Gadis Kecil Milik Mr. Mafia

Kantor pusat KTech, 03.30 PM.

Braaak!

Pintu laboratorium terbuka dengan keras, semua orang tersentak berjamaah. Mereka harus mempersiapkan diri, karena setelah ini debar jantung mereka akan terus menaikkan speed seperti berada di sirkuit balap yang berpacu dengan adrenalin yang ikut meningkat.

"Katakan dengan jelas!"

Dengan kalimat pembuka yang singkat bahkan terkadang dirasa ambigu, tetap saja membuat semua anak buahnya mengerti apa keinginan tuan muda mereka berikut dengan ketegangan yang menyertainya.

Sam lekas mengambil alih kendali, dia membuka portal khusus laboratorium mereka.

Welcome to K Technology, voice activation required─

"Activated!"

Welcome back Mr. Samuel, you're great as always!

Sam menyeringai puas, ingin rasanya Keenan melempar kursi kearah anak buah paling narsis di KTech. Siapa lagi jika bukan Samuel Park!

Semua orang yang ingin tertawa tentu saja mereka tahan. Pasalnya, aura tuan mereka sudah seperti tengah dalam keadaan mengeluarkan ninjutsunya. Di banding mereka menukar tiket ke alam baka, lebih baik mereka pura-pura tuli dan buta.

"Kadang aku ingin menjatuhkan pria narsis itu ke sumur tua!" rutuk Ken lirih di samping Ben.

Ben tidak ingin menanggapi sebelum tuannya menyadari. 'Aku juga sama, ingin rasanya buang kamu ke lubang buaya! Seneng bener bikin perkaraaa!' Ben membalas merutuk Ken dalam benaknya.

"Baik Tuan, mari saya jelaskan secara garis besar atas hasil yang sudah disimpulkan dari identifikasi serum XY." Sam mulai menggerakan tangannya pada tab yang membantunya dalam mempersentasikan kinerja team farmasi KTech.

"Serum XY sejujurnya dua serum yang digabungkan. Antigen X dan Y menghasilkan senjata biologis paling berbahaya saat ini bernama virus XY!" Sam mulai mengaktifkan mode ruang pintar di dalam Lab canggih KTech.

Seluruh panel yang dibutuhkan berterbangan di pusat area yang bisa dengan jelas Keenan baca dihadapannya.

"Hasil identifikasi mengatakan, vaksin X ini berfungsi melumpuhkan kinerja saraf pusat di otak. Dengan kandungan dopamin melebihi ambang batas." Sam menarik vektor dan memperbesar refleksi dari otak seseorang yang merupakan kelinci percobaan mereka yang tersedia di sel bawah tanah.

"Sedangkan virus Y berpusat melumpuhkan saraf motorik seseorang. Dia juga memiliki kombinasi zat berbahaya melebihi batas yang baru kami temukan yang sejenis dengan endorfin." Sam bergerak melebarkan panel bagian seluruh tubuh.

"Endorfin bermanfaat bagi pereda nyeri dan menstimulasi perasaan seseorang. Tetapi, jika dalam jumlah berlebihan justru sebaliknya. Tubuhnya akan merasakan nyeri teramat sangat, jangka waktu tertentu si penderita akan mengalami ganguan kejiwaan menuju bipolar."

Terlihat Sam sudah menunjukkan kamera pengawas, disana mereka bisa melihat aktivitas sel tahanan yang berisi kelinci percobaan yang digunakan Sam beserta kelompoknya.

Terdengar jeritan pilu menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Jeritan kesakitan yang teramat pedih yang mereka dengar berakhir meminta mempercepat kematiannya.

"Aarrghh! Tolooong, bunuh saja aku!!" Salah satu korban memekik dengan raut wajah frustasi menuju gila. "Aku lebih baik mati!"

Beberapa orang yang ada di ruangan sudah menunjukan raut wajah yang meringis dan merasa iba pada mereka. Namun, tidak dengan Keenan. Pria yang masih tergolong muda itu menyeringai puas dengan hasil kinerja anak buahnya.

"Bagus!" Keenan memuji dan menyanjung staf terbaik milik KTech. "Berikutnya, aku masih menginginkan uji coba tahap selanjutnya!"

"Sam, tugaskan anak buahmu untuk mencari beberapa manusia tidak berguna. Jadikan mereka kelinci percobaan kita selanjutnya!" Keenan membesarkan panel yang masih terbuka dihadapannya.

"Orang ini!" Keenan menunjukan salah satu korban disana. "Sepertinya dia memiliki kemungkinan sembuh dari virus!"

"Tugas kalian berikutnya!" Keenan menatap satu per satu tim farmasi miliknya. "Cari tahu penawaran dari virus XY dengan sample darah orang-orang yang bisa terlepas dari virus mematikan ini."

Semua orang saling pandang, mereka mengerti bahwa tuannya memiliki bisnis yang di luar nalar kehidupan manusia normal lainnya. Hal yang menjadi cambuk bagi kesemua pekerja KTech, tuannya tidak memiliki hati nurani. Baginya nyawa sesorang tidak begitu berharga, dengan entengnya Keenan menjadikan para gelandangan menjadi kelinci percobaannya.

