Sejak mengetahui Linnie bekerja di bar milik nya, Gavin hampir setiap malam berada di bar tersebut. Madam Eli tahu jika tuan nya itu sangat menginginkan Linnie. "Apa tuan tertarik dengan gadis polos itu?" tanya madam Eli sambil mengayunkan kipas tangan nya.
"Lakukan saja jika kau bisa melakukan nya, aku hanya tahu terima bersih seperti biasa nya." Gavin berkata dengan penuh harap. Entah kenapa pria itu sangat tidak yakin dengan kekuatan madam Eli.
Madam Eli langsung pergi ke ruangan nya dan langsung memanggil Linnie. Linnie masuk ke dalam ruangan tersebut, memberi hormat pada atasan nya. "Ada yang bisa saya bantu madam?" tanya Linnie masih terlihat biasa saja.
"Duduk lah, aku ingin berbicara sesuatu pada mu." ujar madam Eli lalu menuntun Linnie duduk di sofa. "Linnie,...kau gadis cantik. Banyak pria yang tertarik pada mu. Tapi, yang kali ini sungguh sangat berbeda." madam Elios langsung mengatakan maksud dan tujuan nya memanggil Linnie.
"Apa maksud madam?" tanya Linnie tidak mengerti.
"Ada pria yang mau membayar mu dengan sangat mahal. Apa kau mau tidur bersama dengan nya." tawar madam Eli membuat Linjie langsung syok bahkan tanpa sadar gadis itu berdiri sedikit menjauh dari madam Eli.
"Mohon maaf madam, saya hanya bekerja bukan menjual tubuh saya." Linnie mengatakan dengan sangat tegas.
"Sembilan digit, apa kau tidak tertarik dengan uang sebanyak itu?" madam Eli mengompiri Linnie.
"Tidak madam....!" sekali lagi Linnie menolak tawaran madam Eli. "Aku akan berhenti dari pekerjaan di tempat ini.Terimakasih sudah menerima ku, untuk gaji ku tidak usah di bayar." Linnie kemudian bergegas pergi. Baru satu bulan diri nya bekerja sudah mendapatkan hal-hal yang di luat jangkauan diri nya.
Gavin marah kepada madam Elios yang membuat Linnie berhenti bekerja dari bar nya. Padahal selama ini Gavin selalu memperhatikan Linnie dari kejauhan. Sejak mengenal Linnie, Gavin tidak pernah lagi tidur dengan banyak wanita. Nafsu dan hasrat pria itu telah hilang dan angan nya hanya ada pada Linnie.
"Di mana gadis itu?" tanya Jeff yang baru saja datang.
"Sudah berhenti...!" jawab Gavin kesal. "Semua gara-gara madam Eli...!"
"Sudah ku bilang berapa kali. Dia gadis polos yang tidak mudah di rayu dengan uang. Tidak seperti perempuan di luar sana dan di dalam sini." Jeff mengatakan dengan nada mencibir.
Gavin yang sudah tidak bersemangat langsung pergi dari bar. Tanpa sengaja pria itu mendapati Linnie yang sedang duduk di pinggir jalan dalam keadaan kesal. Dengan memberanikan diri, Gavin turun dari mobil nya kemudian menghampiri gadis itu.
"Hii....Linnie....kenapa kau di sini?" tanya Gavin tak mengejutkan gadis itu.
"Oh...hallo tuan Gavin. Tidak, aku hanya sedang duduk mencari angin saja!" jawab nya dengan senyum termanis nya hingga membuat Gavin semakin tergila-gila pada gadis itu.
"Seperti kau sedang kesal, kalau boleh tahu kenapa?" Gavin mencoba bertanya padahal dia sendiri tahu sebab nya.
"Aku sudah berhenti bekerja di bar terkutuk itu..." kata Linnie membuat Gavin menelan ludah nya kasar. "Aku hanya bekerja tapi bisa-bisa nya ada orang yang akan membeli tubuh ku." gadis itu mengeluarkan unek-unek nya.
"Apa kau tahu siapa orang nya?" tanya Gavin penasaran.
"Tidak tahu...!" jawab nya ketus. "Madam Eli tidak memberitahu ku..." kata-kata terakhir yang di keluarkan oleh Linnie membuat Gavin bisa bernafas lega. "Ngomong-ngomong, terimakasih atas bantuan tuan Gavin pada malam itu."
