Married With Casanova
"Linnie, apa kau masih mencari pekerjaan?" tanya Cleo.
"Tentu saja, aku butuh pekerjaan paruh waktu untuk membiayai kuliah ku ini...!" seru Linnie. "Satu semester terakhir ini sungguh sangat menyita waktu, tenaga dan juga uang ku. Orang miskin seperti ku ini bisa apa?"
Cleo menepuk pundak sahabat nya, gadis itu juga bukan terlahir dari keluarga kaya raya namun bisa di golongkan sebagai keluarga yang mampu. Cleo menepuk pundak Linnie memberi semangat. "Jangan sedih, aku sudah mendapatkan pekerjaan untuk mu dari teman kakak ku." ujar Cleo membuat semangat hidup Linnie kembali berkobar. "Tapi, ada nya cuma bekerja di bar saja. Tugas mu hanya mengantar minuman. Jika kau beruntung mereka akan memberi mu tips." Cleo menjelaskan pekerjaan itu. "Bagaimana, apa kau tertarik? jika tidak kita bisa mencari pekerjaan yang lain?" tanya gadis itu kurang yakin.
Sejenak Linnie berpikir, zaman sekarang mencari pekerjaan sangat sulit terlebih lagi di kota besar seperti ini. "Hmmm...baiklah, aku terima tawaran mu." ujar Linnie membuat Cleo senang.
"Kalau begitu kita akan pergi nanti malam!" seru nya penuh semangat.
Linnie hanya seorang gadis yatim piatu, ke dua orang tua nya sudah meninggal sejak Linnie duduk di bangku menengah pertama. Linnie tinggal di sebuah rumah sederhana namun tampak nyaman. Gadis itu sudah biasa menghidupi diri nya sendiri bahkan untuk biaya sekolah saja Linnie harus bekerja keras.
Suara musik menggema di seluruh ruangan, kerlap kerlip lampu membuat mata gadis itu sakit. Linnie dan Cleo pergi ke sebuah ruangan tempat di sang Manajer berada. Seorang wanita yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun bernama Elios duduk dengan anggun sambil memegang segelas minuman berwarna merah.
"Siapa di antara kalian yang bernama Linnie?" tanya nya dengan suara lembut.
Linnie dan Cleo saling pandang, "Saya nyonya,...!" jawab Linnie.
Elios tersenyum, "Kau sungguh cantik,...baiklah, mulai besok malam kau sudah harus bekerja." ujar Elios.
"Terimakasih nyonya, saya akan bekerja sebaik mungkin...!" Linnie tersenyum senang.
"Jangan panggil aku nyonya, panggil saja aku macam Eli,..." gumam Elios.
"Terimakasih madam Eli,..." Linnie kembali berterimakasih.
Ke dua gadis itu akhirnya pergi, sebelum pulang mereka makan di pinggir jalan sambil menikmati suasa malam. "Linn,...apa kau tidak berniat untuk mencari pacar? biar kau tidak kesepian!"
Linnie mengaduk minuman nya kesal, "Pacar lagi...! memang nya kau mau kemana?" tanya Linnie kesal setiap kali mereka duduk sangat Cleo selalu saja bertanya seperti itu.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang belum aku beritahu kepada mu." Cleo berkata dengan wajah muram.
"Kau kenapa Cleo? apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Linnie mulai gelisah.
"Sebenarnya, setelah aku wisuda nanti ke dua orang tua ku mengajak ku pindah ke rumah kakek. Ayah ku harus meneruskan usaha restoran yang di miliki kakek." Cleo berterus terang.
"Jadi kau akan pindah?" tanya Linnie tidak percaya.
"Lalu aku harus apa? mereka orang tua ku. Mana mungkin aku bisa membantah mereka." keluh Cleo merasa sedih jika harus meninggalkan Linnie.
Linnie tersenyum, tidak mungkin gadis itu menahan kepergian sahabat nya. "Tidak apa-apa, toh kita juga bisa bertemu di lain waktu."
"Tapi kau harus janji dengan ku, jaga diri baik-baik dan jangan sampai kau salah pergaulan." Cleo mengatakan dengan penuh harapan.
