015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (2)

Poniman melangkahkan satu kakinya ke depan lalu berputar-putar di dalam kerumunan orang yang menyerang dari segala sisi menggunakan berbagai senjata dan sihir juga kanuragan. Ia menggerakkan tangannya dengan pelan dan cepat bagai mengikuti irama.

"Dia terlihat seperti sedang menari." kata kepala desa Gulet tidak melepaskan matanya dari pertarungan.

"Ini adalah aliran seni tari." analisis Idaline memperhatikan gerakan Poniman.

"Anda tahu seni tari?" tanya Ponimin memastikan.

"Iya. Meski gerakannya indah atau aneh dan terlihat tidak memiliki kekuatan, sebenarnya ada beberapa gerakan petarung dalam durasi yang singkat dimana mata tidak mampu mengikuti. Aliran ini menggunakan tarian untuk mengelabui lawan juga menenangkan diri sambil melihat titik lemah lawan dan menyerangnya dengan serangan singkat dan tidak terlihat." jelas Idaline.

Tidak butuh waktu lama Poniman mengalahkan semua orang di atas panggung. Buto yang merupakan peringkat dua terjatuh setelah dadanya didorong telapak tangan Poniman dalam satu gerakan. Tak lama Poniman terhuyung hampir terjatuh karena terkejut Buto muncul di belakangnya siap menghunus dengan Wedhung.

"Padahal kamu tidak dilarang menggunakan senjata." Idaline melihat sepatu Poniman yang diikat rumit hingga melingkar ke betis.

"Anda mengetahuinya?"

"Ya. Telapak tangan kananmu terlihat lebih berotot daripada yang kiri. Dan kipas yang bagus." Idaline mengecilkan suaranya pada kalimat terakhir.

Poniman sempat terkejut saat tangan kanannya tidak merasakan Wedhung di betisnya, dengan ketenangan dan ketajaman ia fokuskan energi jiwanya menutup sementara sumber energi jiwa Buto yang berada di jantung.

"Hahaha. Saya benar-benar meremehkan Anda." Ponimin mengibaskan kipasnya sambil tertawa.

"Kamu tidak meremehkanku. Benar, aku belum pernah berlatih." Sebagai Udelia ia pernah berlatih silat dalam satu tahun kemudian berhenti untuk fokus mengikuti olimpiade sains dan matematika juga banyak praktek saat mengikuti kelas khusus di SMK.

Tapi ia selalu mengikuti pertandingan di berbagai kota menemani teman sekelasnya yang putri sendirian. Udelia juga memiliki teman SMP yang masuk SMA belajar karate sampai ke ajang nasional, beberapa kali temannya mengikuti perlombaan campuran dan mengajak Udelia untuk menemaninya.

Secara alami Udelia memperhatikan banyak jenis bela diri dan cabang-cabangnya hingga ia bisa membedakan di antara mereka dengan bentuk tubuh, lebih tepatnya posisi otot yang terbentuk.

Di zaman dengan pertarungan sesungguhnya, bentuk otot tubuh lebih jelas dan berbentuk, mudah bagi Idaline membedakan jenis dan cabang bela diri yang digunakan.

"Karena bela diri biasa akan menyulitkan, kami menggunakan wadah kosong dari aura tubuh untuk menampung ilmu kanuragan berupa ketajaman, kami juga mencampur energi jiwa guna mendeteksi dan menghalau serangan sihir. Meski tidak sebanyak petapa dan penyihir yang asli, kami dapat terus mengisi wadah kosong dalam tiap gerakan." jelas Ponijan pada Idaline dan Candra yang duduk di sebelahnya.

"Kalian dapat mengisi energi beberapa kali dan aura saat bergerak?" tanya Candra.

"Benar. Tapi seperti yang saya katakan, tidak dapat sebesar penyihir ataupun petapa, juga potensi diri yang sebenarnya, karena harus menahan wadah yang telah dibuat. Ini akan menjadi ilmu tingkat tinggi jika dapat mengembangkannya."

Candra baru mendengar hal seperti itu, di kerajaan Maja semuanya fokus pada satu hal, entah sihir maupun kanuragan. Yang dapat menggunakan keduanya dengan leluasa saat ini hanya Petapa Agung.

"Karena saya sudah memberitahukan rahasia, maukah nona memberitahu hubungan Anda dengan Petapa Agung?"

"Seharusnya kamu sudah mengetahui jawabannya."

