CINTA YANG SALAH

PARIS, PRANCIS

Dua tubuh tanpa sehelai benang yang menjadi penutup sekarang penuh peluh hasil kerja keras kedua insan yang sedang di mabuk asmara.bau khas percintaan menyeruak memenuhi seluruh isi kamar di sebuah hotel mewah.

Entah sudah berapa kali mereka melakukan perbuatan maksiat itu hari ini, seakan tidak takut akan dosa dan karma.mereka seperti lupa ingatan kalau saat ini ada cincin yang melingkar di jari manis keduanya, menandakan masih ada hubungan sakral yang mereka ikrarkan dengan pasangan masing masing,namun hasrat dan gairah dalam dada yang tidak terbendung menenggelamkan itu semua.

Sudah lima hari Reza dan Lita berada di Prancis,mereka berkeliling kota paris layaknya pasangan muda yang sangat romantis.selain shoping dan jalan jalan tidak ada pekerjaan yang dia lakukan kecuali berdiam diri dalam kamar, melakukan kegiatan yang penuh gairah dengan berbagai gaya.

"Za, bisa kau ceraikan istrimu?" ujar Lita sesaat setelah mereka selesai melakukan hubungan terlarang itu."aku tidak bisa menahan ini lebih lama lagi."dia berbaring dengan menggunakan lengan Reza sebagai bantal sambil memeluk prianya.

"Bersabarlah sedikit lagi Lita, aku harus mencari alasan yang tepat." ujarnya sambil mencium pucuk kepala Lita dengan sayang.

"Tapi, bagaimana denganmu?apa Abian mau melepaskanmu? " Reza balik bertanya.

"kau tidak usah khawatir kan itu,aku bisa mengatasinya, walaupun besar kemungkinan ayahku akan murka, tapi sebisa mungkin aku akan menjelaskan semua." lanjut Lita.

,,,,,,,,,,,

Di salah satu tempat di belahan bumi lain, seorang istri sedang menunggu kabar dari suami tercinta, sudah dua hari Reza tidak menghubungi Rayya,beberapa kali Rayya menelpon, tapi ponsel Reza tidak aktif.

Masih mencoba berpikiran positif walaupun dalam hati dia sudah mulai gelisah dan merasa tidak tenang.

Kepergian Reza kali ini sedikit banyak sudah menambah kecurigaan Rayya, tempo hari semenjak pulang dari luar kota tidak pernah sekalipun Reza meminta haknya sebagai suami, padahal dia adalah lelaki yang tidak bisa menahan hasrat untuk waktu yang lama.

"Kali ini, aku harus mencari tahu... "

Rayya bergegas menuju ke hotel tempat Reza bekerja.kebetulan hari ini hari minggu,jadi dia tidak akan terbebani dengan meninggalkan pekerjaan untuk urusan pribadi.

Kuda besi warna maroon milik Rayya sudah terparkir di depan The Shining hotel.dengan anggun dia melangkahkan kaki memasuki loby.

"permisi bu, ada yang bisa kami bantu? " tanya seorang resepsionis sesaat setelah Rayya berdiri di hadapan nya.

"Apa Pak Reza Haryaka ada?" tanya Rayya dengan ramah.

"Ini hari minggu Bu,kebetulan pak Reza juga lagi ada tugas keluar kota ." jawab resepsionis dengan senyum tak kalah ramah.

"Boleh tau dengan ibu siapa?jika ada pesan dari ibu, saya akan menyampaikan pada pak Reza saat beliau kembali nanti."

"nggak ada kok mbak, saya temennya pak Reza dan hanya kebetulan lewat,saya permisi ya mbak,makasih "pamit Rayya.

Di hotel tempat kerja Reza, tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana wajah istri manajernya itu,hanya yang mereka tau kalau Reza sudah menikah.

Rayya meninggalkan hotel dengan perasaan yang sedikit lega.mungkin memang beberapa hari ini Reza sangat sibuk, makanya ponselnya tidak aktif.

" bukankah itu Rayyana?"pria tampan yang berada di loby hotel melihat Rayya dari kejauhan.

"Rayyaa.... " panggilnya.

Rayya yang tengah sibuk dengan benda pipih di tangan kanannya, sama sekali tidak mendengar panggilan pria yang berada di belakang.

Pria tadi sedikit berlari agar bisa menjangkau Rayya yang sudah hampir keluar dari hotel.

bugh......

"ouchhhh.... " Rayyana memegang kepalanya yang terbentur benda keras. dia mendongak dan mendapati pria tampan yang hampir tiap hari bertemu dengannya.

"Dokter Abian.. " Rayya kaget tiba tiba melihat Abian sudah berdiri dengan tegak di depannya.

