NovelToon NovelToon
Pewaris Sistem Kuno

Pewaris Sistem Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual / Sistem / Kultivasi Modern
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ali Jok

Jaka, pemuda desa yang tak tahu asal-usulnya, menemukan cincin kuno di Sungai Brantas yang mengaktifkan "Sistem Kuno" dalam dirinya.

Dibimbing oleh suara misterius Mar dan ahli spiritual Mbah Ledhek, ia harus menjalani tirakat untuk menguasai kekuatannya sambil menghadapi Bayangan Berjubah Hitam yang ingin merebut Sistemnya.

Dengan bantuan Sekar, keturunan penjaga keramat, Jaka menjelajahi dunia gaib Jawa, mengungkap rahasia kelahirannya, dan belajar bahwa menjadi pewaris sejati bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang kebijaksanaan dan menjaga keseimbangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ali Jok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SINYAL DARI BINTANG-BINTANG

Kalau ada yang bilang hidupku sudah cukup rumit dengan warisan sistem kuno dan makhluk gaib, mereka jelas belum pernah mengalami momen ketika AI di kepalamu tiba-tiba berteriak tentang ancaman alien. Sesaat setelah Generasi Keempat aktif, laboratorium berubah menjadi arena panik tingkat tinggi.

"ULANGI: Sinyal energi terdeteksi dari konstelasi Orion," suara Mar terdengar lebih tinggi dari biasanya. "Tingkat teknologi: jauh melampaui peradaban Bumi. Jarak: 1.345 tahun cahaya. Waktu tiba: tidak dapat diprediksi." Suara Mar keluar dari diriku, semua orang mendengarnya.

Banaspati langsung mengembangkan sayap api maksimal, membuat ruangan terasa seperti sauna. "Apakah ini ancaman baru? Haruskah kita menghancurkan mereka?"

Sekar memandangku dengan wajah pucat. "Jaka? Apa yang harus kita lakukan?"

Mbah Ledhek justru duduk bersila, matanya terpejam. "Tenang, semua. Mari kita dengarkan dulu apa kata sistem Generasi Keempat."

Generasi Keempat, yang sekarang memiliki kesadaran lebih mandiri, tiba-tiba memproyeksikan peta bintang hologram yang detail. "Analisis kami menunjukkan ini bukan ancaman langsung," suara sintesis yang lebih halus dari Mar terdengar. "Ini adalah... panggilan."

"Apa panggilan?" tanyaku, tidak percaya. "Dari siapa? Untuk apa?"

"Data tidak lengkap," jawab Generasi Keempat. "Tapi sinyal ini mengandung kode genetik yang cocok dengan DNA-mu, Pewaris."

Ruangan laboratorium tiba-tiba terasa sangat kecil. Masing-masing dari kami memiliki reaksi yang berbeda terhadap ancaman atau kesempatan baru ini.

Mbah Ledhek tetap tenang namun waspada. "Dalam tradisi leluhur kita, bintang-bintang adalah penunjuk jalan, bukan ancaman. Tapi kita harus berhati-hati. Mungkin kita perlu melakukan ritual konsultasi dengan para leluhur dulu."

Sekar langsung tidak setuju. "Kita tidak punya waktu untuk ritual, Mbah! Jika ini benar-benar ancaman dari luar angkasa, kita harus mempersiapkan pertahanan. Memperkuat sistem, melatih kemampuan, memperingatkan pihak berwenang—"

"Tidak perlu memperingatkan siapa-siapa," sela Banaspati dengan keras. "Aku bisa merasakan niat mereka melalui energi. Biarkan aku yang menghadapi mereka."

Aku sendiri merasa kepala mau meledak. Warisan Generasi Keempat menawarkan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang kubayangkan, aku bisa merasakan setiap getaran energi di laboratorium, bisa menghitung setiap variabel dengan kecepatan luar biasa. Tapi semua itu membuatku merasa... semakin tidak seperti diriku sendiri.

"Mar," bisikku dalam hati. "Apa yang harus kulakukan?"

"Analisisku menunjukkan kemungkinan 67% ini terkait dengan penelitian orang tuamu tentang sistem antarbintang. Tapi ada 33% ketidakpastian yang berbahaya."

"Terima kasih, sangat membantu," gumamku sarkastik.

Generasi Keempat tiba-tiba menyela. "Pewaris, kami menyarankan pendekatan berbeda. Daripada takut atau menyerang, mari kita coba memahami."

Aku memandang sekeliling ruangan, Mbah Ledhek dengan kebijaksanaan tradisionalnya, Sekar dengan kepraktisannya, Banaspati dengan loyalitas tanpa syaratnya, dan dua sistem AI yang sekarang seperti kakak beradik yang sering tidak sepaham.

"Kalian semua benar," kataku akhirnya, membuat mereka terdiam. "Dan kalian semua juga salah."

Sekar mengangkat alis. "Apa maksudmu?"

"Mbah Ledhek benar bahwa kita perlu kebijaksanaan leluhur. Sekar benar bahwa kita perlu persiapan praktis. Banaspati benar bahwa kita harus waspada. Dan sistem," aku menunjuk ke hologram yang berkedip-kedip, "benar bahwa kita perlu memahami dulu."

Tapi kemudian suaraku menjadi lebih tegas. "Tapi kita tidak akan melakukan itu dengan cara masing-masing. Kita akan melakukannya bersama-sama. Dengan cara kita."

Aku memutuskan untuk menggunakan semua sumber daya yang ada, teknologi mutakhir Generasi Keempat, spiritualitas yang diajarkan Mbah Ledhek, kepraktisan Sekar, insting protektif Banaspati, dan analisis Mar.

