NovelToon NovelToon
Obsesiku Tawananku

Obsesiku Tawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Playboy / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Meira, gadis muda dari keluarga berantakan, hanya punya satu pelarian dalam hidupnya yaitu Kevin, vokalis tampan berdarah Italia yang digilai jutaan penggemar. Hidup Meira berantakan, kamarnya penuh foto Kevin, pikirannya hanya dipenuhi fantasi.

Ketika Kevin memutuskan me:ninggalkan panggung demi masa depan di Inggris, obsesi Meira berubah menjadi kegilaan. Rasa cinta yang fana menjelma menjadi rencana kelam. Kevin harus tetap miliknya, dengan cara apa pun.

Tapi obsesi selalu menuntut harga yang mahal.
Dan harga itu bisa jadi adalah... nyawa.



Ig: deemar38

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OT24

Belum sempat Anton menanggapi sindiran Kevin, ponselnya berdering keras di meja ruang tamu. Nada dering itu terdengar nyaring, menusuk telinga. Anton menghela napas, meraih ponsel, lalu menempelkan ke telinga.

“Halo... iya, saya Anton. Apa? ...Iya, kontrak di Makasar tetap jalan... ya, saya ngerti kalian udah keluarin sponsor besar. Tenang, SilverDawn tetap perform.”

Baru saja ia menutup panggilan, bunyi dering lain langsung masuk. Anton menatap layar sebentar, wajahnya sudah penuh tekanan. Ia menggeser tombol hijau lagi.

“Ya, halo. Oh, dari event organizer Jakarta? ...Iya, saya tau kabarnya udah heboh. Tolong kasih saya waktu, semuanya masih dalam pembahasan internal... Iya, kontrak nggak dibatalkan, tapi ...halo? halo?”

Panggilan itu terputus, namun belum sempat Anton meletakkan ponsel, nada dering lain kembali menyala. Kali ini dari nomor asing. Ia mendesis kesal, “Astaga... bisa gila gue kayak gini.”

Kevin dari sofa hanya menatap, lalu mengangkat alis. “See?

Anton menutup panggilan ketiga dengan kasar. Keringat sudah muncul di pelipisnya. “Lo pikir gampang, Kev? Semua pihak nelfon gue label, sponsor, EO, media semua nanya kelanjutan kontrak! Gue kewalahan jelasin satu-satu. Mereka panik, gue juga panik!”

Ponselnya kembali bergetar di tangannya, tanda ada panggilan baru. Tapi kali ini ia tidak langsung mengangkat. Tangannya terkulai, wajahnya terlihat lebih tua beberapa tahun dalam hitungan menit.

“Kev...” suaranya berat, “lo nggak ngerti betapa rumitnya semua ini.”

Ponselnya masih bergetar, layar berkedip tanpa henti. Kevin hanya mendengus, menoleh ke arah jendela, menatap kilatan kamera wartawan di luar pagar rumahnya.

Satpam rumah Kevin akhirnya maju ke pagar, memberi pengumuman dengan suara lantang. “Bapak Kevin bersama manajernya akan memberikan klarifikasi sebentar lagi. Mohon rekan-rekan wartawan tetap tertib.”

Kerumunan yang sejak pagi memenuhi depan rumah itu langsung bergemuruh. Kamera-kamera televisi dan ponsel wartawan serentak terangkat, mikrofon didorong mendekat, dan semua mata tertuju pada pintu rumah yang masih tertutup rapat.

Di dalam, Kevin menarik napas panjang. Dan kacamata hitam sudah ia kenakan, tapi Anton menepuk lengannya. “Kev, you don’t need the glasses. Mereka mau lihat ekspresi lo, bukan bayangan hitam.”

Kevin mendesis pelan, lalu menurunkan kacamata dan melepasnya. Wajahnya tampak lelah, kantung mata sedikit menghitam. “Fine... tapi kalau ada yang nanya terlalu jauh, aku stop.”

Anton mengangguk cepat. “Biar gue yang handle kalau melebar. Lo cukup jawab yang perlu aja.”

Pintu pun akhirnya dibuka. Sorakan kecil dan bunyi klik kamera langsung menyerbu. Cahaya kilatan blitz menyilaukan mata Kevin, membuatnya refleks mengangkat tangan menutupi wajah sebentar sebelum akhirnya berdiri tegak di samping Anton.

Wartawan berdesakan, tapi pagar rumah menjaga jarak mereka. Suara-suara keras mulai terdengar:

“Kevin! Kevin! Apa benar ada masalah internal SilverDawn?”

“Kevin! Katanya ada yang mau keluar, apakah itu lo?”

“Kenji semalam kasih clue, huruf depannya K, apa itu artinya Kevin?”

Anton mengangkat tangan, memberi kode agar semua tenang. Kevin menunduk sebentar, menelan ludah. Ia tampak canggung, lalu akhirnya membuka suara dengan bahasa yang masih terdengar terbata-bata.

“Selamat... siang semuanya. Terima kasih... sudah datang.” Suaranya pelan tapi cukup jelas. “Saya... hmm... saya tahu... ada banyak berita... tentang SilverDawn.”

Suasana seketika hening, semua wartawan menunggu kata-kata berikutnya. Kevin melanjutkan dengan nada hati-hati.

“Aku... akan coba jelaskan.... But... please, sabar dulu. Jangan buru-buru tanya.”

