Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Apa kamu masih menyayangi nyawamu." ucap Raden dan menyodorkan pistol ke kepala Olivia.
Raden pun berjalan masuk ke apartemen dan dia pun mengunci pintu tersebut. tapi tiba tiba saja, Raden menyadari sebuah kamera dan dia menatap Olivia dengan senyuman smirk.
"Aku yakin kamu sudah bosan dengan kehidupanmu yang penuh drama." ucap Raden.
"Sialan, kenapa dia bisa melihat kamera yang sudah aku sembunyikan bersusah payah." batin Olivia kesal.
Raden pun melepaskan Olivia sangar kasar dan membuat Olivia terjatuh, sedangkan Raden berjalan menuju ke kamera.
Setelah Raden memegang kamera, dia pun tersenyum smirk kepada mantan istrinya.
"Olivia, jika di masa depan kamu menyinggung saya lagi. aku tidak akan melepaskanmu." ucap Raden dengan nada dingin.
"Oh iya, semalam kamu mengajak aku ke klub dan kamu menaruh obat penenang di minuman saya." ujar Raden lagi.
"A-aku tidak dak mencampurkan obat penenang di minuman kamu, Raden." jawab Olivia gugup.
"Aku tidak sebodoh seperti dulu Olivia, kamu meninggalkanku hanya seorang pria yang berada di kota paris." ucap Raden.
"Kamu salah paham Raden, aku pergi ke kota paris untuk mencari obat. Agar kamu bisa sembuh dari penyakit mandul kamu." jawab Olivia.
"Kau-" ucapan Raden terpotong oleh suara ponselnya.
Dret! Dret! Dret!
Raden pun melihat ponselnya, jika asistennya meneleponnya. sambungan telpon pun terhubung.
"Pak, 10 menit lagi rapat akan di mulai." ucap Leon di seberang telpon.
"Hem." dehem Raden
Tak!
Raden pun mematikan sambungan telpon, dan di pun kembali menatap Olivia.
"Jika kau masih menyanyangi nyawamu sendiri, lebih baik jangan mengurus hidupku. kamu bukan lagi siapa siapa saya lagi!" tegas Raden.
Raden pun pergi meninggalkan Olivia, yang sedang terlihat sangat kesal.
"Cih! semalam rencana aku memang gagal, tapi aku pastikan nanti rencana aku tidak akan gagal." ucap Olivia.
...----------------...
Sore hari pun tiba, terlihat Ziora sedang berdiri di depan klub. Tiba-tiba saja sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti di hadapannya, dan seseorang pun keluar dari mobil. Ziora pun melihat Revan.
"Kak Revan." ucap Ziora.
"Hem... tadi di perjalanan Ayyana menelpon saya untuk menjemputmu." ucap Revan menjelaskan.
"Te-terimakasih kak Revan, maaf merepotkanmu." jawab Ziora dan menundukkan kepalanya.
"Kamu tidak merepotkan, kamu itu calon istri saya." ucap Revan.
Revan pun cengengesan saat dia menyadari apa yang di katakan kepada Ziora.
"Hahaha, ma-maksud saya kamu itu sahabat adik saya." ucap Revan.
Ziora pun tersenyum dan membuat hati Revan berdebar kencang.
"Revan, lho harus tenang okey." batin Revan.
"Ya sudah ka Revan, ayo kita pulang udah jam 6 sore." ucap Ziora.
"I-iya." jawab Revan.
"Cih! kenapa kamu malah gagap gugup, Revan." batin Revan menceramahi dirinya sendiri.
Setelah mereka sudah berada di dalam mobil, Revan pun melajukan mobil menuju ke mansion.
Di perjalanan menuju ke mansion, Terlihat Ziora melihat foto keluarganya. Tiba-tiba saja air mata Ziora keluar dan membasahi pipinya. Revan hanya melihat sekilas ke Ziora.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Revan.
"Tidak apa apa kak Revan, aku hanya merindukan mereka saja." jawab Ziora.
"Apa kamu mau pergi ke pemakaman keluargamu besok pagi? jika kamu mau, aku akan mengantarmu." ucap Revan
"Kak Revan serius?" tanya Ziora
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