Tak lama ruangan riuh menjawab titah tuan mereka. Keenan mengambil alih mengakses laboratorium. Dengan lihai jemari tangannya mencari sesuatu sebagai bahan pertimbangan tugas berikutnya.

"Ben, tugasmu berikutnya! Kamu kelompokan personal data mereka dari mulai gender, golongan darah dan juga imunitas mereka."

"Ken!"

"Siap Tuan!"

"Kamu, bertugas mencari para alkemis terbaik di seluruh penjuru dunia. Pekerjakan mereka untuk membuat antiserum penawar virus XY. Dengan begitu, efisiensi waktu yang dibutuhkan merilisnya di publik semakin cepat!"

Semua orang kompak menyahut perintah tuannya. Keenan mematikan akses miliknya, dia bangkit segera tanpa ingin berkata apapun lagi.

Sam kembali mengekor di belakang tubuh tuannya yang melangkah lebar. Sam sudah menerka, sepertinya tuannya tidak sabar untuk kembali bertemu gadis kecilnya.

"Sore Tuan!" Sandra menunduk hormat menyambut tuannya.

"Berikan aku jadwal pekerjaanku seminggu kedepan!"

Dengan lihai Sandra kembali berkutat dengan gadget pintarnya. "Beberapa berkas untuk pembayaran proyek dan gaji karyawan sudah saya kelompokkan di meja anda."

"Adapun jadwal pertemuan kerja sama dengan Tecnho.hi kita sudah arrange besok pagi. Selanjutnya, ada perampungan perencanaan Robot PL tahap akhir dengan departemen sistem dan teknologi."

"Selebihnya hanya memeriksa beberapa berkas permintaan kerja sama dan juga beberapa informasi terkait 3 perusahaan yang direncanakan akan kita akuisisi di awal tahun depan."

Sandra telah selesai membacakan jadwal padat CEO Ktech yang memang semakin hari semakin berjaya di negaranya.

"Huh!" Keenan membuang nafasnya berat. "Aku ingin menangguhkan beberapa pekerjaan!"

Sandra tersentak, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dia menatap Sam meminta penjelasan singkat. Pria itu justru tidak mengindahkan kehadirannya.

'Sandra, kamu tidak tahu kalau Bos kita ini sedang mereset ulang kinerja otaknya. Dia membuang pekerjaan dan mengganti dengan algoritma fall in love nya!'

"Ehm, maaf Tuan jika saya lancang. Tapi, semua pekerjaan ini sudah tidak bisa anda tangguhkan lagi. Beberapa pekan lagi anda akan mengambil alih penuh KGroup." Sandra berusaha menjelaskan sebisanya, dia berharap tidak di tendang ke Afrika.

Keenan menegaskan rahangnya. "Enyahlah kalian!!"

Dengan cepat Sam dan Sandra berbalik badan keluar dari ruang Presdir. Sepeninggalan keduanya, Keenan terlihat gelisah. "Kamu benar-benar mengutukku Farah! Aku sudah merindukanmu walau baru beberapa menit kita berpisah... Aaargh!"

Keenan menjerit sejenak, tak lama dia kembali meriset ulang kinerja otaknya. Dia harus menjadi Keenan si pekerja keras yang hanya tahu bekerja dan bekerja. Baginya wanita adalah beban, dan benar saja, Farah Lee begitu menjadi beban terbesarnya saat ini!

***

Penthouse Beverly, 08.00 PM.

Sedangkan di kediaman baru Farah, gadis itu tengah bersuka cinta. Di tengah kemalangannya, dia mendapatkan sebagian yang diimpikan olehnya sedari kecil. Memiliki mansion sendiri dan hidup mandiri.

"Memang sangat wajar seorang Raja Bisnis melakukan hal ini. Hanya saja, aku tidak menyangka, Kakak benar-benar tahu apa yang jadi kesukaanku!"

Farah menjarah seluruh isi kulkas, dia memang terbiasa dengan makanan siap saji atau kudapan beraneka ragam. Beruntungnya, dia tidak akan mendapatkan masalah dengan berat badan. Dia pernah menyangka mungkin di dalam perutnya terdapat cacing Alaska yang selalu lapar.

Farah berjalan riang menuju area tengah rumah, sekali lagi kediaman besar menyuguhkan jauh lebih baik. Namun, disini Farah merasa lebih nyaman. Apalagi semenjak kejadian naas semalam. Farah sangat takut bertemu dengan bibi serta paman angkatnya. Dia merasa sudah menodai kepercayaan mereka.

Farah mulai menyalakan televisi besar dan mencari saluran drama kegemarannya. Dia mulai membuka satu per satu cemilan yang berada di tangan. Dia lupa tentang pesan Keenan. Farah begitu santai dengan dunia barunya, dia menyambar ponsel dan menghidupkannya kembali.

"Kedepannya, semua tidak akan sama seperti sebelumnya. Fighting Farah!!"

--- To be continue ---