Anton menepuk bahunya pelan, memberi dukungan. Kevin mengangguk kecil, berusaha menata kata dalam bahasa yang bukan kebiasaannya.

“Aku... hmm... ingin bilang, apapun yang terjadi... SilverDawn itu... masih keluarga aku.”

Kalimatnya sedikit terbata, tapi jelas keluar dari hati. Wartawan langsung mengangkat tangan, siap melontarkan pertanyaan, sementara Anton mengangkat alis, memberi tanda Kevin untuk bersiap menghadapi “hujan” selanjutnya.

Salah satu wartawan akhirnya memberanikan diri bersuara lebih keras dari kerumunan.

“Jadi yang benar... keluar dari SilverDawn itu anda, Kevin? Benarkah?”

Suasana langsung tegang. Semua mikrofon mengarah padanya, kamera menyorot tanpa berkedip. Kevin sempat menoleh ke Anton, ragu. Namun ia akhirnya maju setengah langkah, menatap kerumunan wartawan.

Dengan bahasa yang campur Kevin mencoba menjawab.

“Aku... hmm... belum... memutuskan final, ya. It’s not final decision yet. Tapi... aku mau jujur. Aku sudah dapat panggilan resmi untuk kuliah di Inggris.” Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam, lalu menambahkan pelan. “Dan aku... nggak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Education is also important for me.”

Wartawan sontak riuh, saling bersahutan, tapi satu pertanyaan lebih keras terdengar jelas.

“Kalau begitu, bagaimana dengan kontrak SilverDawn? Banyak kerja sama yang masih berjalan!”

Kevin mengangguk kecil, wajahnya tampak serius walau ekspresinya lelah.

“Kontrak-kontrak... aku akan berusaha selesaikan dulu. I respect all agreements. Aku nggak mau tinggalkan masalah... begitu saja. So, aku akan coba... selesein semuanya dengan baik.”

Kata-kata itu membuat wartawan semakin gaduh, mikrofon terus diarahkan, dan kamera semakin mendekat. Namun di balik jawabannya yang terbata, terlihat keteguhan Kevin menjaga komitmennya, meski jelas batinnya sedang diguncang.

Wartawan menyorongkan mic semakin dekat.

“Bagaimana dengan personel lain, Kevin? Sepertinya hubungan kalian akhir-akhir ini kurang harmonis?”

Kevin menghela napas, mencoba menjawab dengan tenang. Namun sebelum kalimatnya selesai, terdengar suara lantang dari belakang kerumunan.

“Kurang harmonis? Jelas aja!”

Suara itu membuat semua wartawan refleks menoleh. Kenji berdiri di sana, wajahnya penuh amarah. Ia melangkah maju, menembus kerumunan dengan tatapan tajam.

“Yang bikin rusak semua ini dia Kevin!” serunya sambil menunjuk lurus ke arah Kevin. Kamera langsung berputar ke arahnya, kilatan flash menambah panas suasana.

Kevin terdiam, rahangnya menegang. Anton sigap bergerak setengah langkah ke depan, tapi Kenji sudah melanjutkan.

“Dari awal, sejak dia ada, SilverDawn nggak pernah sama lagi. Semua orang cuma peduli sama Kevin. Padahal ini grup, bukan panggung tunggal buat dia seorang!”

Riuh suara wartawan makin menggila. Mikrofon diarahkan bergantian, mencoba menangkap setiap kata. Kevin tetap diam, tapi matanya jelas menahan gejolak.

Kenji berdiri kokoh, seolah ingin memastikan bahwa semua kamera menangkap sisi yang selama ini ia pendam rasa iri, sakit hati, dan amarah yang akhirnya pecah di depan publik.

1
Aquarius97 🕊️
Meira kah vin.? jika iya, hmm...diam2 kamu memperhatikan yaa
Aquarius97 🕊️
yaiyalah mei... lu siapa emangnya wkwk
Aksara_Dee
periksa sama aku aja, rahasia aman 😅
Aksara_Dee
emang kalau udah penyakit hati susah ya
Aksara_Dee
semoga bukan kevin ya
Aksara_Dee
tapii... crush nya Kenji naksirnya kamu, Kev
Aksara_Dee: ❤️❤️❤️❤️
total 8 replies
D. A. Rara
kalo Kevin aku rasa dia mau ngk tau Kenji
Aquarius97 🕊️
wah parah juga lu Mei...
Aquarius97 🕊️
tahan Meira, jangan ngamuk yaa 🤣
Aksara_Dee
like plus mawar untuk kaka
Dee: yeeeaa... makasih Kakak🥰
total 1 replies
Aksara_Dee
yups mantap kata²nya cukup menampol bibir kenji
Aksara_Dee
owalaahh aku gemess sama Kenji
Aksara_Dee
kenji pengen bgt tampil nih kayaknya
Aksara_Dee
duuhh dia capek banget itu, pengen peluk kevin 🥺
Dee: Merasa tertekan
total 1 replies
Aksara_Dee
diam-diam dia ingin tampil sebagai tokoh di head line
Dee: Mulai ketauan aslinya
total 1 replies
Aksara_Dee
jeli bangen si wartawan
Aquarius97 🕊️
tabok dulu wajah kau mei hhh
Aquarius97 🕊️
selmattt Meiraa 💪😵
Aquarius97 🕊️
apal bgttt.. orang si kevin dunia meira
Aquarius97 🕊️
wuahhh.. kalau aku jadi Meira bakalan kayang trus jungkir balik tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!