NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang Pramuria

Takdir Cinta Sang Pramuria

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / PSK
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: El Jasmin

Malam itu menjadi malam terburuk bagi Ranum. Sang kekasih tiba-tiba saja secara sepihak memutus jalinan asmara di saat ia tengah mengandung benih cintanya, diusir oleh sang ayah karena menanggung sebuah aib keluarga, dan juga diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Ranum memilih untuk pergi dari kota kelahirannya. Ia bertemu dengan salah seorang pemilik warung remang-remang yang mana menjadi awal ia membenamkan diri masuk ke dalam kubangan nista dengan menjadi seorang pramuria. Sampai pada suatu masa, Ranum berjumpa dengan lelaki sholeh yang siapa sangka lelaki itu jatuh hati kepadanya.

Pantaskah seorang pramuria mendapatkan cinta suci dari seorang lelaki sholeh yang begitu sempurna? Lantas, apakah Ranum akan menerima lelaki sholeh itu di saat ia menyadari bahwa dirinya menyimpan jejak dosa dan nista? Dan bagaimana jadinya jika lelaki di masa lalu Ranum tiba-tiba hadir kembali untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Jasmin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Petaka

"Aku tidak boleh menangis. Aku harus bisa bertanggungjawab atas semua yang telah aku perbuat!"

Tak henti-hentinya Ranum merapalkan kalimat itu layaknya sebuah mantra untuk menguatkan batinnya. Di perjalanan pulang, Ranum benar-benar tidak dapat menghentikan derai air mata yang terus saja mengalir dari pelupuk mata. Sekuat apapun ia menahan, tetap saja hanya rasa sesak yang ia rasakan di dalam dada.

Saat ini jarak antara rumah dengan pabrik tempat ia mencari rezeki, terasa lebih jauh. Biasanya dalam waktu lima belas menit Ranum sudah bisa tiba di kediamannya. Namun kali ini, tiga puluh menit lebih Ranum mengendarai motor matic nya, ia belum juga tiba ke tempat tujuan.

Wanita itu memperlambat laju kendaraannya sembari menyiapkan hati dan kata-kata ketika nanti ia bertatap muka dengan ayah, ibu dan adiknya. Ia masih belum mengerti bagaimana cara menyampaikan semua. Mengakui bahwa saat ini dirinya tengah mengandung benih lelaki yang sudah sejak enam bulan menjadi kekasihnya. Dan kini lelaki itu tidak mau bertanggungjawab sama sekali. Bahkan memilih untuk menikah dengan wanita lain.

Hal itulah yang membuat Ranum masih ingin berlama-lama menyusuri jalanan yang ia lewati. Ia benar-benar belum bisa menata hati untuk menyampaikan berita ini. Hatinya saja remuk redam, lantas bagaimana dengan ibu dan juga ayahnya?

Seberapa jauh dan seberapa lama Ranum berusaha memperpanjang jarak dan waktu untuk tiba di kediamannya, pada akhirnya, motor yang ia kendarai pun tetap membawanya tiba di depan rumah. Ia mematikan mesin motornya sedikit lebih jauh dari halaman rumah. Ranum terdiam sejenak sambil menatap lekat bangunan yang ada di hadapannya ini.

Sepertinya aku belum siap untuk mengatakan perihal kehamilan ini kepada ibu dan juga bapak. Aku benar-benar belum siap.

Ranum berkata lirih sembari menikmati setiap kebimbangan yang menyelimuti hati. Hingga pada akhirnya ia kembali menyalakan mesin motornya dan memacu motornya untuk pergi lagi dari depan rumahnya ini.

***

Erlangga berjalan mondar-mandir di depan kamar Ranum. Sedari tadi lelaki paruh baya itu berada di sana seakan memiliki niat untuk melakukan sesuatu namun sampai saat ini tak kunjung ia lakukan.

"Entah mengapa aku masih ragu akan sikap Ranum yang menunjukkan perubahan secara tiba-tiba itu. Ia seperti sedang menutupi bangkai yang ia sembunyikan."

Erlangga melihat ke arah sekitar. Rumah ini dalam keadaan sepi mengingat sang istri sedang membantu memasak di rumah tetangga yang akan mengadakan aqiqah. Sedangkan Ranes, masih berada di sekolah.

Dengan langkah perlahan, Erlangga memutar knop pintu kamar Ranum dan mulai menyelinap masuk ke dalam kamar sang anak.

