S1~ BAB 1- BAB 66
.
Karena sebuah perjodohan menyatukan dua manusia yang tidak saling kenal, sang wanita yang cantik dan ceria harus di pasangkan dengan pria tampan namun sangat dingin dan cuek dan juga seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit milik keluarganya.
Dengan merahasiakan pernikahan mereka apakah semuanya akan baik-baik saja?
🥕🥕🥕
S2 ~ BAB 67 - BAB 117
.
Mencintai pria dengan perbedaan kasta yang tinggi membuat Thea harus memendamnya dan tak boleh membiarkan perasaannya menghancurkannya tetapi pria tersebut terus terbayang di benaknya, bagaimanakah perasaan mereka berdua apakah saling mencintai atau tidak.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PR S1 BAB 9_Hari Baru
Saat Vania masuk ke dalam mansion besar keluarga Rasendriya dia tak henti hentinya berdecak kagum akan bangunan yang ia lihat bagaimana bisa sebagus ini, bahkan di bandingkan dengan rumahnya akan sangat kalau jauh berbeda membuat Vania langsung minder di buatnya.
"Sayang, mulai sekarang kamu sudah menjadi keluarga Rasendriya jadi mama mohon banget sama kamu ya sayang kamu harus betah di sini," tutur mama Aida.
"Iya, ma. Vania pasti betah kok," jawabnya.
"Ya sudah kalau gitu, Raka!" pekik mama Aida karena Raka masih berada di belakang.
"Ada apa ma?" tanyanya saat sudah berada di samping Vania.
"Kamu ajak deh Vania ke kamar pasti dia capek karena perjalanan jauh tadi," ucapnya.
Raka pun berjalan duluan tanpa berkata sedikitpun kepada Vania membuat Vania merasa kesal di buatnya namun dia langsung mengikuti langkah sang suami menuju ke kamar mereka berdua.
Sampai di sana Vania tidak henti hentinya kagum lagi dengan interior nya yang sangat mewah yang meski pun kamar Raka memiliki kesan gelap dan maskulin tetapi sangat bagus sekali.
"Barang barang kamu sudah ada di walk in closet sana," ucap Raka untuk pertama kalinya dengan menunjuk arah walk in closet.
"Iya." jawab Vania singkat.
"Kamu mau ke mana?" tanya Vania karena melihat Raka seperti akan pergi dengan pakaian yang sudah rapi dan jaket di tangani.
"Aku mau ke rumah sakit ada urusan sebentar, aku pergi." setelah berpamitan Raka menghilang dari balik pintu tanpa tahu Vania memperbolehkannya atau tidak.
Hingga malam harinya Raka tak kunjung pulang hingga Vania merasa bosan menunggu dan tertidur tanpa tahu kalau Raka sudah pulang.
Raka sebenarnya tadi ke rumah sakit hanya untuk memeriksa beberapa pasien yang tertunda operasinya karena dia harus cuti sebentar dan untungnya para pasien dan keluarga pasien mengerti dan memaklumi, namun siapa sangka ternyata saat akan balik untuk pulang tiba-tiba ada sebuah tabrakan parah di dekat rumah sakit sehingga Raka harus mengoperasi korban sesegera mungkin atau nyawanya tak tertolong.
"Udah tidur," tutur Raka saat dia baru saja pulang dan masuk ke kamar.
Karena dia sudah sangat kotor jadi Raka memilih untuk masuk ke kamar mandi dan membersihkan baju dan tubuhnya yang ada beberapa bercak darah.
Selesai bersih-bersih Raka juga segera menyusul sang istri untuk melayang ke alam mimpi mereka, entah mengapa sejak dua hari ini dia sama sekali tidak pernah begadang lagi padahal dulunya dia hanya tidur sekitar dua sampai tiga jam an saja karena memang Raka memiliki insomnia parah tapi sekarang dia bisa sampai tidur enam sampai tujuh jam, bukan kah itu termasuk ajaib mungkin itu adalah hal baik.
.
Pagi harinya Vania sudah bangun dan melihat Raka yang sudah berada di sampingnya dan masih tidur di sampingnya, mengamati wajah tampan sang suami membuat Vania tersipu malu sendiri bagaimana bisa dia menikah dengan pria yang di agung agungkan oleh banyak orang.
"Kenapa senyum senyum?!" sahut Raka dengan mata masih tertutup.
