NovelToon NovelToon
The Bride Of Vengeance

The Bride Of Vengeance

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:510
Nilai: 5
Nama Author: fatayaa

Calista Blair kehilangan seluruh keluarganya saat hari ulang tahunnya ke-10. Setelah keluarganya pergi, ia bergabung dengan pembunuh bayaran. Tak berhenti di situ, Calista masih menyimpan dendam pada pembantai keluarganya, Alister Valdemar. Gadis itu bertekat untuk membunuh Alister dengan tangannya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya.

Suatu saat kesempatan datang padanya, ia diadopsi oleh Marquess Everhart untuk menggantikan putrinya yang sudah meninggal menikah dengan Duke Alister Valdemar, sekaligus sebagai mata-mata musuhnya itu. Dengan identitasnya yang baru sebagai Ravenna Sanchez, ia berhasil menikah dengan Alister sekaligus untuk membalas dendam pada pria yang sudah membantai keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatayaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan dengan Marquess

12 tahun yang lalu

Calista yang saat itu berusia delapan tahun tengah menangis. Lututnya berdarah setelah ia mengejar kupu-kupu yang ada di taman kediamannya, gadis kecil itu tak melihat bebatuan di depannya kemudian terjatuh.

“Cengeng sekali!” suara itu berhasil menghentikan tangis Calista. Gadis kecil itu kemudian menoleh ke sumber suara, terlihat seorang pemuda berusia 15 tahun dengan rambut hitam legam berdiri tak jauh darinya.

“Apa kau tidak bisa menggunakan kekuatan mu sendiri untuk menyembuhkan luka itu?” tanya Alister, berjalan mendekat.

“Sekarang memang belum bisa, tapi aku yakin suatu saat nanti aku pasti bisa menggunakan kekuatan ku,” ucap Calista seraya menghapus air matanya.

“Sayang sekali, padahal kau memiliki darah Blair, tapi apa gunanya nama itu jika keturunannya tidak memiliki kekuatan penyembuh,” ucap Alister kemudian berjongkok, menjajarkan tubuhnya pada Calista.

“Aku- aku pasti bisa menggunakannya suatu saat nanti!” seru Calista tak terima diremehkan.

“Benarkah? Aku menantikannya,” Alister kemudian menggendong tubuh kecil Calista dan membawanya ke dalam untuk mendapat pengobatan.

***

Setelah memikirkannya baik-baik, akhirnya Calista menyetujui tawaran dari Julianne padanya. Hari ini, Julianne akan mempertemukannya dengan Marquess Everhart, orang yang akan mengadopsinya sekaligus calon ayah tirinya.

Calista mengetuk pintu ruang kerja madam Julianne setelah beberapa saat yang lalu, salah seorang bawahan Julianne memanggilnya ke ruang kerjanya. Gadis itu perlahan membuka pintu setelah mendapat izin masuk, disana terdapat dua orang. Julianne dan seorang pria paruh baya bersurai coklat, pasti orang itu adalah Marquess Everhart.

“Dia Calista, yang ku ceritakan beberapa waktu yang lalu,” ucap Julianne pada pria di depannya. “Calista perkenalkan, ini Marquess Everhart,” ujar Julianne pada Calista.

Calista mengulurkan tangannya kearah Marquess, hendak menjabat tangannya, namun bukannya membalas jabatan tangan Calista, Pria didepannya itu malah memandangi Calista lamat-lamat, seolah berusaha mengulik rahasianya yang terdalam. Sementara gadis itu menurunkan tangannya secara canggung setelah tak mendapat balasan dari Marquess.

Sebenarnya, saat pertama kali melihat Calista, Marquess sedikit terkejut dengan penampilannya yang jauh lebih cantik dari perkiraannya, hanya saja, pria itu tidak menunjukkannya.

Gadis itu bersurai perak, sama seperti rambut putrinya yang meninggal beberapa waktu yang lalu. Matanya bulat, bola matanya berwarna ungu, warna bola mata yang tidak biasa di kekaisaran ini. Tubuhnya ramping dengan kulit bersih seputih susu. Gadis ini sangat cocok untuk dia angkat sebagai putrinya.

“Bagaimana Marquess? Calista adalah salah satu anggota ku yang paling hebat, aku yakin dia bisa diandalkan,” ujar Julianne menyakinkan.

“Baiklah, aku akan mengadopsinya sebagai putri ku,” ujar Marquess setelah menanyakan beberapa hal tentang Calista. Tentu Calista tidak menjawab jujur tantang asal usulnya pada pria itu, ia hanya memperkenalkan dirinya sebagai anak yatim piatu dari keluarga miskin. “Aku tidak bisa lama-lama disini, Tiga hari lagi, aku akan datang ke sini untuk menjemputnya,” ujar Marquess kemudian beranjak pergi dari ruangan itu.

***

Tiga hari yang di janjikan tiba, akhirnya Marquess kembali ke guild Mortalis untuk menjemput Calista. Gadis itu sudah siap dengan barang-barang bawaannya yang ia rapikan didalam koper, hanya satu koper yang ia bawa. Lagi pula barang-barangnya tidak terlalu banyak.

Gadis itu berjalan dibelakang Marquess, keluar dari kediaman yang sudah menampungnya selama ini, ada perasaan sedih, namun ia harus melakukan ini untuk melancarkan aksi balas dendamnya. Gadis itu menatap keluar jendela kereta kuda yang sebentar lagi akan berangkat, disana ia melihat Blake menatapnya dengan tatapan redup. Pemuda itu pasti merasakan kehilangan, selama ini Calista sudah seperti keluarga baginya, namun pemuda itu tidak mungkin melarang Calista pergi.

