Zayn Adzriel, pria berumur 30 tahun yang sulit jatuh cinta karena pernah mengalami gagal percintaan sebab kurang gerak cepat mengungkapkan isi hati ke gadis pujaan. Hingga membuat Zayn akhirnya memilih menjomblo selama bertahun-tahun lamanya.
Hingga pertemuannya tak diduga dengan Lusy Fernandez, membuat cinta tumbuh di hati Zayn.
Namun, ada masa lalu yang membuat Zayn ragu. Akankah Zayn memperjuangkan perasaannya? Ataukah mundur saat tahu Lusy seorang singel Mom?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon din din, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benar-benar ikhlas
Pagi itu Zayn terlihat sudah berpakaian rapi, meski tak berjas dan berdasi. Pemuda itu keluar dari kamar, tangan kiri sudah memegang kunci mobil.
“Kak Zayn!” Zahra yang baru saja keluar dari kamar, memanggil sang kakak dan menyusul saat Zayn baru akan menuruni anak tangga.
Zayn yang sedang membetulkan kancing kemeja, lantas menoleh ke arah Zahra datang.
“Ada apa?” tanya Zayn, menatap adik yang tersenyum lebar.
Zahra berdiri di hadapan Zayn, kemudian membantu sang kakak merapikan ujung lengan.
“Soal semalam, terima kasih karena benar-benar tidak mengadu pada Mama atau Papa,” ucap Zahra senang.
Semalam saat keduanya pulang, Farah merasa heran karena Zayn bersama Zahra naik motor. Zayn sendiri memberi alasan kalau semalam bertemu Zahra yang baru mau pulang dari sebuah kafe, lantas mengajak bersama. Tentu saja Farah tidak curiga, apalagi putranya itu dilihat sebagai pemuda yang penurut dan tidak suka bergaul sembarangan. Padahal Farah tidak tahu kalau Zayn adalah ketua panitia sebuah ajang balap liar.
“Bukankah aku sudah bilang kalau takkan mengadu. Yang terpenting kamu juga tidak mengulanginya,” balas Zayn. Dia mengulurkan tangan lantas mengusap pucuk kepala Zahra lembut. “Ingat untuk jauh-jauh dari tempat seperti itu, serta jauhi juga pria brengsek itu!” Zayn memperingatkan agar adiknya itu lebih berhati-hati.
Zahra langsung membuat gerakan hormat dengan senyum lebar, baginya kini apa pun ucapan Zayn akan dituruti. Zahra sendiri memang sedikit trauma, syok karena hampir menjadi korban tindakan tak terpuji.
Zayn senang karena Zahra semakin menjadi penurut, lantas dirinya memilih menuruni anak tangga karena harus segera pergi. Zahra mengekor Zayn yang menuruni anak tangga, berpikir jika sang kakak akan sarapan bersama.
“Kakak berpakaian sangat rapi sekali, apa setelah ini mau pergi? Padahal ini hari minggu?” tanya Zahra masih terus melangkahkan kaki di anak tangga satu persatu.
“Ada acara di tempat teman,” jawab Zayn santai.
“Sepagi ini?” tanya Zahra yang langsung mendahului langkah Zayn, hingga kini berdiri di depan sang kakak.
Zayn menengok ke arloji yang dikenakan, lantas mengangguk menjawab pertanyaan Zahra.
“Acaranya di luar kota, jadi harus berangkat pagi,” ucap Zayn.
“Berangkat ke mana?” tanya Farah yang ternyata mendengar perbincangan Zayn dan Zahra.
Keduanya menoleh Farah yang berjalan ke arah mereka, menatap Zayn dan Zahra dengan alis berkerut.
“Kamu mau ke mana sepagi ini?” tanya Farah keheranan.
“Aku ada acara di tempat teman, dia mau melamar pacarnya,” jawab Zayn.
“Oh ….” Farah membentuk huruf ‘O’ dengan bibir. “Kok pagi? Biasanya malam?” tanya Farah penasaran.
“Karena di luar kota, Ma. Jadinya ambil siang, makanya aku harus pergi pagi,” jawab Zayn.
Farah mengangguk paham, lantas mengingatkan Zayn untuk hati-hati di jalan. Zayn pun berpamitan lantas pergi membawa mobilnya menuju rumah Rion karena sudah berjanji untuk menjemput.
