NovelToon NovelToon
Tunangan Kesayangan Nadilla

Tunangan Kesayangan Nadilla

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:660
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.

Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.

Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.

Di hari libur, tidak ada yang bisa Dilla lakukan di luar rumah selain mencuci baju dan beres-beres rumah.

Bukan karena introvert atau anak rumahan.

Ya, Nadilla sadar selama di jaksel belum ada teman yang bisa di ajak main.

Hingga sekarang ini, teman yang dekat dengan Nadilla hanya Rahma saja.

"Akhirnya selesai juga" Kata Nadilla. Berbaring di tempat tidur, sebelum ibu nya memanggil namanya dari ruang tamu.

"Baru juga rebahan mah" Dilla berbicara pada diri sendiri, sebelum berteriak "IYA TUNGGU MAH"

Nadilla berjalan pelan-pelan, kedua matanya menjelajahi ruang tamu, kali saja ada tamu yang datang.

Yang dipikirkan Nadilla benar saja terjadi, Novia bersama ibu dan ayahnya datang untuk bertamu.

"Hallo Dilla" Sapa Bu Karina.

"Hay kak dilla" Kata Novia.

"Sini dill duduk dulu, ada yang mau kita bahas perihal hubungan kamu dengan Disky" Kata Pak Handoyo.

"Halo Bu Karina, hallo Nov" Jawab Nadilla yang kemudian beralih pandangan ke arah Pak Handoyo, dan mengatakan "Iya pak, baik"

Mau aneh tapi itu Disky, dia sendiri yang tidak datang ke rumah Nadilla. Dipikir Nadilla sudah pasti kalau pria itu sedang pergi menghabiskan waktu weekend bersama Maurel.

"Pak maaf ini Disky gak datang kesini?" Tanya Bu Gita ke Pak Handoyo.

"Anak itu sudah tidak ada dirumah semenjak pagi" Jawab Pak Handoyo.

"Gak izin gitu?" Timpal Nadilla bertanya.

"Tadi sih bilang ke Novi, abang mau ke dufan kak sama Maurel" Langsung di jawab Novia.

"Hm" Nadilla sudah tau itu terjadi, pasti tidak akan kaget mendengarnya.

"Kak Dilla" Kata Novia lagi.

"Iya Nov"

"Eum... tujuan saya, papah sama mamah kesini itu mau ajak kak Nadilla sama ibu gita berlibur loh" Kata Novia, yang dimana ucapan itu adalah hak ayahnya yang bicara, anak satu ini terbilang kadang suka bertindak sendiri.

"Berlibur ya? Tapi Dilla hari ini mau di rumah aja Nov" Tolak Nadilla.

"Ih kak, selain berlibur, nanti kita mau belanja kebutuhan kakak juga"

"Novia coba diam dulu, biarin kita yang bicara" Tukas Pak Handoyo yang sudah habis kesabaran.

"Iya papah maaf" Novia langsung terdiam.

Setelah memastikan Novia terdiam, beliau bicara langsung ke inti. "Situasi ini bukan seperti yang para orang tua harapkan Dill" Kata Pak Handoyo.

"..." Nadilla mengerut kening, terdiam dengan apa ucapan Pak Handoyo.

"Kita dapat laporan dari Novi, dalam dua hari ini kamu sama Disky belum baikan ya?"

"Kalau untuk itu emang iya pak" Jawab Nadilla berkata jujur.

"Kenapa kamu enggak mau baikan? Padahal Disky ingin baikan sama kamu Dil?"

"Tapi maaf kalau jawaban dilla frontal ya pak"

"Iya gak apa-apa, kita mau tau alasannya apa"

Nadilla langsung menjelaskan kejadian di hari kamis, dimana saat itu di pagi hari Disky tidak mengantarkannya ke sekolah, kemudian saat Nadilla ingin pulang sekolah namun ditahan, tetapi ujungnya tetap saja ditinggal oleh pria itu. Hal itu yang membuat Nadilla tidak mau berbicara pada Disky selama dua hari.

"Oh jadi kamu mau pulang naik ojol terus di tahan karena Disky ingin antar kamu pulang?"

"Iya pak. tapi, sewaktu disky salah berbicara semua berbalik situasi"

"Berbalik gimana dilla?" Tanya Pak Handoyo meresapi rasa penasarannya.

"Kemarin-kemarin sebelum kejadian itu Nadilla ingin Disky putus sama Maurel biar enggak ada yang tersakiti satu sama lain"

"Terus?"

