TIKZ [Berpindah Ke Zaman Keemasan]

TIKZ [Berpindah Ke Zaman Keemasan]

001 - MEMERIKSA ATAU MENYIKSA

Tak.. Takk.. Takk..

Suara pertemuan antara jari-jemari dan keyboard yang berjalan dengan cepat memenuhi ruangan yang sepi. Baris perbaris pada layar terus terisi dengan ide yang mencuat keluar bak air bah yang melimpah. TIba-tiba pandangan matanya buram, terasa bau amis keluar dari hidungnya. Darah segar meluncur membasahi leher hingga kerah putih bajunya.

BRAKK.

"Kalo mau pingsan setidaknya jangan di atas keyboard dong!!" marah seorang perempuan yang memakai kemeja putih panjang dan rok hitam rempel dalam hati. Samar ia melihat sang adik membuka pintu tempatnya bekerja seraya memanggil namanya bersamaan dengan dirinya hilang kesadaran.

••••••••••••••••••••

Cuit.. Cuit.. Srakk.. Srak..

Suara burung dan tanaman serta aroma segar terasa pada indranya yang jarang keluar ruangan, terutama pada tiga hari terakhir ia mengurung diri karena tenggat waktu pekerjaan hampir tiba.

Saat membuka mata, sinar mentari menyilaukan matanya. Berkedip-kedip sebentar sembari mengumpulkan kesadaran, matanya melirik ke kanan terlihat sebuah tangan besar menggenggam erat tangan yang lebih kecil.

Ia mencoba menggerakkan jemarinya yang terasa berat dan tangan kecil itu mengikuti gerakannya. "Tunggu.. Tangan kecil???" Ia terbangun mendadak, pandangannya bergoyang, seketika ia melepaskan tangannya untuk memegang kepalanya yang berputar-putar.

Seorang wanita yang tidur di sisi ranjang terbangun dan menegakkan punggungnya. Kepala wanita itu menengok ke arah gadis duduk di ranjang. "Nona sudah bangun...?" tanyanya mengumpulkan nyawa. Di tubuh wanita itu hanya terdapat sehelai kain yang dililit dari dada hingga mata kaki.

"Apa aku berada di pedalaman? Dasar adik biadp!*" kesalnya. Ia merasa aneh dengan dirinya yang memahami bahasa asing yang diucapkan oleh wanita paruh baya tersebut.

Memang sekilas mirip dengan krama inggil yang pernah ia pelajari, namun krama inggil saja tidak ia paham semuanya, wanita di depannya malah menggunakan beberapa kata yang baru ia ketahui.

"Siapa Anda?" lancarnya menggunakan bahasa yang sama.

"Saya Sri, bibi di rumah nona. Sepertinya nona lupa ingatan karena kecelakaan sepekan lalu yang mengakibatkan nona tidak sadarkan diri. Syukurlah sekarang nona sudah bangun," jelas wanita paruh baya sambil mengusap air matanya yang keluar ketika ia tersenyum bahagia.

"Saya keluar sebentar mengambil bubur baru, yang ini sudah dingin." Wanita yang mengenalkan diri bernama Sri itu mengambil mangkuk di atas meja kemudian berlalu keluar.

Ia termenung, perempuan itu tidak habis pikir dengan dirinya yang berakhir di sini, juga tubuhnya berubah menjadi remaja.

Ia adalah perempuan dewasa yang seharusnya sudah menikah. Lulus S1 di usia 21 tahun dan S2 di usia 22 tahun, ia fokus membangun karir selama 5 tahun didampingi komentar-komentar para tante dan budhe agar cepat menikah.

Mata hitam legam persis seperti mata yang fokus pada layar komputer memandangi tangan kecil itu, putih dan mulus seperti salju, berbeda dengan kulitnya yang kasar dan banyak bekas luka. Ukurannya memang tidak jauh berbeda dengan tangannya namun karena kesan mulus membuat tangan itu terlihat jauh lebih kecil.

"Mungkin ini hanya mimpi," gumamnya mencoba memejamkan mata.

