What The F*ck!!!

Pagi hari ini Alsa kembali sibuk karena memang ada kuliah pagi. Kebetulan tadi malam Gerald mengasihinya dengan tidak kembali meminta Alsa untuk menjadikan malam yang panjang untuk mereka.

Setelah selesai mandi. Alsa langsung berniat untuk siap-siap. Ekor matanya melirik ke arah Gerald yang masih menutup mata di bawah selimut tebal. Bibirnya melengkung ke atas menyadari jika lelaki tampan itu suaminya.

Tidak ada niatan untuk Alsa membangunkan Gerald. Alsa lebih memilih untuk berangkat sendiri ke kampus.

"Ini aja kali ya?" gumamnya memilih baju yang akan dikenakannya.

Sebenarnya Alsa termasuk gadis simple yang tidak ribet dalam berpakaian. Tubuhnya yang seperti model memudahkanya dalam berpakaian apapun. Karena semua akan terlihat cocok di tubuh Alsa.

"Cakep," lanjutnya lagi setelah berganti baju.

Jemarinya mulai bermain di sekitar wajahnya. Sapuan kuas make up yang dimainkan tangannya sangat lincah dan membuatnya terlihat semakin cantik hanya dengan waktu beberapa menit saja.

Deg

Rasa terkejutnya hadir ketika tangan kekar Gerald melingkar di pinggangnya. Saking asiknya dengan make up yang sedang dia gunakan. Alsa sampai tidak sadar dengan bangunnya Gerald tadi.

"Jangan cantik-cantik Al," ucap Gerald yang terdengar seperti pujian sekaligus perintah. Gerald mengecup lembut bagian pundak Alsa.

"Akh..," lenguh Alsa memejamkan matanya sejenak.

Alsa menelan salinya pelan. Lalu tubuhnya memutar menghadap Gerald yang masih setengah sadar. Rambut acak-acakan dan juga wajah tampan bangun tidurnya malah membuat Alsa hampir terpesona.

Dan sialnya. Gerald meski dalam keadaan baru saja bangun tetap beraroma harum khas-nya.

"Jangan khawatir Rald," jawab Alsa mengusap lembut pipi Gerald.

Gerald menatap lekat manik mata Alsa. Lalu tatapan matanya jatuh pas di bibir Alsa yang menurut Gerald sangat menggodanya. Gerald dengan perlahan memajukan wajahnya berniat untuk mencium Alsa. Tetapi dengan segera Alsa menahan tubuhnya.

"No!" tolak Alsa membuat Gerald menaikan sebelah alisnya.

Dengan bodohnya. Gerald mengangkat telapak tangannya sebagai pantulan nafas mulutnya.

Melihat tindakan Gerald membuat Alsa melotot. Baru kali ini seorang Gerald bertindak bodoh. Atau mungkin karena separuh jiwanya masih belum terkumpul.

"Wangi kok nggak bau," ucap Gerald membuat mata Alsa membola. Benar dugaannya, Gerald melakukan itu untuk mengecek bau napasnya. Sebelum akhirnya tawa Alsa meledak.

"Kenapa?" tanya Gerald heran.

"Lucu," singkat Alsa seraya menjauh pelan dari Gerald.

Bukan maksud hati untuk menolak. Tetapi jika Gerald kembali memberikan kecupan-kecupan kecil di tubuhnya yang ada Alsa malah berniat untuk absen pagi ini.

"Gue berangkat ya?" pamit Alsa seraya mengambil tas miliknya.

"Di antar Rasya ya?"

Alsa menggeleng. "No Rald. Gue mau berangkat sendiri. Rasya biar bantuin lo di kantor nanti," tolak Alsa dengan halus.

Gerald mengangguk. "Tapi-" jedanya menatap Alsa penuh arti.

Alsa terdiam. Menunggu Gerald melanjutkan kata-katanya. "Apa?"

Gerald tersenyum seraya menggeleng. "Jangan nakal," jawabnya membuat Alsa menggelengkan kepalanya.

"Gue udah gede Rald," jawab Alsa lalu...

Cup

Dengan sepontan Alsa mengecup bibir Gerald singkat. Lebih baik dirinya yang mencium Gerald terlebih dahulu. Karena jika Gerald memulainya yang ada malah akan merambat kemana-mana.

"Bye," pamitnya keluar kamar meninggalkan Gerald yang masih berdiri seraya menatap kepergian Alsa.

Setelah Alsa tidak terlihat lagi. Gerald tersenyum dengan gelengan kepala.

"Sorry," lirihnya seraya mengambil ponsel yang tergeletak tidak jauh darinya.