**
Setelah menjemput Rion—teman Zayn dan mendatangi rumah keluarga Kenzo terlebih dahulu, mereka pun akhirnya berangkat ke kota di mana temannya itu akan melamar gadis bernama Joya, gadis yang sebenarnya juga dicintai oleh Zayn.
“Akhirnya Kenzo melamar dan mungkin sebentar lagi akan menikah.” Rion yang merasa bosan berada di mobil dalam perjalanan panjang, akhirnya membuka suaranya. Sejak tadi hanya mengutak-atik ponsel pun membuat pemuda berumur dua puluh lima tahun itu jenuh.
“Hmm ….” Hanya sebuah dehaman yang terdengar dari bibir Zayn, seolah tak menganggap ucapan Rion dan memilih fokus pada jalanan.
“Kamu kapan, Zayn? Bukankah menurut umur, kamu lebih tua dari Kenzo?” tanya Rion mulai iseng, memandang Zayn yang sedang fokus menyetir.
Zayn cukup terkejut mendengar pertanyaan Rion, hingga berdeham sebelum kemudian menjawab, “Aku belum tertarik menikah.”
“Andai Kenzo tak menyukai Joya, mungkin aku yang mengejar dan bisa bersama Joya,” gumam Zayn dalam hati.
“Belum tertarik atau belum ada yang bisa diajak nikah?” tanya Rion semakin menjadi-jadi menggoda Zayn. Dia melirik Zayn yang terlihat kebingungan.
Rion tentunya tahu soal hubungan antara Kenzo, Zayn, dan Joya, hingga tak menyangka jika Zayn memiliki hati yang lapang melepas, lantas kini pun tak keberatan hadir di pesta pertunangan Kenzo dan Joya.
“Anggap saja keduanya,” balas Zayn yang tidak ingin menanggapi serius candaan Rion. “Bukankah kamu juga sama? Kenzo di umur sekarang sudah mau menikah, lalu bagaimana denganmu? Bukankah kamu ini sudah menjomblo selama bertahun-tahun, bahkan mungkin tak pernah berpacaran. Jangan bilang kamu ini memiliki kelainan dan penyuka sesama jenis.” Goda Zayn kemudian.
Zayn lantas melirik Rion, memberikan tatapan aneh karena takut jika dugaannya benar.
Wajah Rion berubah jadi merah, kesal karena Zayn menggodanya seperti itu.
“Sialan! Aku masih normal! Apa enaknya terong sama terong!” gerutu Rion kesal. Dirinya yang mulai menggoda Zayn, tapi kini malah termakan candaan temannya itu.
Zayn ingin meledakkan tawa, salah siapa Rion mulai menggodanya.
“Terong di balado enak, Rion,” kelakar Zayn lagi.
Rion mencebik, hingga kemudian memilih memalingkan wajah dan menatap jalanan yang dilewati.
**
Zayn menyaksikan teman dekatnya bertunangan dengan gadis yang pernah dicintainya. Di sana Zayn akhirnya benar-benar bisa melepas gadis itu bersama orang yang dicintainya.
Mencintai memang sulit, melepas lebih menyakitkan lagi. Namun, ada sebuah kebanggaan, saat ego tidak menguasai diri dan menghancurkan persahabatan juga kepercayaan yang terjalin.
Zayn tersenyum melihat kebahagiaan temannya, meski dirinya patah hati dua kali dengan gadis yang sama, tapi kini semua itu hanya dianggap sebagai masa lalu.
tapi belum tentu juga sih itu penyebabny, tinggal nunggu hasilnya dulu berarti 🏃🏃
yang sabar, mungkin ga semudah itu
kali aja bisa sekalian jodohnya zahra hahahah
bodyguard++(++nya itu maksutnya suami) hihihihi
nah, bagus sih kalau Zahra masih mau model dikasih bodyguard.
tapi semoga aga Zahra ga khilaf pergi ke club lagi mentang² udah ada bodyguard, karna kan kita ga tau orang² yang iri dengan kita bakalan berbuat apa
🏃♀🏃♀🏃♀🏃♀🏃♀
my bodyguard my lovely