"A-anda adalah..?"

"Benar. Aku keluarganya."

"Jadi Anda adalah istrinya," gumam Ponijan. Aura seorang petapa hanya bisa diberikan pada pasangannya setelah melalui serangkaian upacara.

"Ya..?" sahut Idaline tidak mendengar ucapannya. Idaline jadi mempertanyakan ke mana perginya telinga jernihnya yang bisa mendengar dari kejauhan.

"Maafkan ketidaksopanan kami yang mempertanyakan identitas Anda."

"Tidak perlu begitu. Semua manusia harus waspada pada orang yang baru ditemui. Tapi kita harus membuka hati jika dia ingin berteman."

"Ah saya tidak layak menjadi teman Anda. Mohon terima saya sebagai ajudan jika Anda bersedia."

"Uh, aku tidak perlu yang seperti itu." Idaline tidak ingin kebebasannya dihalangi. Ia tidak akan bisa makan, tidur, dan mandi dengan tenang jika tahu ada yang mengawasinya.

"Jika Anda perlu bantuan, saya akan melakukannya. Harap hubungi saya dengan cepat." Ponijan memberikan bulu burung pada Idaline.

"Akan kuingat."

"Tuan muda Ekadanta sangat fokus sekali. Bagaimana keputusan Anda?" Ponijan melongok melihat Candra yang duduk di sebelah Idaline.

"Jika dalam satu bulan tidak ada kemajuan, aku akan kembali."

"Baik, Yang Mulia."

"Dan aku harus kembali pada tahun selanjutnya."

"Bukankah tahun baru beberapa bulan lagi?" Ponijan ingin mempertahankan Candra lebih lama. Akan ada pertarungan antar pendopo pada bulan Karo, bulan kedua. Ia berniat memamerkan Candra di sana dan mendapat murid berkualitas lebih banyak.

"Kami senang hati menyambut Anda kapan pun Anda ingin belajar di padepokan kami," sela Ponimin. Mau satu tahun atau satu bulan bahkan jika hanya sehari, sekali jadi murid selamanya adalah murid. Candra akan tercatat sebagai orang yang pernah berlatih di pendopo mereka.

"Tuan Ponimin sangat bijak." puji Candra.

"Terima kasih," Ponimin tersenyum simpul. "Lalu kita akan kembali sore ini," katanya berwajah serius. Para guru sudah berkumpul setelah ia mengirim pesan akan membawa anggota keluarga Ekadanta. Sampai di Pendopo mereka akan mulai latihan tanpa perlu menunggu.

"Aku akan mengantar Raden Ajeng dahulu."

"Tidak perlu. Banyak pengawal terbaik di sini. Aku juga harus menunggu induk si putih dua hari mendatang. Kamu pergilah saja." tolak Idaline menjelaskan. Waktu sangat berharga baginya, jika bisa ia bahkan ingin selalu mengerjakan dua pekerjaan dalam satu waktu.

"Aku akan bersiap,"

Idaline mencium dalam pipi Candra. Ia usap pipi itu lalu berpesan, "Hati-hati. Jaga kesehatan selalu. Dengarkan kata guru selama itu baik."

Candra membeku menerima perlakuan Idaline. Beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka. Setelah mendapat kesadaran, Candra menjawab. "Iya kak."

Parimin yang kembali sore itu memasang wajah masam, baru ia duduk menikmati teh hangat, orang-orang menariknya masuk ke dalam kereta kuda.

"Jika segini aja kamu capek, kamu akan membuat malu desa kita." kepala desa Gulat berkacak pinggang menatap Parimin yang diikat tali di kereta kuda. Ia jentikkan jari dan kusir mulai memacu kudanya.

"Ahh ini sebabnya orang-orang tidak ingin peringkat pertama." suara Parimin menghilang bersama langkah kuda yang menjauh.

••••••••••••••••••••

Idaline mengawasi anak harimau yang sedang bermain dengan beberapa remaja. Ia bersyukur trauma hewan itu telah hilang tapi akibatnya anak harimau menjadi tidak betah di kamar.

"Sudah waktunya kembali." kata Idaline berjalan mendekat.

"Jangan bersedih. Jika sudah takdir maka kita akan bertemu lagi." Para pemuda memeluk anak harimau bergantian lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kamu jangan menurunkan kewaspadaan jika sudah sampai gunung. Karena bagaimanapun, manusia yang menaiki puncak kampungmu semuanya ingin menjadikan kalian budak kekuatannya." Idaline menggendongnya dan mengusap air matanya.