Jemarinya mengetik pesan yang sengaja Gerald kirimkan ke nomor Rasya. Bukan berniat untuk memata-matai Alsa. Tetapi Gerald cukup penasaran dengan lelaki yang kemarin Rasya ceritakan. Dimana laki-laki itu mengatakan pacar Alsa dengan tidak tahu malunya.

"Menarik," gumamnya melempar ponselnya ke ranjang.

Jalanan pagi hari ini cukup padat. Bahkan sampai membuat Alsa terjebak kemacetan cukup lama.

"Sial, bisa telat kalau gini," umpatnya seraya melihat jam di mobilnya.

Alsa mengetuk-ketukan jemarinya. Rasanya sedikit gusar memang, karena mata kuliah pagi ini diajari oleh dosen yang sangat disiplin. Telat beberapa detik saja sudah tidak ada toleransi lagi bagi mahasiswa/i.

"Apa lagi sih?" kesalnya melihat bunyi di ponselnya.

Sedari tadi memang ponselnya terus bergetar. Tetapi tidak ada niatan Alsa untuk melihatnya. Fokusnya hanya tertuju bagaimana dia bisa melewati kemacetan saat ini.

Sekitar setengah jam lebih di perjalanan. Akhirnya Alsa bisa sampai di kampus dengan selamat. Masih aman karena dosen pembimbing ternyata masih belum datang.

"Cha!" panggil Alsa membuat Icha menoleh.

"Ya ampun nih anak! kemana aja sih lo? dihubungi nggak di angkat!" celoteh Icha melihat kedatangan Alsa.

"Masih untung Pak Adi belum datang, kalau nggak mamp*s lo!" lanjutnya lagi membuat Alsa menggeleng.

"OMG..gue lupa! Alsa lo harus lihat ig deh," suruh Icha membuat Alsa menyipitkan matanya.

"Buruan!" lanjutnya lagi membuat Alsa mau tidak mau akhirnya mengambil ponselnya yang sengaja dia taruh di tas.

"Ke kampus buat lihat sosmed chek," ucap Alsa dengan nada dibuat-buat, tetapi jemarinya membuka ig miliknya.

Matanya melotot melihat banyaknya dm yang dikirmkan oleh teman-teman kampusnya. Tetapi sekali lagi, Alsa hanya mengeceknya tanpa berniat membuka apa lagi membaca.

"Gimana udah lihat belum?" tanya Icha membuat Alsa menatap Icha heran.

"Kok bisa sih?" tanya Alsa masih tidak paham.

Icha terkikik. "Sorry Al," ucapnya seraya menyodorkan ponselnya kepada Alsa.

Mata Alsa kembali melotot melihat live ig Icha kemarin yang kini sudah Icha save di akun ig miliknya.

"Cha lo-" Alsa menggelengkan kepalanya.

"Gimana? keren kan gue?" tanya Icha seraya menaik turunkan alisnya.

"Bege! kalau teman-teman lihat Gerald gimana? apa lagi si nenek lampir?" protes Alsa tidak terima.

Icha mengela napasnya kesal. "Makanya lihat dulu sampai selesai. Kak Gerald aman karena gue tutup pakai emoji lucu," jelas Icha membuat Alsa menghela napas lega.

Bukan tanpa sebab Alsa tadi sempat khawatir. Karena dengan adanya sosok Gerald di tempat itu malah nanntinya akan membuat teman-teman kampusnya semakin memberitakan tentangnya. Yang pastinya akan kembali disangkut pautkan lagi dengan Viko. Dan Alsa tidak suka itu.

Inginnya sih bisa pergi ke kampus dengan nyaman tanpa dikejar bigos kampus. Tapi yang namanya memiliki wajah cantik dengan perawakan yang proposional membuatnya tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Apa lagi ketika dengan terang-terangan Viko mulai mengejarnya. Semua mahasiswi kini pro dan kontra terhadap Alsa.

"Tahu nggak mereka ngira Kak Gerald itu Kak Viko?" bisik Icha membuat Alsa menahan tawa.

"Dih...enak aja!" tolak Alsa bergidik ngeri.

Mana mungkin Alsa mau menyanyikan lagu untuk Viko. Yang ada bisa serak 7 malam 7 hari suaranya. Menolak dengan sendirinya suara Alsa untuk menyanyi lagi.

Setelah mata kuliah pertama selesai. Kia menghampiri Alsa dan Icha di kelasnya.

"Al! tahu nggak di kelas gue pada heboh ngomongin lo sama Kak Viko," jelas Kia membuat Alsa menggeleng.

"Pada sint*ng emang mereka. Jelas-jelas beda," jawab Alsa membuat Icha terkikik.

