Setelah menikah dengan Boy dan tinggal di rumah mewah itu, Pricella yang merupakan adik ipar dari Brian, juga harus memuaskan nafsu kakak iparnya yang memiliki kelainan seksual tanpa sepengetahuan suaminya Boy.
Pricella yang awalnya terpaksa, kini menikmati permainan ranjang sang kakak ipar.
Lalu bagaimana dengan Boy? Apakah skandal antara istri dan kakaknya akan terbongkar?
Yuk ikutin kisahnya dan jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelainan
"Jangan mengaturku. Aku hanya ingin Andin di sini menemani hari tuaku," ucap Brian geram.
***
"Haha.. Jangan bermimpi Brian. Dia itu tidak mencintaimu. Buktinya dia hamil anakku. Kau tau, tubuh Andin itu benar-benat nikmat sekali. Dan satu lagi yang harus kau tau, akulah laki-laki yang pertama kali menyicipinya dan melihat tetesan darah perawan nya," ucap Rocky tertawa di sela-sela rasa sakitnya.
"Bajingan kau," ucap Brian kesal. Brian melayangkan berbagai pukulan ke tubuh Rocky, sehingga darah kembali berceceran di wajah dan anggota tubuh lainnya.
Setelah Brian puas menghajar Rocky, ia kemudian pergi meninggalkan ruangan bawah tanah tersebut.
Brian kemudian pergi meninggalkan rumah itu untuk mencari informasi tentang Andin, mantan kekasihnya.
Melihat Brian pergi meninggalkan rumah, ada perasaan lega di hati Cella. Cella kemudian keluar dari kamarnya dan turun untuk mengisi perutnya yang sudah lapar sedari tadi.
"Syukurlah kak Brian sudah pergi. Dengan begitu, aku bisa makan dengan tenang," ucap Cella menyuap nasi ke mulutnya.
Setelah Cella selesai makan dan membersihkan bekas makannya, Cella hendak kembali ke kamarnya, namun langkahnya terhenti saat mendengar deru mesin mobil Boy, suaminya.
"Boy? Itu Boy?" tanya Cella sembari berlari ke pintu utama rumah itu.
Benar saja, ternyata Boy sudah pulang dari kerjanya.
"Boy, kamu sudah pulang sayang?" tanya Cella memeluk suami tercintanya.
"Sudah dong. Kamu tau, aku kangen sekali," jawab Boy menciumi pucuk kepala istri tercintanya itu.
"Aku juga kangen. Kamu sudah makan?" jawab Cella kembali bertanya.
"Belum. Kamu sendiri gimana sayang?" Boy balik bertanya.
"Baru saja aku selesai makan. Kamu makan dulu gih, aku sudah masak untuk makan siang dan juga malam," ucap Cella bergelayut manja di lengan suaminya itu.
"Hmmmm oke.. Tapi selesai makan, kita langsung ke kamar ya. Aku sudah tidak sabar untuk melakukannya lagi," ujar Boy mencium bibir Cella sekilas.
.
.
💏💏💏💏💏
Beberapa hari telah berlalu. Selama beberapa hari ini juga, Brian tidak pulang sama sekali ke rumah utama tersebut.
Meskipun Cella aman, tapi jauh dalam lubuk hatinya, ia selalu memikirkan Brian, kakak iparnya itu.
Saat ini Cella sedang memasak seperti biasa, saat itu Boy juga sedang bekerja, karena jadwal cutinya telah habis.
Saat Cella sibuk dalam mengupas bawang dan juga larut dalam lamunannya, tiba-tiba saja seseorang datang memeluknya dari belakang.
Seketika Cella kaget dengan pelukan yang ia terima.
"Kak.. Kak Brian?" ucap Cella setelah mengetahui siapa yang datang memeluknya.
"Ya, ini aku. Lama tak bertemu, aku sangat merindukanmu," ucap Brian mengecup tengkuk Cella.
Kali ini, entah kenapa, Cella tidak melakukan penolakan sama sekali. Ia hanya pasrah sembari menikmati pelukan dan belaian Brian.
"Cella, aku suka kamu pasrah seperti ini. Percayalah, kamu akan ketagihan jika kamu menikmati pelayanan ku," ucap Brian memutar tubuh Cella ke hadapannya.
"Ta.. Tapi kak, aku ini istrinya Boy. Ini tidak boleh terjadi. Aku mencintai Boy, sangat mencintainya," tutur Cella menundukkan pandangannya.
"Tidak masalah jika kamu mencintai adikku Boy. Aku sama sekali tidak melarang mu sama sekali. Aku hanya butuh kamu layani aku seperti kamu melayani Boy. Bukankah aku ini kakaknya?" balas Brian menyisipkan rambut Cella ke belakang telinganya.