Tak lama wanita paruh baya yang memperkenalkan diri dengan nama Sri kembali membawa makanan baru, ia hanya bisa menurut disuapi karena tubuhnya sangat lemas. Tidak ada tenaga untuk memberontak.

"Nama nona adalah Idaline, ibu nona namanya nyonya Agni, kalau ayah nona tuan Daya. Mereka ada di tempat yang luar biasa," jelas Sri menyuapkan bubur ke mulut nonanya.

"Nona adalah orang yang cerdas, sedikit informasi pasti menenangkan hatinya yang bingung," batin Sri.

Usai makan, mata dari tubuh bernama Idaline itu memberat kemudian ia jatuh terlelap, ia terkagum atas dirinya sendiri yang hampir saja memuntahkan makanan saat berada di mulut, namun ternyata lancar ketika sampai di tenggorokan hingga semuanya tersapu bersih tanpa sisa satu tetes pun.

Orang yang memiliki prinsip mematuhi aturan dengan buta itu berharap agar cepat terbangun, ia sangat merindukan kedua orang tuanya dan kedua adiknya yang sudah enam bulan tidak ditemuinya karena sibuk bekerja.

••••••••••••••••••••

Idaline terus memperhatikan tabib dan bawahannya selama beberapa hari karena tidak mampu beranjak dari ranjang. Ia berbicara hanya ketika ditanya karena tubuhnya sangat lemas. Mulutnya lebih sering mengeluarkan gumaman daripada ucapan.

Ia masih terjebak di sana dan masih bertekad kembali setelah tubuhnya pulih.

"Ada jalan masuk pasti ada jalan keluar!" yakinnya.

Menurut bisik-bisik yang ia dengar, Idaline dan keluarganya mengalami kecelakaan kereta kuda ketika berangkat menuju ibukota.

Daya bersama para lelaki melawan bandit yang memasang jebakan, meninggal ditusuk dari belakang.

Pria gagah itu berusaha menyelamatkan istrinya, Agni, yang memeluk erat anak mereka, Idaline, saat akan terinjak kuda yang mengamuk. Ia berusaha meraih tubuh istrinya dan bandit tidak melewatkan kesempatan itu untuk menusuk punggung Daya. Keris bandit menembus hingga ke depan tubuh Daya dan ia langsung ambruk ke tanah.

Agni tidak selamat dari amukan kuda. Idaline sendiri sudah dilempar jauh oleh Agni yang merasa kakinya lemas seperti agar-agar.

Sedangkan perut Sri terbuka dan tubuhnya tersayat banyak keris selama menghalangi para bandit yang mencoba mengejar Agni kala nyonya dan nonanya berlari menyelamatkan diri.

Pembantu-pembantu lain pun tergeletak di sekitar kereta kuda utama melindungi segenap jiwa mereka.

Pada sore harinya tabib dan murid-muridnya juga para pembantu yang akan mencari tanaman obat, melewati tempat kejadian.

Mereka memutuskan membatalkan rencana mencari tanaman obat dan lebih memilih membantu Sri dan Idaline yang masih bernapas lalu merawat kedua perempuan beda usia itu di toko obat dengan serius meski tidak tahu apakah mereka akan dibayar atau tidak.

"Keadaan nona sudah lebih baik. Sekarang kita berlatih jalan ya?" Tabib menjulurkan tangannya ingin membantu Idaline belajar berjalan.

Idaline menatap lurus tangan tabib lalu berganti menatap Sri. Keengganan nampak jelas di wajahnya.

"Mohon maaf. Biar saya saja." Sri tersenyum hangat, nonanya pasti masih takut pada orang lain.

"Ah baiklah," ucap canggung tabib. "Kalau begitu jangan lupa obatnya diminum. Saya akan pulang. Nona bisa berjalan-jalan dengan santai."

"Terima kasih banyak tabib," ucap Sri tiap kali bertemu pria paruh baya itu. Entah bagaimana nasib dirinya dan nonanya jika tabib enggan menolong mereka, sekedar dibantu warga pun belum tentu selamat. Sri dan Idaline memiliki luka yang dalam.