"Apa yang anda lakukan di sini?"tanya Rayya sambil mengusap kepalanya yang baru saja mendarat sempurna di dada Abian.

" Aku ada janji ketemu dengan teman."jawab Abian tersenyum

"Kalau kak Rayya? " Abian balik bertanya.

"oohhh.. itu.. mmm aku ada sedikit urusan di sini tadi." jawab Rayya gugup.

Abian menatap intens wanita cantik yang jelas sedang menutupi sesuatu darinya.hampir satu bulan kebersamaan mereka di rumah sakit, Abian sudah banyak mengetahui sifat Rayyana.

Walaupun Rayya terkesan pendiam dan cuek, tapi Abian bisa melihat sisi lain dari Rayya.Rayya itu tipikal yang tidak suka masalah pribadinya jadi konsumsi publik, Rayya juga wanita yang sangat lembut dan penyayang, itu terlihat dari sorot matanya yang penuh ketulusan saat merawat orang yang sama sekali tidak dia kenal.

"kak Rayya mau pulang?"

"Iya."Rayya mengangguk.

"Aku juga, mmmm,sebenarnya tadi itu aku kesini naik taksi online, boleh nggak kalau aku.... "Abian tidak meneruskan perkataannya,dia takut jangan sampai Rayya menolak.

" Tentu saja, kenapa tidak, ayooo.. "Rayya paham maksud Abian, dia mengulum senyum sambil berlalu meninggalkan Abian di belakang.

Seperti seorang anak kecil yang mendapatkan hadiah, begitulah perasaan Abian saat ini,, bahagia.

Abian berjalan di belakang Rayya, dia mengambil ponsel yang berada di saku celananya.

To pengagum rahasia Almy:Dit,aku di the shining hotel, sekarang juga kau ambil mobilku di sini, kuncinya kau minta di bagian resepsionis.

Mobil Rayya bergerak membelah jalan di siang hari yang sangat terik.tidak ada perbincangan setelah lima menit berlalu.Abian jadi bingung sendiri.Atmosfer berubah menjadi dingin.

" Ya Allah, susah juga ya menghadapi wanita seperti ini. "hhhhhhhh." tanpa sadar Abian menghela nafasnya kasar sampai Rayya yang berada di belakang kemudi menolehkan kepala ke arah Abian.

"Dokter kenapa, apa AC nya kurang dingin? " tanya Rayya.

"Ini sih bukan kurang dingin,justru kedinginan,tapi bukan karena AC nya, sifatmu itu yang membuatku seperti berada di Kutub terdingin di dunia." batin Abian mulai kesal dengan Rayya.

"Nggak kok, ini suhunya udah pas."

Hening kembali, Abian sudah mulai merasa bosan dengan situasi seperti ini, dia harus mencari cara agar suasana berubah lebih hangat.

"Kak Rayya kalau weekend gini biasanya ke mana? " Abian mulai memecah keheningan.

"Di rumah aja dok."

"Nggak jalan jalan, ke mall,wisata ke pantai atau kemana gitu?"

Rayya menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

Abian jadi heran sendiri, biasa wanita lebih suka menghabiskan waktunya ke mall berbelanja atau hanya sekedar jalan jalan, tapi wanita ini.....

"Aku ingin mencari sesuatu, maukah kak Rayya menemaniku? "tanya Abian hati hati.

"Kemana?"

"Kalau ke mall M,bagaimana? "

Rayya berpikir sebentar, beberapa minggu ini, dia memang tidak pernah merileks kan otaknya lagi, dari pada pulang di rumah menyendiri, mending jalan jalan saja.

"Baiklah.. "

Abian bersorak dalam hati, akhirnya kesempatan untuk berdua dengan perawat seniornya itu terkabulkan.

Kadang Abian bingung dengan dirinya, kenapa dia selalu memikirkan wanita lain yang jelas jelas sudah menikah, padahal dia sendiri sudah terikat dengan janji suci yang di sebut pernikahan.kalau hanya sekedar kagum dengan pribadi Rayyana,rasanya tidak seperti ini.Ada sesuatu yang menjalar hangat di relung hatinya saat bersama dengan Rayyana.

Begitupun dengan Rayya, tak bisa di pungkiri, saat berdekatan dengan Abian ada sesuatu seperti magnet yang selalu menariknya untuk dekat dengan pria beristri itu, sungguh sulit di jelaskan dengan kata kata,mungkin karena Reza sekarang jarang berada di rumah,membuat dia butuh sebuah pengalihan,itu yang tertanam dalam otak seorang Rayyana, tapi tidak dengan hatinya....

"Rasa ini,,, apa seperti ini yang di namakan perasaan nyaman? " batin Rayya.

"Aku sangat nyaman berada di dekatnya. " batin Abian.

...****************...