Idaline membawa anak harimau bersama Ami dan Cokro ke bukit Tang karena induk harimau tidak ingin melihat manusia yang lain. Noto kembali berkutat di dapur.

Begitu melihat induknya, anak harimau melupakan kesedihannya berpisah dengan para manusia. Ia berlari ke induknya lalu sang induk menjilatinya. Induk harimau menaruh dedaunan menyuruh anaknya memakan semuanya lalu ia mendekati Idaline dan menjulurkan tangannya. "Terima kasih." ucapnya setelah Idaline menempelkan telapak tangannya.

"Sama-sama. Kepercayaan yang telah diberikan harus dijaga."

"Itu bunga yang kau minta."

"Hampir aku melupakannya," Idaline menerima kantong yang terbang di sampingnya. Harimau putih dapat menerbangkan benda sampai setengah berat badannya dengan kekuatan. Dan Idaline tidak lagi terkejut pada hal-hal di luar nalar.

"Kemarin aku tidak menyadari. Ternyata ada lubang hitam yang lain," harimau itu meneliti tubuh Cokro.

"Tentang lubang hitam, kenapa kuda yang aku naiki tidak takut padaku?"

"Lubang ini seperti pelindung kalian, hanya hewan yang menyerang yang merasakan bahkan melihat kegelapan tak berdasar itu."

"Oh seperti itu.. berarti kau menyerangku saat itu??" Idaline menatapnya penuh curiga.

Harimau menghindari mata Idaline, ia menatap sekeliling dan berpura-pura menikmati pemandangan. "Bukit ini tidak ada penjaganya," ucapnya canggung.

"Karena di sini banyak batu sedimen, batu kapur, hutan tidak terlalu lebat." singkat Idaline masih kesal raksasa di depannya pernah berniat menyerangnya.

"Kalau begitu aku akan berjaga di sini,"

"Ya sudah,"

"Aku akan tinggal di sini,"

"Tidak ada yang melarang,"

"Aku akan melindungi desamu,"

Idaline tersenyum tipis. "Lakukan yang terbaik!" ucapnya melepaskan tangan. Ia berlari kecil ke arah Ami dan Cokro yang menunggu agak jauh. "Kami kembali," pamitnya berbalik pergi.

Ami melambaikan tangan berpamitan pada harimau putih. Ia meringis tidak dibalas oleh keduanya.

Idaline merasakan dejavu saat orang-orang berkumpul di pintu masuk desa Gelut. Dua orang yang jadi fokus kerumunan menyeruak keluar dan bersimpuh di depan Idaline.

"Kami memberi salam kepada Yang Mulia Raden Ajeng Paramudita. Semoga Anda selalu diberkahi kebijaksanaan dan keanggunan." salam mereka bersamaan.

"Berdirilah. Ada apa kalian kemari?" Idaline mengenali mereka sebagai pengawal Mahapatih yang membantu dirinya kembali ke toko obat. Idaline jadi teringat Atem dan Hasta. Setelah ada kepastian dari Fusena, dia akan memberitahu dengan jelas.

"Mahapatih mencari Anda,"

"Apa perihal itu lagi?" gumam Idaline terbayang buku catatan yang masih berantakan. Ia sudah menjelaskan harus berlatih berulang kali baru terbiasa. Tapi sepertinya remaja itu tidak sabaran. Idaline mendengus kesal memikirkan kemungkinan itu. Padahal semuanya tidak bisa instan.

Atau dia ingin menjadikan Idaline sebagai juru tulis? Idaline menghembuskan napas panjang menghilangkan asumsi-asumsi dalam pikirannya. "Baik, mari kembali." ujarnya pada dua orang yang menunggu jawaban.

"Yang Mulia, mohon bawa kereta kuda yang telah kami siapkan."

"Terima kasih," Idaline ingin sekali menolak tapi semua orang menatapnya dengan mata berbinar. Ia memasuki kereta mewah itu dan melongok di jendelanya. "Terima kasih semuanya." Idaline melambaikan tangan. Perlahan kereta mulai jalan dikendarai dua pria yang Idaline tebak sebagai saudara kembar.

"Kami yang sangat berterima kasih!"

"Hati-hati di jalan!"

