Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Setelah menggambar Alex, Elena langsung memasukan gambar itu ke dalam buku miliknya, lalu menyimpannya di dalam tas itu. Melihat Alex yang masih fokus, Elena mencoba memejamkan matanya sebentar, sebenarnya jika Alex tidak menelponnya tadi saat masih berada di kampus, Elena mungkin sudah tidur dengan nyenyak di apartemennya tadi.
"Hanya memejamkan mata." gumam Elena memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian, Alex sudah menyelesaikan pekerjaannya, namun saat ingin melihat Elena pria itu terdiam melihat Elena, yang sudah tertidur di atas sofa itu. Dengan pelan, Alex merapikan seluruh barang - barang miliknya, lalu menelpon David untuk menunggunya di bawah, awalnya Alex ingin mengajak istrinya untuk makan malam bersama, tapi melihat istrinya yang tertidur nyenyak seperti itu, Alex tidak tega untuk membangunkannya.
Alex memakaikan jas miliknya ke tubuh Elena lalu mengambil tas itu, lalu menggendong Elena bridal. Berjalan keluar dari ruangan itu, saat lift itu turun ke lobby, banyak mata melihat mereka bahkan ada yang memotret mereka berdua, dan menaikannya ke grup besar perusahaan.
David yang sudah menunggu di bawah, langsung membukakan pintu untuk Alex, yang sedang menggendong Elena yang tertidur. Mobil itu langsung meninggalkan halaman perusahaan, meninggalkan para karyawan yang sudah bergosip satu sama lain.
"Tuan anda tidak khawatir jika hal ini tersebar?" tanya David hati - hati.
Alex yang memangku Elena dalam pelukannya, hanya terdiam sambil memegang tangan Elena. "Memangnya kenapa jika tersebar keluar? Memang itulah yang aku inginkan sejak awal." kata Alex dengan nada rendah.
Elena yang tertidur di dalam pelukan Alex mengeliat pelan, sambil mencari tempat nyaman.
"Shh...tidurlah lagi." bisik Alex pelan.
Elena bersandar pelan di dada bidang Alex, tempat nyaman dan empuk, membuatnya kembali tertidur dengan nyenyak.
"Beritahu seluruh karyawan, untuk tidak menyebarkan foto dan video yang mereka ambil, jika tidak aku akan memecat mereka semua." perintah Alex, yang langsung di angguki oleh David.
"Baik tuan." sambung David.
Setelah hampir 2 jam menuju penthouse milik Alex, mobil mereka masuk ke dalam halaman gedung pencakar langit, yang merupakan kawasan penthouse mewah di tengah kota Moskow.
Saat sampai di dalam penthouse itu, Alex langsung membawa Elena ke lantai 2 untuk membaringkan istrinya di sana. Alex membaringkan Elena dengan lembut, agar tidak membangunkan istrinya itu. Alex lalu melepaskan sepatu milik Elena dan menaruhnya di bawah karpet di kamarnya itu.
·–·–·–·–·
Elena membuka matanya perlahan, namun dirinya mendapati tempat yang aneh, dan ini bukanlah apartemen miliknya. "Dimana aku?" batin Elena setengah sadar.
Kemudian Elena berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya tertidur.
"Astaga padahal hanya memejamkan mata, mengapa aku bisa tertidur nyenyak? Tapi sepertinya ini adalah penthouse." Elena turun dari ranjang itu, tanpa menggunakan alas kaki.
Dirinya menarik selimut hitam itu untuk menutupi tubuhnya, lalu berjalan pelan menelusuri tempat itu, namun hanya kamarnya saja. Elena tidak berani turun ke bawah, siapa yang tahu ada sesuatu yang berbahaya di bawah.
"Bunyi shower?" Elena mendengar samar, air yang jatuh.
Elena kembali berbalik menghadap jendela besar itu, di saat yang bersamaan Alex keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana kain hitam panjang, dan rambutnya yang basah. Dirinya terdiam, melihat Elena yang berdiri di depan jendela kamarnya, sambil terbungkus di dalam selimut hitam itu, untuk sesaat Alex terdiam pada tempatnya.
Alex terpaku, pandangannya tak berkedip dari sosok Elena yang berdiri di depan jendela. Rambut cokelat Elena terurai indah, menutupi punggungnya yang terbungkus selimut hitam. Wajah Elena terlihat pucat, dan sedikit kebingungan.