Sri mengantar tabib sampai depan pintu kamar. Lalu membantu Idaline belajar berjalan.

"Wah nona kecil hebat sekali."

"Memang deh nona terbaik."

"Ayo yo ayo. Pasti nona akan jadi tukang lari terbaik."

Pujian terus terdengar saat Idaline beranjak keluar mencari udara sambil memegangi Sri. Ia tersenyum canggung pada setiap orang yang melemparkan pujian.

"Aku ingin berjalan sendiri." Idaline melepaskan tangan Sri tanpa menunggu persetujuannya.

"Hati-hati nona," ucap Sri mengawasi dari belakang.

Baru lima langkah tubuh Idaline terhuyung ke depan. Semua orang sontak berusaha meraih tubuh kecil itu. Sri menghela napas lega saat salah satu murid tabib menangkap Idaline.

"Nona hati-hati!" teriak orang-orang mendekat dan mengerumuni mereka. Para wanita di sana memeriksa setiap inchi tubuh Idaline.

"Tolong jangan lebay." Ingin sekali Idaline menyingkirkan orang-orang itu namun ia urungkan melihat ketulusan terpancar dari wajah mereka.

"Sungguh terbebani." Pipi Idaline memerah, ia alihkan pandangannya ke arah lain berusaha menghilangkan beban di dalam hatinya. Menerima kebaikan dari orang lain membuat perempuan itu selalu merasa harus membalasnya.

"Terima kasih, den Wala," tutur Sri sembari terkekeh, Wala yaitu salah satu dari empat murid tabib tersingkir dari sisi Idaline karena keberingasan para wanita.

"Tidak apa-apa, bi." Wala membersihkan tubuhnya yang terkena tanah. "Untung sayangku selamat," batin Wala mengintip isi keranjang di tangannya baik-baik saja.

"Kalian berniat memeriksa atau menyiksa?" kesal Idaline pipinya dicubit-cubit. Sedetik kemudian wajah merenggut itu berubah terbelalak mencium aroma familiar dari tangan kanan Wala.

"Nona mau ini?" tanya Wala menyadari Idaline menatap keranjangnya. Ia buka lebar-lebar kain penutup keranjang.

Idaline mendorong para gadis yang mengelilinginya. Ia memegangi lutut-lutut mereka yang berjongkok di sekelilingnya hingga sampai pada Wala yang tersingkir jauh. "Da-dari mana?" tanyanya melihat isi keranjang.

"Ini masakan ayam terbaru loh. Ayo makan di dalam." Wala menggenggam tangan Idaline.

"Kutanya, dari mana?!" Idaline menarik tangannya.

"Nanti kita ke sana setelah nona sehat ya?" tawar Wala tersenyum.

Idaline menatap kesal Wala kemudian berbalik berjalan dengan marah. Wala tertawa kecil kemudian menggendongnya takut gadis itu terjatuh lagi. Buru-buru ia masuk ke dalam toko obat merasakan aura membunuh dari belakang punggungnya.

"Tempatnya di dekat pintu masuk pasar. Setelah nona lancar berjalan kita langsung ke sana," terang Wala melihat Idaline menyantap ayam tepungnya dengan lahap. "Oh sayangku. Semuanya masuk ke perut mungil itu."

Setelah hari itu Idaline semakin giat belajar berjalan dengan memegang tembok meski sesekali ia terjatuh. Para wanita di sana gemas ingin membantu namun Idaline menatapnya tajam, alhasil mereka hanya membantu mengobati luka Idaline dan memberinya makan ayam tepung hingga menggunung.

"(Kalian benar-benar suka membuat orang merasa terbebani)"

••• BERSAMBUNG •••

© Al-Fa4 | 23 Mei 2021

Tinggalkan jejak like dan komen yaaa

Kesimpulan**Bab 1 :**

1. Pemeran utama wanita merasuki tubuh Idaline.

2. Pemeran utama wanita mengira itu hanya mimpi namun ternyata ia masih berada di sana\, berbaring di atas ranjang karena sakit\, ia mendengar banyak cerita di atas ranjang.

