Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalian melupakan sesuatu?
"Kai kamu mendengarku? Kai?!" Nania menepuk-nepuk pipi pria yang dicintainya itu dengan lembut.
Dokter dan perawat tergopoh-gopoh memasuki ruangan.
"Saya cek sebentar Nona" Nania mundur dari kursi tempatnya duduk dan menatap dokter memeriksa tubuh Kai satu persatu.
Ia menempelkan stetoskop dengan hati-hati ke bagian dada Kai beberapa kali.
perlahan mata Kai membuka sedikit-demi sedikit.
Senyum sumringah terpancar di bibir Nania.
ia menggenggam erat tangan Kai yang perlahan mulai menghangat.
"Kai, ini aku Nania" bisiknya lembut ketelinga Kai berharap pria itu mendengarnya.
lagi-lagi jemarinya bergerak tanda paham. Namun matanya masih setengah terbuka. Mulutnya masih bungkam.
Dokter menghela nafas seraya tersenyum. "syukurlah tuan Kai kondisinya membaik, tekanan darah nya normal, jantung nya juga tidak ada masalah. meskipun begitu tubuhnya akan membutuhkan waktu untuk bergerak lagi secara normal" ucap dokter itu memberi penjelasan.
"suster besok pagi tolong cek lagi kesehatan pasien ya" Dokter itu memberi instruksi pada perawat yang datang bersamanya.
Nania mengangguk senang, terimakasih dokter! , matanya berkaca-kaca terharu. akhirnya Kai sadar. pekiknya dalam hati.
Setelah berpamitan, Dokter dan perawat jaga meninggalkan ruangan.
"Anggara...." pekik Nania senang, ia menoleh ke arah Anggara yang berdiri kaku di dekat pintu masuk. seketika suaranya terputus melihat raut wajah Anggara yang murung.
"Syukurlah Na" Anggara berusaha tersenyum menyembunyikan hatinya nya yang perih. walaupun terlihat jelas diwajahnya itu senyum yang dipaksakan
mata pria itu mengerling menutupi buliran air mata yang mulai menggenang.
Nania salah tingkah,ia menggigit bibirnya kikuk. senyumnya berubah jadi tatapan iba. ia tidak ingin egois menyakiti hati Anggara disaat yang bersamaan.
Bagaimanapun ia tahu betul rasanya melihat seseorang yang disayangi justru lebih mencintai orang lain.
maafkan aku Anggara bisiknya dalam hati.
***
"Mau kemana kau Abimanyu?" Karen menatap punggung kakak nya dengan raut wajah khawatir.
Ia memasukkan pakaiannya kedalam sebuah tas jinjing bersiap akan pergi.
"apa yang ingin kamu lakukan nak?" desak Amira mencoba mendudukkan badannya dan menyenderkan punggungnya dikasur.
Tiba-tiba saja Abimanyu berpamitan ingin keluar negeri lagi.
"tenanglah, aku akan kembali, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" ucap Abimanyu seraya tersenyum ke arah Mommy dan adiknya Karen.
Ia membawa satu jinjing tas besar dan tas pinggang sebagai peletak handphone nya
"ini begitu tiba-tiba, kakak lihat sendiri bukan kondisi Mommy masih sakit," Wajah Karen terlihat mengiba berharap kakaknya tidak benar-benar pergi.
Ia melebarkan senyumnya sekali lagi, menatap adiknya dengan tatapan yang tulus.
"kau tenang saja gadis kecil, aku akan segera kembali" dengan mengenakan jaket hitam dan ditutupi topi ia melangkah keluar dari pintu kamar hotel dan melewati lobi hotel yang dipenuhi wartawan.
beberapa ada yang sengaja menginap untuk mencari fakta terbaru dari kasus Gerard.
Ck... apa mereka tidak bisa mencari berita lain, selain membuntuti keluargaku decihnya kesal
Untung saja media tidak begitu mengenal Abimanyu putra Gerard Kusuma. Pemuda dibalik layar atas suksesnya berbagai proyek besar keluarga Kusuma di luar negeri.
Abimanyu jarang tampil di publik, jika ada siaran pers atau sesi wawancara yang selalu tampil adalah Gerard, karena ia tidak suka tampil tersorot kamera dan menjadi terkenal.
ia melangkah bebas keluar meninggalkan lobi hotel, berjalan dengan hati-hati seraya menundukkan kepalanya yang ditutupi topi dan masker.
langkah nya ia percepat saat taxi online yang ia pesan masuk ke parkiran hotel yang agak jauh dari keramaian seperti yang ia instruksi kan sebelumnya.
gerakannya tegas namun perlahan dan hati-hati membuat wartawan yang duduk berkelompok tidak menyadari kehadirannya.
"Aku sudah dapat alamatnya" gumam Abimanyu dalam hati.
notif pesan dari seseorang diseberang telpon mengirimkan dengan jelas alamat sepasang sejoli yang sekarang sedang kabur keluar negeri
"ke bandara pak" serunya kepada supir taxi.
"baik tuan" pria itu melajukan mobilnya ditengah jalanan yang ramai. menuju bandara.
sesampainya di bandara...
penumpang dengan nomor pesawat G920 tujuan negara S silahkan memasuki pintu boarding sebelah kanan
pengumuman boarding menggema diseluruh area bandara.
Cepat-cepat ia menjinjing tasnya menuju ruang boarding pesawat. Kali ini ia menaiki kelas ekonomi karena ia tahu, wartawan pasti mencari jejak keluarga Kusuma melalui data VIP.
pesawat yang ditumpangi Abimanyu malam itu take off membelah langit malam menuju negara s,
Biasanya ia keluar negeri adalah mengurus pekerjaan, namun berbeda kali ini,
Ia mencari dua orang yang telah menghancurkan kehidupan Mommy nya
Gerard Kusuma dan Hanny Wijaya ! kalian melupakan sesuatu!
Senyum iblis melebar dibibirnya.