NovelToon NovelToon
Ditikung Kaka Tiri Dipinang Pengusaha

Ditikung Kaka Tiri Dipinang Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nur silawati

Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Terusir

"Ada apa sih ini, malam-malam ribut-ribut ? Alina kamu makan saja dulu.."perintah pak Bandi, kepada putrinya.

Hatinya senang sekali Alina pulang kerumah,.Ya malam ini Alina pulang ada yang mau ia amankan makanya ia pulang kerumahnya.

Dan tanpa sengaja Alina bertemu dengan Ardi

"Pak, Alina menggoda suamiku hiks.. Hiks"adu Ira, Alina yang mendengar fitnahan sang kaka tiri, memutar bola matanya jengah ia melirik Ira kesal, ia ingin muntah melihat sikap Kakanya yang suka memfitnah dan bersilat lidah

Pak Bandi menatap tajam Ardi. Ia tidak yakin jika Alina menggoda laki-laki mata keranjang itu.

"Apa benar Ardi? Alina menggoda kamu? Jawab dengan jujur? Kalau kamu berani berbohong atau memfitnah kamu terima sendiri resikonya, Karena saya tidak akan tinggal diam"ucap pak Bandi. Ardi pun gelagapan yang awalnya ingin memfitnah Alina mendengar ancaman dari sang bapak mertua, lututnya gemetaran.

"Tidak kok pak, Alina tidak menggoda saya. Saat berpapasan tadi saya hanya bertanya dari mana malam-malam seperti ini. Ira saja yang berlebihan tiba-tiba datang menuduh Alina, tidak bertanya dulu pada saya main tuduh-tuduh saja." Ira, terperangah mendengar jawaban sang suami..Ia tidak percaya dengan jawaban Ardi..

"Mas kamu apa-apaan sih!bukannya membela aku, malah membela si Anak sialan itu."teriak Ira.

Alina yang mendengar perdebatan mereka sangat jengah, lalu ia meninggalkan mereka semua . badannya cukup lelah seharian bekerja jadi tidak ada waktu untuk meladeni manusia-manusia itu..

"Jaga ucapan kamu Ira!!jangan memfitnah anak saya, kesabaran Alina ada batasnya... Mana mungkin Alina menggoda Ardi,yang ada Suamimu yang menggangu Alina."ucap Subandi tegas..

"Bapak kok jadi nyalahin suami aku? Nyata-nyata Alina yang menggoda Mas Ardi?"bantah Ira, dia masih Kekeh jika Alina menggoda suaminya.

"Kamu apa gak lihat? Alina itu, marah besar dengan Ardi?Mana ada tampang menggoda.Memangnya kamu Yang rela menggadaikan harga diri dan mahkota mu,demi ingin merebut calon suami adikmu." jawab Bandi tegas..

"Apa yang kamu tanyakan pada anakku Ardi? saya sudah mengingatkan untuk Kalian pindah dari rumah ini, supaya tidak terjadi keributan seperti sekarang." Teriak Subandi dadanya bergemuruh menatap Ardi dan Ira

Subandi dadanya sangat nyesek sekali melihat sikap Alina yang dingin terhadapnya.

"Hemmm.. Saya hanya menanyakan nomor PIN ATM Alina pak.waktu saya pakai untuk transaksi pembayaran gedung wedding organizer, kartu ATM itu tidak bisa digunakan ditolak. Dah Saya minta nomor PIN yang baru.. Alina marah."jawab Ardi seperti tidak punya urat malu dia bicara seperti itu, di mana letak kelelakiannya.. bisa-bisanya dia sudah menghianati Alina sedemikian rupa, tanpa ada rasa bersalah ia menanyakan nomor PIN Alina

Pak Bandi mukanya merah padam mendengar pengakuan Ardi. Ia tidak akan membiarkan putrinya disakiti oleh siapapun, cukup Kemarin dia menyakiti hati putrinya yang seorang anak piatu.

Sejujurnya pak Bandi sangat bersyukur Alina tidak jadi menikah dengan Ardi, tidak bisa dia bayangkan jika anaknya menikah dengan laki-laki tidak tahu diri itu.

