PENOLAKAN 1

MIYA masih terpaku di tempatnya,menatap punggung laki- laki paruh baya yang selama ini selalu mendukung karirnya saat bekerja bersamanya.

Miya merasa sangat bersalah ,bahkan rasa yang seharusnya ia bahagia saat andre dengan mantap menolak hubungan perjodohan tapi rasa itu hilang saat melihat raut wajah sedih dari wajah laki- laki yang selama ini mendukungnya.

Andre mendatangi kamar kedua orang tuanya,mamanya andre duduk di samping suaminya yang masih diam tak bergeming menatap keluar jendela kamarnya....

"papa aku mohon jangan buat andre merasa bersalah" ucap andre setelah berdiri di samping ayahnya,wijaya menghela nafasnya dan menepuk pundak andre"selain dia sahabat papa,penolakanmu atas potrinya akn berdampak pada proyek besar kita yang baru kita bangun beri klarifikasi kepada donatur yang laen sebelum riko bertindak,karena papa tau siapa dia"ucapnya lagi

"Apakah itu artinya papa merestui hubungan kami"

ucap andre penuh harap,ayahnya andre mengangguk yang di sambut tawa bahagia oleh mamanya andre.

dirumahnya.widya mempurak purandakn isi kamarnya,kemarahan yang teramat sangat membuatnya murka dengan apa saja yang di lihatnya

"kurang ajar kau andre,beraninya kau membandingkan ku dengan wanita ****** itu,lihat saja aku tidak akan melepaskanmu"teriaknya dengan di iringi pecahan kaca cermin akibat hantaman benda tumpul yang di lemparkan widya.

ayahnya widya datang menghampiri anaknya dan memeluknya,widya menangis sejadi-jadinya di pelukan ayahnya"widya sangat mencintai andre pa"

ucapnya di sela isak tangisnya

"papa akan beri perhitungn dengan keluarga wijaya mereka telah berani mempermalukn keluarga kita"

ucap ayahnya widya dengan wjah merah padam.

hatinya sakit saat melihat anaknya yang begitu prustasi.

mamanya widya datang menghampiri keduanya dan memapah anaknya meninggalkan kamar yang seperti kapal pecah itu,ayahnya widya menyuruh para pelayan untuk membersihkan kamar widya.

Haris menghentikan mobilnya di depan rumah miya,

miya memutuskan untuk tetap pulang kerumahnya walau tanpa pamit kepada andre dan org tuanya andre,haris mengantarkan miya sampae kedepan pintu rumahnya,sila membuka pintu setelah mendengar ketukan dari luar

"miya,"ucap sila kaget,"hai" sapa haris saat sila beralih pandangan kepadanya,sila memberi isyarat pada haris seolah bertanya,haris mengangkat bahunya tak ingin berkumentar

miya masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamarnya tanpa berucap satu katapun

"ada apaan sih?"tanya sila heran

" ceritanya panjang"jawab haris

"gua ga di kasih masuk neh"ucapnya lagi

"paan seh,ini udah malem,cowo di larang bertamu larut malam,bukan muhrim"gerutu sila kesal

"emang lo mau gua muhrimin"goda haris seraya membungkukan badannya

"eh, ugah,"

haris tertawa mendengar celotehan sila

"ugah apa demen neh"godanya lagi

"pergi ga lo" teriak sila seraya melepaskan sandalnya, ingin sekali rasanya ia menabuk kepala cowo itu

haris berlari kecil sambil ketawa

"galak amat seh,untung cantik "gumam haris sambil memasuki mobilnya,"bodo amat" teriak sila sambil menutup pintu,haris tertawa melihat tingkah sila,dan ia pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah itu.

Andre mencari-cari keberadaan miya,setelah melihat kamar gadis itu kosong,andre sedikit panik setelah tidak menemukn miya dimanapun

"ada apa kak,kok gelisah gitu"tanya sila yang kebetulan lewat

"tiyas lihat kak miya ga?"tanya andre

"tadi kak haris nganterin kak miya pulang" jwab tiyas sambil menuang air putih dan meminumnya

"kemana"tanya andre,

"ya kerumahnya lah kak,kemana lagi" gerutu tiyas

dan bertepatn dengan itu haris datang memasuki rumah,andre bergegas mendatangi haris

"ris kenapa kamu antar miya pulng"

"luh dia yg minta lo ka,bukn haris yg pulangin"jawab haris,andre berdecak kesal

"iya maksud kaka,jangan di antar,kamu bisakan panggil kaka dulu"

"gini ya kak andre rahadi" ucap haris dengan gaya seperti org tua yg ingin memberi ceramah

"kak miya itu posisinya sekarang dalm keadaan terjepit"

"Apaan terjepit emang depan pintu"celetuk tiyas

"diam lo anak kecil,nyaut aja lo"gerutu haris yang merasa ucapan nya jadi terpotong

tiyas menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan haris,"dasar bucah lo" teriak haris,

dan beralih kepada andre di depannya,namun pria itu sudah tak ada lagi di hadapannya,

",yah di tinggal juga"gerutu haris,sambil mengangkat kedua tangannya kesal....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!