NovelToon NovelToon
Cinta Khanza

Cinta Khanza

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:316.1k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Khanza dan Roland, sepasang insan yang saling mencintai, Karena Fitnah, Roland menyakiti Khanza, saat Roland menyadari kesalahannya, dia sudah terlambat, Khanza telah pergi meninggalkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khanza Demam

Assalamualaikum

Bertemu kembali para readers kece.

Salam sayang darikuJangan pernah

"berharap pada orang lain, cukuplah berharap pada diri sendiri dan tuhan."

By Rajuk Rindu

💝💝💝💝💝

Setengah sadar, Khanza mengumpulkan sisa tenaganya, bangkit dari tidur, beranjak ke dapur, menghidupkan gas, menjerang air, setelah air mendidih, diambilnya setengah gelas, menghirup uapnya, mengurangi rasa sesak.

Sekarang Khanza bisa bernapas sedikit lega, walaupun tidak sesempurna biasanya, rasa sesaknya berkurang, tapi meriangnnya timbul. Khanza kembali ke kamarnya, masuk kedalam selimut, efek obat yang diminumnya membuatnya tertidur dan terbangun di tengah malam, karena merasa kebelet ingin pipis.

"Ihhh, dingin sekali." batin Khanza saat kembali dari toilet.

Selimut tebal kembali membalut tubuhnya, jam di dinding baru menunjukkan pukul dua dini hari. Khanza berusaha memejamkan matanya, melawan rasa denyutan di kepalanya, diapun tertidur hingga pagi.

Sinar mentari membias menembus kamar, melalui vintalasi, Khanza memicingkan matanya, dia bangkit dan masuk ke kamar mandi, setelah itu, kembali lagi ketempat tidur, seharian dia hanya berada di tempat tidur, setiap kali mau bangun, pandangannya berputar-putar dan perutnya mual, semua persendiannya terasa sakit.

"Haus." gumam Khanza.

Sambil meraba bibirnya yang kering dan pecah-pecah, Khanza berusaha menggerakkan tubuhnya dia bangun berpegangan di sandaran tempat tidur, lalu ke luar kamar, menyusuri dinding menuju dapur. mengambil gelas dan air minum dengan tangan gemetar.

*****

Sementara Roland yang sedang berada di apartemennya, santai sambil menonton flim barat, namun sedikit pun dia tidak focus dengan tontonannya, perasaannya ingin kembali villa menjenguk Khanza, namun, karena masih terbawa rasa kesal minggu kemaren, dia mengurungkan niat ke villa.

Dreeet, notifikasi chat whatsapp masuk.

[Tuan, hari ini jendela villa tidak terbuka sama sekali, saya khawatir terjadi sesuatu dengan nyonya Khanza] pesan Jay.

[Dari tadi pagi, dia tidak ada beraktifitas] lapor Jay lagi, dia mengecek CCTV yang mengarah ke ruang tengah. Hanya dapur dan kamar yang luput dari pantauan CCTV.

[Baiklah, saya segera ke sana] balas Roland.

Beranjak dari duduknya, mengambil jaket dan kunci motor Kawasaki ninja H2 corbon, bergegas keluar, menunggangi kuda besi kesayangannya itu, dia sengaja tidak membawa mobil, supaya lebih mudah menghendari macet. Roland memacu motor membelah jalan raya.

Tiga puluh menit kemudian, dia memasuki kawasan villa, membelokkan motor memasuki pekarangan villa. Setelah memarkir kuda besinya, dia bergegas turun, merogoh saku jaketnya, mengambil remote pintu, begitu pintu terbuka dengan sendirinya, Roland melangkah masuk,

“Praakkkk.”

Baru sampai di ruang tengah Roland melangkah, dia dikejutkan oleh suara sesuatu yang terjatuh di dapur. Roland yang tadi berniat melangkahkan kaki menuju kamar Khanza, merubah arahnya ke dapur.

