Ibunya yang menikah lagi dengan CEO dari Wijaya Group, membuat Hana Gabriella terpaksa menjadi saudara tiri dari seorang pria bernama David Gerald. Ketua osis terdingin dan terkejam di sekolahnya. Siapa sangka dari kehidupannya yang miskin dan penuh kekurangan tiba-tiba berubah drastis menjadi tajir melintir, tapi itu sama sekali tidak membuat Hana bahagia, justru menjerumuskannya pada fatamorgana yang tak berujung. Itu semua karena David menguasai dan memanfaatkan tubuhnya untuk menjadi boneka pemuas hasrat pribadinya.
Jangan lupa tinggalkan Like dan Komen di setiap BAB nya supaya Author tambah semangat lagi untuk update 🤗 Terima kasih ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna kartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Unboxing Gratis
David berdiri mondar mandir di depan rumah megah miliknya. Jari jemarinya sibuk menekan panggilan yang dari tadi tidak mendapatkan jawaban.
"Sial, gak di angkat-angkat," batin David kesal.
"Biiii Bibiii!!" teriak David.
"Iya, Den David," jawab pembantu menghampirinya.
"Papa saya kemana sih, dari tadi belum pulang-pulang?" tanya David.
"Tadi pagi Tuan katanya mau ke kantor ada meeting," jawab pembantu.
"Ya tapi ini udah jam berapa, jam 10 malam," ucap David emosi.
"Saya tidak tahu, Den," jawab pembantu.
"Kebiasaan, giliran anaknya butuh gak ada waktu," gerutu David kesal dan meletakkan surat panggilan orang tua di atas meja kerja ayahnya.
Belum sempat rasa kesalnya hilang, saat ia akan merebahkan dirinya di kasur, berita viral menyebar, lewat di semua akun sosmed miliknya.
"Pewaris Wijaya Group, David Gerald, anak tunggal dari Jonathan Gerald, cucu dari Wijaya Geraldino, nyaris mencelakai seorang gadis yang merupakan juniornya di sekolah," Berita kumparan Lambe.ember.co.id.
"Arghhhh!! Sialan!" teriak David seraya membanting Iphone terbaru miliknya.
Ia merasa berita itu telah merusak citra dan namanya yang populer. Belum lagi akan menjadi perbincangan rekan kerja ayahnya nanti.
"Semua gara-gara cewe miskin itu!" caci David menyalahkan Hana.
Merasa tidak memiliki tempat untuk bersandar dan meminta solusi, akhirnya ia meraih kunci mobil sport miliknya, dengan laju memacu mobil Lamborghini nya menuju bar. Tempat biasa ia menghibur diri.
***
Gemerlap lampu, dan sinar sorot menyoroti wanita kupu-kupu malam yang sedang menari erotis dihadapan semua pengunjung.
Alunan musik bass mengiringi suasana hati David dan teman-temannya yang sedang mabuk.
Terlahir di keluarga kaya raya, tidak membuatnya bahagia, justru ia sangat haus kasih sayang yang luar biasa dari keluarganya. Dan akhirnya ia terjun ke dalam jurang lingkungan yang bebas.
Sayangnya, ia dapat menutupi sisi gelapnya dengan segudang prestasi dan banyak kegiatan positif di sekolah. Membuatnya dengan mudah berkamuvlase mengelabui orang sekitar.
Malam ini terasa sedikit berbeda. Karena untuk pertama kalinya David membawa kekasih ke tempat seperti ini. Ya, wanita itu adalah Winda yang barusan resmi menjadi pacarnya setelah pulang dari cafe kemarin.
"Ikutan party dong Win, manyun mulu," ucap Louis.
Winda yang sedang badmood hanya menatap malas ke arah Louis.
"Gimana gak bete coba, ngeliat cowo gue ngecium cewe lain, live lagi," gerutu Winda.
David yang sedari tadi acuh sibuk menuang minuman ke dalam gelasnya, akhirnya menoleh ke arah gadis yang baru sehari ia pacari.
"Kamu cemburu sama cewe udik itu?" tanya David.
"Enggak," jawab Winda jutek.
"Jangan ngambek dong, kemarin dia hampir mati tau gak," jelas David.
"Iya, David cuma cari aman doang itu," imbuh Nicholas membela David.
"Beneran?" tanya Winda tak percaya.
"Iya, beneran sayang," jawab David.
Winda yang setengah mabuk di ajak oleh David ke kamar VIP yang telah ia boking sebelumnya.
Dengan sedikit rayuan dan kurangnya iman membuat Winda jatuh ke perangkap David.
"Makanya, punya barang jangan cuma di pake buat pipis," bisik David samar-samar.
