NovelToon NovelToon
Kanvas Hati

Kanvas Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ramadhan

Berawal dari seorang Pelukis jalanan yang mengagumi diam-diam objek lukisannya, adalah seorang perempuan cantik yang ternyata memiliki kisah cinta yang rumit, dan pernah dinodai oleh mantan tunangannya hingga dia depresi dan nyaris bunuh diri.
Takdir mendekatkan keduanya, hingga Fandy Radistra memutuskan menikahi Cyra Ramanda.
Akankah pernikahan kilat mereka menumbuhkan benih cinta di antara keduanya? Ikuti kelanjutan cerita dua pribadi yang saling bertolak belakang ini!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34.

Matahari beranjak naik menyambut datangnya pagi. Pagi yang cerah dan indah itu seakan siap menemani aktifitas Cyra, tapi ia terlihat tidak bersemangat menjalani harinya.

Cyra bersama kedua orang tuanya tengah sarapan. Dia tampak kurang berselera menikmati sarapannya. Papa dan mamanya saling menatap dengan heran.

“Sayang. Kamu kenapa? Menu sarapannya tidak enak, ya?” tanya Mama.

“Lagi enggak mood saja Ma. Enak kok sarapannya,” jawabnya pelan.

“Cerita saja jika ada yang mengganjal di hatimu,” ucap Papa.

Cyra menghela napas panjang. “Papa. Setelah jam kantor selesai aku mau langsung ke Bandung. Tolong berikan satu orang pengawal untukku.”

“Tolong usahakan juga pengawal Papa jangan terlalu mencolok menjagaku,” tambahnya.

“Tidak perlu setelah pulang kerja. Papa sudah meminta Bima mengawalmu mulai jumat pagi ini, dia juga mengikutimu ke Bandung. Tenang saja, dia akan menjaga jarak aman denganmu sayang,” ujar Papa sambil tersenyum.

“Lelaki atau perempuan pengawalnya Pa?” tanya Mama.

“Lelaki saja Ma. Papa terlalu khawatir akan keselamatan Cyra sekarang. Jadi tidak mau ambil risiko untuk ke depannya.”

Papa meraih ponselnya dan menelepon seseorang. “Bima. Kamu masuk ke dalam sekarang! Ketemu dulu dengan Cyra dan mamanya.”

Dijawab olehnya. “Baik Pak. Saya ke dalam sekarang.”

Tak lama mbok Inah membawa masuk seorang pengawal menuju ruang makan.

“Sini Bima! Perkenalan dulu dengan Cyra dan istriku,” pinta Papa.

Bima mengangguk patuh, lalu mengenalkan diri dan bersalaman dengan Cyra dan mama. “Pagi Mbak Cyra dan Ibu Dila, perkenalkan nama saya Bima Reksa,” sapanya sopan.

Cyra mengangguk dengan senyum tipis sedangkan mama mengajaknya ikut sarapan. “Santai saja Bima. Yuk ikut sarapan!”

Bima ingin menolak tetapi segan, akhirnya dia duduk dan ikut sarapan bersama. “Terima kasih Bu.”

Papa dan mama bergantian menjelaskan disela-sela sarapan tentang kegiatan Cyra sehari-hari. Hal utama mengenai si penguntit bernama Andri harus Bima waspadai.

Satu agenda penting yaitu Cyra yang akan pergi ke Bandung sore ini. Tak lupa juga mereka mengingatkan Bima untuk menjaga sikapnya, karena putrinya ini sudah menikah. 

“Baik Pak Rio dan Bu Dila. Saya paham semua dan tahu batasannya, akan menjaga Mbak Cyra dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab,” ujar Bima penuh tekad.

Papa dan mama Cyra tersenyum lega. Putri mereka diwakili Bima untuk menjaganya. Cyra hanya diam dan memperhatikan Bima berbincang sambil meminum kopi favoritnya.

Tak lama kemudian, Bima berjalan lebih dulu sambil menyeret koper Cyra, yang berisi semua perlengkapan untuk ke Bandung nanti.

Bima menunggu Cyra di mobil pilihan papa Rio. Karena mobilnya Cyra sudah dikenali oleh penguntit, makanya diganti oleh papanya.

“Saya panggil kamu Mas, Bang atau Pak?” tanya Cyra saat sudah di mobil, duduk di kursi belakang.

Bima melirik sekilas ke kaca spion tengah. “Terserah Mbak Cyra. Apa saja boleh tidak masalah bagi saya,” jawab Bima sopan.

“Mas Bima saja, ya?” tanya Cyra memastikan.

Bima mengangguk. “Iya Mbak oke,” jawabnya singkat.

“Nanti tunggu sebentar di lobi, ya? Saya minta izin dulu sama bos, agar Mas Bima bisa berada tak jauh dari ruangan saya nanti.”

Bima mengangguk lagi. “Iya Mbak siap.”

