Cukup sial bagi Gavin, entah kenapa diri nya selalu saja bertemu dengan Devan di waktu yang tidak tepat. Devan yang bersikap sok akrab pada Linnie membuat pria itu sangat muak. Sepanjang meeting berjalan, Devan terus memandang ke arah Linnie.
Gadis itu memang acuh, namun bagi Gavin itu bisa membuat diri nya cemburu. Meeting selesai pukul tiga sore, Gavin langsung mengajak Jeff dan Linnie untuk pulang karena Gavin tidak ingin melihat Devan sok manis di depan calon kekasih nya itu.
Gavin mengajak Linnie makan malam terlebih dahulu sebelum mengantar gadis itu pulang. Tak ada yang mereka bicarakan selain menikmati makan malam masing-masing.
Selesai makan malam, Gavin mengantar Linnie pulang ke rumah nya. "Terimakasih pak." gadis itu berkata dengan sopan.
"Istirahat lah, kau pasti lelah." pria itu sangat perhatian.
"Baik pak, hati-hati di jalan." kata Linnie kemudian Gavin mulai melajukan mobil nya.
Mungkin belum jauh mobil Gavin pergi, seseorang dengan cepat memanggil nama Linnie dengan sangat kasar. "Dasar perempuan murahan! di bayar berapa kau tidur dengan Gavin?" ternyata gadis itu adalah Irene yang sejak tadi sudah menunggu kepulangan Linnie.
"Aku bukan kau yang rela menjual harga diri nya hanya demi uang dan sebuah popularitas." sahut Linnie membuat Irene merasa geram.
"Asal kau tahu ya, aku dan Gavin sudah pernah tidur bersama. Sampai kapan pun Gavin akan menjadi milik ku." Irene berkata dengan sangat sombong.
"Atas dasar apa kau mengetakan hal seperti itu. Jika dia milik mu, lalu kenapa Gavin memecat mu?" tanya Linnie membuat Irena terdiam.
"Linnie,...kau lihat saja aku akan menghancurkan diri mu. Aku tahu jika Gavin sangat menyukai mu, tapi kau yang sok jual mahal ini membuat Gavin selalu mempertahankan diri mu. Asal kau tahu, Gavin adalah seorang laki-laki yang suka bermain dengan banyak wanita."
Linnie tertawa renyah, "Kau tidak usah menjelaskan nya, aku sudah tahu hal itu. Jika Gavin berniat jahat pada ku, mungkin dia sudah memperkosa ku sejak awal. Apa kau pikir aku dan Gavin hanya bertemu saat di kantor saja? coba kau pikirkan lagi...!"
Gadis itu masuk ke dalam rumah nya, tidak menghiraukan Irene yang terus mengumpat diri nya di luar sana. Tubuh yang lelah, kembali segar setelah Linnie mandi air hangat. Merebahkan diri di atas tempat tidur membuat Linnie langsung terlelap begitu saja.
Malam berganti pagi, seperti biasa Linnie berangkat kerja dengan menggunakan angkutan umum. Setiba nya di loby, Linnie tidak sengaja berpapasan dengan Gavin.
"Selamat pagi pak." sapa Linnie.
"Pagi,...!" sahut pria itu tanpa menoleh ke arah Linnie hingga membuat gadis itu mengerutkan kening nya.
Linnie kemudian berjalan di belakang Gavin dan juga Jeff, tak ada yang bicara baik Gavin maupun Jeff. Bahkan ketika di dalam ruangan sekali pun hanya ada keheningan saja. Ini tidak seperti biasa nya, biasa nya Gavin dan Jeff akan saling mengobrol meski pun mereka sedang bekerja.
"Kau selesaikan sisa nya, aku ada urusan." ujar Gavin kemudian bergegas pergi. Tak sedikit pun pria itu moneleh Linnie seperti biasa nya.
Gavin pergi menuju rumah utama, entah apa yang membawa langkah kaki nya kesana, namun ada hal penting yang akan di bicarakan dalam keluarga nya. "Ingat pulang juga kau ternyata!" suara berat menyapa Gavin yang baru saja masuk ke dalam rumah mewah itu.
"Kenapa mencari ku? apa Daddy merindukan anak nakal ini?" tanya Gavin tak merasa bersalah.
"Dasar anak tidak tahu diri...!" Antonio mengumpat anak nya sendiri. "Kapan kau akan berubah Gavin? kapan kau akan berhenti untuk tidak meniduri perempuan di luar sana?" tanya Antonio yang sudah angkat tangan dengan kelakuan bejat anak nya.
"Aku sudah lama berhenti...!" seru pria itu dengan santai nya.
Antonio malah tertawa keras, menurut nya anak nya ini sedang bercanda. "Berhenti bermain-main. Kau harus menikah!" ujar Antonio tak membuat Gavin terkejut.
