wajah Alsa. Tanpa disadari tangannya mengepal.

"Lo balas?" tanya Gerald dan dijawab Alsa dengan gelengan kepala.

"Nggak tahu kenapa, gue malah sakit lihat pesan dari Mami." Alsa menatap wajah tampan Gerald yang berada di atasnya.

Deg

Ucapan Alsa seakan tamparan untuk Gerald. Sebenarnya bisa saja Gerald mengatakan apa yang sudah dia tahu tentang kedua orang tua Alsa. Tetapi setiap kali melihat wajah Alsa membuatnya seakan tidak mampu, Gerald tidak tega untuk menjelaskan.

Gerald mengambil tangan Alsa untuk dia genggam. Lalu mengecupnya dengan begitu lembut.

"Al, maafin gue," ucap Gerald membuat Alsa mengernyit.

"Apaan sih? aneh tahu nggak," jawab Alsa kesal.

"Dengerin gue." Gerald menatap lekat Alsa.

Sementara Alsa merasa aneh dengan perubahan wajah serius Gerald sekarang.

"Apa?" tanya Alsa tidak kalah dalam menatap manik mata Gerald.

"Lo mau ketemu mereka?" pertanyaan Gerald membuat Alsa terdiam.

Alsa tidak tahu harus menjawab apa. Alsa ingin bertemu. Tetapi jika Alsa yang pergi ke sana untuk menemui orang tuanya. Itu akan semakin menyakitkan untuknya. Alsa ingin kedua orang tuanya yang pulang untuk menemuinya. Setidaknya dengan seperti itu dia masih merasa dipedulikan walau hanya sedikit.

Alsa menggeleng dengan senyum tipis. "Nggak Rald."

Gerald menghela napas. Lalu menarik Alsa ke dalam peluknya. "Ada gue," ucap Gerald membuat Alsa tersenyum tipis.

Gue janji, gue akan bikin orang tua lo pulang untuk lo Al Batin Gerald seraya mengecup puncuk kepala Alsa.

Pagi harinya. Alsa sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Sementara Gerald sudah lebih dulu pergi, tetapi bukan untuk ke kampus. Gerald tadi pamit karena ada keperluan.

"Pagi Bunda," sapa Alsa kepada Bunda Nimas.

"Pagi sayang, berangkat sendiri lagi?" tanya Bunda Nimas dan dijawab Alsa dengan anggukan kepala.

Terdengar helaan nafas dari Bunda Nimas. "Maaf ya sayang kamu masih harus berangkat sendiri ke kampus," ucap Bunda Nimas mengingat Gerald yang semakin sibuk sekarang. Tetapi hebatnya Gerald. Sesibuk apapun dirinya selalu meluangkan waktu untuk Alsa.

"Nggak papa Bund, Kak Gerald kan suami bertanggung jawab," jelas Alsa membuat Bunda Nimas tersenyum.

Tidak lama Ayah Hendy juga datang untuk sarapan bersama. Sampai akhirnya sesuatu terjadi ketika salah satu asisten rumah tangga menyiapkan ayam goreng untuk mereka.

Huek

Alsa merasa mual mencium bau ayam goreng yang disediakan di meja makan. Bunda Nimas dan Ayah Hendy menatap Alsa panik.

"Kamu tidak papa sayang?" tanya Bunda Nimas dan dijawab Alsa dengan gelengan kepala.

Alsa mencoba untuk bersikap biasa saja. Meski sebenarnya bau ayam goreng tersebut sangatla mengganggu indra penciumnya.

"Al ngga papa Bund," jawabnya lalu minum air yang sudah disediakan di depannya.

Tetapi semakin Alsa menahan. Semakin membuat rasa mualnya terasa.

Huek

huek

huek

Alsa bernajak dari duduknya. Dia sudah tidak bisa bertahan di meja makan dengan bau yang menurutnya sangat tidak enak itu. Dengan cepat Bunda Nimas menghampiri Alsa yang sedang berada di kamar mandi. Beliau mulai panik mendengar Alsa yang terus saja muntah-muntah di dalam kamar mandi.

"Kamu sakit nak?" tanya Bunda Nimas setelah Alsa keluar.

Alsa menghela napas. "Al nggak papa kok Bund, tapi Al lagi nggak suka sama bau ayam goreng itu," jelas Alsa membuat Bunda Nimas mengernyit.

Sebelum akhirnya Bunda Nimas melotot sadar akan sesuatu hal. "Apa sebaiknya kamu nggak usah masuk kuliah dulu? kamu istirahat saja dulu sayang, nanti biae Gerald Bunda suruh pulang," jelasnya tidak ingin mengucapkan secara langsung kepada Alsa.

Meski feeling nya yakin apa yang terjadi dengan menantu cantiknya.

"Al nggak papa Bund, tadi cuma mual aja.. nih sekarang udah baikan lagi," jelas Alsa yang dijawab Bunda Nimas dengan anggukan kepala.

Setelah itu Alsa langsung pamit untuk berangkat. Dia tidak berminat untuk kembali ke meja makan. Indra penciumnya selalu berontak setiap kali mencium bau ayam goreng.

Di lorong kelas kampus. Alsa sedikit ragu. Niatnya tadi mau melanjutkan sarapan di kantin. Tetapi mencium bau ayam goreng membuatnya mengurungkan niatnya. Sekarang Alsa sedang duduk di taman kampus. Mendadak perasaannya sangat aneh sekarang.

Tangannya mengirim pesan kepada Icha. Alsa berniat untuk meminta bantuan Icha. Dia akan memakan bakso di taman kampus.

"Alsava!" panggil dosen dengan nama Pak Farit.

Dose paling muda di kampusnya.