"Elah..mereka nggak tahu karena gue tutupin pakai emoji kali Al," Icha menjelaskan seraya mengetik pesan kepada Abim.

Mereka akan menuju ke kantin bersama. Seperti biasa, Icha akan mengajak Abim untuk makan bersama. Dunia memang berputar. Dari yang dulunya Abim termasuk rival mereka. Kini malah hampir setiap hari selalu makan bersama di kantin.

Setengah perjalanan. Alsa tiba-tiba kebelet. "Gue ke toilet bentar ya," pamitnya yang diangguki oleh Icha dan Kia. "Cepetan!" seru mereka yang sudah tidak ditanggapi oleh Alsa.

Sementara Icha dan Kia kembali melanjutkan perjalanan mereka. Kini Alsa malah sedang dihadang oleh senior di kampusnya. Bukan Ninda yang biasanya mencari masalah dengannya. Tetapi mahasiswi yang Alsa yakini sebagai fans Viko yang sudah melihat videonya dan salah paham.

"Permisi Kak." Alsa masih mencoba untuk sopan. Meski jelas dari raut mereka tampak menatap Alsa kesal.

"Cantik, tapi murahan," satu kata yang dilontarkan dari mereka membuat Alsa berhenti.

Alsa berbalik badan. Menatap mereka yang berjumlah 5 orang secara bergantian. Keroyokan.

"Maksudnya apa ya?" tanya Alsa masih dengan nada biasa.

Salah satu dari mereka menyunggingkan senyumnya. Tangannya bersikedap dada. Lalu menunjuk tepat di wajah Alsa. "Pura-pura bege, ngaca lo."

Alsa mengernyit. Masih berusaha untuk bersikap biasa. Meski sebenarnya hatinya mulai panas mendapat cibiran yang sama sekali tidak benar.

"Gue emang nggak tahu apa yang kalian maksud. Yang murahan itu cewek yang udah ditolak tapi masih ngemis," jelas Alsa dengan menaka kata-kata terakhirnya.

"Lo-" salah satu dari mereka sengaja mendorong Alsa sampai membentur tembok.

"Auw! kalau berani jangan keroyokan!" sentak Alsa karena mereka semakin membabi buta.

Pasalnya kini para seniornya dengan sengaja menekan leher Alsa. "Gue peringatin sama lo...jangan shok cantik di depan Viko," ucapnya melepaskan tangannya dari leher Alsa.

Alsa terbatuk. Tetapi sama sekali tidak ada ketakutan pada dirinya. "Kalian bod*h kalau ngira gue suka apa lagi sampai ngejar Viko, dia bukan selera gue," jelas Alsa menatap mereka secara bergantian.

Lalu pergi tanpa berniat untuk kembali ke toilet. Mood-nya sudah hancur karena fans fanatik Viko. Seakan tidak ingin membiarkan Alsa pergi begitu saja. Salah satu dari mereka dengan sengaja menarik tangan Alsa agar tertahan. Dan yang lainnya dengan sengaja menyiram air ke tubuh Alsa.

Byurr

Basah sudah baju yang Alsa kenakan. Alsa menatap nyalang mereka semua.

"Kalian!" tunjuk Alsa berniat untuk menjambak salah satu dari mereka yang tadi bertugas menyiram air ke tubuhnya.

"Stop Alsa!" seseorang datang dengan membawakan jaket dan dia kenakan di tubuh basah Alsa.

Semua yang berada di sana terbelalak melihat lelaki tampan yang tiba-tiba datang sebagai penolong Alsa.

"Kalian....tunggu akibatnya!" ancam Rasya membuat mahasiswi itu terdiam kaku di tempatnya.

Wajahnya memang tampan. Tetapi tatapannya sangat dingin, di tambah dengan ancaman yang Rasya lontarkan membuat nyali mereka seketika menciut.

"Jangan bilang Gerald Sya," perintah Alsa yang hanya dijawab Rasya dengan anggukan kepala.

Setelah berganti baju. Kini Alsa berniat untuk ke kantin menemui teman-temannya.

"Btw lo ngapain di sini?" tanya Alsa yang baru saja tersadar dengan adanya Rasya di kampusnya.

"Oh itu, gue ditugaskan buat ngurus pendaftaran Gerald," jelas Rasya yang dijawab Alsa dengan ber oh ria. Sebelum mata Alsa membulat sadar akan sesuatu hal.

"What?"

