Dark romance dewasa.
Ayahnya yang seorang Adipati, difitnah dan seluruh keluarganya Kirana dibunuh. Kirana berhasil meloloskan diri dari maut bersama dayang kesayangannya yang bernama dayang Sumi. Di dalam pelariannya, Kirana singgah di Dukuh Seti dan Kirana secara tidak sengaja menyembuhkan seorang wanita di dukuh Seti. Wanita itu ternyata seorang ronggeng. Kirana akhirnya tinggal bersama ronggeng itu dan terpilih jadi ronggeng selanjutnya. Kirana terpaksa bersedia karena jika menjadi ronggeng dia diijinkan masuk ke pendopo agung. Dia ingin membunuh orang pertama yang memfitnah ayahnya dan orang itu tinggal di pendopo agung. Namun, dia justru dikejutkan dengan adanya penggerebekan dan dia menjadi tawanannya Mahapatih Lingga yang dingin dan kejam. Bagaimana nasib Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gila
Dia sepertinya tidak akan mengijinkan aku pergi ke pelabuhan Semarang, maka aku akan masak yang spesial untuknya karena kata mendiang ibu, laki-laki akan takluk pada masakan kita. Batin Kirana sambil berlari kencang keluar dari dalam tenda pribadinya Dimas.
"Aku tetap tidak akan mengijinkan kamu pergi ke pelabuhan Semarang"
Aku tidak ingin kamu ikut bersamaku menghadang bahaya. Batin Lingga sambil duduk di depan meja.
Saat Lingga mengangkat wajahnya, pria tampan itu sontak bangkit berdiri dan menyemburkan, "Mana kucing liar itu?"
Dimas melangkah masuk dan menyahut, "Ndoro Putri Kirana berlari ke dapur umum, Mahapatih"
"Mau apa di ke sana?" Lingga kembali duduk dengan wajah penuh tanda tanya.
"Sepertinya Ndoro Putri Kirana ingin memasak sesuatu. Mungkin lapar sebelum berangkat ke Ngayogyakarta Hadiningrat" Jawab Dimas.
Lingga menghela napas panjang, "Diaa memang suka sesuka hati. Kamu taruh seseorang untuk mengawasi dia, kan? Aku tidak mau dia kasih racun ke makanan kita"
"Saya sudah taruh orang terpercaya untuk mengawasi Ndoro Putri Kirana" Dimas tersenyum tipis. Dia senang mengetahui bahwa junjungannya masih belum sepenuh percaya pada Kirana.
"Bagus. Semuanya sudah siap, kan?" Tanya Lingga.
"Sudah Mahapatih. Empat jam lagi semua tawanan siap berangkat ke Ngayogyakarta Hadiningrat dan surat permohonan bantuan penampungan para tawanan kita untuk Kasultanan juga sudah saya serahkan ke kepala prajurit kita yang akan mengawal para tawanan nanti"
"Bagus. Sekarang kita bahas strategi kita"
Dimas langsung melangkah mendekati meja.
Kirana kembali masuk ke tendanya Dimas setelah dua jam lebih dia berkutat di dapur umum.
Dimas dan Lingga menoleh kaget ke Kirana yang sedang meletakan nampan diatas meja yang berada di depan pintu masuk tenda. Meja yang cukup panjang dan lebar, berbentuk persegi yang dikelilingi empat kursi kayu.
Kirana bergegas berbalik badan lalu berkata dengan senyum lebar, "Saya memasak sup ayam dan nasi blawong. Nasi blawong itu nasi putih yang dimasak dengan beberapa jenis rempah dan setelah matang akan berubah warna menjadi merah, kalau Anda belum tahu. Ibunda saya berasal dari Ngayogyakarta Hadiningrat dan nasi blawong adalah makanan khas Ngayogyakarta Hadiningrat. Di atasnya nasi blawong saya letakkan ayam bacem, telur masak pindang dan peyek ikan teri"
"A....yam? Telur? Te-ri? I.....itu persediaan makanan khusus untuk Mahapatih dan ka....kamu habiskan semua bahan itu di dapur umum, hah?!" Dimas mendelik kesal ke Kirana dan Lingga langsung mengangkat tangannya sebagai kode agar Dimas menutup mulutnya.
Dimas menghela napas panjang saat dia melihat Mahapatih melangkah ke meja dan berkata ke Kirana, "Aku tidak menyangka kucing liar seperti kamu ternyata bisa masak juga"
"Saya suka meracik bahan herbal menjadi obat. Tentu saja saya bisa masak" Kirana mendelik kesal ke Lingga.
"Aku akan cicipi masakan kamu" Lingga duduk di depan meja dan Kirana langsung menahan tangan Lingga sambil menyemburkan, "Semua ini tidak gratis"
Dimas sontak berteriak, "Lancang sekali kamu menahan tangan Mahapatih! Kamu mau mati, hah?!"
Lingga sontak menoleh ke Dimas, "Keluarlah"
Dimas menghentakkan kakinya karena kesal lalu dengan sangat terpaksa dia melangkah keluar dari dalam tendanya.