Alsa menoleh. "Iya pak," jawabnya melihat Pak Farit yang duduk di sebelahnya.

"Tolong kamu bantuin saya untu-"

"Pagi pak," sapa Viko yang langsung duduk di sebelah Alsa.

Pak Farit tampak kesal melihat kedatangan Viko. "Ngapain kamu?" tanya Pak Farit tidak suka.

"Oh...saya mau duduk pak di sini," jawabnya membuat Pak Farit semakin kesal.

Alsa menghela nafas. Lalu beranjak dari duduknya. "Saya duluan pak, permisi. Vik duluan ya?" pamitnya meninggalkan kedua orang itu yang sedang bengong menatap kepergiannya.

Sementara Gerald di tempat lain. Sedang mengacak rambutnya frustasi. "Brengs*k!" umpatnya meremas map yang kemarin dia dapatkan.

Di foto yang Gerald dapatkan tampak terlihat kedua orang tua Alsa yang sedang duduk menatap seorang gadis yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Gerald tidak bod*h. Dia tahu siapa gadis tersebut.

"Payah," komentar Gerald dengan keputusan kedua orang tua Alsa.

____

Kasih dukungan untuk cerita ini ya..

Terpopuler

Comments

Coco

Coco

Alsa hamil pasti nih

2023-05-15

2

sherly

sherly

bingung dgn ortu Alsa, dulu papinya sakit karna maminya punya selingkuhan katanya, ngk tau cerai apa ngk tau2 skrg ada anak yg ditatap mereka.. rumit banget hidupmu al

2023-02-27

0

Lienda nasution

Lienda nasution

makanya punya suami itu harus diproklamirkan supaya gak ada yang berani deketin

2023-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Yang Baru
2 Sebentar Lagi
3 Obat Penawar Rindu
4 Lamunan Terasa Nyata
5 Klien Misterius
6 Ada Yang Beda
7 Kembali Merasakan
8 Polemik Cinta
9 Bertemu Mantan
10 Reuni Mantan Osis
11 What The F*ck!!!
12 Mulai Posesif
13 Ada Sesuatu
14 Baku Hantam
15 Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16 Coklat Racun
17 Bulepotan
18 Sebuah Pesan
19 Ada Yang Aneh
20 Cireng Oh Cireng
21 Dia Punya Gue (Gerald)
22 Viko Kabur
23 Ngidam Aneh
24 Alsa VS Ninda Done
25 Fakta yang Menyakitkan
26 Asal Kau Bahagia
27 Ini Sakit
28 Sesal Mendalam
29 Ada-Ada Saja
30 Aku-Kamu
31 Aku Pemiliknya
32 Bucin (Bumbu Cinta)
33 Ada Aku
34 Sederhana Tapi Bahagia
35 Kesal Tapi Suka
36 Selama Ada Kamu
37 Segelas Susu
38 Benar Dia
39 Baik Tapi Jahat
40 Moment Langka
41 Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42 Gagal
43 Cemburu
44 Morning Sweet
45 Tidak Ada Tempat
46 Kali Kedua
47 Malu Tapi Mau
48 Tidak Tepat
49 Obat Spesial
50 Selalu Ada Cara
51 Ajaib
52 Persiapan Persalinan
53 Welcome Baby El
54 Bayi Besar
55 Siapa?
56 Best Friend
57 Terbuka Hati
58 Senekat Itu?
59 Sandiwara
60 Sesal Datang Terlambat
61 Membaik
62 Bahagia Itu Sederhana
63 Datang Terlambat?
64 Hot Daddy
65 Tangis El
66 Pesta Panas
67 Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68 Itu Kita
69 Peluk Yang Dirindukan
70 Titik Bahagia
71 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Yang Baru
2
Sebentar Lagi
3
Obat Penawar Rindu
4
Lamunan Terasa Nyata
5
Klien Misterius
6
Ada Yang Beda
7
Kembali Merasakan
8
Polemik Cinta
9
Bertemu Mantan
10
Reuni Mantan Osis
11
What The F*ck!!!
12
Mulai Posesif
13
Ada Sesuatu
14
Baku Hantam
15
Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16
Coklat Racun
17
Bulepotan
18
Sebuah Pesan
19
Ada Yang Aneh
20
Cireng Oh Cireng
21
Dia Punya Gue (Gerald)
22
Viko Kabur
23
Ngidam Aneh
24
Alsa VS Ninda Done
25
Fakta yang Menyakitkan
26
Asal Kau Bahagia
27
Ini Sakit
28
Sesal Mendalam
29
Ada-Ada Saja
30
Aku-Kamu
31
Aku Pemiliknya
32
Bucin (Bumbu Cinta)
33
Ada Aku
34
Sederhana Tapi Bahagia
35
Kesal Tapi Suka
36
Selama Ada Kamu
37
Segelas Susu
38
Benar Dia
39
Baik Tapi Jahat
40
Moment Langka
41
Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42
Gagal
43
Cemburu
44
Morning Sweet
45
Tidak Ada Tempat
46
Kali Kedua
47
Malu Tapi Mau
48
Tidak Tepat
49
Obat Spesial
50
Selalu Ada Cara
51
Ajaib
52
Persiapan Persalinan
53
Welcome Baby El
54
Bayi Besar
55
Siapa?
56
Best Friend
57
Terbuka Hati
58
Senekat Itu?
59
Sandiwara
60
Sesal Datang Terlambat
61
Membaik
62
Bahagia Itu Sederhana
63
Datang Terlambat?
64
Hot Daddy
65
Tangis El
66
Pesta Panas
67
Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68
Itu Kita
69
Peluk Yang Dirindukan
70
Titik Bahagia
71
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!