"Sekarang aku harus mulai dari mana?" ucapnya lirih.

Sekilas, kamar ini nampak layaknya kamar gadis-gadis di luar sana. Di dalam kamar ini terdapat sebuah dipan yang terbuat dari kayu jati yang di atasnya terdapat kasur busa dengan sprei bermotif bunga tulip. Di sampingnya ada sebuah nakas, meja, dan sebuah almari pakaian.

Erlangga lebih dulu menghampiri almari pakaian milik Ranum. Ia geledah isi di dalam almari itu berharap mendapatkan sesuatu. Sepuluh menit berkutat di dalam isi almari dan tidak menemukan apapun, ia pun beralih ke meja dan nakas milik anak sulungnya ini.

"Tidak aku temukan apapun di sini. Ah mungkin memang aku yang salah, terlalu berprasangka buruk dan tidak mempercayai putriku sendiri."

Erlangga meredam segala prasangka yang bertahta dalam batin setelah tidak ia temukan apapun di dalam kamar sang anak. Setelah setengah jam tidak menemukan apapun, lelaki paruh baya itupun berniat untuk keluar dari kamar.

Baru saja tangannya akan meraih knop pintu, namun tiba-tiba ia hentikan ketika sorot matanya menatap ranjang milik Ranum. Ia urungkan niatnya untuk keluar kamar dan memilih untuk mendekat ke arah ranjang. Sebab, ranjang inilah satu-satunya benda yang belum sempat ia geledah.

Dengan perlahan, Erlangga mengangkat kasur busa milik sang anak. Dahinya berkerut dalam ketika ia melihat ada dua benda asing yang tergeletak di sana. Tangan Erlangga terulur mengambil benda asing itu. Matanya menyipit ketika ia tidak begitu paham dengan benda yang ada di dalam genggamannya ini.

"Apa ini?" tanyanya pelan ketika melihat ada dua garis merah tebal di dua alat yang berbeda ini.

Pandangan mata Erlangga kembali berlabuh di kertas yang berada di atas dipan itu. Ia rasa itu adalah kemasan dari benda asing yang ia pegang. Ia raih kertas itu dan ia baca perihal dari kegunaan benda asing ini.

Dengan pelan dan hati-hati, Erlangga membaca kata demi kata yang tertuang di dalam kemasan dua benda asing ini. Seketika kedua bola matanya membulat penuh saat ia mengetahui jika dua garis merah yang ada di dalam benda asing ini memiliki arti sebuah tanda kehamilan.

Tangannya bergetar disertai tubuh kekarnya juga ikut tremor. Emosinya mendidih hingga tembus ke ubun-ubun. Tiba-tiba saja benda asing itu jatuh dari genggaman tangan Erlangga.

"Dasar wanita jalang. Ternyata firasatku selama ini benar. Anak itu sudah berbuat terlampau jauh!"

***

"Betul kan Bu firasatku? Anak itu sudah berbuat macam-macam di luar sana. Dan sekarang anak itu hamil!!!"

Selepas sholat Isya, Ratri pulang ke rumah untuk sekedar berganti pakaian mengingat setelah ini acara aqiqah di tempat tetangganya akan di mulai. Namun niat untuk berganti pakaian itu ia urungkan tatkala melihat wajah sang suami yang sudah merah padam dan seakan berubah menjadi sosok mengerikan sejak ia sampai di rumah tadi.

Ranes yang tengah mengerjakan tugas sekolahnya, terpaksa harus meninggalkan aktivitasnya itu. Suara menggelegar dari sang bapak, sudah cukup membuat pikirannya terusik dan terganggu. Ia pun menyusul kedua orang tuanya yang berada di ruang tamu dan memilih untuk duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

Ratri memungut dua testpack yang dilempar oleh Erlangga hingga jatuh di lantai. Ia tatap lekat testpack itu yang mana dua garis merah tebal tercetak di sana. Bagi dia yang seorang wanita, testpack bukanlah benda asing karena ia beberapa kali menggunakan benda ini untuk test uji kehamilan.

Kedua bola mata Ratri terbelalak sempurna dengan bibir yang menganga lebar. Mata wanita itu memanas dan membentuk titik-titik embun di sudut kelopaknya dan tak membutuhkan waktu lama, butiran embun itu jatuh dari bingkainya.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin ini milik Ranum Pak. Ini pasti milik orang lain!" ucap Ratri membela sang anak.

