Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Motor Mistis
Saat ini Jati berada ditempat rongsokan sampah, Jati sedang berdebat dengan pemilik rongsokan mengenai masalah transaksi. Dia bersikeras menawar motor butut yang ingin dibelinya.
Motor Supra keluaran tahun 90 an, meski butut tapi setidaknya anti yang namanya mogok. Motor Supra itu seperti ada penunggunya... sulit dirusak bahkan ditabrak mobil sekalipun.
Jati cuma menyerahkan uang hasil menabungnya beberapa waktu terakhir.
"Saya cuma punya uang segini pak, apa saya bisa mendapatkan motor tua itu?"
Pemilik rongsokan, pria paruh baya itu menimbang nimbang salah satu motor koleksinya untuk dijual. Mengingat konon motor Supra itu pernah menjadi sahabat setianya dimasa SMA dulu.
Sangat sulit rasanya menjual benda berharganya itu.
"Gimana ya lek?"
Pak Jono mengelus jenggotnya memikirkan keputusan menjual motor Supranya.
"Motor itu saya simpan buat kenang kenangan, sulit sekali saya menjualnya"
Pak Jono mengelus kaca spion motor Supranya.
Sebagai playboy kelas kakap dimasa mudanya-- pak Jono mampu menggaet banyak wanita meskipun motornya cuma motor butut.
Pak Jono teringat masa mudanya yang penuh perjuangan air mata.
"Tapi pak saya berniat membeli bukan meminta minta, ayolah pak jual saja motor itu?"
Jati bersikeras mencoba membujuk pak Jono agar mau menjual motor kesayangannya.
Jati tertarik dengan motor Supra itu karena memang itu yang paling murah disini, Itupun duitnya tidak seberapa.
Sial sekali Mafia seperti dirinya ini hilang harga dirinya. Minimal Lamborghini bahkan Mc Laren saat didunia bawah tanah. Sekarang malah menawar motor Supra, mana butut lagi.
"Baiklah lek, saya akan jual motor ini"
Pak Jono menyerah, dia memutuskan menjualnya saja daripada terbengkalai ditempat ini.
"Tapi ingat lek, ini motor bukan sembarang motor-- saya pernah ke China naik motor ini."
Jati menyimak serius curhatan pak Jono.
"Motor Supra saya ini tahan banting, bisa naik gunung, melewati gurun, membalap Kawasaki Ninja 250 CC, dan saya ke China cuma menghabiskan 50 liter bensin saja."
Pak Jono menepuk dadanya dengan bangga.
Memang benar dia pernah ke China menaiki motor Supra butut itu, pak Jono menemui teman lamanya di China.
Tapi itu tidaklah mudah. Perlu pelatihan khusus dan perjuangan penuh untuk menempuh perjalanan yang panjang. Motor Supra inilah yang selalu setia, tidak pernah mogok selama diperjalanan.
Tak heran motor Supranya ini menjadi legenda hidup bagi semua motor butut dikota A ini.
"Buset, ngeri kali motor ini?"
Jati merasa kagum mendengar cerita pak Jono.
Dia semakin bersemangat untuk menaiki motor Supra itu. Kalau pak Jono bisa ke China, maka dia harus ke Jepang lalu mutar ke Brazil, lalu ke Prancis.
Jati tidak sabar mengetes kekuatan sejati dari motor Supra yang dibangga banggakan oleh pak Jono.
"Ini ambillah, dan ingat jangan pernah merusak motor ini jika hidupmu tidak mau mendapat kesialan."
Pak Jono menyerah kunci motor Supranya kepada pemuda itu.
Dia telah mewariskan motor butut legendanya itu. Dengan senang hati Jati mengambilnya. Wajahnya jelas bersemangat sekali.
"Baik pak, saya akan mengingat wasiat bapak"
Lalu Jati mengeluarkan motor Supra tua berwarna hitam pekat, penuh debu itu keluar dari garasi. Jati sangat berhati hati agar tidak melecetkan motor tahan banting itu.
Dengan percaya diri Jati mencoba menginjak pedal gas motor Supra yang konon menjadi legenda hidup.
"BRUM"
Jati semakin bersemangat karena motor yang dia beli menggunakan uang receh hasil mengemisnya berbuah manis.
"BRUM"
"BRUM"
"BRUMMM"
Jati menggebor geborkan motor Surpa barunya itu.
Pak Jono memanggut manggut puas melihat teman seperjuangannya itu akhirnya menemukan pewarisnya.
"Ingat, jangan sampai motor tua itu lecet jika hidupmu tidak mau penuh kesialan"
Pak Jono sekali lagi memperingatkan pemuda itu.
Jati mengangguk mengerti, dia paham dengan konsekuensinya. Namun secara mengejutkan.
"Baik pak, saya akan menjaga motor i--
Jati menegang dan kebingungan.
Pak Jono menghilang begitu saja, bahkan tempat rongsokan disekitarnya juga tidak ada. Hanya ada tanah kosong saja seolah memang disini tidak ada tempat rongsokan.
Jati mengernyitkan dahinya.
"Lah, kemana pak tua itu?"
Jati semakin bingung setelah memastikan bahwa memang benar disini tidak ada tempat rongsokan.
"Sepertinya pak tua itu bukan manusia, tetapi anehnya motor yang kubeli masih ada?"
Jati mencoba tetap tenang.
Dia tahu bahwa pak Jono pastinya jin yang menyamar menjadi manusia. Pantas saja motor Supra yang dibelinya seperti memiliki hawa mistis kuat, seolah ucapan mengenai perginya pak tua itu ke China memang nyata.
Jati memilih melupakan pemilik rongsokan itu, dia lebih memilih mementingkan motor butut hasil beliannya.
"Baiklah, kawan... mulai sekarang kau adalah teman jalananku"
"BRUM"
Jati segera menjalankan motor Supranya.
Dia meninggalkan tempat itu. Beruntungnya Jati adalah orang yang dapat menguasai ilmu Kanuragan-- jika manusia biasa sudah pasti pingsan bertemu dengan pak Jono.
Jati melajukan motornya membelah jalanan, dia memutuskan pulang saja karena hari hampir malam.