Cyra hanya tersenyum tipis mendengar respon Bima, lalu memejamkan matanya menikmati perjalanan. Saat mobil yang dikendarai Bima ini melaju, dari kejauhan pajero hitam Andri mengikutinya. 

Meskipun Cyra ganti mobil, dia sudah menduga pasti Cyra mengganti mobilnya untuk mengelabuinya. Andri tetap mengikutinya sejak keluar dari rumah tadi. Tetapi dia tidak tahu, jika yang mengemudikannya bukanlah Cyra.

“Ini kesempatanku untuk terus mendekatimu Cyra,” batin Andri percaya diri.

Bima yang lama-lama menyadari ada mobil lain yang terus mengikutinya berusaha untuk menghindarinya dengan mempercepat laju mobilnya. Andri tak mau kalah, dia juga menambah kecepatannya.

Cyra yang menyadari mobil yang dikemudikan Bima melaju kencang, lalu menatapnya cemas. “Kenapa Mas Bima? Ada yang membuntutiku lagi, ya?

Bima mengangguk. “Benar Mbak. Sepertinya dia orang yang sama, dengan ciri-ciri mobil yang diinfokan pak Rio pada saya.”

Cyra mendengus dan mengomel. “Dia sepertinya mengabaikan peringatanku, tolong jauhkan dia dari saya Mas Bima!”

Bima mengangguk patuh. “Siap laksanakan Mbak Cyra.”

“Padahal aku tidak merasa menyakiti atau mengabaikannya. Hubungan kami hanya sebatas klien dan perusahaan jasa iklan. Kenapa jadi serumit ini?” keluhnya.

“Mungkin dia awalnya menyimpan perasaan, tapi lama kelamaan perasaannya itu berubah jadi obsesi. Pak Andri ingin memiliki Mbak Cyra sepenuhnya. Ini pendapat saya, mohon maaf jika salah ataupun sok tahu,” ungkap Bima.

Cyra mengangguk setuju. “Memang begitu kok kenyataannya. Mas Bima 100% benar.”

“Saya izin, ya Mbak? Menyalip beberapa kendaraan dan mengebut untuk menghindari kejarannya.”

“Silahkan Mas, jika itu pilihan terbaik saat ini,” jawab Cyra lugas.

Honda Accord silver metallic melaju makin kencang, menyalip beberapa kendaraan dan melewatinya dengan cepat, seolah tak memberi ruang untuk Andri mendekatinya.

Andri tak menyerah begitu saja, dia mengerahkan seluruh kemampuannya. Kedua mobil saling berkejaran, Bima mengemudikan mobil sangat mahir seperti pembalap profesional.

Bima melihat google maps di layar tengah mobil itu, dia mencari jalan alternatif menuju kantor Cyra. Dengan cepat Bima membelokkan mobil keluar dari jalan raya, mengikuti petunjuk navigasi.

Andri yang terhalang dua mobil di depannya tak menyadari kalau mobil Cyra sudah beralih ke jalan lain. Dirinya sangat yakin kalau dia masih berada dekat dengan mobil yang diikutinya.

Cyra melihat jam di tangannya, masih lima puluh menit lagi pukul 08.00. Dia melihat jalan yang tak biasa dilaluinya, tapi tak ingin protes percaya sepenuhnya pada Bima.

Dua puluh menit kemudian akhirnya mereka sampai di gedung kantor PT Gilvy Indonesia.

Bima menurunkan Cyra di lobi. “Mbak Cyra masuk saja duluan, saya mau lihat situasi dulu. Memastikan Andri tidak mendekati Mbak lagi.”

Cyra mengangguk. “Ya. Terima kasih Mas Bima, tolong hati-hati dengannya yang bisa berbuat nekat kapan saja!” Cyra mengingatkan.

“Iya Mbak siap,” jawabnya singkat, lalu berlalu dan mengemudikan mobilnya sedikit menjauh dari kantor Cyra.

Sementara Andri yang sudah kehilangan posisi mobil Cyra memilih terus mengemudikan pajeronya menuju kantor PT Gilvy.

“Ternyata Cyra hebat juga bawa mobilnya, tak hanya cantik tapi mahir mengemudikan mobil,” puji Andri dalam hati.

Saat di depan gedung PT Gilvy, mobil Andri berhenti. Dia mencoba menelepon Cyra, nahasnya nomor yang dia hubungi sudah tidak aktif.

“Sial… sial… berani sekali kamu Cyra!” marah Andri seraya memukul setir mobilnya.

Dia pandangi lama kantor Cyra tersebut, berpikir langkah selanjutnya mendekati perempuan yang dicintainya itu.

Tak lama kemudian, ada seorang lelaki berperawakan tinggi besar datang menghampiri mobilnya dan mengetuk kaca pintu.

“Tok… tok permisi Pak. Tolong buka kacanya!" kata Bima dengan sopan.