"Saya akan mengendarai kuda ini. Biarkan dua kuda kami yang dipasang pada kereta kuda." ucap salah seorang ketika sampai di perbatasan delapan desa dengan dunia luar. Kuda mereka lebih terlatih dan lebih cepat, ini akan menyingkat waktu tiga kali lipat.

"Terserah kalian um?"

"Nama kami Siji dan Loro."

"Baiklah tuan Siji dan tuan Loro. Silakan lakukan seperti itu."

•••BERSAMBUNG•••

© Al-Fa4 | 11 Juli 2021

 

 

Terpopuler

Comments

senja

senja

tumbas siji, eh loro, wkwk

kirain Candra denger pas dibilang Ida itu istrinya, wkwk

mmg gak masalah nikah sm usia10thn?

2022-02-14

0

Darih Sinohan

Darih Sinohan

aku keluarganya wkwk

2021-08-06

1

Gerlies Nwng

Gerlies Nwng

kenapa dejavu?

2021-08-06

3

lihat semua
Episodes
1 001 - MEMERIKSA ATAU MENYIKSA
2 002 - PUPIL BERWARNA MERAH
3 003 - BERTAHANLAH NONA
4 004 - ISTANA TEMPAT YANG MENGERIKAN
5 005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
6 005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
7 006 - MEMBAWA SIAL KE RUMAH
8 007 - SIHIR DAN KANURAGAN
9 008 - BATU HITAM PENUH WARNA
10 009 - TAMPAK SEPERTI PORSELEN
11 010 - PERDAGANGAN HITAM DAN PUTIH
12 011 - KEMATIAN TIDAK AKAN BISA DIHINDARI
13 012 - DUNIA SUDAH BERKEMBANG
14 013 - KUALITAS PRAJURIT
15 014 - MENGANGKAT MURID
16 015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (1)
17 015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (2)
18 016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (1)
19 016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (2)
20 017 - KALIAN AKAN MENIKAH (1)
21 017 - KALIAN AKAN MENIKAH (2)
22 018 - LAPORKAN SEMUANYA (1)
23 018 - LAPORKAN SEMUANYA (2)
24 019 - SIMULASI PERNIKAHAN (1)
25 019 - SIMULASI PERNIKAHAN (2)
26 020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (1)
27 020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (2)
28 021 - SEMUA SUDAH BERLALU (1)
29 021 - SEMUA SUDAH BERLALU (2)
30 022 - BERLIBURLAH DAHULU (1)
31 022 - BERLIBURLAH DAHULU (2)
32 023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (1)
33 023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (2)
34 024 - KAKAK SANGAT KEJAM
35 025 - BUNGA YANG MEKAR
36 026 - HAMPARAN RUMPUT
37 027 - KELUAR KERATON
38 028 - JANGAN MEMAKSAKAN DIRI
39 029 - CALON NYONYAKU
40 030 - MEMBERIKAN KEMULIAAN
41 031 - PULANG
42 032 - MATA AIR
43 033 - LUPA PADA SEMUANYA
44 034 - TUGAS SEORANG MURID
45 035 - PETI KOSONG
46 036 - PAKAIAN POLOS
47 037 - CANGKANG KEONG
48 038 - JEJAK SIHIR
49 039 - RUMAH PERBUDAKAN
50 040 - KAMU MENGAWASIKU?
51 041 - SEKAR LANGIT
52 042 - CALON SUAMI
53 043 - AKU MENCINTAIMU
54 044 - MENDAPAT PENGAJARAN
55 045 - MENENANGKAN?!
56 046 - HARUM
57 047 - WETON
58 048 - PENOBATAN
59 049 - INGIN DILIHAT
60 050 - BOHONG
61 051 - PINGITAN
62 052 - UPACARA PERNIKAHAN
63 053 - TITAH
64 054 - SAKIT?
65 055 - PEREMPUAN PILIHANNYA