"Dasar laki-laki tidak punya malu!! kamu kira anak ku, mesin ATM mu?? Ingat Jangan sampai tidak kamu balikkan uang Lina,yang kamu pakai buat kebutuhan kamu."ucap Bandi sengit.

"Pak didalam ATM itu, ada uangku juga."ucap lirih Ardi.

Subandi tidak percaya dengan,apa yang diucapkan oleh Ardi.

"Bapak!!tega sekali mengatakan aku wanita murahan..Aku sama Mas Ardi saling mencintai Pak!"Pekik Ira, sambil menangis sesenggukan..

"Lho ada apa dengan kalian??maaf ibu lama tadi yang ngantri banyak di tempat nasi goreng.."Ira si anak durhaka, tanpa punya perasaan ia meminta sang ibu pergi ke tukang nasi goreng untuk membeli nasi goreng,ke sukaan suaminya.. Padahal di meja makan sudah banyak makanan tapi Ira memaksa Hamidah untuk membeli, sebungkus nasi goreng untuk Ardi..

"Ibu dari mana? Keluar rumah tidak pamitan."tanya pak Bandi ketus.

"Ini lho pak.ibu habis membelikan nasi goreng untuk mantu kita, dia lagi kepengen makan nasi goreng."jawab Hamidah santai. Pak Bandi hanya menggelengkan kepala melihat kebodohan istrinya itu,yang mau saja jadikan jongos oleh anaknya..

"Sekali lagi saya peringatkan untuk Ira dan kamu Ardi. Besok pagi kalian harus meninggalkan rumah ini.kamu bawa istrimu tinggal di rumahmu terserah mau tinggal dimana yang penting Kalian keluar dari rumah ini. Apa kamu tidak malu Meminta nomor PIN anak saya? harga dirimu dimana??Saya tidak yakin jika uang mu ada didalam ATM Itu, kalau pun ada paling sudah habis??"ucap pak Bandi ketus. Ardi yang dari tadi menunduk, mendongak menatap pak Bandi.

Karena apa yang diucapkan Subandi benar,jika uangnya sudah habis. Ardi juga bingung mau bawa Ira kemana.

Tidak mungkin,dia membawa Ira tinggal di rumahnya? Sementara ibunya sendiri ingin ikut Ardi tinggal di rumah besar milik Ira.

Ira mengaku rumah dan toko sembako milik ibunya. Lina dan Subandi menumpang dengan mereka.

"Bapak jangan seperti itu, biarkanlah mereka tinggal di sini.. Lagian Alina itu, memang tidak tinggal dirumah ini? Kenapa tiba-tiba ia pulang? Apa mungkin, karena ada Ardi?"Subandi menatap tajam Hamidah,Ia sangat kesal sekali dengan ucapan Hamidah.

"Saya tidak mau dibantah besok pagi kedua manusia ini,Harus meninggalkan rumah Alina." Hamidah terlonjak kaget mendengar Subandi membentaknya.

"Ya,sudah Bu!!tinggalkan saja bapak, Ira yakin bapak tidak bisa hidup tanpa ibu.. biar tahu rasa dia, yang cari uang kan ibu dan bapak tergantung dengan ibu."jawab Ira, entahlah otaknya taruh di mana? Apa dia amnesia jika selama ini yang membiayai kehidupan mereka Alina dan warung sembako peninggalan almarhum ibunya Alina.

Alina keluar dari kamarnya, Gadis itu menggendong tas ransel yang cukup besar. Entah apa isinya.

Melihat Alina membawa tas besar keluar kamarnya. Hamidah tersenyum penuh dengan kemenangan.

Ia sangat yakin sekali, jika Alina akan pergi selama-lamanya meninggalkan rumah besar itu.

Alina menatap bapaknya, dan semua orang yang ada di ruangan itu.

