Sejak Antonio meminta Gavin menginap di rumah utama. Sudah dua hari dan itu sangat membuat Gavin merasa sangat bosan. Terlebih lagi Antonio terus mendesak nya untuk menikah. Itu tanda nya waktu Gavin tersisa lima hari lagi, pria itu harus datang mengahadap Antonio dengan membawa seorang calon istri. Kalau tidak Gavin akan di jodohkan dengan perempuan lain bahkan jika di menolak, Gavin akan di tendang keluar dari keluarga Liam.
"Tidak ada cara lain, kau harus menjalankan rencana mu." kata Jeff membuat Gavin pasrah.
Gavin memijat kepala nya tak sakit, pria itu melonggarkan dasi nya yang serasa mencekik. "Atur makan malam ku. Jalankan sesuai rencana mu." ujar Gavin yang sudah tidak memiliki ide lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, gadis yang masih bingung dengan penuh pertanyaan di kepala nya itu merasa heran karena mobil yang sangat di kenali nya ini tiba-tiba datang menjemput nya.
Linnie, tidak mengenakan pakaian bagus atau riasan menor seperti perempuan lain nya. Gadis ini hanya menggunakan celana jeans dan kaos oblong berwarna putih dengan rambut yang di kuncir. Mobil berhenti di sebuah restoran mewah yang tampak sepi tanpa pengunjung.
"Sudah di tunggu nona. Silahkan masuk." pelayan itu menyambut kedatangan Linnie lalu mengajak gadis itu untuk menemui seseorang yang sejak tadi sudah menunggu diri nya.
Linnie masuk, gadis tidak terkejut jika Gavin sudah menunggu nya sejak tadi. Linnie duduk ketika Gavin mempersilahkan nya. "Ada apa ya pak?" Linnie bertanya dengan sopan.
"Jika di luar, panggil aku Gavin." perintah pria itu.
"Katakan saja ada apa? kenapa restoran ini sepi?" tanya gadis itu merasa heran.
"Aku butuh bantuan mu!" kata Gavin tanpa basa basi.
Linnie tersenyum sambil memandang curiga pada Gavin. "Bantuan apa? firasat ku mengatakan jika aku akan dalam masalah." gadis itu mulai menebak.
"Aku mau menikah dengan ku....!" Gavin mengucapkan nya dengan satu kali tarikan nafas. Jantung pria itu berdebar sangat kencang sekarang.
Linnie bangkit dari duduk nya, mata gadis itu melotot tidak terima dengan permintaan Gavin. "Permintaan macam apa ini? Gavin, apa yang sudah membuat gila seperti ini?"
Gavin ikut berdiri, mencoba menenangkan gadis yang ada di depan nya ini. "Jangan salah paham Linnie, kita bisa baik-baik. Ku mohon, duduk dulu..." pria itu mencoba bernegosiasi. "Duduk dulu, akan aku jelaskan. Ku mohon...!" pria itu memohon dengan wajah serius.
ketika melihat wajah Gavin yang memohon, Linnie pada akhirnya duduk kembali di kursi nya. Gavin juga bisa bernafas lega sekarang. "Jelaskan!" pinta gadis itu kemudian Gavin menjelaskan masalah yang sedang dia hadapi sekarang. "Lalu kenapa kau memilih ku? bukankah di luar sana masih banyak perempuan yang lebih cantik? bahkan kau sendiri biasa nya akan dengan mudah mendapatkan gadis yang kau sukai." tanya Linnie tidak percaya dengan permintaan Gavin.
"Ku mohon Linnie, bantu aku. Meski pun di luar sana banyak gadis cantik atau apalah, aku lebih memilih mu." kata Gavin. Pria itu sangat berharap banyak pada Linnie. Gadis itu yang pada awal nya sangat tidak menyukai Gavin karena kelakuan bejat nya di luar itu sedikit banyak sudah memahami karakter Gavin sejak bekerja dengan pria itu.
"Katakan, apa alasan nya?" tanya Linnie penasaran.
"Karena aku yakin jika kau bisa di ajak bekerja sama. Kau gadis baik dan tidak akan mungkin membocorkan masalah pernikahan kita." ujar Gavin. Pria itu kemudian memberikan selembar kertas perjanjian lalu dengan seksama Linnie membaca nya.
