Ayah Dari Anak Ku

Jam menunjukan pukul sebelas malam namun Yuda tak kunjung kembali. Kalila merasakan khawatir takut terjadi apa-apa namun Kalila gak berani menghubungi Yuda lewat telpon atau pun pesan. Kalila pun memutuskan untuk keluar kamar untuk melihat apa Yuda sudah pulang. Namun saat mengintip dari kaca Kalila melihat mobil Yuda sudah terparkir di depan rumah. Kalila pun membuka pintu lalu melangkah mendekati mobil Yuda dan ternyata Yuda sedang merokok.

"Abang kenapa gak masuk? " tanya Kalila membuat Yuda kaget.

"Aku habisin rokok dulu, " jawab Yuda lalu membuang rokoknya.

"Abang dari mana? " tanya Kalila sambil menyenderkan tubuhnya di mobil.

"Dari rumah Dimas, " jawab Yuda santai.

"Ilham sudah reda dari marahnya. Aku sudah kasih dia pengertian, " beritahu Kalila.

Yuda diam saja tidak bicara apa-apa.

"Abang cepat masuk udah malam, " ucap Kalila lalu hendak pergi namun di tahan Yuda.

"Apa keputusan aku salah, dengan menyembunyikan Ilham dan mengakui Ilham sebagai anak tiri? " tanya Yuda pada Kalila.

"Ya coba abang berada di posisi Ilham apa yang akan abang rasakan jika abang tau abang hanya di anggap anak tiri oleh ayah kandung abang sendiri?, itu yang di rasakan Ilham, " jawab Kalila membuat Yuda kaget lalu melepaskan tangannya ya g memegang tangan Kalila.

"Mungkin disini abang egois karena mementingkan harga diri abang dan nama baik keluarga abang tanpa memikirkan perasaan anak abang, anak yang mungkin sangat abang nantikan kehadirannya sejak bersama matan istri abang hanya saja dia lahir bukan di rahim wanita yang abang cintai, tapi di rahim wanita murahan sepeti aku, "ucap Kalila membuat Yuda kaget.

" Maksud kamu apa ngomong seperti itu? "tanya Yuda dengan nada kaget.

" Itukan alasan abang kenapa gak mau mengakui Ilham sebagai anak kandung abang, karena dia lahir bukan dari wanita yang abang cintai tapi dari wanita bayaran sepeti ku, "jawab Kalila.

" Kamu jangan ngomong sembarangan, aku gak pernah kepikiran seperti itu, aku hanya takut jika aku jujur malah membuat Ilham sedih karena dia lahir di luar nikah, "ucap Yuda memberi alasan.

"Tapi dengan keputusan abang seperti ini tetep saja karena yang Ilham mau pengakuan dari ayah kandungnya, " balas Kalila.

Kalila pun berlari masuk dan Yuda menyusulnya lalu menahan Kalila saat si tengah rumah.

"Dengerin aku la, jangan sampai ada kesalahan pahaman lagi di antara kita, " ucap Yuda namun Kalila malah menarik Yuda karena dia gak mau pembicaraan mereka terdengar oleh orang rumah.

Sekarang mereka sudah berada di kamar dan Kalila duduk di tempat tidur dan Yuda dia berdiri di hadapan Kalila.

"Aku tau aku salah aku minta maaf atas keputusan ku untuk menyembunyikan kebenaran tentang Ilham. Namun aku gak pernah menganggap kamu wanita murahan sejak pertama kali kita bertemu. Mungkin dulu sebelum aku tau kebenarannya mungkin iya tapi setelah tau semuanya enggak ada sedikit pun aku berpikiran seperti itu, "penjelasan Yuda.

Kalila dia diam saja karena dia ingin tau apa yang sebenarnya Yuda rencanakan lagi.

" Sejak pertama aku melihat mu jujur aku langsung jatuh hati sama kamu dan saat tau kalau kamu cewek malam itu dan kita punya anak aku berniat untuk menikahi mu namun aku di buat kecewa saat kamu memilih pergi dan menyerahkan Ilham pada ku. Bahkan kamu lebih memilih uang dan itu membuat aku yakin jika kamu sama seperti cewek lain, "lanjut Yuda membuat Kalila kaget.