"Aku tidak sebodoh itu....!" ujar Linnie, "Aku tidak ingin membebankan dosa ku kepada ke dua orang tua ku."
"Kau memang anak yang berbakti Linnie,..aku salut akan perjuangan hidup mu." puji Cleo lalu mereka saling berpelukan.
Malam semakin larut, Cleo mengantar Linnie pulang ke rumah nya. Linnie menghempaskan tubuh nya di atas tempat tidur yang tidak terlalu empuk itu. Mendapatkan pekerjaan di bar adalah sebuah tantangan tersendiri bagi Linnie.
Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, hari ini sidang skripsi yang membuat Linnie merasa gugup bahkan berkeringat panas dingin. Dia bukan gadis bodoh, namun Linnie juga memiliki rasa takut jika dia gagal.
Butuh waktu dua jam untuk Linnie berhadapan dengan dewan penguji. Sedangkan Cleo menunggu dengan harap-harap cemas di luar ruangan. Tak berapa lama Linnie keluar dengan menarik nafas sedalam-dalamnya.
"Bagaimana?" tanya Cleo khawatir.
Linnie hanya mengangkat ke dua pundak nya dan langsung memeluk Cleo.Cleo yang paham langsung bersorak gembira, gadis itu sudah duluan kemarin jadi setelah ini mereka bebas mau pergi ke mana pun.
"Setelah kau wisuda, apa kau berniat mencari pekerjaan yang lain?" tanya Cleo sambil menyeruput minuman nya.
"Tentu nya,..bekerja di bar hanya untuk sementara saja. Jika ada pekerjaan yang lebih baik kenapa aku harus bertahan di pekerjaan yang....ya begitu lah..." kata Linnie membuat Cleo bernafas lega dengan jalan pikiran sahabat nya itu.
"Jangan lupa cari pacar...!" seloroh Cleo lalu menutup mulut nya. Linnie hanya mendengus kesal dengan gurauan sahabat nya itu.
"Dan kau, jika menikah nanti jangan lupa untuk mengundang ku..." ujar Linnie menunjuk wajah Cleo.
"Mana mungkin aku melupakan seseorang yang selalu memberi ku contekan ini...!" seru Cleo di iringi tawa keras nya. Linnie hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat kelakuan sahabat nya itu.
Malam telah tiba, Pukul tujuh malam Linnie sudah ada di bar. Gadis itu mengenakan seragam yang tidak terlalu terbuka dan itu membuat Linnie kembali bernafas lega. Tugas nya malam ini hanya mengantar minuman sesuai arahan yang di berikan oleh senior nya. Mandan Elios memperhatikan cara kerja Linnie yang sangat cepat juga rapi.
Meski pun ada beberapa lelaki hidung belang yang berusaha menggoda diri nya, namun Linnie masih bisa menghindar. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit bagi Linnie, hanya saja diri nya tidak suka jika ada lelaki yang mabuk dan menggoda diri nya. Namun mau bagaimana lagi, itu semua sudah menjadi resiko diri nya.
Pukul sepuluh malam Linnie baru lah pulang, menggunakan sepeda gadis itu menembus gelap nya malam menuju rumah tempat dia beristirahat. Utung saja jarak rumah ke bar hanya memakan waktu dua puluh menit menggunakan sepeda.
Ingin rasa nya Linnie mengeluh, namun kepada siapa? orang tua nya telah tiada bahkan dia tidak memiliki adik atau kakak. Para saudara telah menjauhi nya, mereka bilang Linnie adalah anak pembawa sial yang menyebabkan kematian ke dua orang tua nya. Jika sedang lelah seperti ini, Linni hanya bisa mandi air dingin agar tubuh nya kembali segar. Gadis itu menyeduh mi cup yang selalu tersedia di ruamh nya. Membuat segelas susu agar tidur nya lebih nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Dyah Oktina
biasanya bar itu tutup d pagi hari thor.. makanya banyak orang yg mabuk..🤭
2025-01-11
0
Nadav effendy
manaaaaa ada bar yg pulang kerjanya jam 10. wkwkwk.. sdgkan jam 9 mlm aja baru buka
2023-06-26
0
Vera Diani
mampirr
2022-03-07
0