NovelToon NovelToon
Pesona Dokter Duda Anak Satu

Pesona Dokter Duda Anak Satu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: My Starlight

"Itu hukuman buat kamu! Jangan sampai kau melanggar lagi aturan sudah yang aku buat. Kalau tidak …." Kalimatnya menggantung.

"Kalau tidak apa, Kak?" tanya Lyana mulai berani.

"Sesuatu yang lebih buruk dari ini akan terjadi." Anggara berlalu dari hadapan Lyana. Aliran darahnya mulai memanas.

"Hah, sesuatu yang buruk? Bahkan kakak sudah mencuri ciuman pertamaku, menyebalkan." Kini giliran Lyana yang marah. Dia membuka dan menutup pintu kamar dengan keras. Sirkuasi udara di dalam kamar seolah berhenti seketika.

"Ciuman Pertama? Hah, pandai sekali dia berbohong."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Starlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panik

Beberapa hari ini Anggara menghabiskan hari-hari nya di rumah . Hal itu membuat orang rumah seperti dalam pengawasan. Bahkan tidak berani menanyakan perihal Lyana yang jarang turun ke bawah.

Anggara selalu membawa sarapan Lyana ke atas. Bi Mirna tidak berani tanya apapun ketika di suruh menyiapakan makanan untuk Lyana.

Lantai bawah sepi juga tanpa kehadiran Lyana . Kira-kira begitu isi hati para Bibi.

Dering ponsel di saku Anggara membawanya kini ke sisi jendela ruang tengah.

"Baik, nanti kabarin aja info selanjutnya ya. "

"Tapi ada masalah Mas . Videomu hari ini rame di perbincangkan."

"Video apa?" Anggara bingung karena dari kemaren dia belum mengunggah konten pendek di medsos. Youtube pun jadwal tanyangnya tidak setiap hari.

"Videomu yang sedang mengantar Reno sekolah. "

"Terus?"

"Rame aja jadi perbincangan nitizen. Bahkan ada yang bilang kalau kamu. " Staf manajemenya takut mengatakan hal yang di maksud.

"Apa?" Mulai sedikit ngegas.

"Itu. " Masih takut.

"Apa jawab cuk ! " Anggara mulai kesal.

" Kamu duda dan nitizen berspekulasi banyak hal tentang perceraianmu. Bahkan, mereka ramai-ramai tag mantan istrimu. "

Huh. Anggara menarik nafas cepat.

"Kok bisa?? Sebentar tak cek dulu ya. " Anggara terheran.

"Ya namanya juga dunia hiburan Mas, tapi beberapa berkomentar positif juga ada tentang video itu. "

"Katanya kamu tuh type suami idaman. Haha mereka banyak yang antri juga tuh mau jadi istrimu. " Hendra meledek.

Tut tut tut. Sabungan terputus.

"Sialan langsung di tutup. Padahal aku mau ngasih tau informasi penting lainya. " Hendra jadi kesel sendiri .

Anggara langsung ke dapur . Ingin sekali minum kopi dingin.

"Bi tolong bikinin Es kopi ya. " Perintah Anggara kepada Bi Mirna yang sedang prepare untuk masak sore.

"Baik Mas. "

***********

Kalau di meja makan Anggara sedang membaca komen-komenan nitizen, di kamar Reno Lyana mulai terbangun . Samar-samar Lyana mendengar Anggara banyak mengumpat. Segera saja dia bangun takut Anggara tambah marah karena tadi menunggu lama di atas.

Lyana melihat sisi kananya, ternyata Reno sudah tertidur disamping Lyana. Maka dari itu dengan sangat hati-hati Lyana bangkit dari tempat tidur . Kaki kananya mencari sandal rumah bewarna merah muda itu. Dengan segera dia berdiri setelah menemukan sendalnya. Membuka knop pintu yang tidak terkunci. Baru beberapa langkah Lyana limbung, kepalanya seperti berputar sampai ingin muntah.

"Hoek. " Lyana masih bisa menahan muntahnya. Walaupun perut rasanya seperti di obok-obok. Pandangan matanya bergoyang kesana kemari. Membuat isi perut ingin segera keluar.

Anggara yang sedang duduk menikmati es kopi sambil membaca beberapa komen nitizen mendengar suara langkah kaki mendekat. Terlihat Lyana mendudukan dirinya dan bersandar pada tembok sambil memejamkan mata.

"Bi, tolong Bi. " ucap Lyana pelan.

Anggara setengah berlari menghampiri Lyana . Panik. .

"Ly, kenapa?" sekarang Lyana bersandar pada tubuh Anggara.

"Hoek. "

"Aku mau muntah !" gumam Lyana sambil berusaha bangun . Bersyukur Anggara mengerti maksudnya, Lyana pun dituntun memasuki kamar mandi.

Anggara memijat leher belakang Lyana, tangan yang lain memeluk sebagian tubuh Lyana.

"Bi Mirna, Bi !" Panggil Anggara agak keras.

"Iya Mas." Bu Mirna mendekat.

"Tolong ambilkan jaketku dan tas coklat Lyana di meja kamar." Perintah Anggara.