Ranes menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan sang ibu. Ia meraih testpack itu dari tangan Ratri. Gadis itu juga tak kalah terkejut melihat ada testpack yang hasilnya positif hamil. Badannya seakan ikut lemas karena apa yang dialami teman sebangkunya kini juga dialami oleh sang kakak.

"Kamu itu bagaimana Bu? Sudah jelas-jelas benda ini ada di kamar Ranum. Ibu masih membela bahwa ini bukan test kehamilan Ranum?" ucap Erlangga yang tak habis pikir.

"Bisa saja ini milik temannya yang dititipkan ke Ranum Pak!" sanggah Ratri.

"Ibu... Ibu... Mana ada orang yang titip-titip testpack? Apa orang itu kurang kerjaan? Pakai acara titip testpack segala?"

Ratri terdiam seribu bahasa membenarkan perkataan sang suami. Tidak mungkin jika testpack milik orang lain. Mendadak tubuh wanita itu terkulai lemah dengan tatapan kosong.

"Sungguh anak kurang ajar. Anak itu benar-benar sudah melempar kotoran ke wajahku. Tidak akan aku biarkan hal ini berlanjut!"

Erlangga berbalik badan. Ia melangkahkan kaki menuju kamar pribadinya. Ia ambil sebuah parang yang akan ia gunakan untuk menghabisi sang anak. Erlangga sudah benar-benar gelap mata. Tidak ia pedulikan apa yang akan terjadi nanti. Yang jelas, harga dirinya sebagai seorang ayah dan marwahnya sebagai salah satu pemuka agama kini benar-benar sudah dirusak oleh anaknya sendiri.

Dari kamar, sayup-sayup terdengar deru suara motor matic yang terparkir di halaman. Erlangga menajamkan indera pendengarannya dan ia yakin bahwa itu suara motor sang anak. Tanpa basa-basi lelaki paruh baya itu keluar dari kamar sembari menenteng sebilah parang dan siap menebas leher sang anak.

"Dasar anak kurang ajar! Mati saja kamu daripada bikin malu keluarga!" teriak Erlangga sembari mengayunkan parang itu ke arah Ranum yang baru saja turun dari motor.

"Bapak!!!!!!!!!" teriak Ratri dan Ranes bersamaan yang teriakannya membuat para tetangga berduyun-duyun keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.

.

.

.

1
novi²⁶
ranum sepertinya dalam bahaya... duh takutttt
novi²⁶
bukti bahwa cinta seorang ibu itu besar untuk anaknya
novi²⁵
aduh aku ikut deg-degan,,, kira2 gimana ya kelanjutannya
novi²⁵
gak nyangka ya,,, ternyata dunia memang sesempit itu... bakal seru nih
Hanindia
waaaa bakal seru nih... jonas ketemu ranum... kira2 jonas bakal tau gak ya kalau ranum hamil anaknya varen
Hanindia
aku lebih fokus ke pras sih... ternyata di dunia nyata penyimpangan seperti itu benar2 ada
Hanindia
hmmm rasa yg gk Bisa-bisanya kamu lupain ya Ren.... ati2 bikin ancur rumah tangga mu
El Jasmin
selamat membaca semua... jangan lupa like, komen, share, subscribe dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ya.. mkasih
Nunu
wow karya baru to udah bagus bgt
novi²⁵
hayolooohhh jonas punya selingkuhan dan saat ini dia mau nyamperin
novi²⁵
heleh heleh ngaku perjaka tp udah pernah bercinta sama Ranum. buaya kamu ren
novi²⁵
ternyata Pai sebaik itu loh... setuju sih klo ranum diangkat sebagai anak
novi²⁵
woyyy num... kamu gak ketawa liat wajah Pai???
novi²⁵
duh ranum dalam bahaya ini. khawatir sama anak dalam kandungannny
novi²⁵
seorang ibu pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya. pantas saja dia kepikiran terus
novi²⁴
tu kan kebayang2 wajah dan rasa nikmat yg ditinggalkan ranum..sukurin kamu ren
novi²⁴
wah wah kamu dah nikah ya ren??? selamat yaa,, tp lu udah gk perjaka loh
novi²⁴
ahaaaaaaaa ya ampun aku lupa klo si Pai gk bisa on, selamat kamu num... eh tp Pai sebaik itu loh ke ranum
novi²⁴
num.. lu gak salah ngelayanin Pai yang udah tua itu???/Joyful/
novi²⁴
bakal seru nih.. tp aku khawatir zama janin dalam rahim ranum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!