Gavin tertawa renyah, "Tidak masalah, lagian itu sudah sangat lama. Ngomong-ngomong juga, jangan panggil aku tuan Gavin. Panggil saja aku Gavin karena umur kita hanya selisih lima tahun."
Linnie mengernyitkan dahi nya, "Dari mana kau tahu jika kita selisih lima tahun?" tanya Linnie bingung.
Gavin menggaruk kepala nya tak gatal, "Aa...aaa...itu, kelihatan dari wajah mu yang lebih mudah dari ku.Ngomong-ngomong, berapa umur mu?" tanya Gavin agar tak membuat Linnie curiga.
"Dua puluh empat tahun...!" Jawab Linnie. Sebenarnya gadis itu sedikit risih dengan Gavin karena sejak tadi pandangan mata Gavin seperti orang yang haus akan bercinta. "Aku pamit dulu, sudah malam." kata Linnie langsung meraih sepeda nya. Belum sempat Gavin menyahut, Linnie sudah dulu melambaikan tangan nya.
Gavin mengacak rambut nya frustasi, pria itu tahu jika Linnie marasa takut pada nya. Sepanjang perjalanan, Linnie terus membaca komat kamit, gadis itu tidak akan lagi menginjakan kaki ke bar itu mau pun bar lain nya dan berkenalan dengan pria sana.
"Semoga saja itu pertemuan yang terakhir." batin Linnie penuh harap.
Gadis itu, menghempaskan tubuh dan pikiran nya yang sangat lelah di atas tempat tidur yang tidak terlalu empuk. "Besok aku harus mencari pekerjaan." ujar nya penuh semangat.
Sedangkan Gavin, pria itu merasa hidup nya malam ini penuh dengan bunga-bunga. Saling mengobrol dengan Linnie membuat pria itu bisa berfantasi ke mana-mana. Malam ini dengan sengaja Jeff menumpang tidur di apartemen milik Gavin.
"Ada barang baru, jika kau mau aku bisa memanggil nya malam ini." Jeff mencoba menawarkan makanan kesukaan Gavin.
"Aku tidak tertarik...!" jawab Gavin acuh membuat Jeff bergeleng kepala. Jeff memandang wajah Gavin yang selalu terpancar senyum itu. "Berhenti tersenyum Gavin. Itu sangat menjijikan...!" Jeff berlaga seperti orang yang hendak muntah.
Gavin yang kesal langsung melempar botol minuman ke arah Jeff. "Pergi kau,...tidur di rumah mu sana...!" usir Gavin namun tetap saja Jeff tidak beranjak dari tempat duduk nya.
Malam berganti pagi, sebelum mencari pekerjaan Linnie harus pergi ke kampus terlebih dahulu. Gadis itu menceritakan apa yang sudah terjadi pada diri nya tadi malam. Tentu saja itu membuat Cleo mengamuk tidak terima. Bahkan gadis itu juga merasa sangat sedih sebab diri nya lah yang memaksa Linnie untuk bekerja di bar.
"Aku baik-baik saja, kau tidak usah khawatir..." gumam Linnie sambil menepuk pundak Cleo.
"Kau tenang saja, setelah kita pulang nanti aku akan membantu muencari pekerjaan." ujar Cleo penuh semangat.
Linnie manarik nafas dalam, lalu berkata dengan sangat sedih. "Wisuda sebentar lagi, aku bahkan tidak memiliki tabungan untuk biaya wisuda nanti."
"Jangan sedih, kau akan segera mendapatkan pekerjaan." Cleo memberi semangat pada sahabat nya.
Meski pun bekerja di bar mendapatkan tips, namun tetap saja itu tidak bisa menutupi biaya kuliah Linnie yang masih tertunda. Hanya kebaikan pihak kampus lah yang memberi nya toleransi karena pihak kampus sangat mengerti dengan keadaan Linnie. Meski gadis itu mendapatkan beasiswa, namun tetap saja beasiswa itu tidak bisa menjamin sepenuhnya untuk membebaskan semua biaya kuliah Linnie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Bzaa
semangat linnie... 💪🦾💪
otor😘
2022-02-09
0
re
Linnie takut
2021-09-06
0
Chandra Dollores
terima kasih sudah diajak berkhayal "bertemu" wanita bernama Linnie, prinsip yg langka menuju punah hihihi
2021-08-22
6