Vania yang mendengar itu pun langsung kangen dan menjauh dari Raka, dia memilih untuk pergi ke kamar mandi saja untuk bersiap dan segera membatu mama mertuanya memasak di dapur karena sekarang dia tidak lagi di rumah biasanya maka Vania harus bisa memberikan kesan yang baik untuk mertuanya.
Sedangkan Raka hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah sang istri yang menurutnya sangat lucu, entah mengapa menggoda sang istri adalah hobi barunya.
"Kamu mau ke mana?" tanya Raka saat melihat Vania keluar dari walk in closet dengan pakaian rapi seperti orang kerja.
"Mau turun bantu in mama," sahut vania.
"Kenapa pakek baju kayak gitu!" ucap Raka.
"Kan biar nanti sekalian berangkat kerja ka," jawab Vania menjawab nama Raka.
Raka pun mendekat dan menarik pinggang Vania hingga mereka menempel satu sama lain bahkan Raka bisa merasakan gundukan kembar yang sepertinya sangat pas untuk di genggam.
"Kamu kenapa sih?!" tanya Vania merasa tidak nyama dengan posisi mereka kali ini, dia berusaha untuk melepaskan tangan Raka dari pinggangnya namun sayang kekuatannya dengan sang suami sangat berbeda jauh.
"Ganti baju!" perintah Raka yang terlihat sangat posesif.
"Baju aku kenapa sih!"
"Ganti!" tuturnya lagi, mau tak mau Vania pun mengganti bajunya dengan pakaian yang sudah di pilihkan Raka tadi.
"Nah gini kan bagus!" tutur Raka dengan bangga.
Yap Raka tadi tidak sudah dengan pakaian sang istri yang menurutnya sangat tidak enak di lihat karena bisa memancing hawa nafsu seorang pria karena Raka saja yang melihatnya di buatnya harus merendamkan dirinya di air dingin untuk merilekskan tubuhnya yang sempat tegang tadi karena tubuh sang istri yang terlalu terbuka.
Vania dengan sedikit kesal pun segera keluar dari kamar dan menuju ke dapur membantu sang mertua, meski pun keluarga kaya tetapi mama Aida masih mengerjakan semuanya sendiri hanya ada asisten rumah tangga yang membantu jika ada pekerjaan berat saja.
"Sayang," sapa mama Aida yang melihat menantunya datang.
"Mama, ada yang bisa Vania bantu?" tawar Vania tidak enak jika dia tidak melakukan apapun karena mulai hari ini adalah hari yang baru untuk Vania kedepannya sehingga dia harus membiasakan diri.
Mama Aida pun memperbolehkan Vania untuk membantunya, hingga masakan jadi dan para pria juga sudah turun untuk sarapan.
Mereka sarapan dengan hening dengan sesekali mama Aida mencairkan suasana dengan mengajak Vania berbicara, mama Aida tahu kalau anak dan menantunya ini pasti belum terbiasa sehingga merasa canggung padahal kalau mama Aida tahu saja Vania merasa kalau Raka adalah pria yang sangat cerewet buktinya saat tadi sebelum turun saja dia di suruh untuk ganti baju.
Setelah sarapan mereka pun berangkat ke kantor sendiri sendiri meski pun satu arah, Vania sampai di kantornya dan segera mengerjakan tugasnya.
"Van, elo kenapa beberapa hari ini gak masuk?" tanya Dewi tukang kepo, Vania sedikit merasa bersalah karena tidak bisa mengatakan soal pernikahannya tetapi jika ada waktu yang tepat pasti Vania akan cerita tapi bukan sekarang.
"Gw ada acara keluarga jadi gak bisa masuk," sahut Vania.
"Tumben banget biasanya elo kalau soal acara keluarga enggak pingin banget ikut," ucap Dewi yang sangat tahu kalau rekannya ini tidak suka dengan acara keluarga seperti itu.
"Udah gak usah kepo, mending sekarang kita kerja." ujar Vania.
"Iya iya," jawab Dewi kembali ke tempatnya.
"Semangat Van, elo harus bisa membagi waktu mulai sekarang untuk bekerja dan kehidupan rumah tangga elo karena mulai hari ini elo udah bukan Vania Zafia Pradipta yang single akut lagi tapi sekarang elo adalah Vania Zafia Rasendriya seorang istri dari Raka Tanaka Rasendriya!" gumam Vania di dalam hatinya menyemangati dirinya sendiri.
"sekarang hari baru untuk elo dan juga kehidupan elo selanjutnya!" lanjutnya.
.
.
Bersambung..........