"Generasi Keempat," perintahku. "Analisis sinyal itu dengan semua kemampuanmu. Cari pola, makna, apa pun yang bisa membantu kita memahami."

"Mbah Ledhek, tolong lakukan ritual konsultasi leluhur. Tapi dengan bantuan teknologi, mungkin kita bisa memperkuat sinyal spiritual dengan energi sistem."

"Sekar, persiapkan pertahanan terbaik kita. Pelajari kelemahan sistem kita, dan cara memperbaikinya."

"Banaspati... kau yang akan menjadi sensor kita. Jika ada yang terasa salah, kau yang pertama tahu."

Dan yang terpenting, aku memutuskan untuk tidak membiarkan kekuatan Generasi Keempat menguasai diriku. Aku tetap manusia,ndengan semua ketidaksempurnaan, keraguan, dan emosinya.

Beberapa jam berikutnya penuh dengan aktivitas intens. Generasi Keempat bekerja tanpa henti menganalisis sinyal, sementara Mbah Ledhek memimpin ritual dengan bantuan proyeksi hologram yang memperkuat energi spiritual.

Yang mengejutkan, kedua pendekatan itu justru saling melengkapi.

"Mbah!" teriakku suatu saat. "Ritualmu membantu sistem memecahkan kode yang tidak bisa diurai dengan logika biasa!"

Mbah Ledhek tersenyum bangga. "Teknologi dan spiritualitas bukanlah musuh, Nak. Mereka adalah dua sisi mata uang yang sama."

Sekar dan Banaspati bekerja sama dalam hal yang tidak terduga, Sekar mengajari Banaspati cara membaca data energi, sementara Banaspati mengajari Sekar cara merasakan niat melalui getaran energi.

Dan kemudian, penemuan besar datang.

"Pewaris!" panggil Generasi Keempat. "Kami berhasil memecahkan kode utamanya."

Di layar utama, sebuah pesan mulai terbentuk, bukan dalam bahasa manusia mana pun, tapi dalam "bahasa jiwa" yang langsung bisa kami pahami.

"Pesan ini untuk Generasi Keempat Pewaris Sistem Bumi," bunyi pesan itu. "Kami adalah Penjaga Galaksi, entitas yang menjaga keseimbangan sistem bintang. Sistem yang kau aktifkan adalah bagian dari jaringan galaksi yang lebih besar."

Semua orang terdiam, tidak percaya.

"Orang tuamu bukan hanya peneliti biasa, mereka adalah Duta Bumi yang ditunjuk oleh kami. Kematian mereka... bukan kecelakaan."

Aku terduduk, lutut terasa lemah. "Apa?"

"Musuh yang sama yang membunuh orang tuamu sekarang mencarimu. Dan mereka sudah dekat."

Kekacauan pun terjadi lagi, tapi kali ini lebih terorganisir.

"Mar, beri tahu kami semua yang kau tahu tentang Penjaga Galaksi ini," perintahku.

"Generasi Keempat, analisis setiap kemungkinan ancaman dan cara mengatasinya."

"Sekar, kita butuh strategi pertahanan multi-level."

"Banaspati, kau yang akan melatih kita untuk merasakan energi asing."

Dan yang paling penting, aku akhirnya memahami sepenuhnya warisan yang kubawa. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Bumi, tapi tentang mengambil tempat orang tuaku dalam jaringan kosmis yang lebih besar.

Mbah Ledhek mendekat, meletakkan tangan di bahuku. "Ini jauh lebih besar dari yang kubayangkan, Nak. Tapi kau tidak sendirian."

Sekar menggenggam tanganku. "Kita hadapi ini bersama."

Banaspati membungkuk. "Sumpahku tetap, aku akan melindungimu sampai akhir."

Bahkan kedua sistem AI menyatakan kesetiaan mereka. "Kami berfungsi untuk melayanimu, Pewaris," kata Generasi Keempat.

"Dan aku... aku bangga menjadi bagian dari ini," tambah Mar dengan emosi yang terdengar nyata.

Aku menarik napas dalam, memandangi mereka semua, keluarga anehku yang terdiri dari guru spiritual, pejuang air, makhluk api, dan dua AI yang semakin manusiawi.

"Baik," kataku dengan suara yang lebih percaya diri dari yang kurasakan. "Mari kita sambut tamu kita, entah itu teman atau musuh. Tapi ingat," aku tersenyum kecil, "kita punya kejutan untuk mereka."

Karena siapa sangka bahwa pewaris sistem kuno dari Jawa akan menjadi kunci dalam konflik galaksi? Tapi itulah hidupku, selalu penasaran apa yang akan terjadi berikutnya.

Dan untuk pertama kalinya, aku benar-benar siap menghadapinya.

1
ShrakhDenim Cylbow
Ok, nice!
Walaupun latar belakangnya di Indonesia, tapi author keren gak menyangkut-pautkan genre sistem dengan agama🤭
ShrakhDenim Cylbow: Bagoos💪
total 2 replies
Marchel
Cerita yang bagus lanjutkan kak..
Ali Asyhar: iyaa kak terimakasih dukungannya
total 1 replies
Ali Asyhar
semoga cerita ini membuat pembaca sadar bahwa mereka penting untuk dirinya
T A K H O E L
, , bagus bro gua suka ceritanya
bantu akun gua bro
Ali Asyhar: oke bro
total 5 replies
Ali Asyhar
otw bro
Vytas
semangat up nya bro
Vytas
mampir juga bro,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!