Sudah satu minggu Linnie bekerja sebagai Sekretaris pribadi Gavin, sudah tentu itu membuat Irene merasa cemburu. Linnie sudah terbiasa dengan pekerjaan nya, menemani Gavin kemana pun pria itu pergi. Ternyata Jeff tidak selalu mengekor di belakang Gavin, karena pekerjaan pria itu sungguh membuat kepala pusing.
Hari ini, Linnie dan Gavin akan pergi ke salah satu restoran untuk meeting dengan beberapa klien yang akan bergabung dalam kerjasama sebuah proyek wisata. Jika sedang bekerja seperti ini, Linnie sangatlah profesional meski gadis ini sangat tidak menyukai bos nya.Terlebih lagi Gavin suka memandang Linnie dengan tatapan nafsu.
"Oh,...hii....Linnie...apa kabar?" sapar Devan dengan senyum paling tampan nya. Pria itu sangat senang ketika mengetahui Linnie salah satu karyawan rekan bisnis nya.
"Hallo,...pak Devan!" balas Linnie dengan tersenyum juga. Gavin yang melihat interaksi ke dua nya langsung menatap tidak suka. Jika sedang bersama nya, Linnie sangat jarang menampakan senyum manis dari bibir tipis itu.
"Mohon untuk bersikap lebih profesional lagi...!" singgung Gavin membuat Linnie dan Devan langsung berhenti saling tersenyum.
Sepanjang meeting pikiran Gavin tidak fokus karena pria itu sangat kesal ketika Devan dan Linnie saling lirik satu sama lain. Ingin rasa nya Gavin mencongkel ke dua mata Devan saking kesal nya.
Bahkan yang membuat Gavin semakin naik emosi, pada saat akan kembali ke kantor, Devan dengan berani nya menghentikan langkah Linnie lalu meminta nomor ponsel gadia itu. Wajah Gavin sudah di tekuk seperti besi berkarat, pria itu tidak senang melihat Devan dan Linnie menjadi akrab.
"Apa sudah selesai?" tanya Gavin dengan suara datar nya. "Aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu kalian saling bertukar nomor ponsel!" kata pria itu kesal.
"Owh,...maaf Gavin. Aku sudah selesai...!" Devan merasa tidak enak hati.
Namun, baru saja Gavin melangkah dua langkah, ada dua orang gadis cantik menghampiri pria itu dan langsung bergelayut manja di lengan Gavin. "Sayang, kemana aja udah lama gak kelihatan? kadang dong kita main lagi...?" tanya salah satu gadis membuat Linnie terperangah begitu juga dengan Devan dan Gavin sendiri.
"Lepaskan aku...! dasar tidak sopan!" ujar Gavin sambil mendorong jauh ke dua gadis itu.
"Jangan seperti itu Gavin, apa kau sudah melupakan malam indah kita?" tanya gadis yang satu nya lagi.
Mata Gavin mulai melotot, pria itu mulai salah tingkah di depan Linnie dan Devan. Selama ini Gavin sudah berusaha menutupi kebejatan nya demi Linnie namun ke dua gadis sial ini membuka aib nya secara terang-terangan. .
Petugas keamanan restoran yang melihat keributan tersebut langsung mengusir ke dua gadis itu. Gavin langsung bernafas lega kemudian pria itu masuk ke dalam mobil di susul Linnie.
Linnie hanya diam, gadis itu tahu namun tak ingin bertanya apa pun pada Gavin. Gadis itu hanya ingin bekerja, dan tidak tertarik untuk mengenal Gavin jauh lebih dalam lagi. Sedangkan Gavin, yang duduk di kursi kemudi terus mengumpat diri nya di dalam hati. Pria itu tidak bisa menjelaskan apa pun kepada Linnie, membuat Gavin merasa terjebak dalam karma nya sendiri.
"Kau pulanglah lebih awal, aku masih ada acara lain bersama Jeff." alasan Gavin karena tak ingin menampakan wajah nya yang kotor di hadapan Linnie.
"Tapi pak, ini masih pukul dua siang!" Linnie protes sambil melihat jam yang melingkar di tangan nya.
"Tidak apa-apa. Aku ada acara keluarga hari ini, salah satu sepupu ku berulang tahun." lagi-lagi, Gavin mengatakan sebuah kebohongan.
"Owh....kalau begitu saya langsung pulang saja!" seru Linnie kemudian gadis itu menundukkan kepala memberi hormat sebelum pergi.
Gavin terus mengeluarkan sumpah serapah nya di dalam mobil, entah kenapa ketika berhadapan dengan Linnie sikap bodoh Gavin muncul begitu saja. Pada akhirnya, Gavin memutuskan untuk pulang ke mansion nya untuk menenangkan pikiran dan membersihkan wajah nya malu. Jujur saja, Devan sendiri tahu bagaimana kelakuan Gavin yang terkenal suka bergonta ganti pasangan itu.
