NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Tampan

Gadis Kesayangan Om Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rita Tatha

Berawal dari ganti rugi, pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Seiring waktu, tanpa sadar menghadirkan rindu. Hingga harus terlibat dalam sebuah hubungan pura-pura. Hanya saling mencari keuntungan. Namun, mereka lupa bahwa rasa cinta bisa muncul karena terbiasa.

Status sosial yang berbeda. Cinta segitiga. Juga masalah yang terus datang, akankah mampu membuat mereka bertahan? Atau pada akhirnya hubungan itu hanyalah sebatas kekasih pura-pura yang akan berakhir saat mereka sudah tidak saling mendapatkan keuntungan lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 09

Suasana di ruangan itu semakin memanas saja. Yasmin sudah menatap kesal dan penuh kebencian ke arah Lily. Namun, yang ditatap tetap saja bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa. 

"Lihat aja, setelah ini gue bilangin ke papa!" ancam Yasmin. Jika Yasmin sudah berbicara seperti itu, biasanya mereka akan takut. Hampir semua teman sekolah dulu paham kalau ayahnya Yasmin sangat menyayangi putrinya. Bahkan, terlalu memanjakan.

Siapa pun yang berani berurusan dengan Yasmin, jika ayahnya Yasmin sudah turun tangan, maka Yasmin akan selalu berada di pihak yang benar. Namun, semua tetap tidak berlaku untuk Lily. 

Sebenarnya, ia sudah merasa sangat enggan harus meladeni kesombongan Yasmin. Namun, jika pergi dari tempat itu sekarang juga, sudah pasti Yasmin akan semakin besar kepala. Terlebih lagi, ia memikirkan Ines yang belum bertemu dengan Arvel. Tidak ingin sahabatnya merasa kecewa nantinya. Bukankah tujuan mereka datang ke sini untuk bertemu dengan Arvel. 

"Ternyata elu masih seperti dulu. Pakai jurus andalan. Gue bilangin ke papa!" ledek Lily. Membuat Yasmin naik pitam. 

Di saat Yasmin hendak mendebat lagi, salah seorang teman Yasmin meminta untuk menyudahi terlebih dahulu. Jangan sampai acara reuni itu menjadi berantakan. Mereka tidak ingin, pertemuan rutin yang hanya setahun sekali menjadi sebuah masalah. Apalagi, Lily sama sekali tidak menunjukkan ketakutannya. 

"Yasmin, tenanglah. Bukankah elu udah punya rencana buat ngasih pelajaran gadis miskin itu?" bisik sahabat Yasmin. 

Yasmin mengangguk sambil tersenyum licik. Lalu membiarkan mereka untuk duduk di kursi masing-masing. 

"Maaf, gue telat." 

Suara itu mengalihkan perhatian. Mereka menoleh ke arah pintu. Nampak pria dengan kulit putih bersih, tubuh tegap dengan pakaian rapi, sedang tersenyum ke arah mereka. Senyuman itu membuat siapa pun terpesona. Termasuk Ines yang merasakan debaran jantung yang sangat keras. Begitu juga Lily yang tersenyum. 

"Ciee ... Mamas Arvel datang tuh," bisik Lily menggoda sahabatnya. Benar saja, wajah Ines langsung memerah. 

"Masuk, Vel. Enggak papa. Acara ini, sebenarnya emang sambutan buat elu. Berapa tahun aja elu enggak pulang," kata Yasmin. Cara berbicaranya sangat berbeda. Ini terdengar lebih lembut. 

Arvel tersenyum. Menunjukkan lesung pipi yang membuat para wanita semakin terpesona. Lelaki itu berjalan mendekat dan hendak duduk di samping Lily. Hanya kursi sebelah Lily yang masih kosong. Namun, dengan sangat peka, Lily bangkit. 

"Kenapa, Ly?" tanya Arvel. Wajahnya nampak kecewa. 

"Enggak papa. Nes, lu sebelah sini." Lily memerintah. 

"Elu enggak mau dekat gue? Apa gue bau badan?" tanya Arvel sambil mencium badannya sendiri. Tidak tercium bau busuk. Justru tercium wangi parfum maskulin. 

Ines yang sudah paham maksud sahabatnya pun langsung berpindah tempat duduk. Ia nampak grogi saat berdekatan dengan Arvel. Sementara Arvel terus menatap Lily sangat lekat. Ia merasa tidak nyaman saat Lily tidak mau duduk dekatnya.

"Arvel, apa kabarmu?" tanya Ines lembut. Ia menatap pria di depannya dengan gugup. 

"Baik, oh ya. Gue dengar elu dan Lily bekerja di toko yang sama. Kalian memang benar-benar sahabat sejati," kata Arvel. Menatap Ines sekilas. Membuat gadis itu salah tingkah sendiri. 

"Ehm! Arvel, elu jangan terlalu baik sama mereka. Ingat, elu keponakan Om Regardian Anggara, pemilik Anggara group. Jangan sampai elu berteman dengan gadis-gadis miskin seperti mereka." 

"Yasmin, diamlah. Jangan suka ngehina orang lain. Bisa jadi orang yang elu hina itu lebih baik dari elu." 

Di saat Arvel dan Yasmin sedang berdebat. Lily justru diam mendengar ucapan Yasmin tadi. 

Arvel adalah keponakan Regardian Anggara yang merupakan pemilik Anggara Group. Bukankah Brian juga berkerja di Anggara Group. Bahkan, jabatannya sebagai direktur utama. Apakah mungkin Arvel dan Brian memiliki hubungan? 

Lily terus saja memikirkan hal itu. 

