Setelah sekian lama berperang di medan perang akhirnya kembali ke tanah kelahirannya untuk mencari cinta sejati.
Tidak ada yang tahu dengan identitasnya yang sebenarnya.
Dia adalah pemimpin organisasi yang di takuti oleh dunia.
Bagaimana kisah Jendral Perang mencari cintanya....
Yukk... simak ceritanya...
jangan lupa untuk
Like 👍
Vote 🎟️
Komen 💬
Dan favoritkan ❤️ biar tidak ketinggalan update.
R"Azk 🥇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rivaldi AZK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Semua Kekuatan Berkumpul
Semua Kekuatan Berkumpul
"He…he…he… haruskah kita berterima kasih kepada keluarga Handoko…?" Tanya Viky kepada Aldo, dengan senyum anehnya.
"Mungkin… he…he…he… mafia terbesar di dunia saja tidak mampu mengumpulkan kita sebanyak ini… keluarga Handoko sangat hebat mampu mengumpulkan kita semua di sini he…he…he… haruskah kita memberikan apresiasi kepada keluarga Handoko ini…" Jawab Aldo dengan tersenyum. tapi tersirat nada yang merendahkan.
Baik Viky atau pun Aldo mereka tidak memandang keluarga Handoko sebagai musuh mereka, karena bagi mereka keluarga Handoko adalah keluarga kelas 2 di banyak kota di Montana, sangat mudah untuk menghancurkan keluarga Handoko, bagai membalikan telapak tangan.
Setelah Aldo berkata, terlihat dari kejauhan banyak sekali cahaya lampu dari mobil yang beriringan menuju ke arah Viky.
"Cepat sekali mereka sampai… bagus lah kalau begitu… bisa cepat selesai masalah ini…" Gumam Viky.
Kemudian Viky melirik ke arah Aldo.
"Perintahkan semua orang untuk tidak menghadang di bawah… biarkan mereka naik ke atas… akan kesulitan jika mereka di hadang di bawah… bahkan mereka tidak akan punya harapan untuk bisa naik ke sini…" Perintah Viky kepada Aldo
"Baik Tuan…" Setelah Aldo menerima perintah, dia langsung memberi perintah kepada semua pasukan untuk tidak menyerang dulu keluarga Handoko, biarkan keluarga Handoko untuk naik ke atas bukit.
Di bawah bukit iringan mobil dari pasukan keluarga Handoko telah tiba, mereka semua bergegas membentuk sebuah barisan dan bersiap pergi menuju ke atas bukit.
Wajah Luky Handoko terlihat rumit, melihat bahwa di sekitar bukit terdapat banyak orang-orang dari kepolisian sedang berjaga di sana, kemudian dia menghampiri seseorang yang terlihat seperti pemimpin orang-orang dari kepolisian.
"Siapa kamu…? dan apa yang sedang kamu lakukan di sini…?" Tanya Luky kepada orang tersebut dengan tatapan tajam, dan aura membunuh yang menekan
"Sa-Saya… He-Hendar Laksono kepala kepolisian daerah barat Kota Taraka… Sa-saya di tugaskan oleh kepolisian pusat Kota Taraka untuk mengamankan daerah sini…"Jawab Orang tersebut, dengan terbata-bata dan tubuh gemetar karena merasakan aura membunuh yang pekat menekan dirinya.
"Kamu cepat pergi dari sini dan tarik semua pasukan kamu… jangan pernah ikut campur tentang masalah disini atau kamu akan menyesali atas perbuatan kamu di masa depan…" Ucap Luky kepada Hendar, dengan nada memerintah dan tatapan yang tajam ke arah Hendra.
Tanpa mendengar jawaban dari Hendar, luky pun pergi meninggalkan Hendar menuju ke atas bukit, Baginya hanya kepala kepolisian biasa seperti Hendar tidak masuk hitungan dan hanya akan membuang-buang waktunya mengurus hal yang tidak penting.
"Keluarga Handoko!…… Dengan kekayaan yang tidak terhitung, di tambah dengan kekuatan pasukan yang begitu besar, Keluarga Handoko memang pantas mendapat julukan keluarga No 1 di Kota Taraka…" Gumam Hendra yang melihat ke arah punggung luky yang pergi meninggalkan dia dan menuju ke arah bukit.
Setelah Luky pergi menjauh Hendar hanya bisa mengikuti perintah dari luky dan menarik pasukannya, Hendar tidak bodoh, dia yang hanya seorang kepala kepolisian biasa, tidak akan mampu melawan keluarga No 1 di Kota Taraka, apalagi sekarang dengan jumlah orang yang dia bawa tidak lebih dari 100 orang, mana mungkin dia bisa menang melawan pasukan yang berjumlah tidak kurang dari 2000 orang.