"Ya,...ya...di mata Daddy aku selalu saja salah. Aku benar-benar sudah lama tidak meniduri perempuan lagi.Tanyakan saja pada Jeff" Gavin berkata dengan sangat tegas.
"Tinggallah satu malam di rumah ini, adik mu sangat merindukan mu." pinta Antonio.
"Di mana bocah tengik itu?" tanya Gavin sambil beranjak dari duduk nya.
"Sedang kuliah. Gavin,...permintaan Daddy kali ini serius, menikahlah. Cari perempuan yang benar-benar bisa membuat mu berubah untuk tidak berulah lagi."
"Hmmm....akan aku pikirkan lagi." ujar Gavin "Aku akan pulang nanti, pekerjaan ku masih banyak." kata Gavin.
"Jika dalam satu minggu kau tidak membawa calon istri mu, Daddy akan menjodohkan mu dengan anak teman Daddy." perkataan Antonio mampu menghentikan langkah Gavin yang menuju pintu keluar.
"Jangan memaksa ku Daddy,aku masih muda." tolak keras Gavin.
"Tapi kelakuan mu yang suka tidur dengan perempuan seakan kau sudah memiliki istri."
"Terserah Daddy saja!" seru Gavin.
"Daddy sangat malu dengan gelar Casanova yang di berikan orang-orang pada mu Gavin. Jangan lupa dengan permintaan daddy." kata Antonio tetap di acuhkan oleh Gavin.
Pria itu kembali ke kantor, sudah pasti Gavin sangat kesal dengan permintaan ayah nya sendiri. Pria itu, memandang tajam ke arah Linnie, yang membuat hasrat Gavin tiba-tiba berkobar. Bahkan Jeff langsung beringsut lalu memandang bergantian ke arah Linnie dan Gavin.
"Dia itu sengaja atau apa? kenapa Linnie mengikat rambutnya di depan Gavin?" batin Jeff.
Linnie yang sudah selesai mengikat rambut nya kembali fokus dengan pekerjaan nya. Otak Gavin yang sudah berkelana kemana-mana membuat pria itu langsung berdiri lalu menghampiri Linnie di meja nya.
"Wuaddduhhhh....!" Jeff menutup mulut nya rapat-rapat.
Ternyata Gavin melepas ikatan rambut gadis itu, membuat Linnie sangat terkejut dengan sikap Gavin. "Kenapa?" gadis itu bertanya kebingungan.
"Jangan pernah mengikat rambut mu baik di depan ku atau di depan orang lain." pria itu berkata dengan wajah yang tidak bisa di tebak.
"Kenapa?" sekali lagi Linnie bertanya apa alasannya.
"Karena kau lebih cantik seperti ini." kata Gavin membuat Linnie langsung tersipu malu. Wajah tampan Gavin semakin tampan pada saat pria itu bersikap dingin.
Gavin kembali ke meja nya, pria itu teringat kembali permintaan ayah nya yang tidak pernah main-main itu. Gavin membuang nafas kasar, "Jeff, aku ingin bicara." kata Gavin lalu mengajak pria itu pergi ke atas atap gedung.
Hembusan angin tak merusak tatanan rambut Gavin, pria itu memandang kota dari atas gedung. "Daddy meminta ku untuk menikah." kata Gavin memberitahu.
"Bagus lah kalau begitu!" sahut Jeff yang belum tahu permasalahan nya.
"Dalam waktu satu minggu aku harus membawa calon istri ke hadapan Daddy. Kau tahu sendiri jika aku tidak pernah serius dengan perempuan mana pun."
"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jeff ikut bingung dengan permasalahan Gavin.
"Daddy akan menjodohkan aku dengan anak teman nya. Aku tidak mau! bantu aku untuk berpikir." pinta Gavin lalu membuka mimuman kaleng yang sengaja mereka bawa.
"Jangan mencari jauh-jauh, apa yang ada di depan mata saja. Aku akan membantu mu nanti." ujar Jeff membuat Gavin mengerutkan dahi nya dalam.
"Apa rencana mu?" tanya Gavin penasaran.
Jeff kemudian memberitahu ide yang tiba-tiba muncul di kepala nya. Awal nya Gavin menolak karena belum itu semua rencana Jeff berjalan dengan lancar. Namun, setelah di kompori oleh Jeff, Gavin langsung terbakar emosi hingga membuat pria itu mengiyakan rencana Jeff.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
A.0122
apa yg jeff rencanakan
2022-03-17
1
Bzaa
kepoooo jdinya akuh
2022-02-09
0
Alfia Amira
kompor banget sih si Jeff nih , wkwkwkwkkw
2022-01-12
0