Andri mengernyit dan bertanya dalam hati. “Siapa dia?”

Andri lalu membuka kaca pintunya setelah diketuk berkali-kali oleh lelaki tersebut. “Ya. Ada perlu apa Pak? Siapa anda?”

“Siapa saya ini tidaklah penting, yang terpenting Bapak segera menjauh dari kantor ini. Terlebih lagi mendekati bu Cyra. Jika anda masih nekat, saya tidak segan-segan membawa anda ke kantor polisi terdekat!” tegas Bima.

“Bapak pikir saya takut dengan anda? Silahkan saja kalau berani?” tantang Andri.

Bima menahan emosi, lalu membuka paksa pintu mobil Andri dari balik kaca pintunya. “Mari Pak ikut saya kalau begitu!”

***

Sementara di ruangan Cyra. Setelah meletakkan tasnya di meja, Cyra memutuskan ke ruangan bos Gilang lebih dulu. 

“Pagi Bos. Saya ada hal yang ingin disampaikan sebentar boleh?” izin Cyra saat dipersilahkan duduk di sofa.

Bos Gilang mengangguk. “Ya. Apa yang ingin Cyra sampaikan?”

“Saat ini ada insiden pak Andri dari PT Maxwell selalu membuntuti, mengikuti kemanapun saya pergi bahkan mengabaikan peringatan saya.”

“Papa Rio memberi solusi dengan adanya pengawal, yang menjaga setiap saya beraktifitas di luar rumah termasuk kantor.”

“Lalu mengganti nomor ponsel saya dan memblokir akses pak Andri menghubungi saya lagi. Jadi mohon izinnya Bos! Pengawal saya yang bernama Bima bisa berada dekat ruangan saya,” ungkap Cyra dengan detail.

Bos Gilang menyimak penjelasan Cyra. “Dia mengancammu? Melecehkanmu? Apa perlu kita batalkan saja kerja sama proyek berikutnya dengan PT Maxwell?”

1
Syahril Salman
Akhir yang bahagia, semoga Fandy dan Cyra Samawa. Ditunggu kak, karya selanjutnya 🙏😍
Lia Ramadhan 😇😘: baik kak...terima kasih dukungannya🙏🤗😘
total 1 replies
Intan Muthia
mau aja ditempeli ulet bulu terus nih Fandy😩
Syahril Salman
Kayanya udah mendekati akhir cerita ya kak?
Lia Ramadhan 😇😘: Hehehe...ditunggu saja ya kak kelanjutannya🙏🤗
total 1 replies
Intan Muthia
jangan lupa beri pelajaran yg setimpal buat si Mira😡😡
Intan Muthia
Gak bisa bersikap tegas kamu Fandy sorry aja nih di bagian ini aku kurang respect sama kamu mau2 nya masuk rencana licik si mira nanti kalau Cyra tau di tinggalin nangis lo😡😡
Intan Muthia
mau aja di peluk dari belakang meskipun
sudah nolak malah di biarkan ada2 saja nih Fandy😩
Intan Muthia
hawa2 pelakor 😡
Intan Muthia
aku juga tambah sayang🔥🔥🤭
Intan Muthia
Cyra ngambek tuh🤭🔥
Intan Muthia
so sweet bangeet siih😍😍
Intan Muthia
pengantin baruu nempel kaya perangko🤭🔥
Intan Muthia
🥵🥵🥵🔥🔥
Intan Muthia
aduhh pagi2 nih salah waktu buat bacanya😭😭🔥🔥
Lia Ramadhan 😇😘: hehehe...gak papa kak nanggung itu, hajar aja terus😄🤭
total 1 replies
Intan Muthia
🥺🥺🥺
Intan Muthia
Cyra jangan frustasi karena lelaki tukang slengki 🥺
Lia Ramadhan 😇😘: udh frustasi banget itu kak Cyranya😭🥲
total 1 replies
Intan Muthia
di bales tuh kecupannya🤭🔥
Lia Ramadhan 😇😘: menggoda bgt bibirnya dia kak😄🤭
total 1 replies
Intan Muthia
baru mampir nih❤🔥
Lia Ramadhan 😇😘: Alhamdulillah...makasih ya kak intan, mampir jg akhirnya🙏🤗😘
total 1 replies
Syahril Salman
Semangat lanjut kakak othor dan happy weekend 🙏😍
Lia Ramadhan 😇😘: Terima kasih kak, dan happy weekend juga🤗😘
total 1 replies
Syahril Salman
Saya masih mengikuti cerita ini kak, bagi saya tidak masalah dengan alur ceritanya. Tetap semangat dan sehat terus kk othor🙏😍
Syahril Salman: sama-sama kak 😍
total 2 replies
Syahril Salman
semangat lanjut kakak 💪😍
Syahril Salman: sama2 kak😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!