“Astagfirullah.” Ucap Roland, saat melihat Khanza tergeletak di lantai dengan ibu jari kakinya mengeluarkan darah segar, sebuah gelas kaca pecah berserakan, berkemungkinan ibu jari Khanza kena bling kaca. Tanpa pikir panjang, Roland mengangkat tubuh Khanza dan membawanya ke kamar.

“Khanza! Khanza!” Roland menepuk-nepuk pipi Khanza, dia kaget saat menyentuh pipi Khanza terasa hangat, untuk meyakinkan kalau Khanza demam, dia meletakkan punggung tangannya di dahi Khanza.

“Benar, dia demam.” Batin Roland.

Roland beranjak ke luar kamar, terus kedapur dan kembali lagi dengan handuk kecil dan air di dalam mangkok, dia memasukkan handuk ke dalan mangkok berisi air, kemudian memerasnya, setelah itu meletakkan di dahi Khanza.

“Haus.” Terdengar lirih suara Khanz, seraya membuka pelan matanya.

“Tunggu sebentar, aku ambilkan minum.” Roland bergegas kembali ke dapur dan kembali lagi dengan satu gelas air putih lengkap dengan selang sedotan. Roland menyodorksn sedotan ke mulut Khanza.

“Uhuk. Uhuk. Uhuk.” Khanza tersedak, air yang diminumnya berhamburan dari mulutnya, mengenai Roland.

“Maaf.” Ujar Khanza seraya berusaha bangun dari tidurnya, namun kerena tenaga tidak ada, dia kembali terbaring.

Sambil menatap ke arah Khanza, Roland menarik tiga lembar tisu, lalu mengelap mulut Khanza, kemudian dia masuk ke kamar mandi dan mencuci tangannya yang kena semburan air minum Khanza.

“Sial! Bikin susah saja.” Gerutuk Roland sembari mengelap tangan dengan handuk. Kemudian keluar dari kamar mandi terus ke kemarnya, mengambil kotak P3K.

Rasa perih melilit di perut Khanza, dari semalam dia belum makan apa-apa, Khanza mendekap perut dengan kedua, merubah posisi tidurnya dengan menekuk lutut seperti bayi yang berada dalam kandungan, agar rasa perihnya berkurang.

“Apa kamu sudah makan?” Tanya Roland datar tanpa ekspesi.

Gelengan kepala Khanza menjawab pertanyaan Roland, Roland meletakkan kotak P3K di atas nakas, kemudian merogoh saku celananya, mengambil benda pipih merek samsung galaxy Z fold 2, ke luar kamar dan menelpon Jay.

“Okay Tuan, akan segera saya carikan.’

“Sepuluh menit sudah sampai di sini.”

“Hah! Sepuluh menit, antrinya saja 30 menit.”

“Aku tidak mau tahu, lewat sepuluh menit, kupecat.” Ancam Roland seraya menutup telponnya.

“Astagfirullah. Apa-apaan sich, main pecat.” Omel Jay seraya meluncur ke simpang empat lampu merah. Begitu sampai Jay langsung memarkir mobil dan turun.

“Pak, bungkus satu, cepatan.” Ujar Jay menerobos antrian.

“Mas, antri dong.” Celetuk seorang ibu muda yang sedang menggendong bayinya.

“Maaf bu, istri saya lagi ngidam, sekarang sedang nangis-nangis, kalau sepuluh menit saya tidak pulang bawa bubur ayam, dia nekad akan bunuh diri.” Ujar Jay dengan wajah memelas sambil menangkupkan kedua telapak tangan di dadanya.

“Ya, sudah pak, jatah saya kasihkan ke mas ini saja.” Ujar wanita itu lagi.

“Terima kasih ya bu.” Kata Jay seraya menyerahkan selembar uang ratusan.

“Uang kecil saja, Mas, nggak ada kembaliannya.”

“Kembaliannya, ambil saja untuk bapak.” Kata Jay bergegas menuju mobilnya.

“Terima kasih mas, saya doakan istri dan anak mas sehat sampai lahiran.” Teriak penjual bubar ayam,sembari melambaikan tangan.

Mobil yang Jay kendarai melaju kencang, dalam dua menit dia sudah sampai ke villa, begitu mobil terparkir dia segera berlari dan masuk ke dalam villa dengan napas tersengal-sengal.

