Franda Liem, adalah seorang gadis tomboy dengan kemalasan luar biasa, dia malas melakukan apapun, hingga satu kesempatan ada seorang culun yang mengatakan cinta padanya.
Pria itu bernama Hang Zhie terus berusaha, hingga Franda benar-benar mengerjainya.
Tiga tahun setelah kelulusan, Franda terpaksa bertemu dengan si culun yang kini jadi bosnya.
Dia terkejut ketika Hang menjadi super seksi, terlihat cool, sedikit bicara, tapi tatapannya mematikan.
Bagaimana kisah Franda selanjutnya? ketika dia tahu bahwa Hang sakit hati padanya karena mendapatkan penolakan dan ingin balas dendam?
Simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara pertunangan sang bos
Franda merasa kesal sebab apa yang dilakukan olehnya justru membuatnya dalam masalah, awalnya ingin mengerjai Hang, justru dia mendapatkan banyak kesialan.
Dia mengakhiri panggilan telepon dari wali kelasnya.
Franda meminta nomor ponsel Hang dari teman yang lain, setelah itu, Franda segera melakukan panggilan telepon.
"Aku Franda, aku minta kau jauh dariku, kita putus!"
"Apa yang kau katakan? bukannya kita baru saja memulai?"
"Tidak ada permulaan dan tidak yang harus di akhiri sebenarnya, jadi aku harap besok jangan pernah menyapaku. Anggap saja kita tidak pernah kenal," ujar Franda.
Dia sudah tidak mau berurusan dengan Hang, apalagi berhubungan dengan perasaan yang tak jelas ini.
Rasanya sangat menyiksa.
Mau tak mau, Franda harus mengakhiri semua ini dengan segera.
"Aku tidak mau putus, kau dengar kan? aku masih sayang padaku," ungkap Hang.
"Aku tidak peduli apapun, yanga ada di dalam pikiranku adalah, kau hanya seorang tidak berguna, oke kita putus. Bye!"
Franda merasa bebas, dia tidak mau lagi melindungi seorang Hang yang sangat lemah.
Dia ingin bebas sebebas-bebasnya.
Rasanya sangat tidak nyaman jika harus berada dalam satu lingkungan dengan orang yang lemah macam Hang.
Hari ini berlalu dengan sangat tidak nyaman, perasaan yang aneh, rasa cinta yang hampa pergi begitu saja.
Setelah selesai dengan urusan dengan Hang, dia memilih untuk mandi dan tidur saja, rasanya begitu lelah.
.
.
.
Di ruang tamu ...
Ayah dan ibu Franda terlihat sedang berbincang mengenai Franda yang seharusnya tak ikut nongkrong, keduanya sedang berencana berbicara dengan Franda secara baik-baik agar gadis itu tak semakin memberontak.
"Aku hanya takut dia akan membangkang," ujar ayah Franda.
"Aku akan memindah sekolahnya ke luar kota, aku tidak peduli apapun, dia harus berada di asrama."
Sang ibu merasa Franda harus berada di dalam asrama gadis agar bertindak dan bertingkah laku seperti gadis pada umumnya.
"Dia akan segera ujian, kenapa pindah?" ujar ayah Franda merasa ada yang aneh dan tidak pas.
"Setelah sekolah? apa dia perlu ke kampus dengan segala keruwetannya? dia hanya butuh pindah tempat, aku akan menelpon kakak yang ada di luar kota, dia cukup menjadi gadis penurut di sana."
Istrinya memiliki satu alasan yang sangat mendasar, apalagi seorang Franda tak bisa di atur dengan mudah.
Dia sadar, jika anak gadisnya sangat tomboy dan terlibat banyak perkelahian dengan sesama murid, terutama murid laki-laki.
Namun, ibu Franda tetap keukeuh dengan rencananya.
Sang ibu menelpon kakak tercinta, dalam percakapan mereka ada kesepakatan yang memang sudah deal.
Gadis bar-bar itu akan pindah sekolah esok hari, masalah setuju dan tidak, sang ibu tidak merasa penting.
Pada akhirnya seorang Franda memang harus pindah dengan segera tanpa berpikir panjang.
Ibu Franda segera menuju kamar sang putri yang ada di bagian dalam rumah itu, berada dekat dengan dapur.
Sang ibu mengetuk pintu dan langsung mendapatkan respon.
"Tumben cepet," ujar sang ibu.
"Aku tidak bisa tidur!" jawab Franda.
"Ibu ingin bicara denganmu, kau bisa?" cetus sang ibu dengan nada yang cukup serius.
"Masuk saja, kita bicarakan di dalam," ungkap seorang Franda sambil mempersilakan ibunya masuk ke dalam kamar.
Setelah berada di dalam kamar, Franda dan sang ibu, lalu duduk di atas ranjang.
"Ibu ingin kau pindah sekolah," ungkap sang ibu.
"Pindah saja, aku tidak peduli," jawab sang putri tanpa beban.
Flash back : off
"Franda? Franda?" tanya Hang.
"Aku pindah karena ada masalah, bukan karena ingin meninggalkanmu Hang!" teriak Franda tanpa rasa malu.
"Aku bukan Hang, kau salah sangka? kau berdiri di hadapanku sejak tadi, satu jam sudah kita ada di sini. Apakah kau tidak lelah?" Hang mencoba menguji Franda.
Betapa malunya wanita itu, hingga hanya bisa diam.
"Datang ke acara pertunangan ku, berikan banyak hadiah padaku!"
"Apa? bertunangan?"
"Iya!"
Sang gadis merasa kaget karena tidak mengenal orang itu tetapi langsung di tawari surat undangan.
"Heh, kau ini siapa? sok penting sekali!"
"Aku bosnya Fito, kau temannya kan? jadi aku memberikan undangan ini padamu."
Duar!
Franda merasa tidak baik-baik saja karena berada dalam masalah yang berat.
*****
