Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.
Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.
Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Hampir Pertunangan Batal (Revisi)
Di hari libur, tidak ada yang bisa Dilla lakukan di luar rumah selain mencuci baju dan beres-beres rumah. Bukan karena Dilla seorang introvert atau anak rumahan.
Ya, Nadilla sadar selama di jaksel belum ada teman yang bisa di ajak main.
Hingga sekarang ini, teman yang dekat dengan Nadilla hanya Rahma saja.
"Akhirnya selesai juga" Kata Nadilla. Berbaring di tempat tidur, sebelum ibu nya memanggil namanya dari ruang tamu.
"Baru juga rebahan mah" Dilla berbicara pada diri sendiri, sebelum akhirnya berteriak. "IYA TUNGGU MAH"
Nadilla berjalan pelan-pelan, kedua matanya menjelajahi ruang tamu, kali saja ada tamu yang datang.
Yang dipikirkan Nadilla benar saja terjadi, Novia bersama ibu dan ayahnya datang untuk bertamu.
"Hallo Dilla" Sapa Bu Karina.
"Hay kak dilla" Kata Novia.
"Sini dill duduk dulu, ada yang mau kita bahas perihal hubungan kamu dengan Disky" Kata Pak Handoyo.
"Halo Bu Karina, hallo Nov" Jawab Nadilla yang kemudian beralih pandangan ke arah Pak Handoyo, dan mengatakan "Iya pak, baik"
Mau aneh tapi itu Disky, dia sendiri yang tidak datang ke rumah Nadilla.
Dipikir Nadilla sudah pasti kalau pria itu sedang pergi menghabiskan waktu weekend bersama Maurel.
"Pak maaf ini Disky gak datang kesini?" Tanya Bu Gita ke Pak Handoyo.
"Anak itu sudah tidak ada dirumah semenjak pagi" Jawab Pak Handoyo.
"Gak izin gitu?" Timpal Nadilla ikut bertanya.
"Tadi sih bilang ke Novi, abang mau ke dufan kak sama Maurel" Langsung di jawab Novia.
"Oh gitu" Nadilla sudah tau itu terjadi, pasti tidak akan kaget mendengarnya.
"Kak Dilla" Kata Novia lagi.
"Iya Nov"
"Tau gak? tujuan saya, papah sama mamah kesini itu mau ajak kak Nadilla sama ibu gita berlibur loh" Kata Novia, yang dimana ucapan itu adalah hak ayahnya yang bicara, anak satu ini terbilang kadang suka bertindak sendiri.
"Berlibur ya? Tapi Dilla hari ini mau di rumah aja Nov" Tolak Nadilla.
"Ih kak, selain berlibur, nanti kita mau belanja kebutuhan kakak juga"
Nadilla ingin menjawab, hanya saja lebih dulu Pak Handoyo berbicara. "Novia coba kamu diam dulu, biar kita yang bicara"
"Iya papah maaf" Novia langsung terdiam.
Setelah memastikan Novia terdiam, beliau bicara langsung ke inti. "Situasi ini bukan seperti yang para orang tua harapkan Dill" Kata Pak Handoyo.
"..." Nadilla mengerut kening, terdiam dengan apa ucapan Pak Handoyo.
"Kita dapat laporan dari Novi, dalam dua hari ini kamu sama Disky belum baikan juga ya?"
"Kalau untuk itu emang iya pak" Jawab Nadilla berkata jujur.
"Kenapa kamu enggak mau baikan sama Disky?"
"Tapi maaf kalau jawaban dilla frontal ya pak"
"Iya gak apa-apa, kita mau tau alasannya apa"
Nadilla langsung menjelaskan kejadian di hari kamis, dimana saat itu di pagi hari Disky tidak mengantarkannya ke sekolah, kemudian saat Nadilla ingin pulang sekolah namun ditahan, tetapi ujungnya tetap saja ditinggal oleh pria itu. Hal itu yang membuat Nadilla tidak mau berbicara pada Disky selama dua hari.
"Oh jadi kamu mau pulang naik ojol, terus di tahan karena Disky ingin antar kamu pulang?"
"Iya pak. tapi, waktu disky salah berbicara semua berbalik situasi"
"Berbalik gimana dilla?"
"Kemarin-kemarin sebelum berantem Nadilla ingin Disky putus sama pacarnya, kan biar enak aja gitu kita jalanin pertunangannya"
"Terus?"