66 056 - DYAH
67 057 - MELATI
68 058 - AKU AKAN MEMBAWAMU KEMBALI
69 059 - KENAPA SEMUA JADI RUMIT BEGINI?
70 060 - AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU
71 061 - HATI
72 062 - KENAPA TIDAK ASING?
73 063 - HARUSNYA ITU ADALAH MILIKNYA
74 064 - SEDANG MENCARI WANITA LAIN
75 065 - KENAPA TIDAK BUNUH AKU SAJA?
76 066 - BERSAMA MAHARAJA JUGA MAHAPATIH
77 067 - SAMPAI WAKTU YANG BELUM DITENTUKAN
78 068 - LUKISAN TERBAIK
79 069 - BOLEHKAH..?
80 070 - APA AKU BUKAN SUAMIMU?
81 071 - KALIGRAFI
82 072 - BUKAN AKU
83 073 - HANYA BISA PASRAH
84 074 - KUMOHON KEMBALILAH
85 075 - JANJI
86 076 - LAPANGAN BUBAT
87 077 - SURAT
88 078 - DIRESTUI
89 079 - ISTIRAHAT
90 080 - HUKUMAN
91 081 - BERTINDAK SESUKA HATI
92 082 - JADI KENYATAAN
93 083 - PUTRA LAIN
94 084 - KATA MAAF
95 085 - PERTEMUAN
96 086 - TERBEBANI
97 087 - MEMINTA IZIN BUKAN MENGAJAK
98 088 - KUBERI SATU KESEMPATAN
99 089 - INI SUDAH WAKTUNYA
100 090 - DIA TIDAK MUNGKIN MEMBENCI BAGIAN DARI IDALINE
101 091 - KEBAHAGIAANKU ADALAH MEMILIKIMU
102 092 - BINTANG DI LANGIT YANG CERAH
103 093 - BERGERAK MEMBENTUK GELOMBANG
104 094 - COKELAT ANDA MELELEH
105 095 - BANTUAN YANG DATANG
106 096 - KESEMPATAN SEKALIGUS HUKUMAN
107 097 - SESUAI INTRUKSI MAHARAJA
108 098 - KEHAMILAN ADALAH ANUGERAH
109 099 - MEMECAHKAN DUA-DUANYA
110 100 - TIDAK MAU TERJADI SESUATU YANG GAWAT
111 101 - KERIS MPU GANDRING
112 102 - AKU AKAN BEKERJA KERAS SAMPAI KAMU MENCINTAIKU
113 103 - KERJA KERAS HAYAN
114 104 - IKATAN YANG TERPUTUS DALAM JIWANYA
115 105 - KETURUNAN TUNGGUL AMETUNG
116 106 - ANGIN YANG BERHEMBUS KENCANG
117 107 - GENANGAN DARAH DI TANAH
118 108 - LAPISAN PELINDUNG YANG SANGAT TEBAL
119 109 - MAHARANI SUDAH SEMBUH
120 110 - SURAT UNTUK IBUNDA
121 SEASON 2
122 SEASON 2 - INFO
123 GIVEAWAY
124 Curhat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
001 - MEMERIKSA ATAU MENYIKSA
2
002 - PUPIL BERWARNA MERAH
3
003 - BERTAHANLAH NONA
4
004 - ISTANA TEMPAT YANG MENGERIKAN
5
005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
6
005 - TIDAK SUKA BERSANDIWARA
7
006 - MEMBAWA SIAL KE RUMAH
8
007 - SIHIR DAN KANURAGAN
9
008 - BATU HITAM PENUH WARNA
10
009 - TAMPAK SEPERTI PORSELEN
11
010 - PERDAGANGAN HITAM DAN PUTIH
12
011 - KEMATIAN TIDAK AKAN BISA DIHINDARI
13
012 - DUNIA SUDAH BERKEMBANG
14
013 - KUALITAS PRAJURIT
15
014 - MENGANGKAT MURID
16
015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (1)
17
015 - MAHAPATIH MENCARI ANDA (2)
18
016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (1)
19
016 - PERINTAH KANJENG GUSTI PANGERAN (2)
20
017 - KALIAN AKAN MENIKAH (1)
21
017 - KALIAN AKAN MENIKAH (2)
22
018 - LAPORKAN SEMUANYA (1)
23
018 - LAPORKAN SEMUANYA (2)
24
019 - SIMULASI PERNIKAHAN (1)
25
019 - SIMULASI PERNIKAHAN (2)
26
020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (1)
27