3. Pemeran utama wanita kondisinya membaik dan mulai belajar jalan\, saat itu ia mendapati ayam goreng crispy\, di mana di dunia kuno seharusnya belum ada.

Terpopuler

Comments

Fitri Caem

Fitri Caem

baru baca udah bagus

2023-02-08

1

Bzaa

Bzaa

hadirrrr....

2022-07-18

0

derwtan gigi

derwtan gigi

semangat thor

2022-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 001 - MEMERIKSA ATAU MENYIKSA
2 002 - PUPIL BERWARNA MERAH
3 003 - BERTAHANLAH NONA
4 004 - ISTANA TEMPAT YANG MENGERIKAN
5 005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
6 005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
7 006 - MEMBAWA SIAL KE RUMAH
8 007 - SIHIR DAN KANURAGAN
9 008 - BATU HITAM PENUH WARNA
10 009 - TAMPAK SEPERTI PORSELEN
11 010 - PERDAGANGAN HITAM DAN PUTIH
12 011 - KEMATIAN TIDAK AKAN BISA DIHINDARI
13 012 - DUNIA SUDAH BERKEMBANG
14 013 - KUALITAS PRAJURIT
15 014 - MENGANGKAT MURID
16 015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (1)
17 015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (2)
18 016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (1)
19 016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (2)
20 017 - KALIAN AKAN MENIKAH (1)
21 017 - KALIAN AKAN MENIKAH (2)
22 018 - LAPORKAN SEMUANYA (1)
23 018 - LAPORKAN SEMUANYA (2)
24 019 - SIMULASI PERNIKAHAN (1)
25 019 - SIMULASI PERNIKAHAN (2)
26 020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (1)
27 020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (2)
28 021 - SEMUA SUDAH BERLALU (1)
29 021 - SEMUA SUDAH BERLALU (2)
30 022 - BERLIBURLAH DAHULU (1)
31 022 - BERLIBURLAH DAHULU (2)
32 023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (1)
33 023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (2)
34 024 - KAKAK SANGAT KEJAM
35 025 - BUNGA YANG MEKAR
36 026 - HAMPARAN RUMPUT
37 027 - KELUAR KERATON
38 028 - JANGAN MEMAKSAKAN DIRI
39 029 - CALON NYONYAKU
40 030 - MEMBERIKAN KEMULIAAN
41 031 - PULANG
42 032 - MATA AIR
43 033 - LUPA PADA SEMUANYA
44 034 - TUGAS SEORANG MURID
45 035 - PETI KOSONG
46 036 - PAKAIAN POLOS
47 037 - CANGKANG KEONG
48 038 - JEJAK SIHIR
49 039 - RUMAH PERBUDAKAN
50 040 - KAMU MENGAWASIKU?
51 041 - SEKAR LANGIT
52 042 - CALON SUAMI
53 043 - AKU MENCINTAIMU
54 044 - MENDAPAT PENGAJARAN
55 045 - MENENANGKAN?!
56 046 - HARUM
57 047 - WETON
58 048 - PENOBATAN
59 049 - INGIN DILIHAT
60 050 - BOHONG
61 051 - PINGITAN
62 052 - UPACARA PERNIKAHAN
63 053 - TITAH
64 054 - SAKIT?
65 055 - PEREMPUAN PILIHANNYA
66 056 - DYAH
67 057 - MELATI
68 058 - AKU AKAN MEMBAWAMU KEMBALI
69 059 - KENAPA SEMUA JADI RUMIT BEGINI?
70 060 - AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU
71 061 - HATI
72 062 - KENAPA TIDAK ASING?
73 063 - HARUSNYA ITU ADALAH MILIKNYA