Terpopuler

Comments

RahmaWati S Haruna

RahmaWati S Haruna

aku mau dong di perebutkan sma cowok tpi cman halu aja slnya muka aja paspasan🫢🤣🤣

2024-02-19

0

Rara Aida

Rara Aida

alsa , dimana berada selalu dibully karena para cewek merasa tersaingi dengannya , baik itu sewaktu pake seragam putih abu abu maupun setelah menjadi mahasiswi , lagi dan lagi soal cowok , puyeng deh

2024-02-18

1

Fitria Wisnu

Fitria Wisnu

Gerald udah ndak bisa LDR.. langsung pindah kampus..

2023-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Yang Baru
2 Sebentar Lagi
3 Obat Penawar Rindu
4 Lamunan Terasa Nyata
5 Klien Misterius
6 Ada Yang Beda
7 Kembali Merasakan
8 Polemik Cinta
9 Bertemu Mantan
10 Reuni Mantan Osis
11 What The F*ck!!!
12 Mulai Posesif
13 Ada Sesuatu
14 Baku Hantam
15 Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16 Coklat Racun
17 Bulepotan
18 Sebuah Pesan
19 Ada Yang Aneh
20 Cireng Oh Cireng
21 Dia Punya Gue (Gerald)
22 Viko Kabur
23 Ngidam Aneh
24 Alsa VS Ninda Done
25 Fakta yang Menyakitkan
26 Asal Kau Bahagia
27 Ini Sakit
28 Sesal Mendalam
29 Ada-Ada Saja
30 Aku-Kamu
31 Aku Pemiliknya
32 Bucin (Bumbu Cinta)
33 Ada Aku
34 Sederhana Tapi Bahagia
35 Kesal Tapi Suka
36 Selama Ada Kamu
37 Segelas Susu
38 Benar Dia
39 Baik Tapi Jahat
40 Moment Langka
41 Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42 Gagal
43 Cemburu
44 Morning Sweet
45 Tidak Ada Tempat
46 Kali Kedua
47 Malu Tapi Mau
48 Tidak Tepat
49 Obat Spesial
50 Selalu Ada Cara
51 Ajaib
52 Persiapan Persalinan
53 Welcome Baby El
54 Bayi Besar
55 Siapa?
56 Best Friend
57 Terbuka Hati
58 Senekat Itu?
59 Sandiwara
60 Sesal Datang Terlambat
61 Membaik
62 Bahagia Itu Sederhana
63 Datang Terlambat?
64 Hot Daddy
65 Tangis El
66 Pesta Panas
67 Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68 Itu Kita
69 Peluk Yang Dirindukan
70 Titik Bahagia
71 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Yang Baru
2
Sebentar Lagi
3
Obat Penawar Rindu
4
Lamunan Terasa Nyata
5
Klien Misterius
6
Ada Yang Beda
7
Kembali Merasakan
8
Polemik Cinta
9
Bertemu Mantan
10
Reuni Mantan Osis
11
What The F*ck!!!
12
Mulai Posesif
13
Ada Sesuatu
14
Baku Hantam
15
Lo Indah Di Mata Gue (Gerald)
16
Coklat Racun
17
Bulepotan
18
Sebuah Pesan
19
Ada Yang Aneh
20
Cireng Oh Cireng
21
Dia Punya Gue (Gerald)
22
Viko Kabur
23
Ngidam Aneh
24
Alsa VS Ninda Done
25
Fakta yang Menyakitkan
26
Asal Kau Bahagia
27
Ini Sakit
28
Sesal Mendalam
29
Ada-Ada Saja
30
Aku-Kamu
31
Aku Pemiliknya
32
Bucin (Bumbu Cinta)
33
Ada Aku
34
Sederhana Tapi Bahagia
35
Kesal Tapi Suka
36
Selama Ada Kamu
37
Segelas Susu
38
Benar Dia
39
Baik Tapi Jahat
40
Moment Langka
41
Tawamu Bahagiaku(Gerald)
42
Gagal
43
Cemburu
44
Morning Sweet
45
Tidak Ada Tempat
46
Kali Kedua
47
Malu Tapi Mau
48
Tidak Tepat
49
Obat Spesial
50
Selalu Ada Cara
51
Ajaib
52
Persiapan Persalinan
53
Welcome Baby El
54
Bayi Besar
55
Siapa?
56
Best Friend
57
Terbuka Hati
58
Senekat Itu?
59
Sandiwara
60
Sesal Datang Terlambat
61
Membaik
62
Bahagia Itu Sederhana
63
Datang Terlambat?
64
Hot Daddy
65
Tangis El
66
Pesta Panas
67
Hari Bahagia Untuk Alsa (Juga)
68
Itu Kita
69
Peluk Yang Dirindukan
70
Titik Bahagia
71
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!