"Kamu bangun?" Elena terkejut mendengar suara berat di belakangnya, apalagi saat melihat melalui pantulan kaca jendela itu, Alex yang bertelanjang dada.
Elena berbalik dan menatap Alex, "Mengapa aku ada di sini?" tanya Elena.
Alex berjalan mendekati Elena, matanya tak berhenti menatap Elena. "Kamu tertidur di perusahaan, aku membawamu ke penthouse milikku." jelas Alex.
Elena menatap Alex dengan tatapan yang tak percaya, "Tapi mengapa di sini?"
"Ini penthouse milikku. Aku ingin kamu beristirahat di sini." Alex mengulangi kalimatnya.
Elena menarik napas dalam - dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dirinya merasa bingung dan takut. Dia tak pernah berpikir, bahwa ia akan berada di penthouse Alex. Elena merasakan jantungnya berdebar kencang, mendengar penjelasan Alex. Pandangannya menjelajahi tubuh Alex, menatap dada bidang yang terlihat menarik di bawah cahaya bulan malam, menyadari hal itu, Elena langsung membalikan kembali tubuhnya, merasakan wajahnya yang panas dan memerah.
Alex yang melihat reaksi itu, langsung tersenyum tipis, "Mengapa berbalik...hmm?" Alex semakin.
Elena merasakan jantungnya berdebar semakin kencang. Ia menggenggam selimut itu lebih erat ke tubuhnya, berusaha menutupi rasa malu yang menjalar di pipinya.
"Bisakah kamu...memakai baju?" kata Elena tanpa membalikan tubuhnya.
"Kamu malu?" tanya Alex, semakin mendekat.
"Tolong...pakailah baju." Elena menutup wajahnya, menggunakan selimut itu.
"Tapi aku sudah terbiasa seperti ini, bahkan sering bertelanjang." setelah Alex mengatakan hal itu, wajah Elena langsung memerah seperti tomat masak.
"Kamu pria jahat, setidaknya pikirkan aku yang masih kecil ini" protes Elena.
Alex tertawa dan langsung masuk ke dalam walt in closet, sedangkan Elena langsung duduk di atas ranjang sambil memegang dadanya yang berdetak cepat. Elena merasakan jantungnya berdebar semakin kencang, menunggu Alex keluar dari walk in closet. Dia merasa tidak nyaman berada di situasi ini.
Beberapa menit kemudian, Alex keluar dari walk in closet dengan baju kaos putih, tetapi tatapannya masih tertuju pada Elena yang sudah terduduk di atas ranjang.
"Bagaimana jika aku tidak memakai baju selama di penthouse ini?" tanya Alex, suaranya berbisik seolah ingin menguji batas Elena.
Elena mendongkak, menatap Alex tajam, "Kalau begitu telanjang saja, itu lebih baik." jawab Elena ketus.
Elena langsung berbaring dan membelakangi Alex, yang sedang menatapnya. Alex yang melihat reaksi Elena merasa sedikit bersalah, sepertinya dia sudah sedikit berlebihan menggoda istrinya itu. Alex ikut berbaring bersama Elena di atas kasur, bahkan pria itu dengan berani langsung memeluk Elena yang terbungkus dalam selimut itu, dan mengabaikan penolakan Elena pada sikapnya.
"Biarkan aku mengisi energiku sebentar," kata Alex.
Dan secara tiba - tiba Elena berhenti memberontak, dirinya juga masih sangat mengantuk, mereka berdua langsung tertidur di sana. Ponsel Alex yang berada di atas mejanya berdering, menandakan ada panggilan masuk, tapi Alex mengabaikan hal itu sama sekali.
·–·–·–·–·
Lily yang terus menerus menelpon Alex menjadi kesal, lantaran panggilannya di abaikan oleh Alex, wanita itu langsung memukul meja makan itu. Dia sudah bertekad untuk mendapatkan perhatian Alex, tapi pria itu justru mengabaikan dirinya. Bahkan dia tidak menjawab panggilan Lily.
"Mengapa dia tidak menjawab panggilanku?" Lily menggigit jarinya kasar.
Ini sudah ke 5 kalinya, Alex menolak panggilannya, padahal dirinya sedang mendekatkan diri dengan pria itu, karena jika dia menikah dengan Alex maka hidupnya akan terjamin.
"Aku harus pergi ke perusahaannya besok." gumam Lily.
·–·–·–·–·
to be continue...