"Kak, ini tidak boleh. Bagaimana jika Boy mengetahuinya, dia pasti akan kecewa sekali," Cella gugup.
"Sstttt, jika kamu tidak memberi tahukannya, maka dia tidak akan tau. Sekarang ayo ikut aku, aku akan memuaskan mu," ajak Brian menggendong Cella dan membawa ke kamarnya.
"Kak jangan kak. Aku mohon. Aku takut jika Boy mengetahuinya," ucap Cella berusaha melepaskan dirinya dari Brian.
"Sudah, kamu diam saja," balas Brian.
Setibanya di kamar, Brian kemudian mendudukkan Cella di tepi ranjangnya. Ia kemudian beranjak dan mengambil sesuatu di dalam lemarinya.
"Sayang, kamu pakai ini," perintah Brian memberikan sebuah paper bag ke tangan Cella.
"Ap.. Apa ini kak?" tanya Cella penasaran.
"Sudah, pakai saja. Nanti kamu juga akan tau," jawab Brian santai.
"Nggak, aku gak mau," tolak Cella melemparkan paper bag berwarna hitam itu ke lantai.
"Oke kalau kamu tidak mau," jawab Brian memungut kembali paper bag tersebut. Ia kemudian membuka baju kaos putih yang di kenakan Cella lalu membuangnya ke sembarang arah. Tak hanya baju, Brian juga membuka celana berpinggang karet tersebut.
"Apa yang kakak lakukan?" protes Cella berusaha menutupi asetnya.
"Karena kamu menolak mengenakannya sendiri, maka aku yang akan memakaikan baju ini ke tubuhmu," jawab Brian menguarkan sebuah lingerie seksi dari dalam paper bag tersebut.
"Aku tidak mau menggunakan itu kak. Jangan paksa aku," protes Cella lagi.
"Sudah diam. Sekarang kamu menurut saja. Jika kamu berani membantah, maka aku akan memberi tahukan semua ini kepada Boy. Tak hanya itu, aku juga akan membuat rumah tangga kalian hancur berantakan," ancam Brian sembari memasangkan lingerie tersebut ke tubuh indah Cella.
Mau tidak mau, Cella harus mau melayani nafsu kakak iparnya itu.
'Suka atau tidak, dia pasti akan tetap menyetubuhi ku. Lebih baik aku turuti saja apa maunya. Toh Boy juga tidak ada di rumah,' batin Cella mulai pasrah.
"Nah, gitu kan enak. Jika kamu tidak melawan, aku tidak akan berlaku kasar padamu," ucap Brian mulai menciumi Cella, lalu pergi meninggalkan kamarnya sebentar.
"Kemana dia?" tanya Cella pada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, Brian pun akhirnya kembali dengan membawa sebuah tali yang cukup panjang.
"Untuk apa tali itu kak?" tanya Cella saat melihat Brian mulai mengurai tali tersebut.
"Untuk mengikatmu," jawab Brian seringai.
"Me.. Mengikatku? Buat apa? Aku sudah menuruti permintaan kakak untuk tidak melawan, tapi kenapa kakak malah mau mengikatku?" tanya Cella mulai cemas.
"Sudah, kamu diam saja. Aku tak akan menyakitimu sayang. Aku hanya ingin bermain-main denganmu sebentar saja," jawab Brian tersenyum licik.
'Aku rasa dia ada kelainan seksual. Aku harus mencari cara supaya Boy mau pindah dari rumah ini,' batin Cella mencurigai Brian.
Setelah tali itu di urai, Brian kemudian menyuruh Cella untuk tiduran di tengah-tengah ranjang tersebut. Ia kemudian mengikat pergelangan tangan dan juga kaki adik iparnya itu.
Tak hanya itu, Brian juga menyumpal mulut Cella menggunakan sapu tangan dan mengikatkan sisanya ke kepala belakang Cella.
Meskipun tak rela, namun Cella hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan Brian kepadanya.
Setelah Brian selesai, ia kemudian menatap Cella dengan tatapan mata sayu dan penuh nafsu.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, Brian langsung menciumi leher jenjang milik adik iparnya itu.
Keringat besar besar sudah bercucuran di wajah cantik Cella.
"Ssstttt, jangan gugup dan takut. Nikmati saja. Aku janji akan bermain lembut kepadamu," bisik Brian di telinga Cella, kemudian menggigitnya pelan, sehingga Cella merasakan rasa yang baru saat ini ia rasakan.
moral kalian perlu dipertanyakan