Gadis itu tampak malu-malu bahkan gugup ketika Gavin mengajak nya makan malam di rumah utama. Tidak masalah bagi Antonio jika Gavin menikah dengan orang kaya atau miskin yang penting anak nya itu mau menikah. Rasanya,makanan yang masuk melewati kerongkongan gadis itu hambar terasa.
"Kak,...kenapa mau menikah dengan kak Gavin?" tanya Elyandra adik Gavin yang biasa di panggil Elyn itu.
Linnie langsung melirik ke arah Gavin, gadis itu tahu pertanyaan Elyn tertuju ke arah mana. "Bicara yang sopan. Dia calon kakak ipar mu." Antonio memarahi anak bungsu nya itu.
"Uang saku mu, kakak potong!" perkataan Gavin membuat Elyn langsung memancungkan bibir nya.
"Bercanda saja tidak boleh!" protes gadis itu. "Kak Linnie,...jangan mau menikah dengan buaya seperti kakak ku ini...!" kata Elyn sebelum gadis itu berlari meninggalkan meja makan menghindari amukan kakak nya.
Linnie hanya bisa tertawa garing, gadis ini juga bingung ingin bersikap seperti apa. "Jangan dengarkan adik ku. Dia memang seperti itu." Gavin merasa jika harga diri nya benar-benar jatuh di buat adik nya sendiri.
"Jadi, kapan rencana kalian akan menikah?'' tanya Antonio serius membuat Linnie langsung tersedak makanannya.
Gavin, pria yang semula sangat tidak peduli dengan yang nama nya perempuan kali ini terlihat khawatir juga panik. Antonio di buat syok oleh sikap perhatian Gavin yang mengambilkan air minum untuk Linnie bahkan terus berkata hati-hati pada Linnie.
Melihat hal ini, Antonio tersenyum penuh kelicikan. Pria paruh baya itu langsung mendapatkan ide untuk pernikahan anak nya.
"Maaf tuan.....!" ucap Linnie merasa tidak enak hati setelah situasi kembali normal.
"Tidak apa-apa. Maaf jika pertanyaan ku sangat mengejutkan mu." kata Antonio terlihat santai.
"Secepatnya kami akan menikah. Tapi, kami menikah sesuai dengan kesepakatan kami dan bukan aturan dari Daddy." kata Gavin bicara serius.
"Terserah kau. Yang penting kau menikah dan memilik anak itu sudah cukup untuk Daddy." lagi-lagi, ucapan Antonio membuat Linnie ingin ******* Gavin.
Selesai makan malam dan berbincang sedikit, Gavin mengantar Linnie pulang kerumah nya. Gavin tidak mampir, dan langsung pulang ke rumah utama karena papah nya sudah menunggu sejak tadi.
"Kau menyukai gadis itu bukan?" tebak Antonio. "Kau bayar barapa sehingga dia mau menikah dengan mu?"
"Tapi dia tidak menyukai ku...!" seru Edwin membuat Antonio tertawa.
"Kenapa? apa karena dia tahu kau suka masuk lubang sana lubang sini?" Antonio bertanya sambil mengejek kelakuan bejat anak nya. "Entah kau ini keturunan siapa Daddy pun tidak tahu. Jika Mommy masih hidup, dia akan gantung diri melihat kelakuan nakal mu ini."
"Berhenti mengejek ku...!" kata Gavin kesal. "Aku akan membuat Linnie jatuh cinta pada ku." ujar Gavin yakin.
"Daddy akan membantu mu....!" seru Antonio membuat Gavin senang. Jika Antonio sudah turun tangan, maka Gavin tidak akan kesulitan untuk mengambil hati Linnie.
Malam berganti pagi, seperti biasa Linnie akan berangkat kerja menggunakan bus. Namun, gadis itu terlambat hingga membuat nya harus ketinggalan bus. Linnie berlari, mengejar bus yang sudah melaju di depan nya. Namun tiba-tiba, seseorang menyerempet gadis itu hingga membuat nya jatuh terpental.
Orang yang ada di dalam mobil, tertawa puas melihat kemalangan yang menimpa Linnie. Linnie yang sudah tidak sadarkan diri langsung di bawa ke rumah sakit.
Di kantor, Gavin terus melihat ke arah jam yang melingkar di tangan nya. Lelaki itu cukup gelisah, karena sampai sekarang Linnie belum juga datang. "Apa Linnie menghubungi mu?" tanya Gavin uringan.
