Aku memiliki seorang istri yang sakit-sakitan sudah satu tahun lama nya, sakit lambung kronis yang di deritanya membuat tubuhnya kian hari kian kurus, membuat aku tak berselera melihatnya, hilang hasrat kelelakian ku terhadap dirinya.
Hadir nya seorang pembantu muda di rumah kami seringkali membuat aku meneguk saliva melihat bodinya yang bahenol.
Dan pada akhirnya dengan berbagai macam rayuan, aku dapat mencicipi tubuh nya tanpa sepengetahuan oleh istriku. Awalnya pembantu muda nan cantik itu menolak sentuhan yang aku berikan, tapi lama kelamaan ia menjadi ketagihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Kini, di rumah kami sudah ada pembantu baru lagi. Namira sudah mencari pengganti Ayu.
Pembantu yang sekarang sudah cukup berumur, aku perkirakan mungkin usia nya sekitar empat puluh tahun. Tapi pekerjaan rapi dan bersih, sama seperti Ayu.
Pagi hari, setelah menghabiskan sarapan, aku langsung berangkat ke kantor. Setelah tadi Namira menciumi punggung tangan ku dengan takzim. Ia juga melepas kepergian ku hingga sampai pintu. Kondisi kesehatan Namira benar-benar sudah membaik, bahkan ia meminta izin kepada ku, katanya nanti siang ia akan pergi ke salon langganan nya untuk mempercantik penampilannya.
Aku tidak langsung ke kantor, tapi aku mampir dulu ke rumah istri muda ku. Karena dari tadi malam Ayu sudah menghubungi, beruntungnya tidak ketahuan oleh Namira.
Setibanya aku di kediaman istri muda ku, ia menyambut kedatangan ku dengan wajah di tekuk. Bukan nya marah, tapi aku malah merasa gemes melihat wajahnya seperti itu. Aku mencubit kecil kedua pipi nya.
''Maaf Sayang, tadi malam Namira pengen tidur ditemani Mas. Mas tidak bisa melepaskan diri karena ia terus saja memeluk tubuh Mas,'' kata ku lembut memberi alasan agar Ayu mengerti.
"Lalu setelah itu kalian ngapain lagi?'' tanya Ayu menyelidik.
''Enggak ngapa-ngapain lagi. Udah. Kamu jangan marah-marah gitu dong. Mas janji, nanti malam Mas akan nginep di sini,'' kata ku lagi dengan lembut. Aku membelai rambut hitam sepunggung.
''Janji?'' Ayu menatap ku lekat.
''Iya Sayang,'' jawabku seraya tersenyum tipis.
''Makanya mending kamu jujur saja sama Namira tentang Ayu, dan kalau dia tidak bisa menerima kehadiran Ayu diantara kalian, maka kamu ceraikan saja dia,'' tiba-tiba Mama datang, aku langsung menyalami dan mencium punggung tangan wanita yang telah melahirkan aku dengan takzim.
''Aku enggak tega, Ma. Namira sudah tidak punya siapa siapa lagi. Kasihan dia,'' balasku.
''Terserah sama kamu saja deh. Yang penting kamu harus selalu ada untuk Ayu,'' ucap Mama lagi.
''Iya, Ma.''
''Untungnya ada Mama yang selalu setia menemani aku. Makasih, ya, Ma. Mama adalah mertua yang sangaaaat baik,'' ujar Ayu, ia tersenyum simpul saat berkata seperti itu.
''Iya, Sayang. Kamu juga menantu Mama yang baik. Makanya Mama sangat menyayangi kamu,'' Mama dan Ayu lalu berpelukan.
Melihat kedekatan antara Mama dan istri muda ku, membuat aku merasa tersentuh. Aku merasa begitu bahagia melihat keakraban mereka. Selama ini Mama tidak pernah bersikap manis terhadap Namira. Entah kenapa, sepertinya rasa benci Mama terhadap Namira sudah mendarah daging.
Setelah berbincang kecil bersama Mama dan Ayu, dan setelah aku menyapa anak ku yang ada di perut istri ku, akhirnya aku pamit ke kantor. Aku berangkat ke kantor dengan semangat membara. Mulai saat ini aku harus bekerja dengan lebih giat lagi, karena tanggungan ku sekarang sudah bertambah. Aku sudah punya dua rumah yang harus aku cukupi kebutuhan nya.
***
Setibanya aku di perusahaan, aku langsung saja disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. Banyak berkas yang harus aku tanda tangani, serta aku juga harus meeting bersama klien.
Saat jam makan siang tiba. Aku dikejutkan dengan kedatangan Namira di kantor. Ia menemui aku secara langsung di ruangan ku. Namira datang tanpa menghubungi aku terlebih dahulu.
''Lo Sayang, kamu kok dateng ke sini tidak kasih kabar dulu sama Mas,'' kata ku.
''Aku pengen bikin kejutan aja untuk kamu, Mas,'' jawab nya.