Di rumah sederhana nya, Linnie sedang tiduran manja sambil merawat wajah dengan masker. Tidak lupa gadis itu melakukan panggilan tatap muka dengan Cleo sahabat nya. Ke dua gadis itu saling menceritakan hari-hari mereka membuat Linnie sedikit terhibur dengan kesendirian nya.
Malam ini, Linnie sudah janjian dengan Devan untuk pergi bersama-sama. Entah sejak kapan mereka menjadi akrab? tapi, sejak bertukar nomor telepon tadi Linnie dan Devan saling berkirim pesan. Malam ini, Linnie sangat cantik meski gadis itu menggunakan pakaian sederhana. Gaun polos yang berwarna Navy, dengan panjang selutut dan tetap menutup bahu mulus nya, rambut nya dia biar kan tergerai dengan sedikit riasan tipis sebagai pemanis. Linnie pergi ke cafe pinggir jalan tempat di mana Devan sudah menunggu nya.
"Maaf, jika lama menunggu nya." ujar Linnie merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa. Aku juga baru sampai." kata Devan. Sungguh, pria itu sangat tampan malam ini. Linnie yang biasa nya melihat Devan selalu menggunakan jas, malam ini dan untuk pertama kali nya Linnie melihat Devan dengan pakaian santai namun tak meluntur wajah tampan nya.
"Bapak sudah pesan minum?" tanya Linnie yang melihat meja masih kosong.
"Belum, aku sengaja menunggu kamu. Emm...Linn,...jangan panggil aku bapak lagi. Aku bukan bos mu, panggil aku Devan saja." pinta Devan agar lebih akrab.
"Hmmm...baik lah!" seru Linnie.
Linnie dan Devan saling mengobrol, saling bercanda dan juga tertawa. Mereka sudah terlihat seperti sepasang kekasih malam ini. Duduk di meja yang letak nya tepat di pinggir jalan, Linnie dan Devan dapat melihat dengan jelas lalu lalang kendaran. Gadis ini sederhana, Devan hanya ingin menempatkan diri di posisi Linnie. Pria itu tidak ingin memamerkan kekayaan nya.
"Bukankah itu calon cinta mu? lalu kenapa dia bersama dengan Tuan muda Devan?" kata Jeff yang tak sengaja melihat Linnie dan Devan sedang mengobrol asyik.
"Di mana?" tanya Gavin langsung celingukan.
"Itu, di cafe nomor dua itu?" tunjuk Jeff langsung di ikuti ekor mata Gavin.
Seketika rasa cemburu menyelimuti hati pria itu, Gavin mengepalkan ke dua tangan nya geram. Mobil yang seharus nya melaju ke arah bar kini berhenti di tepi jalan hanya untuk melihat keasyikan Linnie dan Devan. "Tuan muda Devan selangkah lebih maju dari nu wahai Tuan muda Gavin....!" cibir Jeff semakin membuat hati Gavin panas.
"Sial,...apa dia mau bersaing dengan ku?" Gavin mengeraskan rahang nya.
"Secara tuan muda Devan lebih baik kelakuan nya. Pasti lah Linnie akan memilih laki-laki baik untuk suami dan ayah dari anak-anak nya. Harta dan kekayaan bukan lah menjamin sebuah kebahagiaan. Hidup butuh uang, tak ada uang rasa nya tak ingin hidup. Kau harus bisa mengimbangi kehidupan Linnie, dia bukan tipe gadis yang serakah dengan hak orang lain." kata Jeff berceramah panjang lebar. "Devan sangat pandai mengambil hati Linnie, lalu bagaimana dengan mu? bahkan hari ini saja kau sudah di buat malu dengan ke dua gadis itu. Apa kau masih ingin bermain dengan banyak wanita?" tanya Jeff terlihat geram.
"Diam kau,...! kau hanya bisa berceramah dan menghina ku dan memuji si Devan itu. Sebenarnya, aku ini bos mu atau si Devan itu bos mu?" tanya Gavin dengan suara dingin nya. Pria sangat kesal sekarang, pada akhirnya Gavin memerintahkan Jeff untuk memutar haluan untuk pulang ke apartemen nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
RySna
waahh si jeff jdi penceramah dadkn untk gavin😂👍🏼
2022-01-24
1
Ilan Irliana
calon cintamu...haiihhhh jeff...
2021-11-04
0
☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ
Cemburu semakin memuncak karena benar adanya omongan Jeff 🤣🤣🤣
2021-08-06
8