Takdir Cinta Sang Penari

Saat keringat mengering, Tegar bersiap pulang. Di pakainya jaket dan mengajak Monday. Tegar merasa tak nyaman dengan badannya yang habis mandi keringat.

"Monday Maaf ya kalau nanti naik Motor jangan pegangan kak Tegar, hehe Aku bau keringat Mon. Nanti aku bawa motornya pelan aja," ucap Tegar malu

"Aku juga bau, asem kecut hehe. Ga papa lagi kak, lagian gak bau kok." Jawab Monday dengan santainya

"Hidung kamu terbuat dari apa sih Mon, kecut gini dibilang gak bau." Kata kak Tegar bercanda.

"Iya sungguh, Aku masih merasa nyaman. Kan enak kecutnya bikin ngangenin," sahut Monday sambil ketawa senyum

"Haha kamu tuh ya gemesin, kamunya bilang oke, tapi kak Tegar yang risih, takut aja kamu pingsan nyium aromanya. Apalagi kamu duduk di belakang. Kalau pingsan gimana?" Kata Tegar

"Katanya, aku calon Istri kak Tegar, tapi kenapa ginian aja di malasahin sih. " sahut Monday

"Ya Kak Tegar gak mau aja kamu Ilfill karena nyium aroma kayak gini," kata Tegar, masih dengan rasa malu

Monday terdiam menatap Tegar

"Kalau bicara soal ilfill, seharusnya Monday yang malu dan takut......."

Tegar tahu kemana arah pembicaraan Monday dia pun segera menutup mulut Monday dengan bibirnya. Monday terkejut, karena Tegar mengecupnya. Tegar juga terkejut dengan kelukannya sendiri. Sebenarnya Dia tak ingin mendengar kalimat terusannya itu.

"Jangan sebut itu lagi. Bagi ku kamu masih wanita yang terhormat,"

Monday terjebak dengan kelakuan dan kata-kata Tegar. Cinta mana lagi yang paling romantis yang pernah dia dapat . Hanya cintanya Tegar yang mampu menguatkan dirinya.

"Yuk, pulang, nanti gak keburu Ashar," ajak Tegar dengan senyum.

Monday segera bergegas. Tegar Mengendarai motor dengan cepatnya. Mengejar waktu agar tak ketinggalan ibadahnya.

Tak berapa lama Mereka sampai. Monday segera turun dan Tegar berpamitan.

Monday merogoh tasnya mencari kunci rumahnya. Tapi yang terjadi  Monday tak mendapatkan kuncinya. Dia panik, di keluarkannya semua barang dari tasnya. Di rogohnya semua isi dari saku pakaian. Namun tak juga ketemu.

Monday lalu menghampiri rumah Bu RT dan mencari Tegar. Tegar saat itu sudah masuk ke kamar mandi. Bu RT lalu menyuruh Monday untuk mandi di rumahnya sekalian.

"Monday ini bajunya, sementara pakai baju punya kakaknya Tegar ya. Ayo mandi dulu, keburu habis waktu sholatnya," ucap Mama Tegar.

"Terimakasih Mah, Monday jadi gak enak," sahut Monday

"Halah anggap aja rumah sendiri hehe"

"Yaudah Monday permisi ya Ma, "

Bu RT senang sekali Monday ada dirumahnya. Cepat-cepat dia menyiapkan makan malam untuk Monday.

Suara klontang-klontang dari dapur membuat Tegar keluar dari kamarnya. Tak biasanya dia melihat ibunya memasak dan menyiapkan makanan seperti di kejar maling.

"Mamah kenapa sih masaknya kayak orang buru-buru gitu?" tanya Tegar keheranan.

" Mantu mamah datang," sahut mama singkat.

"Siapa? Kak Rani? " Tegar lalu melihat-lihat suasana rumah yang sepi, dia tak melihat ada kakaknya, keponakanya dan kak Rani.

Tapi Tegar malah terkejut saat dirinya menangkap sosok Monday yang keluar dari kamar mandi belakang dekat dapur. Dia melihat Monday sedang mengeringkan rambutnya yang basah. Dengan pakaian sedikit kebesaran membuat Tegar harus menelan salivanya, baginya Monday amat seksi dengan rambut basah dan pakaian longgar seperti itu.

"Mon, ka-kamu kenapa disini?" tanya Tegar.

"Hehe kunci rumah ku sepertinya tertinggal atau terjatuh di sanggar kak Tegar deh, bisa minta tolong gak kita balik ke sanggar tari," pinta Monday.

"Ooh kunci, bentar ya kak Tegar nelpon satpam dulu, duduk sini Mon," pinta Tegar

"Ah iya," Monday melihat Mamanya Tegar terlalu sibuk di dapur. Monday menghampiri Mama Tegar.