"Disky mengulurnya pak"

"Astaghfirullah"

"Omongan disky gak sengaja di dengar sama Maurel, ujungnya Nadilla ditinggal, dia milih pulang sama Maurel. Jujur saat itu Nadilla kecewa banget sama Disky sudah seperti di permainkan.

"..." Jelas, perkataan Nadilla membuat semua orang yang berkumpul terdiam, termasuk bu gita yang sampai saat ini masih awet bicara.

"Maaf bukan nya apa-apa, kalau ibu sama bapak mau ngebatalin pertunangan. Sekarang juga Nadilla siap" Kata Nadilla.

Bu Gita terkejut, langsung menatap Nadilla dengan pandangan sedih.

Semacam unek-unek yang tidak bisa Dilla rem, dengan mudah lolos begitu saja masuk ke telinga keluarga Disky.

"Dil—" Bu Gita ingin mengatakan sesuatu, di potong lebih dulu oleh Pak Handoyo yang sudah terlihat marah.

"Mah, tolong telepon Disky suru pulang, kita enggak bisa biarkan hubungan mereka rusak gara-gara pacarnya" Titah Pak Handoyo. 

Kemudian Bu Karina langsung bertindak menelpon Disky secepat nya.

**

Seseorang yang ada di dufan sana, tampak pria itu terlihat biasa saja walau sedang bersama kekasih nya. Disky mengawal Maurel di balik pundaknya yang mungil.

Maurel membalik badan "Sayang ayo kita naik itu" Tunjuk maurel ke arah Bianglala.

'Perasaan saya kok gak enak ya' Disky sedari tadi merasakan sesuatu yang akan terjadi. Ia sampai mengabaikan Maurel yang ingin naik wahana ekstrem.

Disky ke dufan untuk menepati salah satu janji, karena Disky terbilang banyak janji yang dibuat untuk Maurel. Janji itu ia lontarkan sebelum Nadilla hadir di hidupnya sebagai tunangan.

"Kok diam aja sih, kamu enggak suka ya kalau kita kesini?" Kata Maurel, yang kini dengan raut wajah yang cemberut.

"Suka kok Rel" Jawab Disky seadaanya, pun dengan wajah yang mulai cemas.

"Yaudah ayo" Maurel memeluk lengan disky untuk berjalan bergandengan.

Tak lama pegangan tangan itu Disky lepas gegara terdengar suara notifikasi telepon dari ponselnya "Bentar ya mau angkat telepon"

"Siapa sih yang nelpon?" Tanya Maurel sebal. Menurutnya itu menganggu karena tidak tau situasi yang membuat gadis itu bahagia.

"Ini ayah saya Rel" Jawab Disky, sekaligus mengangkat panggilan telepon Pak Handoyo.

"..." Maurel memilih terdiam untuk menyimak obrolan dari sambungan telepon Disky.

"Kamu pulang sekarang!" Titah Pak Handoyo dari balik benda pipih yang sudah Disky tempel kan di telinga.

"..." Disky terdiam. Apa yang ia rasakan emang benar-benar terjadi, ia pun tidak kaget, karena dari awal pun sudah punya feeling gak enak.

"Disky ini papah serius! Pulang atau semua aset yang papah kasih ke kamu, akan papah sita!" Ancam Pak Handoyo.

"Iya-iya Disky pulang sekarang" Jawab Disky, sekaligus menutup sambungan telepon itu secara sepihak.

"Kenapa sayang?" Tanya Maurel penasaran.

"Papah saya suru saya pulang, ayo pulang Rel" Jawab Disky.

"Baru sampai loh kita, perjalanan ke dufan dari jaksel tuh makan waktu lama" Keluh Maurel.

"Iya, ini urgent maaf ya. Ayo pulang Rel, gampang nanti kita kesini lagi" Kata Disky.

"Minimal naik kora-kora dulu lah" Kata Maurel.

Permintaan Maurel sayangnya diabaikan oleh pria itu, ia langsung menarik tangan Maurell untuk pergi dari area dufan.

Maurel sampai hampir terjatuh karena di tarik secara tiba-tiba "Hati-hati dong, kalau saya jatuh gimana?"

"Iya, habisnya disuruh pulang malah mau naik kora-kora"

Maurel terdiam tak menjawab, ia kembali memendam perasaan yang gundah gulana.

Disky sadar akan hal itu, tapi sebelum pulang minimal Disky membelikan es krim terenak di dufan untuk Maurel.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!