NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Masatha.

"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.

Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.

Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.

Visual cek di Instagram Masatha2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Liora mencoba melepaskan diri, tapi tangan Daichi menahan kepalanya. Ciuman itu berubah lebih dalam, lebih brutal. Bibirnya dilumat tanpa ampun, napasnya nyaris habis.

Liora pasrah. Tubuhnya kaku, pikirannya hanya berdoa agar semua ini cepat berakhir.

Tok! Tok! Tok!

“Sayang, kamu sudah tidur?” suara Anita terdengar dari luar.

Daichi akhirnya melepaskan bibir Liora, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Diselamatkan ibumu,” bisiknya sinis, lalu benar-benar berdiri.

Sebelum Liora sempat menahan, ia sudah melangkah ke balkon.

“Jangan bilang kau mau—” kalimat Liora terputus.

Dengan ringan Daichi melangkah ke pagar balkon, lalu merangkak menuruni tembok ke bawah. Gerakannya cekatan, seolah gravitasi tidak berlaku padanya. Seperti manusia laba-laba, ia berpindah ke balkon lantai dua dengan mudah.

Liora berdiri kaku, matanya melebar. Itu… gila. Mustahil bagi orang biasa.

Sesampainya di bawah, Daichi mendongak. Tatapannya tajam, namun bibirnya melengkung nakal. Ia melambaikan tangan, lalu mengirimkan flying kiss ke arah Liora.

Wajah Liora langsung memerah. Kesal, malu, sekaligus takut. Ia buru-buru menutup tirai, membalikkan badan dan menarik napas dalam.

Tok! Tok! Tok!

“Liora?” suara Anita kembali memanggil.

Segera ia mengatur raut wajah, menyingkirkan bayangan Daichi dari pikirannya. Dengan langkah gemetar ia membuka pintu, berusaha terlihat tenang.

“Iya, Ma… ada apa?” tanyanya sambil tersenyum paksa.

Anita menatap putrinya lekat-lekat. “Kenapa lama sekali membukanya? Mama pikir kamu sudah tidur.”

Liora menggeleng cepat. “Tadi… baru saja ganti baju, Ma.”

Anita mengangguk, meski matanya masih menyiratkan rasa curiga. “Ya sudah, cepat istirahat. Besok jangan kesiangan.”

“Iya, Ma.”

Begitu pintu menutup kembali, Liora terduduk di tepi ranjang. Tangannya menyentuh bibir yang masih terasa panas, hatinya semakin kacau.

"Kok lama sekali bukanya, kirain kamu sudah tidur?"

"Maaf, Ma. Tadi aku di toilet," cicit Liora terpaksa berdusta. " Mama kenapa mencariku?"

"Mama cuma ingin melihat keadaan kamu, apakah kamu sehat-sehat saja? Kalau tidak enak badan sebaiknya di sini dulu, jangan pulang ke Jakarta," pinta Anita.

"Ma, kuliah aku bagaimana? Dua bulan kahi liburan semester, nanti aku akan ke sini lagi," tolak Liora.

Anita pun langsung memeluk putrinya, menangis.

"Mama rasanya berat melepas kamu."

"Kan kita setiap hari masih bisa VC, Ma. Nggak perlu khawatir, aku bisa jaga diri."

"Bagaimana kalau Naysila melakukan tindakan jahat? Apalagi dia hamil, pasti akan melakukan segala cara untuk merebut warisan?" cicit Anita.

"Dia tidak akan memiliki nyali, karena Papa tetap masih menyayangi aku. Lagian kakek juga tidak akan tinggal diam, Ma," bujuk Liora.

"Jadi, besok kamu pulang ke Jakarta?"

"Iya, Ma."

Usai berbincang-bincang, akhirnya mamanya pamit kembali ke kamarnya.

Liora sendiri memilih untuk istirahat. Walau batinnya saat ini sedikit tertekan.

*

Pagi itu, Liora terbangun lebih awal dari biasanya. Tidurnya tidak nyenyak, semalaman bayangan Daichi terus menghantui. Setiap kali memejamkan mata, ia kembali merasakan ciuman brutal yang memaksa paru-parunya kehilangan udara.

Dengan kepala berat, ia duduk di ranjang. Sinar matahari menembus tirai, memberi sedikit hangat. Namun saat pandangannya jatuh ke meja rias, jantungnya langsung berdegup kencang.

Di sana ada sebuah bunga mawar merah. Segar, kelopaknya masih berembun.

Liora terperangah. Ia yakin sebelum tidur, meja itu kosong.

Dengan langkah ragu ia mendekat. Di samping mawar, ada secarik kertas kecil. Tulisan tangan tegas dengan tinta hitam:

“Good morning, Babe. Sampai ketemu lagi di Bandara nanti. –D.”

Liora menjatuhkan kertas itu seketika, wajahnya memucat. Hanya ada dua kemungkinan: Daichi masuk lagi dini hari tadi, atau ia tidak pernah pergi jauh sejak malam.

Kedua kemungkinan sama-sama mengerikan.

Ia menutup mulutnya dengan tangan, menahan napas yang bergetar. Rasa kesal bercampur takut, namun ada getaran lain di dadanya yang tidak bisa ia pahami—sebuah tarikan aneh yang seharusnya tidak ada.

“Bagaimana bisa dia masuk?” gumamnya pelan, matanya menelusuri setiap sudut kamar. Pintu masih terkunci dari dalam. Balkon? Ia buru-buru melongok keluar. Tapi yang ia lihat hanya taman belakang, tenang tanpa jejak.

