"Ada apa dengan mu? sejak kemarin kau terus saja uring-uringan!" tanya Jeff sambil menyodorkan minuman kaleng pada Gavin. Hari ini adalah akhir pekan, jika sabtu dan minggu Gavin meliburkan semua karyawan nya.
"Tadi malam aku tidak sampai selesai. Nafsu hilang ketika bayangan gadis itu muncul." kata Gavin memberitahu.
"Gadis mana yang kau maksud? apakah gadis itu telah mencuri hati seorang Casanova ini?" Jeff bertanya dengan mencibir lelaki itu.
"Malam ini, cari kan aku satu saja. Aku ingin memastikan, jika perempuan ke empat malam ini tidak bisa memuaskan ku, berarti gadis itu harus bertanggung jawab." Gavin berkata dengan putus asa.
"Baiklah, aku akan membantu mu. Aku penasaran dengan perempuan yang sudah mencuri hati mu ini." ujar Jeff lalu meneguk minuman kaleng nya. Jika akhir pekan seperti ini Gavin akan berada di apartemen nya, menikmati indahnya pemandangan kota dari atas balkon kamar nya sambil mengkhayal nikmat nya bercinta.
Benar saja, tak butuh waktu lama bagi Jeff untuk mencarikan gadis yang masih bersegel untuk Gavin. Mungkin saja gadis ini masih lugu, namun bukan Gavin nama nya jika tidak bisa memulai permainan yang lebih panas. Gadis itu terus mendes*h menikmati setiap permainan yang di berikan oleh Gavin.
Suara rintihan menggema di setiap sudut ruangan padahal Gavin sendiri belum memasukan rudal nya ke dalam sarang nya. Pada saat hasrat Gavin telah memuncak, pria itu hendak menuntaskan nafsu nya namun lagi-lagi bayangan Linnie muncul begitu saja.
Gavin mengumpat, apa yang sudah tegang sejak tadi kini layu terkulai. Gavin pasrah, pria itu memberi perintah untuk perempuan itu mengenakan pakaian nya dan tidak lupa memberi nya cek. Gadis itu keluar dari dalam kamar, Jeff yang melihat hal itu langsung mengerutkan kening nya dalam.
"Gagal lagi?" tanya nya ketika melihat Gavin baru saja keluar dari dalam kamar.
"Kita ke bar!" ujar Gavin dengan cepat Jeff mengikut di belakang pria itu.
Hiruk pikuk suara musik menambah jengkel Gavin. Baru sekarang pria itu gagal dalam menaklukkan wanita. Malam ini sangat ramai, Gavin tersenyum puas dengan pengunjung bar nya. Namun,tiba-tiba pandangan mata nya tertuju pada gadis yang selama ini telah mengganggu pikiran nya.
Mata elang itu terus mengikuti gerak gerik apa yang di lakukan oleh Linnie. Tanpa sadar bibir Gavin menampakan seulas senyum. Jeff yang menyadari hal itu langsung mengikuti arah ekor mata Gavin yang memandang seorang gadis yang sibul melayani para pengunjung.
Linnie, gadis itu di tarik oleh seorang pria yang sudah berumur sekitar empat puluhan. Pria itu dengan lancang memegang Linnie tanpa izin. Linnie menepis setiap sentuhan oleh pria yang setengah sadar itu.
"Jangan sok suci kau gadis jelek...!" pria itu berkata kasar pada Linnie.
"Aku hanya bekerja, jangan ganggu aku." Linnie protes keras kemudian menepis kembali tangan pria itu yang hendak menyentuh buah dada nya. Pria itu geram dan naik pitam, tangan gempalnya mengayun di udara hendak menyentuh wajah Linnie namun dengan cepat seseorang menangkap tangan pria itu.
"Siapa kau? kenapa kau berani mengganggu kesenangan ku?" tanya nya tidak terima.
Gavin mencengkram leher pria itu hingga membuat musik yang sejak tadi menggema kini berhenti bersuara. "Siapa pun aku, jangan pernah menyentuh gadis ini...!" ujar Gavin dengan tatapan tajam. Gavin kemudian melepaskan cengkraman tangan nya hingga membuat nafas pria itu tersengal-sengal.