“Ini, tuan.” Ujar Jay menyerahkan box bubur ayam.

Tanpa ekspresi, Roland meraih box yang diberikan Jay, dia melangkah masuk kembali ke kamar Khanza, lalu duduk di tepi ranjang.

“Khanza! Bangun.” Ujar Roland sambil menepuk lembut pipi wanita itu, yang masih berbaring dalam posisi menekuk lutut. Merasa ada yang menepuk pipinya, perlahan khanza membuka mata, lalu meredup lagi saat melihat Roland yang berada di sampingnya.

“Bangun, makan dulu.” Ujar Roland lagi, sambil mengangkat kepala Khanza agar bisa bersandar.

Setelah meletakkan kepala Khanza disandarkan dengan menumpuk dua bantal, Roland mengambil air hangat kuku dan membuka boxs bubur ayam, dia menyodorkan sedotan air, meminta khanza untuk minum dulu sebelum di suapi. Roland menyodorkan sendok yang berisi bubur ke mulut Khanza. Sejenak Khanza menatap Roland, Roland mengangguk, memberi isyarat agar Khanza membuka mulutnya.

“Uek, uek,uek.” Baru dua sendok bubur masuk ke mulut Khanza, dia merasa mual dan mau muntah, dengan susah payah ditahannya, agar tidak muntah di atas tempat tidur, Khanza bangkit dan turun dari tempat tidur, dengan berjalan terserok-serok, akhirnya dia sampai ke kamar mandi, kemudian mmemuntahkan semua isi perutnya.

“Apa Khanza hamil.” Pikir Roland, dia terlihat sangat gusar.

“Khanza tidak boleh mengandung anak Heru, dia harus menggugurkan kandungannya.” Batin Roland, seraya keluar dari kamar dan menelpon seseorang.

Dua puluh menit kemudian, Roland kembali masuk ke kamar Khanza dengan seorang dokter cantik.

“Apa keluhan yang nyonya rasakan?”

“Pusing dan mual dok.”

Dokter cantik yang bernama Meira itu mengeluarkan stetoskop, lalu memeriksa Khanza, setelah selesai, Meira menulis resep dan menyerahkan ke Roland.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, banyak istirahat dan hindari stress, nyonya akan pulih kembali.” Ujar Meira memberi semangat pada Khanza.

“Dan jangan lupa obatnya diminum teratur ya.” Ujar Meira lagi, lalu pamit dan keluar dari kamar Khanza, diringi Roland.

“Sakit apa Khanza. Dok?” Tanya Roland seraya mengikuti langkah dokter Meira menuju pintu villa.

“Dia hanya tertekan perasaan, hingga membuat dia stress dan asam lambungnya naik, makanya nyonya muntah-muntah.”

“Setelah minum obat teratur, nyonya akan baik-baik saja.” Kata Meira seraya membuka pintu mobilnya. Dan meluncur meninggalkan Roland.

Sepeninggalan dokter Meira, Roland kembali menelpon Jay. Sepersepuluh menit kemudian Jay sudah menampakkan batang hidungnya.

“Ambil obat ni, di apotek Pembina.” Ujar Roland seraya menyerahkan resep dokter Meira.

“Sekalian bawa Sri ke sini.”

“Baik, tuan.” Ujar Jay langsung beranjak.

Setelah Jay menghilang, Roland kembali ke kamar Khanza, namun Roland tidak menemukan Khanza di tempat tidur.

“Ke mana Khanza.” Pikir Roland.

“Mungkin di kamar mandi.” Pikir Roland lagi.

Sepuluh menit Roland berdiri di samping pintu kamar mandi yang tertutup, tidak ada suara percikan air yang menandakan kalau ada seseorang di dalamnya.

Klikkk, Roland memutar knop pintu kamar mandi, terkunci dari dalam.

“Khanza! Khanza apa kamu di dalam?” Tanya Roland dengan suara sedikit kencang, tidak ada sahutan.

Tok, tok, tok.