“Tuan Marquess, apa saya boleh tahu mengapa anda memilih saya sebagai putri angkat anda?” tanya Calista memulai percakapan saat kereta kuda mulai berjalan.

Pria itu mengalihkan pandang kearah Calista di depan tempat duduknya, “Aku membutuhkan orang terlatih seperti mu untuk menjadi mata-mata di kediaman Duke,” timpal Arthur lugas.

“Tapi, bagaimana anda yakin kalau saya orang yang tepat untuk misi itu?” ujarnya melempar pertanyaan lagi.

“Aku mengenal Julianne bukan dua atau tiga tahun yang lalu, aku yakin pilihannya tidak pernah salah. Saat aku bilang padanya akan mengangkat seorang putri, dia langsung menunjuk mu,” jawab Arthur.

Rupanya madam Julianne yang mengusulkan pada Marquess untuk membawa ku. Apa dia ingin membantuku untuk membalaskan dendam, atau dia punya maksud yang lain mengirim ku ke keluarga ini? Calista berfikir, selama ini madam sudah terlalu baik pada Calista, tidak mungkin ia punya maksud yang buruk.

“Apa saya boleh tau, kenapa anda ingin memata-matai keluarga Duke Valdemar?” tanya Calista penasaran.

“Itu bukan urusan mu. Tugasmu hanya mengikuti semua perintah ku,” jawabnya ketus, ia sedikit risih Calista melontarkan banyak pertanyaan padanya.

Kereta kuda berhenti setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit. Gadis itu turun, di depannya berdiri kokoh bangunan megah bercat putih yang memiliki banyak jendela. Salah seorang pelayan pria, mengambil koper yang Calista bawa untuk ia bawa masuk ke dalam.

Marquess memerintahkan kepala pelayan untuk mengantar Calista ke kamarnya. Perempuan paruh baya, itu mengangguk, Calista kemudian berjalan menaiki tangga teras menuju kediaman utama, mengikuti wanita bersurai hitam itu.

“Saya kepala pelayan di kediaman ini, nona bisa memanggil saya Dorothea,” ucapnya ramah sambil berjalan beriringan dengan Calista di lorong menuju kamar yang akan Calista tempati. Gadis itu hanya mengangguk, matanya sibuk menyapu pandang pada tempat yang di lewatinya.

Dorothea mendorong daun pintu, Calista yang ada di belakangnya masuk ke dalam ruangan itu. Kamar yang mewah dengan cat putih dan ukiran indah berwarna emas di dinding dan langit-langit ruangan. Kasur yang luas juga jendela yang tinggi, hampir sama dengan kamar yang dulu Calista tempati di kediaman Blair, namun kamar ini jauh lebih mewah.

“Saya sudah menyiapkan air mandi untuk nona, silahkan lewat sini,” ujar Dorothea. Calista menuruti wanita itu, sebenarnya sebelum pergi ia sudah mandi, namun tidak ada salahnya ia membersihkan diri lagi.

Selesai mandi, kepala pelayan dibantu beberapa pelayan lain mulai memakaikan Calista pakaian. Sebuah gaun biru langit dengan aksen bordir di bagian dada dan lengan, gaun yang biasa dipakai nona bangsawan. Tak sampai disitu, mereka juga merias tipis pada wajah Calista dan menata rambutnya.

Setelah selesai bersiap, dorothea mengantar Calista menuju ruang kerja Marquess, seperti yang pria itu perintahkan sebelumnya. Gadis itu kemudian ditinggalkan saat berada di depan pintu. Calista mengangkat tangannya untuk mengetuk, namun ia mengurungkan niatnya setelah mendengar suara dua orang pria tengah berdebat di dalam sana.

“Apa yang sebenarnya ayah pikirkan? Angelica baru saja meninggal satu bulan yang lalu, tapi ayah malah mengadopsi gadis lain yang tidak jelas asal usulnya,” protes seorang pria di dalam.

“Bukankah ini sudah kita bicarakan sebelumnya. Ayah harus segera mencari pengganti Angelica untuk bisa masuk ke kediaman Duke Valdemar,” timpal pria yang lain, Calista dapat mengenali suara itu, itu adalah suara milik Marquess, sepertinya kehadirannya tidak di sukai oleh anak laki-lakinya.

“Tapi, apa tidak ada pilihan lain selain gadis dari guild Mortalis. Bagaimana kalau dia sampai berbuat kesalahan saat menghadapi para bangsawan nantinya?” ujar pria muda itu.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, menghentikan perdebatan panas antara ayah dan anak itu. Marquess mempersilahkan Calista untuk masuk setelah gadis itu meminta izin.

Gadis itu dengan perlahan membuka daun pintu, ia berjalan santai, menuju meja Marquess. Namun, tanpa Calista sadari, pria muda bersurai perak yang ada di ruangan itu terlihat tertegun, tak percaya. Bukankah gadis itu adalah salah satu pasukan yang menyelamatkannya beberapa hari yang lalu saat rombongannya di sandera oleh para bandit.

“Perkenalkan, dia Vincent, dia akan menjadi kakak tiri mu” ujar Marquess menunjuk Vincent yang masih terpaku.

Calista menatap pria di sampingnya, kemudian sedikit menunduk untuk memberinya salam. Calista terlihat biasa-biasa saja saat bertemu Vincent, itu karena dia tidak ingat kalau pria di depannya adalah orang yang pernah ia selamatkan sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!