Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandaka dan Keluarganya
"Ya Daka?"
"Gami, siapa yang meratakan gedung apartemen sebelah aku?" tanya Mandaka tanpa basa basi ke Yagami.
"Not me. Bukan aku."
"Terus siapa?"
"Oom MK dan para tentara di Khartoum ... Ternyata tidak hanya rumah sakit kita tapi juga gedung pemerintahan. Jadi tahu sendiri kan mereka gimana."
Mandaka menghela nafas lega. "Aku kira kamu."
"Nope. Aku lebih suka membunuh daripada menghancurkan bangunan."
Mandaka menyipitkan matanya. "Oke, bro, aku tahu kamu psikopat tapi mendengar kamu bilang begitu, aku tetap saja masih merinding!"
Yagami tertawa kecil. "Untung sudah terbiasa ya kamu."
"Harus terbiasa kampret! Akira saja suka takjub sama kamu!"
"Ingat Daka, I'm not the only one who is psycho. Masih ada anak Drakula."
Mandaka memejamkan matanya. "Aku lupa anak drakula satu itu."
***
Mandaka tidur di kamarnya dan terasa kosong karena hampir tiga bulan bersama dengan Carole di sebelah. Dia bisa mendengar suara gadis itu marah-marah, bernyanyi atau malah gedubrakan karena bangun kesiangan. Sayangnya, Carole sedang menjadi pengawal Princess Mariana. Putri cantik keturunan Spanyol dan India itu memang sama panasannya dengan kedua orang tuanya yang Ratu Spanyol dan Mantan Tentara PBB.
Sayangnya, keinginan Ratu Adonia untuk menjodohkan putrinya dengan Akira tidak berhasil karena putra sulung Raja Arsyanendra itu sudah punya pilihan hati sendiri.
Suara getar ponselnya terdengar dan Mandaka mengambil benda pipih itu. Matanya tampak melembut saat tahu siapa yang menghubungi dirinya.
"Assalamualaikum Mama," sapa Mandaka.
"Wa'alaikumsalam anak Lanang. Sudah sampai di Khartoum?" tanya Rarasati dengan nada lembut seperti biasanya.
"Sudah mama. Aku bersama dengan Binturong dan Eagle Eye. Oh, Eagle cewek by the way."
"Lho? Kamu nggak sama Carole?" Nada suara Rarasati terdengar terkejut.
"Carole ke Spanyol, ngawal Princess Mariana."
"Yang mau dijodohkan sama Akira tapi Akira menolak?" tanya Rarasati.
"Iya Ma."
"Katanya ada masalah di sana ya?"
"Sepertinya Ma. Aku tidak tahu detailnya tapi Mama bisa kepo sama Akira," kekeh Mandaka.
"Kamu tuh lho! Masa Mama harus kepo sama soal kerajaan. Siapa lah kita Daka," kekeh Rarasati.
Mandaka dan Rarasati lalu mengobrol banyak hal selama di Sudan dan Sudan Selatan. Mandaka, Mandasari dan Mavendra memang dekat dengan kedua orangtuanya. Jika ada anak yang tidak bisa dekat dengan ibu tirinya, tidak dengan Mandasari dan Mandaka. Bagi mereka, Rarasati adalah ibu mereka bukan Tante ataupun ibu tiri.
"Kamu tahu, Vendra keseleo bonyoknya gara-gara kena banting sesama kadet. Ndilalah Oom Vampir tiga pas ada di Quantico dan membantu membenarkan boyok adikmu."
Mandaka menggelengkan kepalanya. "Kok bisa Vendra kalah?"
"Tahu tuh!"
"Ma, apa mama yakin Vendra bakalan betah di FBI?"
"Mama rasa sih iya."
"Selama jiwa panasannya dia bisa direm, aku rasa dia bakalan jadi agen yang baik."
"Kamu benar Daka. Sayang, mama tidak sabar menunggu kamu pulang, sepi lho cuma berdua sama papa di meja makan. Mama kangen kalian bertiga ribut sama kami," ucap Rarasati.
Mandaka tertawa kecil. "Mama, benar kan kata orang-orang. Nanti kalau anak-anak sudah besar, ya kembali berdua lagi kan?"
"Iya lho. Waktu kalian sering ribut di meja makan debat unfaedah, Mama sampai bertanya-tanya, kapan kalian bisa tenang. Ternyata setelah kalian mencar masing-masing, kok sepi," keluh Rarasati. "Apalagi kalau papamu sibuk dengan kasusnya."
"Mama, kalau mama jenuh, mama bisa ke Jakarta. Sarimi pasti senang mama datang."
"Iya Daka. Biar mama bicarakan dengan papamu."
Mandaka berpamitan dengan Rarasati untuk tidur dan ibunya itu mendoakan agar putra sulungnya pulang ke New York dengan selamat. Mandaka lebih tenang setelah mendengar suara ibunya. Dalam didikan keluarganya, semua anak harus menghormati kedua orangtuanya dan para tetua namun mereka pun juga open minded tidak baku seperti ajaran jaman dulu 'kamu harus menurut sama orang tua', 'kamu tidak punya hak berpendapat' atau 'anak kemarin sore tahu apa'. Tidak dalam ajaran keluarga Pratomo.
Semua orang memiliki hak mengeluarkan suara, pendapat bahkan berdebat pun dijabani. Satu syarat yang diberikan sejak generasi pertama adalah, jika kamu berdebat dengan ibumu, usahakan dengan nada rendah dan jangan mengeluarkan kata-kata menyakiti ibumu. Jika kamu berdebat dengan ayah, berikan dengan alasan logis dan jelas. Bahkan kamu boleh ribut dengan ayahmu karena dengan begitu kamu bisa tahu kualitas dirimu.
Mandaka bersyukur bahwa keluarganya tipikal pola asuh mix Jawa dan Western ditambah rata-rata ayah-ayah mereka memiliki EQ dan SQ yang bagus. Mandaka malah mendengar dulu Hoshi Reeves mengajak debat semua anak dan cucunya hanya demi membentuk karakter keluarga Reeves yang tangguh dan memiliki logika yang bagus dalam bisnis.
"Keluarga aku memang awesome tapi kalau sudah kena senggol, kacau dah!" senyum Mandaka. "Entah kenapa keluarga aku rata-rata panasan semua ya?"
Mandaka hendak tidur ketika ponselnya bergetar lagi. Kali ini adiknya.
"Ya Vendra?"
"Mas, kamu dimana?" tanya Vendra.
"Di apartemen Khartoum. Kenapa dik?"
"Aku bingung mas."
"Bingung kenapa?"
"Oom Junjun nawarin aku bekerja di belakang meja bersama timnya di New York sementara Oom Rylee menawarkan aku bekerja di timnya, divisi most wanted jadi aku bisa kemana-mana."
Mandaka terdiam. "Kamu lebih suka yang mana?" tanyanya pada akhirnya.
"Aku suka yang lapangan."
"Jika begitu, kamu mantapkan hatimu dik."
Mavendra tersenyum. "Thanks mas."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Hhhmmm....spa y kira2????spupunya manda kah????atw sm pmrntah sngja d rtakn....🤔🤔🤔
gabut bgt sih daka.....🤦♀🤦♀🤦♀....