Linnie manggut-manggut paham, Gavin mempersiapkan perjanjian nya dengan sangat matang. "Lalu, apa keuntungan yang kau berikan pada ku?" gadis itu mencoba bernegosiasi. Apa salah nya jika menerima tawaran Gavin? menikah selama satu tahun secara rahasia dengan segala perjanjian yang sudah mereka sepakati.
"Aku akan memberi mu kompensasi perceraian. Aku akan memberi mu rumah yang lebih layak dan aku akan membukakan mu tempat usaha seperti yang kau inginkan." ujar Gavin sambil menatap intens wajah Linnie. "Dan tidak lupa aku akan membuat mu jatuh cinta pada ku." timpal Gavin di dalam hati nya. Setidak nya, Gavin akan berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan cinta Linnie.
Bukan murahan, Linnie hanya ingin memperbaiki derajat hidup nya agar lebih baik lagi. Hidup susah sedari kecil membuat gadis itu ingin merasakan hidup enak. Setidaknya, Linnie hanya menunggu satu tahun untuk merubah segala kehidupan nya nanti.
Mereka telah sepakat, Gavin juga sudah menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan nanti. Gavin bisa bernafas lega, pria itu berharap lebih atas pernikahan nya ini.
"Makan lah, aku sudah memesan makanan ini khusus untuk mu." ujar Gavin.
"Jika mengajak ku makan, ajak aku makan di tempat murah saja. Tempat ini menakutkan, hanya ada aku dan kau...!" gadis itu protes.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam." kata Gavin.
"Jangan coba-coba menyentuh ku seperti perempuan di luar sana." gadis itu melirik tajam. Meski pun Linnie tidak bicara secara langsung, tapi Gavin paham jika itu menyinggung diri nya. "Aku ingin bertanya pada mu!" ujar Linnie membuat Gavin menghentikan gerakan tangan nya yang sedang menyendok makanan.
"Bertanya lah,...aku senang jika kau seperti ini." Ya, Gavin sangat senang jika bisa mengobrol santai dengan Linnie.
"Apa kau masih suka pergi ke bar?" tanya gadis itu membuat Gavin terdiam.
"Eemmm...kenapa memang nya?" tanya balik pria itu.
"Berhentilah melakukan hal yang akan membuat hidup kacau. Terkadang telinga ku bising mendengar desas desus gosip tentang diri mu di kantor." kata Linnie membuat pria itu terpaku.
"Apa kau tidak mau berteman dengan ku karena gosip itu?" tanya Gavin sedih.
"Aku hanya ingin menghindar dari berita yang akan menyudutkan ku nanti. Hidup ku sudah susah dan aku tidak ingin lebih susah lagi. Berhenti lah mempermainkan perempuan dan kau harus ingat jika kau lahir dari rahim seorang perempuan. Kau mungkin tidak ingin ibu atau adik atau kakak perempuan mu di permainkan seperti kau mempermainkan mereka bukan?" Linnie memberani diri untuk menyampaikan uneg-uneg di hati nya.
"Terimakasih sudah mengingatkan ku." kata Gavin. " Sejak mengenal mu malam itu, aku sudah tidak lagi menyentuh perempuan." Gavin berkata jujur membuat Linnie tersedak.
Dengan cepat Gavin menyodorkan minuman pada gadis itu, wajah Linnie memerah setiap kali Gavin bersikap manis pada nya. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Gavin khawatir, wajah pria itu tampak panik.
"Aku baik-baik saja." ujar Linnie. "Jika bicara, jangan membuat orang lain terkejut." kata Linnie gugup.
"Aku serius Linnie, kau bisa bertanya pada Jeff."
"Bertanya pada Jeff?" gadis itu tertawa, "Kau dan dia apa beda nya?" tanya Linnie membuat
"Kau ini, selalu saja tidak percaya pada ku." seru Gavin kesal.Sebenarnya, ingin sekali rasa nya Gavin mengakui siapa yang sudah mengirim hadiah pada Linnie saat wisuda dan siapa yang sudah menarik nya secara sengaja masuk ke dalam perusahaan. Namun nyata nya nyali Gavin tidak sebesar itu untuk mengaku pada Linnie. Selesai makan, Gavin langsung mengantar Linnie pulang ke rumah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
A.0122
jd itu rencananya dan waktu 1 thn itu bisa dia manfaatkan sebaik-baiknya untuk membuat linnie jatuh cinta
2022-03-17
0
Riska Wulandari
bah kalo gini Linnie jadi jinak..
2022-02-19
0
Bzaa
gavin... semangattt
2022-02-09
0