74 064 - SEDANG MENCARI WANITA LAIN
75 065 - KENAPA TIDAK BUNUH AKU SAJA?
76 066 - BERSAMA MAHARAJA JUGA MAHAPATIH
77 067 - SAMPAI WAKTU YANG BELUM DITENTUKAN
78 068 - LUKISAN TERBAIK
79 069 - BOLEHKAH..?
80 070 - APA AKU BUKAN SUAMIMU?
81 071 - KALIGRAFI
82 072 - BUKAN AKU
83 073 - HANYA BISA PASRAH
84 074 - KUMOHON KEMBALILAH
85 075 - JANJI
86 076 - LAPANGAN BUBAT
87 077 - SURAT
88 078 - DIRESTUI
89 079 - ISTIRAHAT
90 080 - HUKUMAN
91 081 - BERTINDAK SESUKA HATI
92 082 - JADI KENYATAAN
93 083 - PUTRA LAIN
94 084 - KATA MAAF
95 085 - PERTEMUAN
96 086 - TERBEBANI
97 087 - MEMINTA IZIN BUKAN MENGAJAK
98 088 - KUBERI SATU KESEMPATAN
99 089 - INI SUDAH WAKTUNYA
100 090 - DIA TIDAK MUNGKIN MEMBENCI BAGIAN DARI IDALINE
101 091 - KEBAHAGIAANKU ADALAH MEMILIKIMU
102 092 - BINTANG DI LANGIT YANG CERAH
103 093 - BERGERAK MEMBENTUK GELOMBANG
104 094 - COKELAT ANDA MELELEH
105 095 - BANTUAN YANG DATANG
106 096 - KESEMPATAN SEKALIGUS HUKUMAN
107 097 - SESUAI INTRUKSI MAHARAJA
108 098 - KEHAMILAN ADALAH ANUGERAH
109 099 - MEMECAHKAN DUA-DUANYA
110 100 - TIDAK MAU TERJADI SESUATU YANG GAWAT
111 101 - KERIS MPU GANDRING
112 102 - AKU AKAN BEKERJA KERAS SAMPAI KAMU MENCINTAIKU
113 103 - KERJA KERAS HAYAN
114 104 - IKATAN YANG TERPUTUS DALAM JIWANYA
115 105 - KETURUNAN TUNGGUL AMETUNG
116 106 - ANGIN YANG BERHEMBUS KENCANG
117 107 - GENANGAN DARAH DI TANAH
118 108 - LAPISAN PELINDUNG YANG SANGAT TEBAL
119 109 - MAHARANI SUDAH SEMBUH
120 110 - SURAT UNTUK IBUNDA
121 SEASON 2
122 SEASON 2 - INFO
123 GIVEAWAY
124 Curhat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
001 - MEMERIKSA ATAU MENYIKSA
2
002 - PUPIL BERWARNA MERAH
3
003 - BERTAHANLAH NONA
4
004 - ISTANA TEMPAT YANG MENGERIKAN
5
005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
6
005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
7
006 - MEMBAWA SIAL KE RUMAH
8
007 - SIHIR DAN KANURAGAN
9
008 - BATU HITAM PENUH WARNA
10
009 - TAMPAK SEPERTI PORSELEN
11
010 - PERDAGANGAN HITAM DAN PUTIH
12
011 - KEMATIAN TIDAK AKAN BISA DIHINDARI
13
012 - DUNIA SUDAH BERKEMBANG
14
013 - KUALITAS PRAJURIT
15
014 - MENGANGKAT MURID
16
015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (1)
17
015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (2)
18
016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (1)
19
016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (2)
20
017 - KALIAN AKAN MENIKAH (1)
21
017 - KALIAN AKAN MENIKAH (2)
22
018 - LAPORKAN SEMUANYA (1)
23
018 - LAPORKAN SEMUANYA (2)
24
019 - SIMULASI PERNIKAHAN (1)
25
019 - SIMULASI PERNIKAHAN (2)
26
020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (1)
27
020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (2)
28
021 - SEMUA SUDAH BERLALU (1)
29
021 - SEMUA SUDAH BERLALU (2)
30
