NovelToon NovelToon
Pembalasan Rania

Pembalasan Rania

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Pelakor / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: sweetiemiliky

Calon suami Rania direbut oleh adik kandungnya sendiri. Apa Rania akan diam saja dan merelakan calon suaminya? Tentu saja tidak! Rania membalaskan dendamnya dengan cara yang lebih sakit, meski harus merelakan dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetiemiliky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Kembali ke rumah ibu I

"Jangan terlalu dipikirkan, lebih baik dijalani saja sampai akhir. Aku takut kau akan gila dan berkeliling sambil membawa kresek."

Mendengar ucapan Kai, Bumi berdecih lalu melempar kaleng soda kosong ke arah sang empu. Tak disangka kaleng kosong tersebut mendarat tepat dikepala Kai. Tawa langsung percaya dari kubu Gio dan Sandy.

Tangan kanan Bumi bergerak meraih minuman baru dan membukanya. Lantas, ia meneguknya sedikit sebelum berkata. "Mulutmu itu enak sekali bicara. Coba saja kau yang ada di posisiku, apakah masih bisa tenang dan tidak terbebani?"

"Hei. Itu juga karena salahmu sendiri karena meniduri Ambar."

"Itu juga karena kalian meninggalkan aku di club saat aku setengah sadar," Nada bicara Bumi sedikit meninggi. Jika mengingat hal ini, Bumi menjadi kesal pada ke-tiga temannya.

Gio mengangkat tangan didepan dada. "Kami pikir kau masih sadar dan masih bisa berpikir waras. Mana tahu akan berakhir didalam kamar bersama Ambar, sampai hamil lagi."

"Jangan membahas hal itu lagi," Desis Bumi sambil meremat kaleng sampai tidak terbentuk, isi dari minuman tersebut meluber dan membasahi lantai.

"Hei! Tenang, dude. Jangan terbawa emosi disini. Bukannya mencari hiburan sebagai pengalihan, kau malah akan semakin pusing karena emosi."

"Kalian yang membahas tentang hal ini terlebih dahulu!"

"Ya, kami minta maaf. Oke? Tenanglah, kami hanya berusaha menghibur mu."

Mendengus seraya bersandar pada sofa. "Ingin menghibur tapi terus membahas masalah yang sedang aku hadapi. Sepertinya kalian yang tidak waras."

Sandy meletakkan kaleng minuman diatas meja dan berniat menyuarakan sesuatu. Ia adalah satu-satunya orang yang tidak terlibat pada keributan barusan.

"Bagaimana kalau kita minum-minum malam ini? Bukankah ide bagus saat pikiran sedang ruwet?"

Manik Kai melotot dan melirik Bumi sekilas. "Kau mau Bumi terjebak pada lubang yang sama?"

"Tidak. Kali ini aku yang akan menjadi satu-satunya orang waras untuk menjaga kalian, aku janji. Bagaimana?"

"Tapi Bumi—,"

"Aku setuju. Mari kita pergi sekarang."

Sang empu langsung melenggang pergi tanpa menoleh lagi pada teman-teman yang lain. Bahkan, Sandy yang mengusulkan ide pun melongo tak percaya melihat bagaimana respon Bumi.

Kepala Sandy menoleh ke arah Kai usai merasakan senggolan cukup kasar di lengan kirinya.

"Idemu sangat buruk kali ini."

Menghela napas panjang. "Aku tidak tahu kalau Bumi akan setuju. Kalian juga tahu, 'kan? Dia paling anti datang ke tempat seperti itu karena Rania tidak menyukainya. Ya, untuk pertama dan terakhir, malah membawa masalah besar seperti ini. Sebetulnya aku kasihan padanya."

"Sepertinya kita merasakan hal yang sama. Jadi—," Gio beranjak dari duduknya. "Ayo kita pergi. Dan kau, Sandy, tepati janjimu untuk menjaga kami."

"Sialan! Apa aku benar-benar hanya diam dan melihat kalian bersenang-senang?"

"Kau 'kan sudah janji tadi," Kai semakin memperjelas dn Sandy berakhir menghela napas pasrah.

"Baiklah."

...----------------...

"Kau berat sekali sialan."

Sandy menepati janjinya kali ini. Tidak iku minum dan menjaga teman-temannya yang minum sampai tidak sadarkan diri. Hah, jujur saja, ini melelahkan. Sandy baru saja memindahkan Gio dan Kai ke dalam mobil, sekarang, ia harus bersusah payah menyeret tubuh Bumi yang memiliki postur tubuh lebih besar.

Setelah perjuangan panjang, akhirnya Sandy berhasil menempatkan Bumi dibangku belakang. Pintu mobil ia tutup, setelah itu, Sandy geleng-geleng kepala sambil berkacak pinggang.

"Gila. Mereka benar-benar gila, mabuk sampai tidak sadar dan menyusahkan aku. Menyesal berjanji seperti tadi karena mereka berakhir tidak tahu diri."

Sandy berjalan memutar ke arah pintu kemudi sambil menggerutu kesal. Membuka pintu, mendudukkan diri, memakai sabuk pengaman, setelah itu menginjak pedal gas dan menjauhi area tempat hiburan.