"Kenapa kalian diam saja, hajar pria brengsek ini...!" perintah pria itu kepada anak buah nya. Belum sempat anak buah nya maju, anak buah Gavin yang berpakaian serba hitam langsung menghadang anak buah pria itu hingga membuat nyali nya menciut.
"Usir mereka....!" perintah Gavin. "Ingat wajah mereka dengan baik, jangan sampai orang ini menginjakkan kaki di semua bar dan club yang ada di kota ini." sekali lagi, Gavin memberi perintah kepada anak buah nya hingga membuat pria itu ketakutan.
Setelah suasana tenang, madam Eli yang batu saja datang langsung meminta maaf kepada Gavin. "Apa dia karyawan baru?" tanya Gavin pada madam Eli.
"Iya tuan, baru beberapa hari bekerja." jawab madam Eli sambil menutupi rasa takut nya.
Gavin memandang dengan tajam ke arah Linnie hingga membuat wajah gadis itu terus menunduk dan takut untuk membalas tatapan Gavin. "Siapa nama mu?" tanya Gavin.
"Cepat jawab...!" perintah madam Eli sambil mencolek tangan Linnie.
Dengan memberanikan diri Linnie mengakat wajah nya lalu memperkenalkan diri. "Nama saya Linnie...!"
Gavin tersenyum samar, pria itu kemudian mempersilahkan Linnie untuk bekerja kembali. "Jeff, cari tahu latar belakang Linnie..." perintah Gavin lalu menegak cairan yang berwarna merah itu.
"Seperti nya kau sangat tertarik dengan gadis itu...!" gumam Jeff.
"Ya,...perintahkan dua orang untuk mengawasi nya. Aku yakin tua bangka itu akan membalas dendam pada Linnie." kata Gavin.
Jeff langsung paham apa yang di maksud oleh Gavin. Sambil duduk santai, Gavin terus memperhatikan Linnie yang berkerja dengan cekatan. Bahkan Gavin sangat kagum pada Linnie ketika gadis itu selalu menolak dengan sopan ajakan orang untuk bermain dengan nya bahkan mencolek diri nya.
"Seperti nya dia gadis baik-baik..." ujat Jeff yang ikut memperhatikan.
"Jika dia gadis baik, kenapa dia bekerja di tempat seperti ini?" Gavin menyahut ucapan Jeff.
"Bisa jadi karena faktor ekonomi atau faktor lainnya. Kita kan tidak pernah tahu kesusahan seseorang jika kita tidak melihat sendiri dengan mata kita sendiri." Jeff berkata dengan bijak. Gavin membenarkan ucapan Jeff.
Gavin yang sejak tadi memperhatikan Linnie yang bekerja terus menerus langsung memberi perintah kepada madam Eli untuk menyuruh Linnie pulang lebih awal. Bahkan atas perintah Gavin, pria itu mengatakan pada madam Eli agar Linnie pulang di jam sembilan lewat saja.
Di dunia malam, pulang jam segitu mungkin akan di tertawakan oleh nyamuk. Tapi, entah kenapa hati Gavin mengatakan jika diri nya harus melindungi gadis itu.
Perkiraan Gavin memang tidak pernah meleset, ketika Linnie pulang gadis itu langsung di hadang oleh pria yang ada di bar tadi. Gadis itu mulai ketakutan, sekujur tubunya bergetar. Namun, pada saat pria itu hendak menyentuh Linnie, dua orang pesuruh Gavin langsung menghajar pria itu hingga babak belur.
"Terimakasih tuan...terimakasih sudah membantu saya." Linnie mengatakan dengan wajah pucat.
"Sama-sama nona. Sebaiknya nona cepat pulang. Jika nona terluka, pekerjaan kami menjadi taruhan nya." pria itu berkata dengan penuh harap. Linnie bingung dengan pernyataan pria itu, apakah ada seseorang yang sengaja menolong nya. Tak mau ambil pusing, Linnie kembali melajukan kayuh sepeda nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
JR Rhna
mudah sekali mencari perawan ya thor
2023-07-30
0
A.0122
casanova yg bnr² pemilih ini mah dna udh brpa perawan yg dijebolnya ya
2022-03-17
0
Bzaa
semangat 😘
2022-02-09
0