IRREGULAR

Setelah selesai dari pesta perayaan kenaikkan tinggi badan Neon, tidak lama setelah itu Phantaminum dengan perasaan senang mengirim sebuah pesan untuk Urek Mazino.

Menurut Phantaminum sendiri, Urek Mazino adalah anak kecil barbar yang terus mencaritahu semua tentang sahabatnya, Neon Argarither.

Sebenarnya pada bidang itu mereka memiliki sedikit sama, mungkin dengan banyaknya orang yang mengagumi sosok Neon Argarither sebagai 'Dewa Shinsu' di Menara ini pasti 100% dari mereka akan menyetujui pendapatnya tentang itu.

"Pastinya setelah membaca pesanku ini, anak barbar itu akan sangat terganggu dengan keberadaan bocah biru itu. Kalau tidak salah ingat, murid Neon juga akan datang ke Lantai 135. Heh, aku tidak akan membiarkan bocah biru itu berdekatan dengan sahabatku segampang itu. Bocah biru itu harus melewati ujianku terlebih dahulu dan karena aku sedikit penasaran dengan kekuatannya saat ini mungkin bermain dengannya akan menghilangkan rasa bosanku menunggu Neon kembali dari perjalanannya. Tapi pertanyaannya... kapan bocah biru itu akan datang? Sebelum atau sesudah Neon? Dia dan Neon itu sangat sulit ditebak."

Tanpa berpikir lebih lama, Phantaminum pergi ke tempat peristirahatan sahabatnya di Lantai 135, untuk menunggu kedatangan murid dari sahabatnya.

...****************...

Waktu terus berlalu hingga tiba di mana Bam ke-25 dan kawan barunya telah lulus Ujian Petak Umpat. Serta di mana Yuri Zahard dan Evan pergi menuju Lantai Evankhell untuk bertemu dengan Bam ke-25.

Dan tepat dimana karakter kita berada, Neon terus berpikir pada keraguannya untuk saat ini dan meyakinkan dirinya bahwa dunianya yang sekarang bukanlah kisah tentang tokoh Bam ke-25, Khun, Rak dan tokoh TOG lainnya saja.

Akan tetapi, sekarang ini adalah kisah tentang dirinya yang menjadi seorang Neon Argarither yang mendapati dirinya di tempat yang tidak semestinya, tanpa mengetahui bagaimana kisahnya akan berakhir. Tapi dia selalu menyadari bahwa hanya harapan dan tekad lah yang menjadi pemisah antara dirinya dan bencana di webtoon ini.

Sungguh untung bagi Neon yang masuk ke dalam webtoon Korea ini. Dia menjadi tokoh tambahan yang (sangat) kuat dan dicintai oleh penggemar (kuat)-nya. Bahkan sekalipun dia tidak pernah berpikir akan masuk ke dalam webtoon ini.

Neon tidak bisa memejamkan mata di malam yang dikhawatirkan akan menjadi malam terakhirnya hidup di webtoon ini, karena dia sendiri tidak akan tahu kalan dia akan mati. Dia juga memiliki rasa takut akan mati, bahkan dia tidak mengetahui bagaimana nasib keluarganya saat ini, dia sangat merindukan mereka dan merindukan teman-temannya di sana.

Neon memang tidak bisa memejamkan mata, tapi bagaimana mungkin dia menyia-nyiakan sedetik saja dari sisa kehidupannya di sini? Tapi terus saja terulang keraguan yang muncul dalam dirinya. Keraguan apakah ini semua benar atau hanya mimpi panjang yang bisa bergerak semaunya (Lucid Dream).

Pernah terlintas dipikirannya untuk melupakan keraguan tentang hal tersebut dan melupakan soal tokoh utama TOG. Neon pernah berpikir untuk apa dirinya mengetahui kehidupannya Bam ke-25, Rachel dan karakter yang lainnya?

Sebenarnya itu cukup lucu kalau dia mengingat kembali ambisi tentang ingin meningkatkan kekuatan anaknya V dan Arlene, Bam ke-25, padahal alur cerita sudah jelas diperlihatkan, jadi untuk apalagi dia mempercepat alur cerita yang jelas-jelas nantinya bakal ada perbedaan karena dirinya dan juga karakter seperti Khun Esentia Gustav.

Khun Esentia Gustav, apakah anak itu juga sama sepertinya atau memang tambahan biasa karena keberadaan dirinya?