Lingga lalu menatap tangannya yang masih digenggam oleh Kirana, "Kalau masakan kamu enak, aku akan kabulkan satu permintaan kamu"
"Dua karena saya memasak dua masakan untuk Anda" Sembur Kirana sambil melepaskan tangan Lingga.
Lingga tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala, "Baiklah. Dua permintaan akan saya kabulkan. Duduk!"
Kirana duduk di kursi yang berasa di samping kanan meja.
Ternyata Mahapatih tidak disayangi oleh raja dan ibunya selalu pergi berperang dan tidak pernah pulang. Kasihan dia, ya, sebenarnya. Tapi, dia itu brengsek. Dia suka mempermainkan banyak wanita waktu dia masih remaja dan saat ini dia sudah memiliki dua istri. Tidak heran sih kalau dia itu jadi b*j*ng*n karena, dia ganteng dan gagah banget lalu dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang orangtuanya. Kirana terus menatap wajah Mahapatih Lingga dari arah samping sambil menyandarkan pipinya ke salah satu telapak tangannya.
Kirana tiba-tiba menegakkan kepalanya, tidak, tidak! Kenapa aku membelanya? Dia sudah beberapa kali melecehkan aku. Cih! B*j*ng*n tetap saja b*j*ng*n!
Kirana mendapatkan semua informasi tadi dari orang kepercayaannya Dimas. Berkat bakat keceriwisan dan murah senyumnya, Kirana berhasil mendapatkan secuil informasi penting tentang Mahapatih Lingga.
Hah?! Secuil? Banyak dong itu nggak secuil thok. Batin Kirana dengan senyum lebar. Sangat lebar.
"Kenapa kamu senyum selebar itu? Mau aku cekik, hah?!" Geram Lingga.
Kirana sontak menghapus senyumannya dan bergegas bertanya, "Enak, kan masakan saya? Anda saya lihat sedari tadi lahap banget makannya"
Lingga mengangguk mantap tanpa sadar karena masakannya Kirana sangat enak dan dia belum pernah makan masakan rumahan seenak masakannya Kirana. Pinter masak juga dia. Aku sama sekali tidak menyangka si kucing liar pinter masak. Bibir Lingga menyungging senyum tipis dan itu membuat Kirana sontak menyemburkan, "Berarti Anda akan mengabulkan dia permintaan saya"
Lingga mendongak pelan dan dengan wajah yang kembali dingin dia menatap Kirana.
"Dua permintaan saya adalah, saya diijinkan ikut ke pelabuhan Semarang dan permintaan kedua saya, Anda nanti mengantarkan saya, emm, menemani saja, menemani saya ke rumah Paman Kavi" Kirana tersenyum penuh kemenangan.
Bener kata Ibu, kalau ingin menaklukkan seorang pria itu dengan masakan. Senyum Kirana semakin lebar.
Lingga mendengus kesal, dia memang cerdas.
Melihat Mahapatih Lingga hanya menatapnya dalam diam, Kirana langsung melancarkan protesnya, "Anda seorang Mahapatih. Anda tidak boleh ingkar janji"
Lingga menghembuskan napas kesal, "Siapa yang ingkar janji?"
"Anda diam saja dari tadi" Kirana mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah. Kamu boleh ikut aku ke Pelabuhan Semarang dan aku akan mengantar kamu ke kediamannya Kavi"
Kirana langsung melompat-lompat senang dan kepangan rambutnya berlompatan. Itu tampak lucu dan menggemaskan di mata Lingga. Pria tampan itu bergegas menunduk dan berdeham untuk mengusir keinginannya, keinginannya untuk mendekap gadis cantik itu dan membawanya ke ranjang.
"Bersiaplah! Kita berangkat besok subuh" Lingga berkata tanpa mengangkat wajahnya dan Kirana langsung melompat memeluk lengan Mahapatih Lingga sambil berteriak, "Terima kasih banyak, Mahapatih"
Getaran aliran listrik mengejutkan Lingga saat tangan mungil gadis cantik itu memeluk lengannya. Lingga langsung menggeram, "Aku akan cekik kamu saat ini juga kalau kamu menyentuh aku seperti ini"
Kirana langsung melepaskan lengan kekarnya Mahapatih Lingga, lalu menunduk selangkah sambil meringis dan berbalik badan dengan cepat sambil berteriak dan berlari, "Maafkan saya, Mahapatih"
Lingga mengangkat wajahnya dan saat matanya melihat punggung Kirana, pria tampan itu terkekeh geli, "Dasar kucing liar. Kamu benar-benar sudah membuatku gila! Kamu bahkan bisa memberikan sengatan listrik hanya lewat sentuhan tangan kamu. Gila, ini benar-benar gila!" Pria tampan itu lalu meraup kasar wajahnya.
...♥️♥️♥️♥️...
Sendika dhawuh : Siap melaksanakannya.
Kertas Daluang : Lembaran tipis yang dibuat dari kulit pohon daluang (Broussonetia papyrifera) atau mulberry.
🥰