Suara ketukan lembut di pintu mengejutkannya. “Liora, sarapan sudah siap,” panggil Anita dari luar.

“Iya, Ma! Sebentar!” jawab Liora terburu-buru.

Ia meraih mawar itu, lalu menyembunyikannya cepat di dalam laci meja belajar. Juga kertas kecil yang nyaris membakar jari-jarinya.

Beberapa menit kemudian ia keluar kamar, berusaha menata wajah agar tidak terlihat kacau. Namun hatinya penuh guncangan.

Daichi. Lelaki itu tidak hanya menyeramkan. Ia juga… tidak terbendung.

Dan entah mengapa, semakin Liora ingin menolak, semakin kuat pula ia merasa terikat pada bayangan gelap yang menempel di sekeliling pria itu.

Meja makan pagi itu penuh dengan makanan kesukaan Liora. Namun bagi Liora, setiap suap terasa hambar. Jemarinya sibuk meremas ujung serbet di pangkuan, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang terus menggerogoti.

Anita menatap anak tirinya itu dengan seksama. “Kamu kenapa, Sayang? Sejak keluar kamar wajahmu pucat, matamu sembab. Ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari Mama?”

Liora buru-buru menggeleng, tersenyum paksa. “Tidak, Ma. Aku hanya… merasa sedih karena sebentar lagi harus pulang ke Jakarta.” Suaranya bergetar, tapi ia memaksa tetap tenang.

Raka yang duduk di seberang, menghentikan sendoknya. Sorot matanya meneliti, seakan ingin membongkar rahasia Liora. “Udah dibilangin nggak udah pulang, di sini saja. Bali jauh lebih seru dari Jakarta."

Haris, menambahkan dengan nada serius. “Kalau kamu mau, kuliah di sini saja. Papa bisa uruskan semuanya. Tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta.”

Jantung Liora mencelos. Itu justru yang paling ia hindari. Dengan cepat ia menggeleng. “Tidak, Pa. Aku sudah mantap di Jakarta. Semua rencana sudah tersusun. Aku harus kembali.”

“Kenapa harus sekeras itu, Lio?” Anita menghela napas, masih tampak berat melepas. “Kalau kamu di sini, Mama bisa lebih tenang.”

Liora tersenyum kaku, menyembunyikan getir yang tak bisa ia ceritakan. Kalau aku tetap di sini… Naysila akan semakin bebas menguasai harta papanya. Tidak mungkin aku biarkan dia hidup tenang.

“Tidak usah khawatir, Ma. Aku baik-baik saja di Jakarta.”

Meja makan mendadak hening. Raka masih menatapnya, jelas-jelas tidak percaya pada alasan sederhana itu. Tapi tak ada satu pun yang berhasil memaksa Liora berubah pikiran.

Akhirnya, Haris menutup percakapan. “Baiklah. Kalau begitu, nanti Papa, Mama, dan Kak Raka akan antar kamu ke bandara. Kita berangkat bersama-sama.”

"Iya, Terima kasih."

Saat mulai melanjutkan makan, tiba-tiba ada esan masuk dari Daichi lagi.

'Babe, aku kangen. Pengen peluk cium kamu'

"Liora, kenapa wajah kamu memerah?" sela Raka khawatir.

"Ah tidak apa-apa kok, cuma kepanasan aja. "

"Kalau sakit jangan dipaksakan pulang."

Liora menggeleng pelan. Senyumnya tipis, tapi tangannya di bawah meja mengepal erat. Daichi sialan!

1
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Danisa Thalita
lanjut lagii..ahhh aku gemes sama daichi...dobellll up dongggg🤗🤗🤗
Teti Usmayanti
ayo.. daichi, ayank babe Liora lg mode ngambek. kl di ksh kiss jg lsg luluh, apa lg di halalin.
Dewi Susanti
lanjut kak
Nur Anita
bagus dan bikin penasaran
Sela 0306
lanjut ya thor ceritaa bgs bgtt plis jgn di tamati dlu yaa
Nur Anita
adu tak sabar lagi ni lanjut Thor...
Henny Triana
waduh...Liora bakalan dapet hukuman dr Daichi karena Deket Deket ma cowok
Dewi Susanti
lanjut kak
Nor Rahmah
Lengah dikit pacarmu yang cantik itu byk yg ngincer loh Daichi
Nor Rahmah
Benar benar yaa Daichi, sampe gak inget lg ada cewek yg nungguin di Apart.. Segitu GK sempatnya mengabarkan??
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat
semoga sehat selalu
Marlina Selian
lanjut thoor
gemes deh bacanya
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Henny Triana
hampir lupa kalo punya cerita ini karena gak update,Ezar dan syua juga gak up, kenapa Thor...? semoga sehat selalu ya ...😘😘😘
Nur Anita
memang keren u Thor...top dengan karya u...
Aldila
kak kenapa ga up?
Danisa Thalita
karyamu EMG gak pernah ada yg gagal..sampe sekarang aku masih belum move on sama syadeva jg🤗🤗🤗
Henny Triana: bener banget,kadang kalo baca cerita yg lain berbau mafia malah sering dibandingkan dg syadeva 😊😊😊
total 2 replies
Ayu Sinduwati
🥰🥰
Dhea Tasya
ceritanya bagus tidak membosankan aku suka ceritanya,,keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!