"Tidak ada....!" seru Jeff tiba-tiba ponsel lelaki itu berbunyi. Benar, itu adalah telpon dari rumah sakit. Berhubung Linnie dan Jeff selalu kontek masalah pekerjaan, jadi riwayat panggilan keluar nya lebih banyak nama pria itu dari pada nama Gavin. Jeff menelan ludah nya kasar, menoleh ke arah Gavin yang sejak tadi menatap nya dengan penuh rasa curiga.
"Katakan, ada apa?" tanya Gavin dengan sorot mata tajam nya.
"Calon istri mu kecelakaan." Jawab Jeff dengan wajah ketakutan. Gavin langsung mencengkram kerah kemeja Jeff.
"Jangan bercanda, jika kau main-main dengan ucapan mu. Maka aku akan membenamkan masa depan mu detik ini juga!" Gavin berkata dengan penuh penekana.
"Aku serius,....!" ujar Jeff dengan suara tercekik.
Tak menunggu lama lagi, Gavin langsung pergi dan di susul oleh Jeff. Langkah lebar pria itu, bahkan tidak menghiraukan sapaan karyawan yang berpapasan dengan nya.
Setengah berlari, Gavin menuju ruang rawat Linnie. Pria itu, bisa bernafas lega ketika melihat gadis itu sudah di tangai dengan benar. "Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Gavin khawatir bahkan pria itu menggenggam tangan Linnie tanpa sadar.
"Aku tidak tahu. Seseorang menabrak ku kemudian pergi begitu saja." kata Linnie.
"Brengsek....!" umpat Gavin. "Jeff,...cari pelaku nya dan hukum dia...!" perintah Gavin langsung di laksanakan oleh Jeff. "Apa yang sakit? cepat katakan. Aku tidak ingin melihat nu tergolek seperti mayat hidup ini." kata Gavin membuat Linnie garam.
"lepaskan tangan ku....!" Pinta Linnie kesal.
Gavin sontak menoleh ke arah tangan nya lalu berkata, "Maafkan aku..."
Untung saja hanya pergelangan tangan dan kaki Linnie yang terkilir dan ada sedikit luka. Namun tetap saja hal itu membuat Gavin khawatir. "Jangan pergi bekerja sebelum kau sembuh." ujar Gavin.
"Aku tidak ingin makan gaji buta." sahut Linnie.
"Bisakah kau menurut dengan omongan calon suami mu ini?" tanya Gavin dengan bangga nya.
"Jangan lupa, jika pernikahan kita adalah sebuah kesepakatan." kata Linnie membuat Gavin terdiam. Ekspresi wajah pria itu langsung berubah murung.
"Jika kau tidak menganggap aku calon suami mu, makan turuti saja perkataan bos mu ini." ujar pria itu tidak mau kalah. "Istirahat lah, aku akan menjaga mu." kata Gavin.
"Kau pasti sibuk, kenapa tidak pergi bekerja?" tanya gadis itu.
"Aku hanya ingin menjaga calon istri ku, apa itu salah?" tanya Gavin balik.
Linnie terdiam, sebenarnya gadis itu ingin menyahut ucapan Gavin namun ketika melihat wajah serius dan tulus pria itu, hati Linnie seolah berkata diam saja.
"Jika kau butuh sesuatu, bilang saja. Apa kau sudah makan?" tanya Gavin seolah pria itu sibuk sendiri.
"Aku sudah sarapan tadi..." jawab Linnie.
"Melihat wajah menyedihkan mu ini, seperti kau butuh makanan enak." kata Gavin kemudian pria itu mengeluarkan ponsel nya lalu menghubungi seseorang untuk mengirim makanan ke rumah sakit.
"Kenapa kau serepot ini Gavin?" tanya Linnie tiba-tiba meresa tidak enak hati.
"Simpan saja pertanyaan mu itu, akan aku jawab jika sudah tiba waktunya nanti." ujar Gavin membuat Linnie bingung. Gadis itu kemudian hanya diam, saling pandang dengan pria yang sekarang sedang menjaga nya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
A.0122
pasti si irene pelakunya karna secara dia terobsesi pada gavin
2022-03-17
1
Bzaa
irene nyari gara2 nih
2022-02-09
0
Srinthil Kantil
dasar lampir bikin masalah sama Gaviin
2021-11-12
0