020 - SURAT PEMBATAL PERTUNANGAN (2)
28
021 - SEMUA SUDAH BERLALU (1)
29
021 - SEMUA SUDAH BERLALU (2)
30
022 - BERLIBURLAH DAHULU (1)
31
022 - BERLIBURLAH DAHULU (2)
32
023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (1)
33
023 - KESEJAHTERAAN DAN PETUNJUK (2)
34
024 - KAKAK SANGAT KEJAM
35
025 - BUNGA YANG MEKAR
36
026 - HAMPARAN RUMPUT
37
027 - KELUAR KERATON
38
028 - JANGAN MEMAKSAKAN DIRI
39
029 - CALON NYONYAKU
40
030 - MEMBERIKAN KEMULIAAN
41
031 - PULANG
42
032 - MATA AIR
43
033 - LUPA PADA SEMUANYA
44
034 - TUGAS SEORANG MURID
45
035 - PETI KOSONG
46
036 - PAKAIAN POLOS
47
037 - CANGKANG KEONG
48
038 - JEJAK SIHIR
49
039 - RUMAH PERBUDAKAN
50
040 - KAMU MENGAWASIKU?
51
041 - SEKAR LANGIT
52
042 - CALON SUAMI
53
043 - AKU MENCINTAIMU
54
044 - MENDAPAT PENGAJARAN
55
045 - MENENANGKAN?!
56
046 - HARUM
57
047 - WETON
58
048 - PENOBATAN
59
049 - INGIN DILIHAT
60
050 - BOHONG
61
051 - PINGITAN
62
052 - UPACARA PERNIKAHAN
63
053 - TITAH
64
054 - SAKIT?
65
055 - PEREMPUAN PILIHANNYA
66
056 - DYAH
67
057 - MELATI
68
058 - AKU AKAN MEMBAWAMU KEMBALI
69
059 - KENAPA SEMUA JADI RUMIT BEGINI?
70
060 - AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU
71
061 - HATI
72
062 - KENAPA TIDAK ASING?
73
063 - HARUSNYA ITU ADALAH MILIKNYA
74
064 - SEDANG MENCARI WANITA LAIN
75
065 - KENAPA TIDAK BUNUH AKU SAJA?
76
066 - BERSAMA MAHARAJA JUGA MAHAPATIH
77
067 - SAMPAI WAKTU YANG BELUM DITENTUKAN
78
068 - LUKISAN TERBAIK
79
069 - BOLEHKAH..?
80
070 - APA AKU BUKAN SUAMIMU?
81
071 - KALIGRAFI
82
072 - BUKAN AKU
83
073 - HANYA BISA PASRAH
84
074 - KUMOHON KEMBALILAH
85
075 - JANJI
86
076 - LAPANGAN BUBAT
87
077 - SURAT
88
078 - DIRESTUI
89
079 - ISTIRAHAT
90
080 - HUKUMAN
91
081 - BERTINDAK SESUKA HATI
92
082 - JADI KENYATAAN
93
083 - PUTRA LAIN
94
084 - KATA MAAF
95
085 - PERTEMUAN
96
086 - TERBEBANI
97
087 - MEMINTA IZIN BUKAN MENGAJAK
98
088 - KUBERI SATU KESEMPATAN
99
089 - INI SUDAH WAKTUNYA
100
090 - DIA TIDAK MUNGKIN MEMBENCI BAGIAN DARI IDALINE
101
091 - KEBAHAGIAANKU ADALAH MEMILIKIMU
102
092 - BINTANG DI LANGIT YANG CERAH
103
093 - BERGERAK MEMBENTUK GELOMBANG
104
094 - COKELAT ANDA MELELEH
105
095 - BANTUAN YANG DATANG
106
096 - KESEMPATAN SEKALIGUS HUKUMAN
107
097 - SESUAI INTRUKSI MAHARAJA
108
098 - KEHAMILAN ADALAH ANUGERAH
109
099 - MEMECAHKAN DUA-DUANYA
110
100 - TIDAK MAU TERJADI SESUATU YANG GAWAT
111
101 - KERIS MPU GANDRING
112
102 - AKU AKAN BEKERJA KERAS SAMPAI KAMU MENCINTAIKU
113
103 - KERJA KERAS HAYAN
114
104 - IKATAN YANG TERPUTUS DALAM JIWANYA
115
105 - KETURUNAN TUNGGUL AMETUNG
116
106 - ANGIN YANG BERHEMBUS KENCANG
117
107 - GENANGAN DARAH DI TANAH
118
108 - LAPISAN PELINDUNG YANG SANGAT TEBAL
119
109 - MAHARANI SUDAH SEMBUH
120
110 - SURAT UNTUK IBUNDA
121
SEASON 2
122
SEASON 2 - INFO
123
GIVEAWAY
124
Curhat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!