David menyeringai penuh kemenangan. Ia mengedipkan matanya pada teman-temannya sembari membopong Winda.
"Tengil banget tu bocah," jawab Louis.
"Sialan si David, baru sehari udah unboxing aja," celetuk Nicholash.
"Jangan lupa pake pengaman, bangsat!" teriak Louis.
"Iri aja lo!" jawab David dari jauh.
Di bilik kelas berbintang, ruangan yang remang temaram menambah hasrat yang bergejolak pada kedua insan remaja itu.
"Ah, David," desah Winda.
Suara haram dan murahan lolos dari mulut Winda. Guncangan demi guncangan di layangkan pada gadis itu. Hingga saat mereka mengalami orgasme bersama-sama.
Winda meninggalkan jejak cakaran panjang di pungung David, sebagai hadiah timbal balik aksi malam ini.
Ada perasaan puas dan kecewa di hati David. Ternyata pacarnya sudah tidak perawan lagi. Pantas saja Winda dengan suka rela membiarkan dirinya di tiduri dengan mudah oleh David.
"Supaya bisa menjadi nyonya Gerald, gue harus menurunkan sedikit harga diri, agar David masuk ke perangkap gue," batin Winda.
Otak gadis itu hanyalah uang, uang dan uang. Setelah bosan menjadi simpanan om-om, gadis itu mulai membidik David sebagai target berikutnya.
"Nanti kamu bakal tanggung jawabkan?" tanya Winda dengan mimik sendu palsu.
"Iya sayang, tapi kan kita masih sekolah," jawab David sambil merokok di pinggir ranjang.
"Lulus sekolah pokoknya kamu harus lamar aku, kita tunangan!" desak Winda.
"Iya-iya,"
Dari balik punggung pacarnya, David tersenyum sinis, dengan mimik yang susah di artikan.
***
Pak Jonathan membantu Hana menurunkan ibunya di tempat tinggal baru mereka. Bu Sandra tidak betah tinggal di rumah sakit, akhirnya mereka memutuskan untuk membawanya pulang.
Setelah mengantar Hana dan Ibunya, akhirnya pria itu berpamitan.
"Yasudah, saya pulang dulu, jaga ibu kamu baik-baik," pesan Ayah David.
"Iya Om, terimakasih banyak bantuannya, maaf sudah merepotkan," ucap Hana menunduk kepada Pak Jonathan
"Iya sama-sama," jawab pria itu.
"Mari, pip-pip," Pak Ferdi mengklakson mobilnya saat ia pergi.
Sesampainya di rumah, ia mendapati putra semata wayangnya itu tidak ada di sana. Ia hanya mendapati sepucuk surat yang di tinggalkan oleh David di atas meja kerjanya.
"Panggilan orang tua?" batin Pak Jonathan.
Ia berfikir kali ini ulah apa yang telah di lakukan oleh anaknya di sekolah, tidak biasanya sampai melibatkan orang tua seperti ini.
Setelah lama menunggu, terdengar suara mobil David memasuki gerbang.
"Hueekkkkk.. huekkk!!" David muntah saat memasuki rumah.
"Mau jadi apa kamu, David!" bentak Ayahnya.
Pria paruh baya itu menutup hidung membopong anaknya, bau alkoholnya sangat menyengat hidung.
"Mau jadi Ayah yang peduli dengan keluarga, ha ha ha," jawab David yang sedang mabuk berat.
Ayahnya mendengus nafas panjang. Ia sadar ia telah menghabiskan waktu demi karir, hingga David tumbuh seperti ini.
"Waktu buat nyari uang bisa, buat keluarga gak pernah ada, papa kira keluarga ini hanya butuh duit!" ucap David memberontak.
"Maafkan Papa, David," jawab Ayahnya sendu.
"Telat! Mamah udah pergi ninggalin kita, itu gara-gara siapa coba? Karena papa yang gak pernah peduli dengan keluarga!"
David terhuyung, tubuhnya sudah tidak seimbang pengaruh alkohol. Ayahnya berusaha untuk membantunya agar seimbang.
"Udah, David bisa urus diri sendiri, urusin aja perusahan papa sana," ucap David menepis tangan ayahnya.
Kajadian yang sudah berlalu bertahun-tahun yang lalu, selalu di ungkit oleh David. Kesedihan berlarut-larut tidak pernah surut dari ingatannya.
Hidupnya yang mewah dan bergelimang harta, namun hatinya hampa dan kosong. Ia merindukan hangatnya sebuah keluarga yang sudah lama, bahkan nyaris tidak pernah ia rasakan.
...~Bersambung~...
...Tolong Like dan Comment 🤗...