Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.
Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.
Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.
Siapakah pria itu?
Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.
Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Menumbuhkan Kumis
Satu detik Elang terlihat terkejut dan gugup namun segera dia merubah sikap menjadi cuek.
"Elang?" tanya Elang pura-pura tidak tahu. "Jadi kalian di sekolah ngajarin manusia apa burung?"
Tedi tertawa dengan candaan yang dilontarkan oleh Elang. Lalu dia menunjuk kumis lebat yang ada di bawah hidung.
"Andai saja kamu nggak kumisan, pasti mirip banget sama murid kami satu itu."
Elang pun hanya ber-oh kecil. Lalu memeluk pinggang Ayana sambil berkata, "Sayang, murid kamu ada yang mirip sama aku, tapi kamu kok nggak bilang? Lebih tampan mana aku sama murid kamu yang namanya Elang itu?"
"Ya lebih tampan kamu lah, Sayang," jawab Ayana yang terpaksa harus bersikap mesra di hadapan Tedi.
Padahal di dalam hati kecil, Ayana ingin sekali menjerit dan menampar Elang yang sengaja memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Terlebih sekarang ini, tangan Elang bukan hanya memeluk pinggang Ayana tapi juga merambat naik mengusap-usap bagian punggung.
"Kalau aku lebih tampan dari Elang, cium dulu dong," kata Elang sambil memajukan pipi ke depan bibir Ayana.
Seketika Ayana pun mendelikkan mata terkejut dengan kedua tangan yang terkepal kuat.
Benar-benar kamu ya, Elang. Mencari kesempatan di dalam kesempitan. Awas aja kalau sudah sampai rumah. Batin Ayana menggeram.
Mau tak mau Ayana pun mencium pipi kanan Elang secara singkat. Tak cukup sampai di situ, Elang justru menolehkan wajah, meminta giliran agar pipi kiri juga ikut dicium.
"Pipi kirinya belum."
"Sudah, ah. Kumis kamu bikin aku geli. Lagian kan malu, ada Pak Tedi," kata Ayana beralasan agar tak lagi dimanfaatkan oleh Elang.
Melihat kemesraan Ayana bersama suaminya, tentu saja membuat hati Tedi meradang. Dia berdehem untuk menenangkan diri yang sedang menahan gejolak amarah di dalam dada.
Tedi paksakan menarik sudut bibir membentuk senyuman lalu mengulurkan tangan.
"Oh ya, aku lupa, siapa namamu?"
"Namaku Raynar," jawab Elang sambil membalas uluran tangan Tedi.
"Senang bertemu denganmu, Raynar. Kalian tampak harmonis sekali," Tedi melirik ke arah Ayana dan Elang dengan sorot tak mengenakan.
Namun, Elang tak ambil pusing. Dia lebih memilih mengajak Ayana untuk memberi selamat pada Dewi dan juga suaminya.
Ketika Ayana memperkenalkan Elang dengan menggunakan nama samaran Raynar, manik mata Dewi tampak berbinar menatap Elang.
Dewi memindai penampilan Elang dari bawah sampai ke atas sambil menganga tak percaya.
"Ini suami kamu, Aya? Astaga, ganteng banget! Kamu kok nggak cerita kalau kamu punya suami ganteng?" dengan gemas, Dewi mencubit pipi Elang. "Mana ganteng dan terlihat awet muda lagi."
Ayana dan Elang kompak tertawa kaku.
Bukan awet muda namanya, Wi. Memang dia itu masih bocil, ucap Ayana dalam hati.
Setelah itu, sejenak Elang pergi mengambilkan minuman untuk mereka berdua. Lalu tiba-tiba, Ayana merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang dari arah belakang.
Sehingga dia pun memutar badan dan betapa terkejutnya, Ayana mendapati Samsul ada di hadapannya. Dia sampai membelalakan mata dan mundur beberapa langkah saking kaget dan gugup.
Sedangkan Samsul terus memandangi Ayana dengan satu titik kebencian yang tersimpan di bola mata.
"Aya, kamu ada di sini? Sama siapa?" Samsul bertanya sambil menoleh kanan kiri mencari sosok yang menemani Ayana.
"Kamu sendiri, untuk apa datang ke acara pernikahan temanku?" Ayana balik bertanya tak kalah ketus.
"Acara pernikahan teman kamu?" ulang Samsul menyeringai sekaligus mendengus kasar. "Aku juga datang karena si pengantin pria adalah temanku."
Deg.
Sebisa mungkin Ayana berusaha tetap tenang, meskipun dia cukup kaget akan penuturan Samsul.
Sekilas Ayana melirik si pengantin pria yang tengah berdiri di atas pelaminan bersanding bersama Dewi. Kemudian dia kembali menatap Samsul dengan raut wajah kalem.