"Mama lagi nyiapin makan malam ya? Monday bantu mah," Monday menawarkan diri.

"Oh No No No , Mama gak mau. Monday duduk aja," kata Mama Tegar.

"Mana bisa gitu mah? Monday kan numpang sementara di sini, masak gak bantu apapun, " ucap Monday sedikit kecewa

"Hmm udah semua sayang, nih mamah tinggal masuk-masuk in aja kok," Mama lalu memanggil Tegar.

"Oh iya, kamu belum sholat kan? Sana sholat dulu," ucap Ibu RT.

"Astaghfirullah, sampai lupa,"

"Disana tempat sholatnya ya Mon," ucap Bu RT yang menunjukkan letak musholla kecil di dalam rumahnya.

"Iya mah, yaudah Monday sholat dulu mah," Ucap Monday yang langsung pergi menuju ruangan khusus sholat.

Tegar yang habis menelepon langsung menghampiri Monday yang sedang mengambil Wudhu. Tegar mengambil Wudhu agak jauh dari Monday.

Setelah itu mereka masuk ruangan sholat yang tidak terlalu besar.

"Kita sholat jamaah yuk, " ajak Tegar.

"Ya, kak," jawab Monday.

Mereka pun melakukan ibadah sholat ashar secara berjamaah. Sangat Khusyuk dan khidmat. Selesai sholat, mereka tak langsung meninggalkan sholat melainkan duduk sebentar untuk membaca sholawat takbir tahmid dan doa-doa.

Ibadah pun selesai, Monday melepaskan mukena sedangkan Tegar melepaskan sarungnya, ia memakai sarung karena memaki celana pendek.

Tegar dan Monday berjalan ke ruang tengah. Ada pesan masuk dan Tegar membukanya.

"Oh ya kata satpam kunci kamu ketemu. Nanti kita ambil sehabis Maghrib ya,"

"Wah bener kan terjatuh di sana, makasih ya kak,"

"Apa sih yang enggak buat kamu, " ucap Tegar menggoda, kemudian mereka asyik bercanda tawa.

Tiba-tiba ada panggilan telepon masuk dari ponsel Tegar. Terlihat nama Nisa di layar ponsel itu. Tegar tak langsung mengangkatnya. Dia sedikit malas jika harus berhubungan dengan Nisa kembali.

Monday ikut melirik dan membuatnya bertanya-tanya di pikirannya sendiri.

"Kenapa Kak Tegar gak angkat?" ucapnya dalam hati.

Setelah dering itu mati, lalu kembali menyusul dering lainnya. Nada dering panggilan itu berubah nada karena pemanggil nomer itu bukan Nisa lagi tetapi orang lain yang Monday tidak kenal.

Tegar melihat kembali siapa pemanggilnya lalu meletakkannya di meja ruang TV. Dia mengabaikan si penelepon itu. 

Monday sedikit melirik siapa penelepon itu, seseorang yang namanya di simpan dengan sebutan Violet.

"Siapa Violet, hemm rupanya Kak Tegar diam-diam banyak fansnya. Kenapa Dia tidak angkat, atau takut karena ada aku disini," gadis itu berkata dalam hati kembali.

"Kak diangkat dong telepon nya," ucap Monday.

"Gak penting sayang," jawab Tegar singkat seraya mengelus pipi Monday.

Dering telepon itu kembali berhenti. Lalu tak berapa lama dering itu kembali bersuara.berkali-kali hingga 7 kali panggilan tetapi kali ini dengan nama yang berbeda lagi, Mona.

"Ada berapa banyak sih cewek yang nelpon Kak Tegar, apa dia seorang playboy," bergumam didalam hati.

"Kak, berisik itu teleponnya diangkat aja gih," ucap Monday memerintahkan untuk segera mengangkat.

"Kakak males, kamu aja yang angkat. Trus bilang hapenya ketinggalan di rumah mu sekalian juga kenalin diri kalau kamu itu pacar kakak," ucap Tegar.

"Emangnya mereka siapa? Sampai Monday harus koar-koar bilang kalau Monday pacar kak Tegar," tanya Monday.

"Ya bukan siapa-siapa cuma temen aja, kakak suruh bilang itu karena mereka suka ngatain kakak jomblo akut hehe," ucap Tegar.

"Astaga jadi ceritanya kak Tegar mau pamer kalo udah punya pacar gitu?"

Tegar mengangguk seraya tertawa kecil. Monday ikut tertawa melihat kelakuan pacarnya itu. Dia kembali menonton TV.

"Kenapa sih gengnya si Nisa nelponin aku, ntar bisa-bisa Monday berpikir kalau aku playboy. Haduh dasar cewek pengganggu, pasti ada sesuatu yang terjadi kalau sampe gengnya nelponin," batin Tegar.