022 - BERLIBURLAH DAHULU (1)
31
022 - BERLIBURLAH DAHULU (2)
32
023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (1)
33
023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (2)
34
024 - KAKAK SANGAT KEJAM
35
025 - BUNGA YANG MEKAR
36
026 - HAMPARAN RUMPUT
37
027 - KELUAR KERATON
38
028 - JANGAN MEMAKSAKAN DIRI
39
029 - CALON NYONYAKU
40
030 - MEMBERIKAN KEMULIAAN
41
031 - PULANG
42
032 - MATA AIR
43
033 - LUPA PADA SEMUANYA
44
034 - TUGAS SEORANG MURID
45
035 - PETI KOSONG
46
036 - PAKAIAN POLOS
47
037 - CANGKANG KEONG
48
038 - JEJAK SIHIR
49
039 - RUMAH PERBUDAKAN
50
040 - KAMU MENGAWASIKU?
51
041 - SEKAR LANGIT
52
042 - CALON SUAMI
53
043 - AKU MENCINTAIMU
54
044 - MENDAPAT PENGAJARAN
55
045 - MENENANGKAN?!
56
046 - HARUM
57
047 - WETON
58
048 - PENOBATAN
59
049 - INGIN DILIHAT
60
050 - BOHONG
61
051 - PINGITAN
62
052 - UPACARA PERNIKAHAN
63
053 - TITAH
64
054 - SAKIT?
65
055 - PEREMPUAN PILIHANNYA
66
056 - DYAH
67
057 - MELATI
68
058 - AKU AKAN MEMBAWAMU KEMBALI
69
059 - KENAPA SEMUA JADI RUMIT BEGINI?
70
060 - AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU
71
061 - HATI
72
062 - KENAPA TIDAK ASING?
73
063 - HARUSNYA ITU ADALAH MILIKNYA
74
064 - SEDANG MENCARI WANITA LAIN
75
065 - KENAPA TIDAK BUNUH AKU SAJA?
76
066 - BERSAMA MAHARAJA JUGA MAHAPATIH
77
067 - SAMPAI WAKTU YANG BELUM DITENTUKAN
78
068 - LUKISAN TERBAIK
79
069 - BOLEHKAH..?
80
070 - APA AKU BUKAN SUAMIMU?
81
071 - KALIGRAFI
82
072 - BUKAN AKU
83
073 - HANYA BISA PASRAH
84
074 - KUMOHON KEMBALILAH
85
075 - JANJI
86
076 - LAPANGAN BUBAT
87
077 - SURAT
88
078 - DIRESTUI
89
079 - ISTIRAHAT
90
080 - HUKUMAN
91
081 - BERTINDAK SESUKA HATI
92
082 - JADI KENYATAAN
93
083 - PUTRA LAIN
94
084 - KATA MAAF
95
085 - PERTEMUAN
96
086 - TERBEBANI
97
087 - MEMINTA IZIN BUKAN MENGAJAK
98
088 - KUBERI SATU KESEMPATAN
99
089 - INI SUDAH WAKTUNYA
100
090 - DIA TIDAK MUNGKIN MEMBENCI BAGIAN DARI IDALINE
101
091 - KEBAHAGIAANKU ADALAH MEMILIKIMU
102
092 - BINTANG DI LANGIT YANG CERAH
103
093 - BERGERAK MEMBENTUK GELOMBANG
104
094 - COKELAT ANDA MELELEH
105
095 - BANTUAN YANG DATANG
106
096 - KESEMPATAN SEKALIGUS HUKUMAN
107
097 - SESUAI INTRUKSI MAHARAJA
108
098 - KEHAMILAN ADALAH ANUGERAH
109
099 - MEMECAHKAN DUA-DUANYA
110
100 - TIDAK MAU TERJADI SESUATU YANG GAWAT
111
101 - KERIS MPU GANDRING
112
102 - AKU AKAN BEKERJA KERAS SAMPAI KAMU MENCINTAIKU
113
103 - KERJA KERAS HAYAN
114
104 - IKATAN YANG TERPUTUS DALAM JIWANYA
115
105 - KETURUNAN TUNGGUL AMETUNG
116
106 - ANGIN YANG BERHEMBUS KENCANG
117
107 - GENANGAN DARAH DI TANAH
118
108 - LAPISAN PELINDUNG YANG SANGAT TEBAL
119
109 - MAHARANI SUDAH SEMBUH
120
110 - SURAT UNTUK IBUNDA
121
SEASON 2
122
SEASON 2 - INFO
123
GIVEAWAY
124
Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!