"Besok kosongkan rumah ini!! Karena rumah ini sudah saya jual! Kalian punya waktu satu hari untuk membereskan barang kalian, jangan sekali-kali membawa barang peninggalan almarhumah ibuku."ucapnya dengan ada ketus dan dingin.

Lalu ia pergi, tanpa pamit pada Pak Subandi, Gadis itu hanya mengucapkan salam saat ia keluar dari pintu utama.

Tak berapa lama suara kendaraan roda dua terdengar meninggalkan rumah besar peninggalan almarhumah Halimah.

"Kamu ikut anak mu pergi dari sini Hamidah.Dan saya ingin hidup sendiri. Kalian Dengar ucapan Alina tadi? Jika rumah ini sudah ia jual. Karena memang rumah ini haknya Alina."Subandi sebenarnya sangat syok mendengar ucapan putrinya itu, tetapi ia sangat yakin Alina pasti sedang merencanakan sesuatu.

"Ibu tidak mau keluar dari rumah ini! Ya sudah, kalian berdua saja yang keluar rumah ini, bawa Ira ke rumah kamu Ardi. Memang itu semua tanggung jawab kamu, menikahi perempuan berarti harus menyiapkan tempat tinggalnya juga."ucap tegas bu Hamidah. Ira kaget mendengar pernyataan ibunya, yang tiba-tiba berpihak kepada Alina dan bapaknya.

Ahh.. Hamidah hanya bersandiwara saja, mana mungkin dia mau mengabaikan Putri satu-satunya, Subandi yang mendengar itu semua tersenyum sinis, dia sudah sangat paham dengan watak dan sifat istrinya itu..

Hamidah tidak sungguh-sungguh mengusir putrinya.

Subandi menatap sedih kepergian Alina, dan sikap Lina yang diingin terhadapnya. Subandi maklumi, jika Alina sangat marah dengannya.

Di perjalanan menuju kosan, handphone Alina bergetar.

Drrttt.. Drrttt.. ponsel Alina bergetar..

satu pesan masuk. Lina sengaja memarkirkan motor di dekat tenda warung pecel lele.

Selain ingin memeriksa pesan yang masuk, Alina ingin membeli nasi pecel lele untuk ia makan di kosan.

Jarak kosan dan rumah Alina kurang lebih satu jam perjalanan.

"Lina, ini Mas David ini nomor baru aku. berhubung kamu tidak jadi menikah dan tidak menggunakan Wedding Mas David.fee selama kamu jadi marketing Mas David, mau cash apa mas David transfer kirimkan nomer rekeningnya."isi pesan David.

Alina tersenyum membaca pesan dari David.

"Ditransfer saja Mas, nanti ku kirimkan nomor rekeningku." Jawab Alina.

Lalu Alina, mengirimkan nomor rekening yang ia gunakan untuk gajian.

Sementara nomor yang terblokir, nomor rekening atas nama Alina dan Ardi untuk menabung bersama, untuk persiapan pernikahan.

Tetapi, hanya Alina yang rajin menabung di rekening itu, Ardi jarang sekali menabung alasannya banyak kebutuhannya.

1
Nur Hafidah
semangat alina buktikan kamu memang bisa dibanggakan
Nur Hafidah
semoga berjodah ya alina sama evan
Nur Hafidah
mundur saja zahra,cari yang lain yang direstui oleh semua keluarganya
Nur Hafidah
Berarati alina orang kaya ding ya,ai arsi matanya sliwer keknya,malah nikahin si ira
Nur Hafidah
semoga berjodoh ya evan
Nur Hafidah
hamidah tidak rahu malu
Sella Rahmantoni
semoga suka dengan ceritanya, dan semoga menjadi inspirasi untuk para pembaca.
Sella Rahmantoni
selamat membaca semoga suka dengan ceritanya🙏
Nur Hafidah
jangan-jangan itu jodoh lina
Sella Rahmantoni: Terima kasih sudah membaca ceritaku kakak
total 1 replies
pEyt
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Sella Rahmantoni: terima kasih sudah membaca kaka
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Buat gak bisa berhenti baca!
Sella Rahmantoni: terima kasih kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!