Aku tak menyangka pria tampan yang selalu muncul di waktu petang itu ternyata bukan manusia.Dia adalah Genderuwo yang telah dipilihkan oleh kakek buyut ku sebagai suami, melalui perjanjian gaib.
Berbagai peristiwa gaib dialami Nisa yang ternyata nenek moyang ayah dan ibunya juga
mengadakan ritual dan perjanjian dengan makhluk halus lainnya demi mendapatkan kekayaan.
Nisa yang polos ternyata mewarisi kekuatan supranatural dan mempunyai khodam penjaga di dalam tubuhnya.Dia juga kerap kali mengalami bahaya dari ulah makhluk gaib di sekitarnya.
Pertemuan dengan Dito diwarnai dengan kisah asmara keduanya.Mereka bekerja sama mengatasi teror dari makhluk halus yang ada di sekitarnya.
Akankah misteri alam gaib beserta penghuninya dapat dipecahkan oleh Nisa?.
Atau kah Nisa terbawa suasana dan malah
bersekutu dengan mereka?.
Bertetangga dengan Genderuwo dikemas dalam cerita menarik yang diwarnai dengan romansa cinta Nisa dan Dito.
. . . 🌼selamat membaca 🌼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annasya Fayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibawa Ke Sesepuh Kampung.
Sepulangnya dari klinik,bapak membawaku ke ruang tamu.Bapak menyuruhku bercerita apapun yang mengganjal di hatiku.Bapak yakin aku menyimpan rahasia yang harus diungkapkan.
"Tapi bapak janji akan percaya cerita Nisa kan?".
"Iya bapak dan ibu janji,kami akan mendengarkan sampai ceritamu selesai".
"Nanti kita cari jalan keluar sama-sama jika memang kamu ada masalah Nis".
Akupun lantas bercerita kepada bapak dan ibu tentang peristiwa malam itu.Lengkap tanpa ada yang kusembunyikan,termasuk kondisiku yang sekarang sering melihat penampakan aneh.
Kulihat raut wajah bapak datar tanpa ekspresi.Hanya ibu yang tampak cemas.Bapak tak tampak terkejut,hanya diam saja seolah-olah sudah mengerti lalu ini akan terjadi.
"Sekarang istirahatlah Nis,besok bapak akan mengajakmu bertemu seseorang"ucap bapak setelah cukup lama berdiam diri.
"Kenapa bisa begini pak,,dulu bapak bilang akan baik-baik saja,nyatanya Nisa masih saja dapat gangguan".
"Sudah Bu,biar bapak yang urus semuanya".
"Semoga saja belum terlambat".
Aku masih tidak paham orangtuaku bicara apa.Apa yang belum terlambat,sebenarnya kenapa dengan ku.Baiklah..kutunggu saja besok bapak akan mengajakku kemana.semoga saja teka-teki ini segera terjawab.
Pagi-pagi sekali aku dan bapak sudah sampai di kaki bukit.Bapak bilang ini rumah Mbah Cokro sesepuh di kampung kami.Kedatanganku disambut makhluk tak kasat mata.Tentunya hanya aku yang melihat karena bapak terlihat jalan dengan santai.
Seorang kakek-kakek tua,jenggotnya sampai ke tanah,membawa tongkat kepala ular,berdiri menyambut di muka pintu.
Aku mengangguk memberi hormat.Walaupun makhluk tak kasat mata namun auranya nampak berwibawa.Mungkin beliau penjaga rumah Mbah Cokro.
Pintu rumah sudah terbuka menyambut kedatangan kami.Sepertinya Simbah tau akan ada tamu berkunjung.
"Masuklah nak........Simbah sudah menunggumu".Aku terkejut mendengar suara dari dalam rumah.
Bapak lalu menuntunku masuk rumah Mbah Cokro.kami berdua duduk dihadapan beliau.Didepan Mbah Cokro sudah ada sesajen lengkap serta kemenyan yang sudah dibakar.
"Jadi,,,Genderuwo itu sudah datang menagih janjinya????". tanya Simbah.
"Tolong Mbah,,,,lakukan apa saja asalkan Nisa tidak diambil istri olehnya Mbah".
"Jadi Nisa benar akan dijadikan istri oleh Genderuwo itu pak???".
"Kenapa bisa pak???,kenapa harus Nisa??".
Ini sebenarnya ada apa to Mbah?tolong jelasin sama Nisa pak".
"Janji apa yang harus ditagih??".
"Kamu diam dulu Nis,biar Simbah ritual dulu".
"Jangan banyak bertanya cukup dengarkan kata-kata Simbah".
Aku jadi makin bingung,berarti benar kalau bapak menyembunyikan sesuatu dariku.Bapak melakukan perjanjian dengan Genderuwo????.Ah....aku harus tau kebenarannya.
Cukup lama menunggu Simbah ritual.Mulutnya komat-kamit membaca mantra.Ekspresi wajahnya berubah-ubah.Kemenyan di depannya habis dibakar semua.Terakhir dia juga menyembelih ayam berwarna hitam dan meminum darahnya.
"Anakku,,,kamu nggak usah khawatir,Nisa akan baik-baik saja.Saat ini mata batinnya sudah terbuka kembali.Sulit untuk Simbah menutupnya lagi.".
"Mungkin ini memang waktunya bagi Nisa untuk menggunakan kemampuannya yang tersembunyi itu".
"Lagi pula sedari tadi kuperhatikan Nisa sudah punya dua penjaga di badannya.Mereka adalah leluhurmu,aku yakin mereka akan melindungi Nisa".
"Aku hanya bisa mengawasi Nisa dari jauh,karena sudah bukan wewenang ku memegang Nisa".
"Tentang perjanjian itu,,Nisa sendiri yang bisa melawannya,yakinlah Nisa pasti baik-baik saja".
"Sekarang pulanglah......tugas Simbah sudah selesai.Jaga Nisa baik-baik,gunakan kemampuannya untuk hal-hal yang positif".
Aku tak paham dengan pembicaraan mereka berdua.Yang ada tambah bingung dibuatnya.
Bapak masih tetap diam dan mendengarkan wejangan dari Simbah.
**"Ati-ati nduk,,,wetonmu rebo Kliwon,akeh Sik Podo ngersake awakmu,,,,sing eling LAN waspada,laku prihatin LAN macak ndableg.Wis Ndang mulih Kono".**
**"Hati-hati nak,,,,neptu lahirmu Rabu Kliwon,banyak yang menginginkan tubuhmu.....,berlaku prihatin LAN bersikap masa bodoh saja,selalu mawas diri dan waspada.Sudah segera pulang sana".**