Tapi...

Neon berpikir kalau tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan rasa keingintahuan manusia.

Dan Esentia yang terus mengikuti Neon tapi tetap berjalan di belakangnya itu mulai menaikkan alisnya seakan bertanya kenapa Neon terlihat sedih dan penuh dengan keraguan seperti itu, hanya saja orang yang dipertanyakan tidak melihatnya.

Esentia melihat punggung Neon dengan pakaian merah darah yang memancarkan sosok Dewa, dan pedang suci yang konon katanya bisa membuat siapa saja selain pemilik aslinya terkena kutukan berbahaya, berada di bagian pinggangnya lengkap dengan sarung pedang yang terbuat dari shinsu miliknya.

Rasa kagum Esentia pada Neon mulai bertambah untuk kesekian kalinya.

"Ayo kita balik ke Lantai 135. Murid dan sahabatku sudah menunggu di sana." kata Neon yang mulai melangkahkan kakinya pergi menuju gerbang shinsu buatannya.

Enryu dan Phantaminum.

Esentia, seorang jenius dan anak yang dijunjung tinggi di Keluarga Khun, untuk sekarang ini dia terlihat cukup cemburu pada dua orang yang dekat dengan sosok yang diikutinya sekarang ini.

Menurutnya pribadi, dua orang itu lebih beruntung dari pada mereka yang terlahir sebagai anak dari 10 Keluarga Agung, sekalipun mereka jenius dan itu semua tidak mengalahkan keberuntungan dua orang yang dekat dengan sosok Neon Argarither di hadapannya saat ini.

Bahkan Ayahnya hanya bisa menjadi teman netralnya saja, dan ini terlihat sangat menyedihkan bagi Esentia sendiri.

"Payah." kata Esentia untuk Ayahnya.

Neon yang mendengarnya hanya bisa berpikir apakah kata itu untuknya atau tidak, tapi masih dengan wajah tidak berekspresi.

Neon dan Esentia tidak mengetahui kalau di Lantai yang berbeda, seorang terkuat lainnya baru saja bersin dan bertanya-tanya apakah ada seseorang yang sedang memikirkan dirinya.

...****************...

???'s POV

Setelah membunuh si bodoh yang mengaku abadi di Lantai 43 ini, aku jadi ingin tahu berapa banyak lagi yang sepemikiran dengan si bodoh ini.

Tidak ada yang abadi dalam Menara ini, bahkan Guruku sendiri tidak abadi.

Guruku pernah berkata seperti itu kepadanya, kalau di Menara ini tidak ada yang abadi dan semua akan sirna, yang ada hanya umur yang panjang. Tapi sosok yang dicintai oleh shinsu seperti Guru sendiri tidak diizinkan untuk sirna. Maka dari itu Guru telah hidup ribuan tahun lamanya hingga akhirnya dia berinisiatif untuk memasuki Menara dan bertemu dengan orang tua itu, selanjutnya menjadikan orang tua itu sebagai sahabat Guru, lalu bertemu dengan rekan lainnya dan juga penggemarnya. Terakhir, Guru bertemu denganku dan menjadikanku sebagai murid satu-satunya.

(Perasaannya saat ini sangatlah senang)

Sebulan setelah membunuh si bodoh itu, aku jadi merasa bosan dan berpikir harus ke mana lagi, aku mengirimkan pesan kepada Guruku yang isinya aku akan bertemu dengannya tapi tidak tahu kapan waktunya. Dan tidak berapa lama setelah mengirimkan pesan untuk Guru, aku dapat pesan lain dari si orang tua kalau Guru sedang diikuti oleh anak dari Keluarga Khun.

Bisa-bisanya Guruku ini diikuti oleh bocah biru sepertinya.

"Apa aku harus membunuhnya juga dan mengirimkannya ke Neraka? Tapi bocah biru itu anaknya Eduan dan Eduan adalah teman Guru. Ini... hm... aku sungguh tidak menyukainya. Aku takut posisiku diambil alih oleh bocah biru itu. Aku harus secepatnya balik ke Lantai 135 untuk menemui Guru."

Guru telah membawaku dan mengajariku shinsu. Guru adalah segalanya bagiku dan dia sudah seperti Ayahku sendiri. Jadi aku tidak akan memberikan posisiku untuk bocah biru itu, walau sekalipun nyawa bayarannya.

(Perasaannya saat ini sangat marah).