"Nanti antarkan aku ke rumah orang tuaku saja, aku ingin menenangkan diri terlebih dahulu."

Dan, disinilah mobil Sandy berakhir, dihalaman kediaman keluarga Bumi untuk mengantarkan sang empu. Karena Sandy tidak sanggup jika harus mengangkat tubuh Bumi sendirian, maka, ia memutuskan untuk mengetuk pintu agar membantunya.

Pintu diketuk beberapa kali. Tak lama, pintu dibuka dari dalam dan menampilkan sosok pria paruh baya dengan paras sama persis seperti Bumi.

Menunduk sejenak. "Om, selamat malam."

"Malam. Kamu kenapa ada disini? Mencari Bumi?"

"Tidak, om. Justru saya ke sini ingin mengantarkan Bumi, dia ada dimobil saya."

Dahi Beni langsung membentuk kerutan. "Bukankah dia masih ada dirumah mertuanya? Kenapa sekarang malah ada dimobil kamu?"

Spontan menggaruk kepala bagian belakang. Jujur Sandy jadi bingung harus menjelaskan bagaimana, lebih tepatnya tak enak. Dengan ragu, Sandy pun menjawab pada akhirnya.

"Bagaimana, ya, saya menjelaskannya. Lebih baik om lihat sendiri saja, deh. Sekalian bantu saya memindahkan Bumi ke dalam."

Beni belum tahu apa yang terjadi saat ini selain dibuat heran karena keberadaan putra sulungnya yang tiba-tiba ditengah malam. Namun, saat Sandy membuka pintu bagian belakang, baru lah Beni mengerti apa yang sedang terjadi.

Bumi tak sadarkan diri dikursi penumpang dengan bau alkohol yang menyengat. Apalagi disana tidak hanya ada Bumi, ada Gio dan Kai juga sama baunya.

"Kenapa bisa seperti ini," Lirih Beni seraya meraih tubuh Bumi dibantu Sandy. Beni mengesampingkan rasa sedihnya melihat keadaan sang anak dan fokus menggotong tubuh Bumi sampai kamar.

"Kalau begitu saya pamit dulu, ya, om? Ada dua orang lagi yang harus saya antarkan pulang."

Tersenyum tipis. "Ya, hati-hati dijalan. Dan terimakasih sudah mau mengantarkan Bumi sampai rumah, maaf karena sudah merepotkan kamu."

"Ah, tidak kok, om. Kami hanya saling melengkapi."

Setelah Sandy pergi, Beni memandang wajah tenang putranya sekilas. Ia pergi keluar kamar sambil mengusap lelehan air mata yang tiba-tiba saja mengalir. Ya, bagaimana Beni tidak sedih melihat perubahan putranya? Dulu mana pernah melihat Bumi dalam keadaan seperti ini, bahkan ini kali pertama Beni melihat Bumi kacau seperti saat ini.

Beni bergerak membuka pintu kamar yang dia tempati bersama Ayu, istrinya.

"Bun," Panggilnya. Namun tidak ada sahutan karena Ayu masih terlelap. "Bunda, bangun."

Sang empu mulai menggeliat dan berakhir membuka mata secara perlahan.

"Ayo bangun dulu."

"Ada apa? Ayah membutuhkan sesuatu?" Suaranya terdengar serak, khas bangun tidur.

Menggeleng kecil. "Tidak. Bantu ayah mengurus Bumi, dia ada dikamar sekarang."

"Ha? Ayah melantur, ya?" Mengubah posisinya menjadi duduk disertai tawa kecil. "Bumi ada dirumah mertuanya, yah. Ayah rindu pada Abang, ya?"

"Dia memang sudah ada dirumah, baru saja Sandy mengantarkan dia ke sini. Keadaan Abang kurang baik. Jadi, ayo bantu ayah mengurus Abang sebentar."

"Ayah serius? Abang tidak kenapa-kenapa, 'kan?"

Beni segera menenangkan istrinya yang berubah panik sekarang. Ia mengusap lembut punggung sempit Ayu, lalu berkata.

"Abang tidak kenapa-kenapa, dia hanya butuh istirahat sampai lupa berganti baju dan membersihkan diri. Jadi, ayo bantu ayah mengurus Abang sebentar."

1
sutiasih kasih
ambar... km itu jenis makhluk benalu tak tau diri....
hobi merampas yg bukan milikmu....
tunggulah azab atas smua kbusukanmu ambar...
tak kn prnah bahagia hidupmu yg sll dlm kcurangan...
sutiasih kasih
lnjut up....
👍👍
Riska Ananda
terfav🥰🥰
Riska Ananda
gk sabar nunggu kelanjutannya klo bisa up banyak2 thor
sutiasih kasih
org tua tak adil itu memang sll ada... & benar adanya....
tpi.... ank yg tak di anggp justru kelak yg sll ada untuk org tuanya di bandingkn ank ksayangan....
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya😌
total 1 replies
Shreya Das
Bagus banget, jadi mau baca ulang dari awal lagi🙂
KnuckleBreaker
Gak bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!