Akhirnya Hendra bisa bernapas lega karena kepala keluarga Handoko tidak mempermasalahkan atas keberadaannya di sana, hatinya merasa ketakutan melihat pasukan yang begitu banyak.
Tidak lama setelah orang-orang dari keluarga Handoko pergi ke atas bukit, orang-orang dari kepolisian pusat Kota Taraka pun datang, terlihat seorang pria paruh baya turun dari mobil yang paling depan.
Hendar yang melihat bahwa orang yang baru saja turun dari mobil adalah kepala kepolisian pusat Kota Taraka, dia bergegas berlari menemui pria paruh baya tersebut.
"Direktur… Direktur Levi apa yang harus kita lakukan sekarang…? aku tadi di perintahkan oleh Tuan Ritz Jendral tertinggi Divisi Perang Montana untuk berjaga di sekitar sini tapi barusan kepala keluarga Handoko, Luky Handoko memperingatkan aku jangan ikut campur dan segera menarik pasukan yang ada… aku jadi bingung harus berbuat apa…? " Tanya Hendar dengan sopan dan penuh kebingungan kepada pria paruh baya tersebut.
"Kamu lebih utamakan perintah dari Tuan Ritz, sekarang Kamu bawa semua orang untuk tetap berjaga di sekitar sini, jika kamu kekurangan orang, kamu bisa bawa pasukan yang aku bawa… setelah semua selesai kita pergi ke atas akan aku tunjukan kepada kamu betapa sedikitnya wawasan yang kamu miliki dan betapa luasnya dunia ini…" Jawab Levi dengan santai.
"Baik Direktur… segera akan saya laksanakan…!" Jawab Hendar, dan dengan segera dia melaksanakan perintah dari atasannya, Walau banyak pertanyaan di hatinya dia hanya bisa mengikuti perintah, dan menunda segala pertanyaan yang muncul di dalam kepalanya.
Dengan cepat perintah dari Levi di laksanakan oleh Hendar, dan Hendar kembali menemui levi yang berada di tempat awal dia berada.
"Direktur levi… semua perintah sudah saya laksanakan…" Ucap Hendar yang melapor kepada Levi.
"Baiklah… sekarang kita menuju ke atas bukit…" Ucap Levi sambil berjalan menuju ke atas bukit.
"Direktur… sebenarnya siapa orang yang berada di atas bukit itu…? sampai-sampai dia bisa mendatangkan pasukan yang begitu besar dari keluarga Handoko…?" Tanya Hendar yang penasaran.
"Kamu akan mengetahuinya nanti setelah kita berada di atas sana dan…" Belum sempat Levi menyelesaikan kata-katanya, dia di cegat oleh dua orang dengan tubuh tinggi besar, karena di sana kekurangan cahaya Levi dan Hendar tidak bisa melihat wajah dari dua orang tersebut, hanya terlihat bayangannya saja
"Apa kalian berdua termasuk dari orang-orang keluarga Handoko…?" Tanya salah satu dari orang yang mencegat levi, dengan aura dingin serta tatapan tajam.
"Bukan… aku adalah orang dari kepolisian dan akan menjadi saksi atas kejadian yang terjadi 4 tahun yang lalu…" Jawab Levi dengan wajah pucat dan tubuh gemetar serta keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
Hendar yang berada di samping levi pun tubuhnya ikut gemetar, Walau keadaan di sana sangat gelap tapi aura serta tatapan orang yang berada di depannya itu sungguh terasa, bagaikan di tatap oleh dua ekor harimau yang siap menerkam mangsanya dari arah kegelapan.
"Biarkan mereka pergi ke atas… nanti aku yang akan berbicara kepada lord Jendral…" Ucap seseorang yang datang dari arah belakang Levi dan Hendar.
Levi dan Hendar dengan reflek melihat ke belakang, ke arah sumber suara tersebut. dengan sedikit usaha akhirnya Levi bisa mengenali siapa orang tersebut.
"Tuan Ritz… Terima kasih Taun sudah membiarkan kami untuk naik keatas bukit…" Ucap Levi dengan nada yang sangat sopan.
"Aku membiarkan kalian pergi ke atas tidak dengan gratis… kamu bisa menjelaskan kejadian 4 tahun yang lalu kepada Lord Jendral nanti, dan untuk masalah yang lain, berharap lah Lord Jendral bisa melepaskan kalian…" Ucap Ritz dengan santai dan berjalan menuju ke atas bukit.
...****************...
Terima kasih sudah membaca :
...✨Jendral Perang✨...
Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di
kolom komentar.
❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :
...Like👍...
...Komen💬...
...Vote🎟️...
...Hadiah🎁...
...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...
...Terima kasih🙏...
...R"Azk 🥇...