"Baik Mas."

"Cepet ya. " Imbuhnya.

Bibi berjalan cepat di lorong dan tergesa menaiki tangga, dia ikut khawatir sama kondisi Lyana. Sepertinya mereka akan kerumah sakit pikir Bi Mirna.

Mobil SUV berwarna hitam itu melaju cepat membelah jalan Ibu kota. Panggilan dari Atmojo tak di hiraukan Anggara, dia panik. Khawatir sekali dengan kondisi Lyana sampai lupa dia juga seorang Dokter.

Anggara melemparkan kunci mobil ke tangan security yang ada di Loby Rumah Sakit Anugerah Sejati tempat dia bekerja. Security itu langsung paham maksudnya, dia harus membantu sang Dokter memakirkan mobilnya.

"Waduh kenapa lagi kali ini. " Anton, nama security itu bergumam. Anggara memang kerap kali membawa beberapa pasien naik mobil pribadinya alih-alih mengundang ambulan. Alasanya tentu karena darurat.

Tangan Lyana masih bisa berpegangan pada leher Anggara. Otot lengan Anggara terlihat seakan keluar dari persembuyianya. Kekar sekali, begitu kata emak-emak yang sedang berobat itu waktu melihatnya. Keren. Eh bukanya itu Dokter Anggara ya yang suka muncul di sosmed. Salah satu dari mereka pun merekam adegan yang ada di depanya dan dia share di akun media sosial miliknya.

"Kak, aku bisa jalan sendiri. " Ucap Lyana pelan. Dia melihat banyak tatapan mata yang tertuju padanya.

"Diem, Enggak usah banyak bicara. "

"Ah iya aku pusing sekali. Howek. " Lyana tanpa sengaja muntah di lengan baju Anggara. Tanpa rasa jijih sekalipun Anggara tetap menggendong Lyana masuk ke Unit Gawat Darurat.

"Maaf. " Lyana berbicara lirih yang cuma di jawab Hem sama Anggara.

"Dok bukanya cuti? Loh siapa dia? " Salah satu perawat bertanya kepada Anggara.

"Istriku, cepat carikan ranjang yang kosong." Anggara masih berjalan cepat.

"Ba ik Dok." Kaget sebentar kemudian lari menyusul dan mendahului Anggara.

Srek. Gorden terbuka, Perawat bernama Rini itu menata bantal pada ranjang tanpa pemilik itu.

"Silahkan Dok. " ucap nya segera saat Anggara sudah terlihat mata .

"Makasih Rin."

"Siapa namanya?" tanya Dokter yang jaga kepada Rini.

"Enggak tahu Dok. " Rini menjawab jujur.

"Loh gimana? Berkasnya mana?"Tanya Fatia.

"Dia Istri Pak Anggara dok, aku enggak berani nanya. " Dengan segera Rini mengambil peralatan medis yang ada di depanya.

"Hah?." Dokter muda yang cantik jelita itu kaget kapan Anggara menikah .

"Beneran Anggara udah nikah?" Hati Fatia mencelos, perasaan sedih bertahap menghampiri. Harapanya pupus untuk mendapatkan cinta Sang Dokter Perfect itu.

Stetoskop dari tangan Rini langsung Anggara rebut. Benda pipih itu mulai bertengger pada dada Lyana. Deg. Lyana buru-buru memejamkan matanya, hati berdesir melihat keringat yang ada dikening Anggara, mata yang sempurna, hidung yang mancung dan bibir yang seksi ada dihadapanya.

Huh. Mataku kenapa akhir-akhir ini yang di lihat cuma Kak Gara terus, kan otaku jadi travelling terus. Deg deg. Jantung Lyana berdetak cepat. Beruntung, stetoskop sudah pindah di perut. Haha kalau tidak sudah ketahuan.

Kruyuk kruyuk.

"Kamu belum makan ya?" Anggara tersenyum.

"Apa? Lyana malah jadi malu. Apa lagi Rini seolah terus menatap wajah Lyana.

"Aku kan udah bilang, jangan telat makan. Di bilangin ." Telunjuk Anggara menjetik pelan kening Lyana.

"Auw sakit Kak. " Lyana mengaduh.

"Maaf maaf. " Anggara meniup-niup kening Lyana dan mengusap pelan.

Pemandangan apa ini? Rini di samping Anggara tertegun. Anggara dokter yang dingin, cuek dan tak banyak bicara itu kenapa jadi manusiawi sekali.

"Udah enggak sakit lagi kan?" Anggara memastikan. Lyana cuma mengangguk. Malu di lihat Rini.

"Tapi kepalaku masih pusing Kak, kadang berputar sampai mual-mual perutku. "

"Kamu punya vertigo?" tanya Anggara.

"Iya. " Lyana memejam kan mata lama. Kelapanya mulai berputar lagi. Dia menekuk lututnya menahan sakit sekaligus pusing di kepalanya yang seolah terus bergoyang seperti lindu. Kemudian mata Lyana tidak bisa di buka lagi. Pingsan.

"Lyana Ly ! " Suara Anggara mengeras memenuhi ruangan itu.

.

.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!