''Bagaimana penampilan aku saat ini Mas? Sudah cantik kah?'' sambungnya lagi. Meminta agar aku memperhatikan nya.
Aku menatap istri tua ku lekat, dari ujung kaki hingga kepala. Namira memang terlihat berbeda dari hari kemarin. Sekarang tubuh nya sudah semakin berisi dan wajahnya juga terlihat fresh.
''Kamu cantik sekali Sayang. Em, apakah sekarang kamu merasa kondisi tubuh mu benar-benar sudah lebih baik?'' ucap ku.
''Iya, Mas. Aku sekarang merasa tubuh ku sudah sehat,'' jawab nya tersenyum mengembang.
Aku tak berkata apa-apa lagi. Namira pun sama, kini ia sibuk membuka rantang, lalu setelah itu ia meminta ku agar segera makan.
Namira menyuapi aku dengan telaten, wajahnya selalu tersenyum simpul. Kini Namira sudah bisa melayani aku dengan baik lagi. Tapi sayangnya, saat ini cinta ku sudah terbagi, aku sudah memiliki wanita idaman lain. Tapi aku berjanji, akan bersikap adil kepada Namira dan Ayu.
Setelah aku menghabiskan makan siang ku, Namira duduk di pangkuan ku. Aku memeluk tubuh nya dari belakang.
Wangi rambut nya begitu menenangkan. Rambut panjangnya telah ia potong hingga sebahu, Namira telah merubah penampilannya, hingga ia terlihat lebih muda.
Namira menoleh ke belakang, hingga kami saling menatap lekat, jarak wajah nya dengan wajah ku begitu dekat. Lalu . . .
Cup.
Namira mengecup bibir ku lebih dulu. Tanpa penolakan, aku membalas kecupan nya dengan lembut.
Aku rindu, rindu sekali dengan momen seperti ini, sudah lama sekali rasanya Namira tidak bersikap agresif seperti sekarang ini.
Namira telah berhasil membangkitkan gairah ku. Tanpa pikir panjang, aku menggendong tubuh Namira ke ranjang yang ada di ruangan ku.
Ranjang yang memang di persiapkan kalau aku merasa lelah saat bekerja. Dan saat aku lembur.
"Kamu nakal sekali Sayang,'' kataku, menatap wajah istri ku lekat. Kini, Namira sudah berada di bawahku. Aku sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur.
''Memang ini tujuan ku Sayang. Aku ingin memanjakan mu selalu. Menebus rasa bersalah ku, karena selama aku sakit, aku tidak bisa melayani kamu. Maafkan aku, Mas. Mulai saat ini aku berjanji akan melayani kamu dengan baik,'' ucapnya begitu mesra.
Setelah itu, aku langsung saja beraksi, aku membuka celana ku dan aku juga melepaskan pakaian Namira dengan cepat, Namira begitu pasrah. Aku lalu menjamah tubuh istriku dengan begitu buas. Selama permainan, Namira sangat menikmati, ia mengeluarkan lenguhannya yang begitu merdu di pendengaran.
Aku benar-benar merasa menjadi pria yang begitu beruntung saat ini, karena aku memiliki dua istri yang sangat pandai menyenangkan aku.
Setelah selesai, Namira membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, begitu juga aku.
Lalu Namira pamit pulang.
Saat Namira sudah pulang, aku melihat ponsel ku, banyak sekali panggilan dari Ayu yang tak aku jawab. Akhirnya aku menghubungi nya kembali.
''Ada apa Sayang?'' tanyaku.
''Kamu habis ngapain saja sih Mas? Aku ada di kantor kamu sekarang, aku dan Mama mengantarkan makan siang untukmu, tapi saat kami mau masuk ke dalam ruangan mu, pintu ruangan mu malah di kunci dari dalam, dan kami panggil-panggil pun kamu tak menyahut,'' jelas Ayu terdengar kesal.
Mendengar itu, mendadak aku menjadi panik. Aku takut Namira melihat kehadiran Ayu di kantor, lalu . . . Ah, gawat. Bisa-bisanya kebohongan kami terbongkar dengan cepat.
''Terus sekarang kamu dan Mama lagi di mana?'' tanyaku.
''Aku dan Mama lagi duduk di ruang tunggu,''
''Apa?!'' seru ku.
''Iya, Mas, mending kamu ke sini seka ...'' ucapan Ayu menggantung, dan setelah itu aku mendengar suara yang berbeda.
''Lo, Mama, Ayu. Ayu, kamu ngapain di sini?'' itu suara Namira. Iya, ah, sepertinya Namira sudah melihat Ayu.
Bersambung.
bls dendam nya yang syantik gech thor,biar gereget baca nya.
maaf ya thor bukan enggak suka cerita nya tapi ini hanya masukan aja 😊
jangan mau jadi perusak rumah tangga org mir..
tunggu saatnya kalo memang dia jodoh mu dia akan kembali,tp jangan jadikan kamu wanita rendahan,kamu harus berkelas