" Namun semua keluarga besar ku menyuruh ku untuk menikahi kamu di tambah Ilham terus menanyakan kamu akhirnya aku mencari tau alamat rumah mu di kampung dan saat aku menyusul mu aku baru tau kalau kamu ternyata butuh uang buat biaya pengobatan bapak dan dari sana tekad ku untuk menikahi mu semakin besar, "beritahu Yuda.

" Aku benar-benar gak ada niat buat nyakitin kalian namun aku sudah berjanji pada oma jika aku tidak boleh mempublikasikan tentang Ilham yang merupakan anak ku, ".

" Ayah mana yang gak sedih harus berbohong pada sang anak dan tidak mengakuinya, "lanjut Yuda membuat Kalila tau jika selama disini tidka hanya Ilham yang tersakiti tapi Yuda juga.

" Aku minta maaf karena telah menuduh abang yang tidak-tidak, "ucap Kalila mendekati Yuda lalu memeluknya.

" Ada satu hal yang ingin aku kasih tau sama kamu, "ucap Yuda lalu mengambil sesuatu di tasnya lalu dia memberikannya pada Kalila sebuah gelang.

" Ini? "tanya Kalila.

" Kamu ingat tujuh belas tahun laku saat kamu masih kelas lima SD kamu pernah menyatakan cinta pada seorang pemuda kota yang jutek? "tanya Yuda membuat Kalila teringat kejadian itu.

" Jangan bilang kalau itu abang, "ucap Kalila malu.

"Ya itu aku, aku juga baru tau saat bi Inah memberitahu ku, " balas Yuda dan Kalila dia wajah nya sudah merah.

"Aku harap kita bisa memulai semuanya dari awal, " ucap Yuda dan Kalila dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Yuda menarik kalila dalam pelukannya dan Kalila dia memeluk kembali.

"Aku janji masalah Ilham akan aku selesaikan dan aku akan lakukan apa yang kalian inginkan. Namun untuk urusan Sini aku gak bisa janji akan berhasil, " ucap Yuda dan Kalila melepaskan pelukannya.

"Untuk saat ini yang terpenting Ilham untuk urusan Soni aku sudah anggap selesai toh yang ibu katakan ada benarnya karena yang terpenting abang sudah tanggung jawab, " balas Kalila.

Yuda pun menatap wajah Kalila dan Yuda mendekati wajahnya ke wajah Kalila hendak menyatukan bibirnya namun tiba-tiba pintu terbuka.

"Bunda lapar, " Ilham dan meraka langsung menjaga jarak.

Kalila pun mendekati Ilham dan mengajak Ilham ke luar.

"Siapa suruh mogok makan, " omel Kalila pada Ilham.

"Ya habis aku kesal sama ibunya Maura dia asik banget ngomongin aku ke ibu-ibu yang lain, " ucap Ilham dan Kalila di hanya tersenyum.

"Bunda buatin mie gak apa-apa? " tanya Kalila dan Ilham mengangguk.

"Sekalian buatin buat ayah juga ya, " ucap Yuda yang tiba-tiba datang.

"Dih ngapain ayah ngikutin, " ucap Ilham dengan nada kesal.

"Masih marah kamu sama ayah? " tanya Yuda.

"Iya, " jawab Ilham jutek.

"Yakin ni masih marah, ayah gak jadi deh beliin PS nya, " ucap Yuda membuat Ilham berbalik dan menatap Yuda sang ayah.

"Ya udah deh ayah udah aku maafkan, " ucap Ilham lalu melirik Yuda.

"Nah gitu dong jadi anak baik, " ucap Yuda lalu mengusap kepala Ilham.

Kalila dia hanya tersenyum melihat ayah dan anak yang sedang berdebat. Makanan pun siap dan Kalila langsung menyajikannya.

"Em.. wanginya, " ucap Ilham lalu mulai memakannya.