NovelToon NovelToon
Rindu Yang Kusimpan

Rindu Yang Kusimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sephta Syani

Kiki seorang gadis desa yang sederhana memiliki kemauan untuk merubah hidupnya. Ia memutuskan pergi ke ibu kota dengan hanya berbekal tekadnya yang kuat.
Ibu kota dalam bayangannya adalah sebuah tempat yang mampu mengabulkan mimpi setiap orang nyatanya membuatnya harus berkali-kali menelan kekecewaan apalagi semenjak ia dipertemukan dengan seorang lelaki bernama Rio.
Apa yang terjadi dengan kehidupan Kiki dan Rio? apakah keinginginan Kiki akan terwujud?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephta Syani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35

Malam itu, cafe mulai sepi. Hanya tinggal beberapa pelanggan yang duduk menyesap kopi sambil menatap layar laptop. Kiki sibuk membereskan meja saat mendengar namanya disebut pelan.

“Kiki,” Rio memanggil dari dekat bar. Suaranya terdengar datar, tidak seperti biasanya.

Kiki menghampiri dengan gugup.

“Ada laporan kembali. Ada pelanggan yang bilang kamu membanting pesanan mereka tadi siang.”

“Maksud Mas Rio?” tanya Kiki pelan, nyaris tak percaya. “Aku... aku nggak pernah melakukan itu.”

Rio menatap matanya dalam-dalam. Ada keraguan, ada juga konflik batin di sana. Namun ia hanya menghela napas panjang.

“Kiki, aku percaya kamu. Tapi banyak suara lain yang mengarah ke kamu. Kalau masalah kayak gini terus terjadi, manajemen bisa ambil tindakan.”

Kiki mengangguk pelan, menunduk. Tubuhnya gemetar menahan tangis. Ia tahu siapa dalangnya. Tapi apa buktinya?

**

Keesokan harinya, Lisa menemukan Kiki duduk termenung di kamar kontrakan.

“Kamu harus lawan, Kik,” kata Lisa sambil duduk di sampingnya. “Jangan cuma diam.”

“Tapi mereka punya banyak cara. Aku nggak tahu bagaimana caranya membuktikan semua ini,” balas Kiki dengan suara lirih.

Lisa menatap sahabatnya, lalu mengeluarkan ponsel. “Kita rekam. Kita kumpulkan bukti. Aku yakin cepat atau lambat mereka bakal terpeleset sendiri.”

Hari-hari berikutnya, Lisa mulai menyusup diam-diam ke cafe saat waktu istirahat, berpura-pura sebagai pelanggan. Ia memantau, mengamati, bahkan merekam diam-diam percakapan para pegawai. Sementara itu, Kiki terus bekerja dengan sabar meski tekanan terus menghantamnya dari segala arah.

**

Di sudut cafe, Dian dan Tina kembali menyusun strategi. Mereka merasa kemenangan semakin dekat.

“Kita tinggal sedikit lagi,” bisik Tina penuh semangat. “Besok, Jafar akan kembali menyamar jadi pelanggan, dan bikin keributan besar. Dia bakal bilang Kiki ngasih minuman basi. Kalau Rio masih bela dia, kita serahkan bukti soal masa lalunya. Biar semua orang tahu dia cewek kampung yang lari dari tanggung jawab.”

Dian mengangguk dengan senyum licik. “Setelah itu, dia nggak punya tempat lagi di kota ini.”

Namun tanpa mereka sadari, Lisa merekam seluruh percakapan itu dari meja di belakang rak majalah.

***

Akhirnya hari itu datang. Hari dimana Jafar datang dengan wajah bengis, menyamar jadi pelanggan. Ia memesan kopi, lalu beberapa menit kemudian menghampiri bar dengan nada tinggi.

“Ini kopi basi! Panggil manager cafe ini. Aku bisa tuntut cafe ini!” teriaknya, membuat pelanggan lain menoleh.

Rio segera datang menenangkan.

" maaf pak, mungkin ada kesalahan. Saya mohon maaf." ucapnya berusaha tenang.

" pelayanmu ini tak becus kerja. Harusnya kau pilih orang yang bisa kerja. " gertaknya lagi.

Rio segera memanggil pelayan dan bertanya siapa yang bertugas melayani Jafar. Tapi saat ia memanggil Kiki, wajah Jafar berubah penuh amarah. “Ini salah dia! Cewek ini yang racik minuman! dasar pelayan ga becus!”

“Cukup!” Lisa berdiri, wajahnya tegak. Ia memutar rekaman dari ponselnya. Suara Dian dan Tina terdengar jelas merancang jebakan bersama Jafar.

Semua orang terdiam.

Rio menatap Kiki, lalu Lisa. Wajahnya berubah tegas. Emosinya kini sudah tak bisa di tahan.

“Kalian bertiga,” ucapnya tajam kepada Dian, Tina, dan Jafar. “Keluar dari tempat ini. Sekarang juga. Dan kalian akan kami laporkan ke polisi.”

***

Hari berganti. Cafe itu tenang kembali. Dian, Tina, dan Jafar menghilang tanpa jejak. Rio memanggil Kiki ke ruangannya.

“Aku minta maaf,” katanya. “Aku sempat ragu padamu. Tapi sekarang aku tahu siapa kamu sebenarnya.”

Kiki hanya tersenyum kecil. “Aku cuma ingin kerja dengan tenang, Mas. Aku nggak butuh banyak hal.”

Rio menatapnya lembut. “Tapi kamu layak mendapatkan yang lebih, Kik.”

Mereka terdiam beberapa detik. Di luar, hujan turun pelan. Dan untuk pertama kalinya, Kiki merasa... ia benar-benar selamat.

1
RITA SEPHYANI
terima kasih kak atas apresiasinya.
Irma Yulyanti
Di tunggu updatenya kak... 💪
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Duh, jleb banget!
RITA SEPHYANI: terima kasih, mohon dukungannya
total 1 replies
_Sebx_
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
RITA SEPHYANI: terima kasih apresiasinya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!