"Lebih baik sekarang kita makan saja. Jangan sampai acara pertemuan ini menjadi hal yang tidak menyenangkan," ujar Arvel. Mereka pun diam termasuk Yasmin. 

Beberapa pelayan masuk dan menaruh makanan di depan mereka masing-masing. Setelahnya, acara itu dipimpin oleh Arvel. Setelah berdoa bersama, mereka pun nampak menikmati makanan itu. Yasmin lebih diam, tidak seagresif tadi. 

"Lily, elu mau ini? Biasanya elu sangat suka udang." Arvel hendak menaruh udang ke piring Lily, tetapi gadis itu langsung menahan. 

"Arvel, berapa tahun elu enggak pulang, sepertinya elu lupa. Yang suka udang itu Ines bukan gue." Lily mengarahkan sumpit yang berisi udang itu ke meja Ines. "Bilang aja kalau elu malu mau ngasih Ines." 

Wajah Ines mendadak gugup saat berbicara seperti itu. Padahal Ines tahu kalau Lily sangat suka udang. Ia pun suka hanya saja, kecintaan Lily terhadap udang lebih besar darinya. 

"Oh iya. Sepertinya banyak hal yang bikin gue lupa dengan keadaan di sini sekarang dan dulu. Dimakan, Nes." 

Ines mengangguk sambil tersenyum. Melihat Arvel yang juga tersenyum padanya, membuat gadis itu kembali salah tingkah. Ah, Ines membenci dirinya sendiri yang selalu saja gugup saat dekat dengan Arvel. 

"Habis ini, gue antar kalian pulang. Rumah kalian berdekatan 'kan?" tanya Arvel menawari. 

"Iya, elu masih ingat ternyata." Lily membalik sendok karena makanannya sudah habis. Lalu meminum jus jeruk di depannya. "Elu antar Ines aja. Gue bawa motor. Lagi pula, habis ini gue ada urusan. Takut Ines pulangnya kemaleman."

"Elu mau ke mana, Ly?" tanya Ines bingung. 

"Diem, gue cuma bantuin elu biar pulang sama Arvel." Lily berbisik. Namun, gadis itu langsung diam ketika merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. 

"Elu kenapa, Ly?" tanya Ines heran saat Lily terus mengusap wajah dan lehernya. 

"Gue ngerasa badan gue panas banget. Kayaknya ada yang enggak beres." Lily nampak gelisah. Terus saja mengusap tubuhnya yang terasa panas. Melihat itu, Yasmin tersenyum puas sekali. 

"Elu baik saja?" tanya Arvel menyentuh tangan Lily. 

Merasakan sentuhan itu, seketika tubuh Lily belingsatan tidak karuan. Ia menginginkan sentuhan yang lebih dari itu. Sungguh, Lily tidak tahan lagi dan hendak melahap Arvel, tapi ia berusaha menahan diri. 

"Arvel, menjauhlah! Jangan dekati gue!" Lily mendorong tubuh  Arvel dan bangkit berdiri. Rasa panas yang menjalar semakin membuatnya tidak karuan. 

"Ly ...," panggil Ines bingung.

"Nes, lu pulang sama Arvel ya. Gue pulang duluan." 

Lily berlari cepat karena tidak ingin Arvel menyentuhnya lagi. Namun, tepat ketika sampai di pintu, ia bertabrakan dengan Brian. Hampir saja Lily jatuh jika Brian tidak segera menahan. 

"Om ...." 

"Kamu kenapa?" tanya Brian cemas saat melihat Lily gelisah. 

"Om ... panas. Rasanya panas sekali." Lily hampir membuka kaos yang dikenakan. Brian menahan dan membopong gadis itu dengan segera. 

"Tahan sebentar." 

"Tuan ...." 

"Kamu tenang saja. Lebih baik kamu kunci pintu di ruangan ini. Jangan biarkan siapa pun keluar dari sini. Siapa pun! Cek semua cctv juga. Tunggu aku sampai di sini lagi satu jam lagi!" 

1
Reni Anjarwani
seru
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Restoran sengaja ditutup khusus untukmu Lily 🤗
Rahma Inayah
ines mash.marh Krn arcel suka SM Lily BKN dgn ines.btian sebrnya mau lamar Lily tp masih mentingin ego nya hal hasil berubah JD kado ultah
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Brian mulai mencintai Lily 🤭
Rahma Inayah
knp jg ines i hrs marah SM Lily yg gak tau apa2 lagian pula Lily GK PNY rasa SMA arvel dia sdh cnt.sm Brian
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Ly
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Hadeuh kenapa dikasih tau 🤫
Anna Adjah
jangan lama² upnya thorrrrr
Rahma Inayah
kasian ines patah hati
Rahma Inayah
bukan obat nyamuk tp pengganguran km
Anna Adjah
thorrrrrr kok lama sih upnya,,ku dah bolak balik nyariin eh baru ketemu hari ini.
Othor Kalem Fenomenal: maaf kak
kemarin habis berduka jadi lama tidak nulis. ini aja belum terlalu fokus
tapi nanti diusahakan update tiap hari lagi 🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Lily 🤣🤣🤣
Anna Adjah
kok nggak up lagi thor?
Eli Aryanti
Padahal Brian sudah ngomong mau ikut Lily menemani Rama .....
kenapa Lily begitu syok melihat Om tampan datang yang ikut hadir dimalam itu 🤦
Othor Kalem Fenomenal: Lily pergi sama Rama, enggak mau Brian ikut. makanya syok lihat Brian juga datang 🤭
total 1 replies
Anna Adjah
lanjutttt thorrrrrrrrrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
waduh 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Telat 😏
Rahma Inayah
lanjut kn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lily jadi rebutan 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!