"Kamu datang ke sini sama pacar yang kemarin bantu kamu kabur, Ay?" tanya Samsul menyeringai.
"Kepo," sahut Ayana singkat nan menohok. "Lah kamu datang sambil memboyong semua istri kamu, hah?"
Mulut Samsul membuka hendak berbicara tapi mendadak terhenti saat bertepatan dengan Elang yang datang seraya menyodorkan minuman.
"Ay, ini minuman kamu."
"Hai, kamu kan pria yang waktu itu nyulik calon istri orang kan?" Samsul bertanya dengan suara yang sengaja dikeraskan agar terdengar oleh semua orang.
Seperti apa yang diharapkan Samsul, kini Elang menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar, dan salah satu dari orang mendengar ucapan Samsul adalah Tedi.
Guru BK itu dibuat penasaran, sehingga dia pun menghampiri serta bergabung bersama Elang, Ayana dan Samsul.
"Ada apa ini? Siapa yang nyulik calon istri orang?" Tedi bertanya penuh antusias.
"Dia orangnya," Samsul menunjuk Elang yang kini membulatkan mata.
"Jadi Raynar ini menculik Bu Aya?" tanya Tedi semakin penasaran.
Bukannya menjawab, Samsul justru balik bertanya. "Oh jadi nama kamu Raynar."
Elang mengangguk dengan wajah yang masih tegang.
Sebenarnya ada sedikit kelegaan dalam diri Ayana dan Elang, sebab Samsul tidak mengetahui nama asli dari pria di hadapannya.
Namun, detik berikutnya Samsul mengerutkan kening tampak mulai curiga dengan kumis lebat yang tumbuh di bawah hidung Elang.
"Tunggu dulu! Kalau tidak salah, waktu itu kamu tidak berkumis," Samsul berkata dengan mata menyipit terus mengawasi kumis Elang. Lalu bergumam, "Mencurigakan."
"Apanya yang mencurigakan, Samsul? Selama ini dia menumbuhkan kumisnya," Ayana membuka suara agar rahasia pernikahannya tetap terjaga.
Sekalipun saat ini jantung Ayana berdetak di atas batas normal tapi dia tetap dapat menyembunyikan rasa cemasnya dengan baik.
"Tapi tidak mungkin menumbuhkan kumis dalam waktu sangat singkat. Atau jangan-jangan…"
Tangan Samsul bergerak menyentuh ujung kumis Elang dan jika dilihat-lihat, sepertinya Samsul hendak menarik kumis itu, untuk memastikan dugaannya.
Sementara mata Ayana dan Elang kompak membulat sempurna. Mereka jelas sangat khawatir jika kedok penyamaran Elang terbongkar.
Pastilah Ayana akan menjadi bahan cibiran semua orang karena telah menikahi muridnya sendiri.
Ketika Samsul siap menarik kumis palsu Elang tiba-tiba…
Hacim!
Elang berpura-pura bersin yang otomatis membuat Samsul menarik tangannya. Sekali lagi Elang bersin lebih keras dari sebelumnya.
"Hai, kamu! Tidak sopan. Kalau bersin, tutup pakai tisu dong!" bentak Samsul merasa jijik melihat Elang.
"Maaf. Soalnya tangan kamu bau sih," cibir Elang sambil berlagak menggosokan hidung.
Seketika Ayana menghela nafas lega. Setidaknya rahasia pernikahannya bersama Elang masih aman berkat ide cemerlang suami jadi-jadiannya itu.
"Raynar, kamu nggak apa-apa?" Ayana bertanya penuh perhatian pada Elang sekalian Ayana ingin membuat hati Samsul menjadi panas.
Dengan melirik melalui ekor mata, Ayana menyungingkan senyum kemenangan melihat Samsul sudah seperti banteng mengamuk.
Tak berselang lama, seorang wanita cantik menghampiri dan menepuk bahu Samsul.
"Mas, ada apa?" tanya wanita itu terlihat bingung karena suaminya seperti sedang menahan amarah.
Samsul hendak menjawab tapi Ayana lebih dulu menyela, "Ini istrimu ke berapa, Samsul?"
Sontak wanita itu mengerutkan kening menoleh cepat pada Ayana.
"Maaf, apa maksud kamu bertanya seperti itu?"
Ayana menyunggingkan senyum licik. Berbanding terbalik dengan Samsul yang wajahnya mendadak pias.
"Jadi kamu belum tahu kalau Samsul sudah punya tiga istri?"
"Apa?"
Aku suka karaktet yg kuat
Ntar nyesel loooo
Klw Elang anak konglomerat gmn...apa gak bakal minta tlg nyelametin usahanya yg lg sekarat?
Yakin?