"Disky mengulurnya pak"
"...."
"Omongan Disky engak sengaja di dengar sama Maurel, ujungnya Nadilla ditinggal sendiri di sekolah itu, dia milih pulang sama Maurel. Jujur saat itu Nadilla kecewa banget sama Disky. Berasa Dilla itu sudah seperti di permainkan."
Sangat jelas dengan aduan Nadilla seperti itu sukses membuat semua orang berkumpul terdiam, termasuk Bu Gita yang sampai saat ini masih belum bicara.
"Maaf bukan nya apa-apa, kalau ibu sama bapak mau ngebatalin pertunangan. Sekarang juga Nadilla siap" Kata Nadilla.
Bu Gita terkejut, langsung menatap Nadilla dengan pandangan tajam.
Semacam unek-unek yang tidak bisa Dilla rem. Dengan mudahnya masuk ke telinga keluarga Disky.
"Dil—" Bu Gita ingin mengatakan sesuatu, di potong lebih dulu oleh Pak Handoyo yang tampak terlihat marah.
"Mah, tolong telepon Disky suru pulang, kita enggak bisa biarkan hubungan mereka rusak gara-gara Maurel" Titah Pak Handoyo. Bu Karina langsung menelpon Disky saat itu juga.
**
Di dufan. tampak pria itu terlihat biasa saja walau sedang bersama kekasih nya.
Disky mengawal Maurel di samping pundak nya yang mungil itu.
Maurel menoleh ke samping "Sayang ayo kita naik itu" Tunjuk maurel ke arah Bianglala.
'Perasaan saya kok gak enak ya' Disky sedari tadi merasakan sesuatu yang akan terjadi. Ia sampai mengabaikan Maurel yang ingin naik wahana disana.
Disky ke dufan karena untuk menepati salah satu janjinya, terbilang ia banyak janji yang dibuat untuk Maurel.
Janji itu ia ucapkan sebelum Nadilla hadir di hidupnya sebagai tunangan.
"Dih kok kamu diam aja sih, kamu enggak suka ya kalau kita kesini?" Kata Maurel dengan raut wajah cemberut.
"Suka kok Rel" Jawab Disky seadaanya, pun dengan wajah yang mulai cemas.
"Yaudah ayo" Maurel memeluk lengan disky untuk berjalan bersama.
Tak lama pegangan tangan itu Disky lepas gegara terdengar suara notifikasi telepon dari ponselnya "Bentar ya mau angkat telepon"
"Siapa sih yang nelpon?" Tanya Maurel sebal. Menurutnya itu menganggu karena tidak tau situasi yang membuat gadis itu bahagia.
"Ini mamah saya Rel" Jawab Disky, sekaligus mengangkat panggilan telepon Bu Karina.
"..." Maurel memilih terdiam untuk menyimak obrolan dari sambungan telepon Disky.
"Kamu pulang sekarang Disky! Ada yang mau kita bahas!" Titah Bu Karina dari balik benda pipih yang sudah Disky tempel kan di telinga.
"..." Disky terdiam. Apa yang ia rasakan benar saja terjadi. Karena dari awal datang punya feeling gak enak.
"Disky ini mamah serius! Pulang atau semua barang kamu yang ada dirumah mamah sita sementara waktu?"
"Iya-iya Disky pulang sekarang" Jawab Disky, sekaligus menutup sambungan telepon itu secara sepihak.
"Kenapa sayang?" Tanya Maurel penasaran.
"Ayo pulang sekarang Rel" Jawab Disky.
"Lah padahal kita baru saja sampai loh! perjalanan ke dufan dari jaksel juga makan waktu lumayan lama" Keluh Maurel sebal.
"Iya, ini urgent banget. gampang nanti kita kesini lagi" Kata Disky.
"Minimal naik kora-kora dulu lah" Kata Maurel.
Permintaan Maurel sayangnya diabaikan oleh Disky, ia pun langsung menarik tangan Maurel untuk pergi dari area dufan.
Maurel sampai hampir terjatuh karena di tarik secara tiba-tiba "Pelan-pelan dong, kalau saya jatuh gimana?"
"Iya, habisnya disuruh pulang malah mau naik kora-kora"
"Seenggaknya hari ini buat saya senang dulu sayang, walau sedikit itu gak masalah"
Disky sadar akan hal itu, tapi sebelum pulang minimal Disky membelikan es krim terenak di dufan untuk kesenangan Maurel.