Roland megetuk-ngetuk pintu kamar, hingga suara ketukan berisik sampai keluar, membuat perhatian Jay yang baru datang langsung mengintip kamar nyonyanya itu, saat melihat Roland mengetuk-ngetuk pintu berkali-kali, Jay pun mendekat.

“Ada apa tuan?” Tanya Jay ingin tahu.

“Ambil kunci serap di laci kerja saya.” Seru Roland memerintah Jay, Jay pun bergegas masuk ke kamar Roland, terus membuka laci dan mengambil kunci serap kamar mandi. Kemudian berlari masuk ke kamar dan menyerahkan kunci itu kepada Roland.

Klikkk, Roland memutar knop pintu dan menguakkan daun pintu.

“Khanza!” Teriak Roland saat melihat Khanza tergeletak di kamar mandi dengan dahi berlumuran darah segar.

“Siapkan mobil.” Teriak Roland memerintah Jay, terus dia mengangangkat tubuh Khanza dan membawa ke mobil. Kemudian memerintahkan Jay segera meluncur ke rumah sakit.

“Khanza! Khanza!” Roland memangil-maggil khanza seraya mengusap pipinya. Berharap Khanza segera sadar, namun usahanya sia-sia, Khanza sedikit pun tidak bergerak, diam dengan tubuh terkulai.

Tadi, di saat Roland mengantar dokter Meira ke luar, Khanza merasa mual menyerangnya lagi, perlahan dia turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi, begitu sampai ke kamar mandi, tiba-tiba kepalanya pusing, karena dia tidak bisa mengendalikan keseimbangan tubuhnya, dia oleng dan terjatuh, kepalanya terhantuk tepi wastafel hingga memar dan terluka. Seketika matanya buram, setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.

"Khanza, bertahanlah." guman Roland, seraya mengelap darah segar yang mengalir.

💝💝💝💝

Jangan lupa kasih like, dan komen ya para readers

Biar akunya semangat nulus part barunya.

Terima kasih🙏🙏

Love you All💖💖💖

1
kalea rizuky
jangan mau rianty nanti qm di selingkuh in lagi g cinta tp nanca di embat menjijikkan
kalea rizuky
tukang selingkuh ya Abimanyu astaga rianty apes bgt dpet suami bekas jalang2
kalea rizuky
njirr najis ne Abimanyu moga rianty tau suaminya ehem2 ama madunya
kalea rizuky
meski gt Roland uda pernah kn cium2 agnis uda sempet naksir jalang agnis g jijik kah qm
kalea rizuky
ujungnya balikan hadeh ketebak semua novel mu gt semua g ada ciri khas nya Thor habis di sakitin di injak2 di selingkuh in balikan wess gt aja teros ampe kiamat Thor bkin novel mbok yo jangan samaan
marlaina marliana
abimayu pinter. dgn begitu tak perlu menghabiskan energi mengalahkan kelicikan 👍👍
marlaina marliana
sedih.... 😭😭
hiks... hiks...
Qaisaa Nazarudin
Salahkan saja Boss mu yg BODOH itu,Luas hati aku dengan apa yg Roland alami sekarang ni..
Hana Roichati
jalan ceritanya bagus,
terimakasih thor, sukses selalu
Hana Roichati
terimakasih bagus banget novelnya thor aku suka 👍👍❤❤
Rajuk Rindu: Terima kasih sudah baca novelku
total 1 replies
Hana Roichati
jalan ceritanya the best 👍👍
Popy Setyaningsih
rifal munafik
de eva
👍
Himna Mohamad
tdnya belain agnis,,giliran tauu lngsung dechh,rifal sok tauu
Iis sunarsih
Lumayan
Nispu Wati
Bukan imsyaf menyesali dosa memisahkan,Abimanyu dan ranti
Rokinah Mamasurya
cerai ajalah hidup rumah tangga 3 tahun kok betah ya...kalau saling menyakiti...
Ketrin Koritelu
ini pemeran utamanya yg mana si
Egha
memuaskan
Nur Janah Janah
seru
Rajuk Rindu: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!